Anda di halaman 1dari 35

SISTEM

SISTEMPEMUNGUTAN
PEMUNGUTANPAJAK
PAJAKDAERAH
DAERAH

Jakarta, 19 Oktober 2023


Jakarta, 19 Oktober 2023
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Curriculum Vitae
Nama : Moh Yazid, S.E, S.H., M.A., BKP.
Tempat, Tgl Lahir : Semarang, 21 Februari 1978
Pendidikan :
1. D3 Pajak STAN-Prodip Jakarta
2. S1 Akuntansi STIE Jagakarsa, Jakarta
3. S1 Hukum, STIH Dharma Andhiga, Bogor
4. S2 Administrasi Publik, STIAMI, Jakarta
Email : yazid@taxflash.id
Hp : 0812-9503-5758
Pekerjaan :
1. 2022-…. TaxFlash Nusantara Mandiri (Managing Director)
2. 2021-2022 Taxindo Prime Consulting (Tax Partner)
3. 2020-2021 Jakarta Strategic Consulting (Senior Manager Tax Litigation and Advisory)
4. 2019-2020 KPP Pratama Makassar Utara (Tax Auditor)
5. 2018-2019 KPP PMA Empat (Tax Auditor)
6. 2015-2018 KPP PMB (Tax Auditor)
7. 2011-2015 KPP PMA Empat (Tax Auditor)
8. 2007-2011 KPP Madya Palembang (Tax Auditor)
9. 2004-2007 Karikpa Jakarta Satu (Tax Auditor)
10. 2002-2004 KPP Makassar Selatan (Tax Auditor)
11. 1999-2002 KPP Ujungpandang (Tax Auditor)
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Abstraksi

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


➢ Dalam rangka mengalokasikan sumber daya nasional secara lebih efisien, Pemerintah
memberikan kewenangan kepada Daerah untuk memungut Pajak dan Retribusi dengan
penguatan melalui:
✓ restrukturisasi jenis Pajak, pemberian sumber-sumber perpajakan Daerah yang baru,
✓ penyederhanaan jenis Retribusi, dan
✓ harmonisasi dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

➢ Restrukturisasi Pajak dilakukan melalui reklasifikasi 5 (lima) jenis Pajak yang berbasis
konsumsi menjadi satu jenis Pajak, yaitu Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT).

➢ Objek PBJT merupakan penjualan, penyerahan, dan/atau konsumsi barang dan jasa
tertentu yang meliputi:
✓ Makanan dan/atau Minuman;
✓ Tenaga Listrik;
✓ Jasa Perhotelan;
✓ Jasa Parkir; dan
✓ Jasa Kesenian dan Hiburan.
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
➢ Restrukturisasi Pajak atas PBJT ini memiliki tujuan untuk
✓ menyelaraskan Objek Pajak antara pajak pusat dan pajak daerah sehingga
menghindari adanya duplikasi pemungutan pajak;
✓ menyederhanakan administrasi perpajakan sehingga manfaat yang diperoleh lebih
tinggi dibandingkan dengan biaya pemungutan;
✓ memudahkan pemantauan pemungutan Pajak terintegrasi oleh Daerah; dan
✓ mempermudah masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, sekaligus
mendukung kemudahan berusaha dengan adanya simplifikasi administrasi
perpajakan.

➢ PBJT juga mengatur perluasan Objek Pajak seperti atas parkir valet, objek rekreasi, dan
persewaan sarana dan prasarana olahraga (objek olahraga permainan).

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Pengertian Pajak

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Di Indonesia pajak merupakan kewajiban yang harus dibayarkan
oleh setiap warga negara yang telah memenuhi syarat subjektif
dan objektif untuk membayar pajak.

