Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN OIKUMENIKA DENGAN CABANG

TEOLOGI

Disusun Oleh ;

Kelompok 2
Yandri Angelica Silaban
Edom Sibagariang
Andreas Simanullang

Mata Kuliah : Oikumenika


Dosen Pengampu : Sabar Rudi Sitompul, M.Pd

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG (IAKN)
T.A 2023/2024
Kata Pengantar
Puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat dan
pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat
waktu. Kami berterimakasih kepada Bapak Sabar Rudi Sotompul, M.Pd. sebagai dosen
yang mengampu mata kuliah Oikumenika sudah mempercayakan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah ini dengan memberikan bimbingan dan arahan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengakui bahwa penulisan makalah ini mungkin masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami selaku penulis dengan senang hati dan sangat berharap
adanya saran dan tanggapan dari para pembaca terhadap makalah ini, penulis berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi sebuah makalah yang dapat
membantu setiap pembaca dalam membahas terkait judul makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih.

Tarutung, 5 Desember 2023

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jalinan hubungan antara oikumenika dan teologi sangat erat dan saling terkait. Hal ini
dibuktikan dengan Oikumenika mendorong gereja-gereja untuk terlibat dalam dialog
dan pembelajaran bersama antara teolog-teolog dari berbagai tradisi gereja. Melalui
dialog ini, teolog-teolog dapat membagikan pemikiran, memperdalam pemahaman
mereka tentang teologi Kristen, dan mencari persamaan dalam iman mereka. Dialog ini
memainkan peran penting dalam pengembangan teologi yang inklusif dan menyeluruh.
Oikumenika mendorong teolog-teolog untuk mempelajari dan memahami tradisi dan
teologi gereja-gereja lain. Ini melibatkan studi teologi komparatif, di mana teolog-teolog
membandingkan dan menganalisis persamaan dan perbedaan antara doktrin dan praktik
gereja-gereja yang berbeda. Melalui studi ini, teolog-teolog dapat memperluas
pemahaman mereka tentang teologi Kristen secara keseluruhan.
Oikumenika mencapai persatuan gereja-gereja Kristen dalam iman dan praktik.
Dalam upaya ini, teologi memainkan peran penting dalam mencari pemahaman bersama
tentang doktrin-doktrin fundamental dan sakramen-sakramen gereja. Melalui dialog dan
diskusi yang intens, gereja-gereja dapat mencapai kesepakatan dan pengakuan bersama
tentang aspek-aspek teologis tertentu, yang mencerminkan persatuan dalam keyakinan
Kristen. Gereja-gereja pun diajak bekerja sama dalam pelayanan dan misi. Dalam
proses ini, teologi memainkan peran penting dalam memahami dan menghargai
perbedaan dalam teologi dan praktik gereja lain. Kerjasama dalam pelayanan dan misi
memperkaya pemahaman teologi dan memungkinkan gereja-gereja untuk saling
mendukung dalam upaya mereka untuk menyebarkan Injil dan melayani dunia. Melalui
jalinan hubungan yang erat antara oikumenika dan teologi, gereja-gereja berusaha untuk
mencapai persatuan, memperdalam pemahaman teologi Kristen, dan bekerja bersama
dalam pelayanan dan misi. Hubungan ini memainkan peran penting dalam memperkuat
gereja-gereja Kristen dan mempromosikan persatuan dalam iman Kristiani.
Rumusan Masalah
1. Apa saja hal yang membuktikan bahwa oikumenika itu berhubungan dengan cabang
Teologi?
2. Dari sisi mana Oikumenika berhubungan dengan Cabang Teologi?
3. Oikumenika berhubungan dengan Cabang Teologi apa saja?
4. Adakah tokoh atau pihak yang bekerja dalam jalinan hungan antara Oikumenika dengan
cabang Teologi?
5. Apa pengaruh hubungan antara Oikumenika dengan cabang Teologi pada Pendidikan
Agama Kristen?

Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seperti
apa hubungan oikumenika dengan cabang teologi.serta memahami apa itu yang
dimaksud dengan Teologi dan Oikumenika.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Oikumenika dan Teologi
Oikumene adalah gerakan Kristen yang berfokus pada persatuan gereja. Dalam
konteks teologi, Oikumene seringkali menjadi topik diskusi mengenai bagaimana
gereja-gereja dari berbagai denominasi dapat bersatu dan bekerja sama dalam melayani
komunitas dan mengenal Tuhan secara lebih mendalam. Teologi Oikumene adalah studi
tentang bagaimana gereja-gereja dari berbagai denominasi dapat bersatu dan bekerja
sama dalam melayani komunitas dan mengenal Tuhan secara lebih mendalam.
Dalam beberapa kasus, Oikumene juga dipahami dalam konteks Alkitab, khususnya
dalam Yohanes 17:21, yang berdoa agar semua orang menjadi satu, sama seperti Bapa
dan Yesus menjadi satu. Ini menunjukkan bahwa konsep Oikumene memiliki dasar
teologis dalam ajaran Kristen tentang persatuan dan kasih antara Bapa dan Anak. Secara
umum, hubungan antara Oikumene dan teologi adalah bahwa Oikumene adalah gerakan
yang didasarkan pada prinsip-prinsip teologis tentang persatuan dan kasih, dan teologi
Oikumene adalah studi tentang bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam
konteks gereja dan komunitas Kristen.
Sedangkan, Teologi disebut sebagai studi atau ilmu yang berkaitan dengan Tuhan dan
agama. Istilah ini berasal dari kata Yunani 'theos' yang berarti Tuhan dan 'logos' yang
berarti kata atau pembicaraan. Jadi, dalam arti yang paling dasar, teologi adalah
'pembicaraan tentang Tuhan'. Teologi melibatkan penjelasan dan interpretasi dari ajaran
dan keyakinan agama, serta studi tentang sifat Tuhan dan hubungan antara Tuhan dan
alam semesta. Teologi juga mencakup studi tentang bagaimana agama mempengaruhi
sejarah dan masyarakat, dan bagaimana sejarah dan masyarakat mempengaruhi
perkembangan agama. Teologi juga bisa berarti pemikiran atau filosofi tentang konsep
Tuhan atau yang Ilahi. Ini bisa mencakup pertanyaan tentang keberadaan, sifat, dan
tujuan Tuhan, serta bagaimana manusia berinteraksi dengan Tuhan. Sedangkan,
Teologi adalah studi atau ilmu yang berkaitan dengan Tuhan dan agama. Istilah ini
berasal dari kata Yunani 'theos' yang berarti Tuhan dan 'logos' yang berarti kata atau
pembicaraan. Jadi, dalam arti yang paling dasar, teologi adalah 'pembicaraan tentang
Tuhan'.
Teologi melibatkan penjelasan dan interpretasi dari ajaran dan keyakinan agama, serta
studi tentang sifat Tuhan dan hubungan antara Tuhan dan alam semesta. Teologi juga
mencakup studi tentang bagaimana agama mempengaruhi sejarah dan masyarakat, dan
bagaimana sejarah dan masyarakat mempengaruhi perkembangan agama. Teologi juga
bisa berarti pemikiran atau filosofi tentang konsep Tuhan atau yang Ilahi. Ini bisa
mencakup pertanyaan tentang keberadaan, sifat, dan tujuan Tuhan, serta bagaimana
manusia berinteraksi dengan Tuhan.

C. Tujuan dari Oikumenika dan Teologi


Oikumene menjadi gerakan yang bercita-cita untuk mempersatukan gereja-gereja
Kristen di dunia. Dengan kesatuan gereja sebagai visi utamanya, gerakan Oikumene
berharap dapat menciptakan gereja Kristen esa yang seluruh anggotanya tertuju pada
satu arah dan tujuan yang sama, yakni iman dan kepercayaan terhadap Tuhan. Saat visi
ini berhasil dicapai, umat kristiani di seluruh dunia akan memiliki kekuatan lebih besar
untuk bisa menjalankan fungsi gereja sepenuhnya yang terdiri dari koinonia
(persekutuan), diakonia (pelayanan kasih), dan marturia (kesaksian). Persatuan umat
yang kokoh juga dianggap sebagai salah satu bentuk pengabdian tertinggi kepada Tuhan
karena sesuai dengan doa Yesus Kristus yang tertuang dalam Yohanes ayat 20-21.
Tujuan Oikumenia atau lebih sering disebut ‘Oikumene’ adalah Gerakan Oikumene
bertujuan dalam keesaan gereja, keesaan gereja yang hendak dicapai disini adalah
kesatuan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam kemandirian
masing-masing gereja. Dalam mewujudkan keesaan tersebut memang akan sangat sulit
untuk tercapai namun proses yang akan mewujudkannya.16Ketika hendak mencapai
kesatuan yang perlu dibenahi terlebih dahulu adalah ketidaksepahaman yang terjadi di
masa lampau harus diluruskan terlebih dahulu. Gerejani Leuenberg yang dibentuk
dengan cara demikian tidak bermaksud menghapus denominasi yang bergabung
didalamnya tetapi mau dengan sengaja mempertahankan pengungkapan iman berbeda
dan membentuk suatu persekutuan dalam perbedaan itu. Selain itu, berikut dengan
contoh tujuan dari Teologi;
 Memahami dan mempelajari ajaran Kristen: Teologia Kristen bertujuan untuk
mempelajari dan memahami ajaran-ajaran Kristen yang terdapat dalam Alkitab,
termasuk pengajaran tentang Allah, Yesus Kristus, Roh Kudus, keselamatan, dan
ajaran moral Kristen.
 Membangun iman dan pertumbuhan spiritual: Teologia Kristen bertujuan untuk
memperkuat iman individu dan membantu dalam pertumbuhan spiritual mereka. Ini
melibatkan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Kristen dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
 Membahas pertanyaan-pertanyaan teologis: Teologia Kristen bertujuan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis yang muncul dalam konteks iman Kristen,
seperti tentang keberadaan Tuhan, penderitaan, kehendak Tuhan, dan hubungan
manusia dengan Tuhan.
 Membangun pemahaman tentang hubungan antara iman dan kehidupan: Teologia
Kristen bertujuan untuk membantu individu dalam memahami hubungan antara iman
Kristen dan kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan penerapan nilai-nilai Kristen
dalam etika, moralitas, pelayanan, dan hubungan sosial.
 Memperdalam pemahaman tentang sejarah gereja: Teologia Kristen bertujuan untuk
mempelajari sejarah gereja dan pengaruhnya terhadap perkembangan ajaran Kristen.
Ini melibatkan pemahaman tentang tokoh-tokoh gereja, peristiwa-peristiwa penting,
dan perkembangan doktrin Kristen.
 Mengembangkan pemahaman tentang misi gereja: Teologia Kristen bertujuan untuk
memahami dan mempelajari misi gereja dalam konteks masyarakat dan dunia. Ini
melibatkan pemahaman tentang pelayanan, penginjilan, pekabaran Injil, dan
pelayanan sosial gereja. Tujuan Oikumenia atau lebih sering disebut ‘Oikumene’
adalah Gerakan Oikumene bertujuan dalam keesaan gereja, keesaan gereja yang
hendak dicapai disini adalah kesatuan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan dan
Juruselamat dalam kemandirian masing-masing gereja.