Pasal 23 A UUD 1945 yang berbunyi “Pajak dan pungutan lain


yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang”.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Pengertian Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
#Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)

Pembayaran pajak sangat penting dalam kehidupan bernegara. Masyarakat perlu memiliki pemahaman
dasar perpajakan yang baik untuk dapat menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan pajak.
Pemahaman tersebut antara lain sebagai berikut:
✓ fungsi pajak
✓ jenis pajak & jenis pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
✓ asas pemungutan pajak
✓ sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia
✓ asas pengenaan pajak di Indonesia

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Fungsi Pajak
▪ Fungsi Anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk
menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya.
▪ Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak
bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
▪ Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan
stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
▪ Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk
juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Jenis Pajak
Penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah.

Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah DJP
serta di Kantor Pusat DJP.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Jenis Pajak (lanjutan)

▪ Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang


dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
▪ Untuk pengadministrasian yang
berhubungan dengan pajak derah, akan
dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan
Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau
Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh
Pemerintah Daerah setempat.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Asas Pemungutan Pajak – Adam Smith
1. Asas Equality (Keseimbangan atau Keadilan)
Bahwa dalam hal pemungutan pajak, negara harus menyesuaikan dengan kemampuan dan juga penghasilan yang
diperoleh atau diterima dari Wajib Pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif atau seenaknya sendiri dalam
hal melakukan pemungutan pajak terhadap Wajib Pajak.
Bahwa Wajib Pajak yang memiliki kemampuan lebih dan harta yang dimiliki juga banyak, maka pemungutan pajak
yang dibebankan kepadanya juga dengan tarif yang tinggi disesuaikan dengan kemampuan ekonomis yang
dimilikinya.
2. Asas Certainty (Kepastian Hukum
Asas ini menunjukkan bahwa semua pungutan pajak harus didasarkan pada Undang-Undang (UU) yang berlaku,
sehingga bagi pihak-pihak yang melanggar atas pungutan pajak ini akan dikenakan sanksi hukum yang sesuai
dengan UU.
Penetapan pajak harus dilakukan secara transparan sesuai dengan hukum yang berlaku, yaitu UU.
3. Asas Convinience of Payment (Tepat Waktu)
Pungutan pajak harus berdasarkan dengan saat yang tepat bagi Wajib Pajak (saat yang paling baik). Misalnya
adalah disaat wajib pajak baru menerimakan penghasilannya atau menerima hadiah.
Hal ini bertujuan agar Wajib Pajak tidak merasa dibebani atau keberatan atas pajak yang dipungut.
4. Asas Efficiency (Efisiensi atau Ekonomis)
Asas ini terkait dengan biaya pemungutan pajak yang diusahakan untuk dapat sehemat mungkin. Asas ini menjadi
patokan agar tidak terjadi biaya pemungutan pajak yang lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemungutan pajak harus dilakukan secara tepat dan benar agar tujuan dari
pemungutan pajak ini dapat tercapai.
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan adalah mekanisme yang mengatur bagaimana hak dan kewajiban perpajakan suatu wajib pajak dilaksanakan.
▪ Official Assessment
Besarnya pajak yang terutang ditetapkan sepenuhnya oleh institusi pemungut pajak. Wajib pajak dalam hal ini bersifat
pasif dan menunggu penyampaian utang pajak yang ditetapkan oleh institusi pemungut pajak.
▪ Self Assessment
Besarnya pajak yang terutang ditetapkan oleh wajib pajak. Kegiatan menghitung, memperhitungkan, menyetorkan
dan melaporkan pajak yang terutang dilakukan oleh wajib pajak. Peran institusi pemungut pajak mengawasi melalui
serangkaian tindakan pengawasan maupun penegakan hukum (pemeriksaan dan penyidikan pajak).
▪ Sistem Perpajakan Indonesia
Sejak perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan pada tahun 1983 (reformasi perpajakan
Indonesia) menggantikan peraturan perpajakan yang dibuat oleh kolonial Belanda (ordonansi PPs 1925 dan ordonansi PPd
1944), Indonesia telah mengganti sistem pemungutan pajaknya pula dari sistem Official Assessment menjadi sistem Self
Assessment.
Kepercayaan diberikan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri
jumlah pajak yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Asas Pengenaan Pajak
Dalam mengenakan pajak terhadap wajib pajak, institusi pemungut pajak harus memerhatikan berbagai faktor terkait sumber
penghasilan atau manfaat (objek pajak) dan penerima penghasilan atau manfaat (subjek pajak) yang selanjutnya dikenal sebagai
asas pengenaan pajak.
▪ Asas Domisili (Domicile, Residence Principle)
Negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila
untuk kepentingan perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk atau berdomisili di negara itu atau badan
yang berkedudukan di negara itu. Dalam kaitan ini, tidak dipersoalkan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak
itu berasal.
▪ Asas Sumber (Source Principle)
Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi
atau badan yang bersangkutan dari suatu negara.
▪ Asas Kebangsaan, Nasionalitas, Kewarganegaraan (Nationality, Citizenship Principle)
Landasan pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan.
Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Asas Pengenaan Pajak

Pemerintah Indonesia pada dasarnya menganut asas pengenaan pajak atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan dari luar
negeri.

Untuk wajib pajak dalam negeri, pengenaan pajak didasarkan atas asas domisili.

Bagi warga negara asing yang tinggal dan memperoleh penghasilan di Indonesia, dilakukan pengecekan batas waktu untuk
menentukan apakah orang pribadi atau badan termasuk wajib pajak dalam negeri (tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam 12 bulan), atau termasuk wajib pajak luar negeri (tinggal di Indonesia maksimal 183 hari dalam 12 bulan).

Bagi wajib pajak luar negeri, hanya dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh di Indonesia saja.

Selanjutnya diatur perjanjian perpajakan antar negara untuk menghindari pemajakan berganda.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Pajak dan Retribusi Daerah
(PDRD)

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Pajak dan Retribusi Daerah

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Pajak dan Retribusi Daerah

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Peraturan Pajak Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang


Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (UU HKPD)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2023


Tentang Ketentuan Umum Pajak dan Retribusi Daerah (PP KUPD)

Perda masing-masing daerah

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Definisi-definisi
▪ Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
▪ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
▪ Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia
▪ Kepala Daerah adalah gubernur bagi Daerah provinsi atau bupati bagi Daerah kabupaten atau wali kota
bagi Daerah kota.
▪ Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan dan/atau retribusi daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
▪ Peraturan Daerah (Perda) atau yang disebut dengan nama lain adalah Perda provinsi dan Perda
kabupaten/kota.
▪ Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Perkada adalah peraturan gubernur dan bupati/wali
kota.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Definisi-definisi
▪ Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
▪ Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
▪ Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenai Pajak.
▪ Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar Pajak, pemotong Pajak, dan pemungut
Pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
▪ Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran Pajak,
termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
▪ Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan barang, Jasa,
dan/atau perizinan.
▪ Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan diwajibkan
untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut retribusi tertentu.
▪ Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek Pajak atau
Retribusi, penentuan besarnya Pajak atau Retribusi yang terutang sampai kegiatan Penagihan Pajak atau
Retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah
➢ kontribusi wajib kepada Daerah
➢ yang terutang oleh orang pribadi atau badan
➢ yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
➢ dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
➢ digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak Daerah dikenakan pada setiap orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Jenis Pajak yang Dipungut Dipungut oleh

Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota


▪ Pajak daerah dibedakan menjadi dua
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
bagian yaitu yang dipungut oleh a Pajak Kendaraan Bermontor (BKB); a
(PBB-P2);

pemerintah provinsi dan yang


dipungut oleh pemerintah b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB); b Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);

Kabupaten / Kota.
c Pajak Alat Berat (PAB); c Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT);

▪ Pajak daerah dipungut oleh Daerah


yang setingkat dengan Daerah d
Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d Pajak Reklame;
(PBBKB);
provinsi yang tidak terbagi dalam
daerah kabupaten/kota otonom.
Pengambilan dan/atau Pemanfaatan Air
e e Pajak Air Tanah (PAT);
# Pasal 4 UU HKPD Permukaan (PAP);

f Pajak Rokok; dan f Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB);

Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan


g g Pajak Sarang Burung Walet;
(MBLB).

h Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

i Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Jenis Pajak yang Dipungut (lanjutan)

➢ Pemerintah Daerah dilarang memungut Pajak selain jenis Pajak yang telah diatur
Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2).
➢ Jenis Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) dapat
tidak dipungut, dalam hal:
a. potensinya kurang memadai; dan/atau
b. Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan untuk tidak memungut.
➢ Jenis Pajak yang tidak dipungut ditetapkan dalam Perda mengenai Pajak dan
Retribusi.
# Pasal 6 UU HKPD

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Sistem Pemungutan Pajak
Dipungut Berdasarkan

Jenis pajak Penetapan Kepala Perhitungan sendiri ➢ Sistem pemungutan pajak daerah menggunakan self
Daerah. oleh WP assesment system atau official assessment system
Pajak Kendaraan Bermontor (BKB); √ dalam pemungutannya.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB); √ ➢ Terdapat tujuh jenis pajak yang pemungutannya
Pajak Alat Berat (PAB); √ dilakukan berdasarkan penetapan kepala daerah dan
Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB); √ sembilan jenis pajak yang pemungutannya dilakukan
Pengambilan dan/atau Pemanfaatan Air Permukaan (PAP);
berdasarkan perhitungan sendiri oleh wajib pajak.

Pajak Rokok; dan √ ➢ Untuk jenis pajak yang dipungut berdasarkan
Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB). √
penetapan kepala daerah, diperlukan dokumen

berupa surat ketetapan pajak daerah dan surat
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2); pemberitahuan pajak terutang sebagai Dasar
Pemungutan jenis pajak tersebut.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); √
➢ Untuk jenis pajak yang dipungut berdasarkan
Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT); √
perhitungan oleh WP, dokumen yang diperlukan
Pajak Reklame; √
sebagai dasar pemungutan jenis pajak tersebut
Pajak Air Tanah (PAT); √ adalah surat pemberitahuan pajak daerah.
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB); √
#Pasal 5
Pajak Sarang Burung Walet; √

Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). √

Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). √

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak dan Retribusi
#Pasal 95 UU HKPD

1) Pemungutan Pajak dan Retribusi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan umum dan tata cara pemungutan Pajak dan
Retribusi.
2) Ketentuan umum dan tata cara pemungutan Pajak dan Retribusi meliputi pengaturan mengenai:
a. pendaftaran dan pendataan;
b. penetapan besaran Pajak dan Retribusi terutang;
c. pembayaran dan penyetoran;
d. pelaporan;
e. pengurangan, pembetulan, dan pembatalan ketetapan;
f. pemeriksaan Pajak;
g. penagihan Pajak dan Retribusi;
h. keberatan;
i. gugatan;
j. penghapusan piutang Pajak dan Retribusi oleh Kepala Daerah; dan
k. pengaturan lain yang berkaitan dengan tata cara pemungutan Pajak dan Retribusi.

3) Ketentuan umum dan tata cara pemungutan Pajak dan Retribusi diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Kerja Sama Optimalisasi Pemungutan Pajak
Pemerintah Daerah dapat melaksanakan kerja sama optimalisasi Pemungutan Pajak dengan:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah lain; dan/atau
c. pihak ketiga.

Pihak ketiga adalah pihak-pihak di luar Pemerintah dan Pemerintah Daerah lain, misalnya akademisi, swasta, dan pihak
lainnya di dalam negen yang berkaitan dengan optimalisasi Pemungutan Pajak.

Kerja sama meliputi:


a. pertukaran dan/atau pemanfaatan data dan/atau informasi perpajakan, perizinan, serta data dan/atau
informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pengawasan Wajib Pajak bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. pemanfaatan program atau kegiatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di bidang
perpajakan;
d. pendampingan dan dukungan kapasitas di bidang perpajakan;
e. peningkatan pengetahuan dan kemampuan aparatur atau sumber daya manusia di bidang perpajakan;
f. penggunaan jasa layanan pembayaran oleh pihak ketiga; dan
g. kegiatan lainnya yang dipandang perlu untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada pertimbangan efisiensi
dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.
# Pasal 115 PP-35/2023

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Kerja Sama Optimalisasi Pemungutan Pajak (lanjutan)
Kerja sama yang dapat dilaksanakan bersama dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b meliputi bentuk kerja sama:
a. pertukaran dan/atau pemanfaatan data dan/atau informasi perpajakan, perizinan, serta
data dan/atau informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pengawasan Wajib Pajak bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c. pemanfaatan program atau kegiatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, khususnya
di bidang perpajakan;
d. pendampingan dan dukungan kapasitas di bidang perpajakan;
e. peningkatan pengetahuan dan kemampuan aparatur atau sumber daya manusia di bidang
perpajakan; dan/atau
f. kegiatan lainnya yang dipandang perlu untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada
pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.

# Pasal 115 PP-35/2023

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Kerja Sama Optimalisasi Pemungutan Pajak (lanjutan)
Kerja sama yang dapat dilaksanakan bersama dengan pihak ketiga meliputi bentuk kerja sama:
a. pemanfaatan program atau kegiatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat,
khususnya di bidang perpajakan;
b. pendampingan dan dukungan kapasitas di bidang perpajakan;
c. peningkatan pengetahuan dan kemampuan aparatur atau sumber daya manusia di
bidang perpajakan;
d. penggunaan jasa layanan pembayaran oleh pihak ketiga; dan/atau
e. kegiatan lainnya yang dipandang perlu untuk dilaksanakan dengan didasarkan pada
pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan

# Pasal 115 PP-35/2023

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Kerja Sama Optimalisasi Pemungutan Pajak (lanjutan)
➢ Pemerintah Daerah dapat:
a. mengajukan penawaran kerja sama kepada pihak yang dituju (Pemerintah; Pemerintah
Daerah lain; dan/atau pihak ketiga); dan
b. menerima penawaran kerja sama dari pihak tersebut
➢ Kerja sama dituangkan dalam dokumen perjanjian kerja sama atau dokumen lain yang disepakati
para pihak.
➢ Khusus untuk bentuk kerja sama pertukaran dan/atau pemanfaatan data dan/atau informasi
perpajakan, perizinan, serta data dan/atau informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atas dokumen perjanjian kerja sama ditetapkan oleh Kepala Daerah
bersama mitra kerja sama.
# Pasal 116 PP-35/2023

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Kerja Sama Optimalisasi Pemungutan Pajak (lanjutan)
Dokumen perjanjian kerja sama paling sedikit mengatur ketentuan mengenai:
a. subjek kerja sama;
b. maksud dan tujuan;
c. ruang lingkup;
d. hak dan kewajiban para pihak yang terlibat;
e. jangka waktu perjanjian;
f. sumber pembiayaan;
g. penyelesaian perselisihan;
h. sanksi;
i. korespondensi; dan
j. perubahan.

# Pasal 116 PP-35/2023

Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash


Penghimpunan Data dan/atau Informasi Elektronik dalam
Pemungutan Pajak

Dalam rangka optimalisasi Pemungutan


Data dan/atau informasi berupa data
Pajak, Pemerintah Daerah dapat
dan/atau informasi yang berkaitan
meminta data dan/atau informasi
dengan orang pribadi atau Badan yang
kepada pelaku usaha penyedia sarana
terdaftar dan memiliki peredaran
komunikasi elektronik yang digunakan
usaha.
untuk transaksi perdagangan.

# Pasal 117 PP-35/2023


Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Q &A
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash
Terima kasih

www.taxflash.id
Sistem Pemungutan Pajak Daerah - TaxFlash

Anda mungkin juga menyukai