Kemudian, untuk tujuan dari teologia adalah Tujuan Oikumenia atau lebih sering
disebut ‘Oikumene’ adalah Gerakan Oikumene bertujuan dalam keesaan gereja,
keesaan gereja yang hendak dicapai disini adalah kesatuan pengakuan bahwa Yesus
adalah Tuhan dan Juruselamat dalam kemandirian masing-masing gereja.
D. Hubungan Oikumenika dengan Cabang Teologi
Oikumene dan teologi saling terkait erat. Oikumene, sebagai gerakan yang berfokus
pada persatuan gereja, sangat bergantung pada teologi untuk memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan tersebut. Sebaliknya, teologi juga
memanfaatkan oikumene sebagai cara untuk menjelaskan dan menerapkan konsep-
konsep teologis dalam konteks yang lebih luas dan universal.
Misalnya, dalam Alkitab, konsep oikumene seringkali terkait dengan ide persatuan
dan kesatuan di antara umat Kristen, yang merupakan tema utama dalam teologi
Kristen. Oleh karena itu, pemahaman teologis tentang oikumene dapat membantu gereja
dan umat Kristen untuk lebih memahami dan menerapkan prinsip-prinsip persatuan dan
kesatuan dalam praktik mereka sehari-hari. Tentu tidak asing lagi bagi umat Kristen,
pasti menyadari hubungan dari keduanya, dimana setiap firman Tuhan yang dibaca, di
dengar dan ditulis atau diajarkan untuk seluruh umat Kristen baik itu dari kalangan
Gereja manapun tentu mengajarkan dari Alkitab yang sama.
Oikumenika dengan cabang teologi tidak bisa lepas karena keduanya berdampingan
untuk mewujudkan keesaan gereja, dimana oikumene itu mengajarkan firman Tuhan
melalui teologi. Teologi mengikat semua ajaran pada Kristen diseluruh dunia dan dari
gereja Kristen manapun. Oikumenika dengan teologi menyatu untik mewujudkan
keesaan Gereja. Beberapa hal yang mengikat seluruh umat Kristen di seluruh dunia
antara lain,
1. Iman kepada Yesus Kristus: Umat Kristen di seluruh dunia berbagi keyakinan dasar
bahwa Yesus Kristus adalah Putra Tuhan dan Penyelamat dunia. Ini adalah dasar dari
ajaran Kristen dan menjadi pusat dari iman mereka.
2. Kitab Suci (Alkitab): Alkitab adalah sumber ajaran dan inspirasi bagi umat Kristen di
seluruh dunia. Alkitab digunakan sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk moral, etika, dan spiritualitas.
3. Sakramen: Ada beberapa sakramen atau ritus yang diadakan oleh gereja Kristen, seperti
baptisan dan perjamuan kudus, yang menjadi bagian penting dari praktik keagamaan
umat Kristen.
4. Gereja: Gereja adalah komunitas iman bagi umat Kristen. Meskipun ada banyak
denominasi dan tradisi gereja yang berbeda, gereja tetap menjadi tempat bagi umat
Kristen untuk berkumpul, beribadah, dan membangun komunitas.
5. Misi: Umat Kristen di seluruh dunia juga dihubungkan melalui misi untuk menyebarkan
ajaran Yesus Kristus. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti misi gereja,
pekerjaan kemanusiaan, atau pelayanan pribadi.
Meskipun ada banyak variasi dalam praktik dan interpretasi, ada beberapa elemen
dasar yang mengikat umat Kristen di seluruh dunia, 5 hal ini lah yang disatukan menjadi
bagian dari Teologi itu sendiri untuk mencapai oikumenika. Apabila hal-hal tersebut ada
yang berbeda pada suatu gereja maka tentu dinyatakan ajarannya akan sesat karena
tidak sesuai dengan pedoman Kristen yang Esa. Walaupun ajaran yang sesat kini
menyebar tetapi dengan kesetian seluruh umat Kristen pada pedoman Kristen yang Esa
maka hal yang menyesatkan tidak akan menggagalkan kita umat Kristen untuk menuju
keesaan gereja. Hubungan antara oikumenika dan cabang-cabang teologi dalam
Kekristenan adalah kompleks dan saling melengkapi. Berikut adalah beberapa aspek
hubungan antara oikumenika dan beberapa cabang teologi:
1. Teologi Ekumenis: Cabang teologi ini secara khusus fokus pada pemahaman dan
promosi persatuan antara gereja-gereja Kristen yang terbagi. Ini termasuk studi tentang
doktrin-doktrin yang mendasari persatuan Kristen, serta analisis terhadap tantangan dan
hambatan dalam mencapai persatuan tersebut.

2. Teologi Sistematik: Dalam konteks oikumenika, teologi sistematik berperan penting


dalam memahami kesamaan dan perbedaan dalam doktrin-doktrin yang diajarkan oleh
berbagai tradisi Kristen. Ini membantu dalam mendiskusikan dan mencapai kesepakatan
atas dasar-dasar iman yang mendasari persatuan Kristen.

3. Teologi Praktikal: Teologi praktikal memainkan peran penting dalam menerapkan


prinsip-prinsip oikumenis ke dalam praktik-praktik kehidupan sehari-hari gereja. Ini
melibatkan pengembangan strategi dan program-program konkret yang
mempromosikan kerjasama antar gereja serta integrasi komunitas Kristen.
4. Teologi Gereja: Cabang ini membahas identitas, misi, dan struktur gereja. Dalam
konteks oikumenika, teologi gereja membantu dalam merancang model-model
organisasi gerejawi yang mendukung kerjasama lintas-tradisi dan pencapaian persatuan
Kristen.
Cabang-cabang teologi tersebut saling melengkapi dalam upaya untuk mencapai
persatuan Kristen melalui gerakan oikumenis. Melalui dialog, pengajaran, dan praktek-
praktek yang bersifat inklusif, gereja-gereja berusaha untuk mengatasi perpecahan dan
meningkatkan persatuan dalam keanekaragaman iman Kristen. Dalam konteks teologi,
Oikumenika bisa dipandang sebagai cabang dari teologi yang berfokus pada upaya
pemersatuan dan pengertian bersama antar denominasi Kristen. Ini mencakup dialog
antar denominasi, kerjasama dalam pelayanan dan misi, dan upaya bersama untuk
mencapai pemahaman dan pengakuan bersama tentang doktrin Kristen, Teologi
memainkan peran penting dalam memahami dasar-dasar iman dan prinsip-prinsip
gerejawi yang menjadi landasan bagi upaya oikumene. Sebaliknya, oikumene, yang
merupakan usaha untuk mencapai kesatuan dan kerjasama antar gereja-gereja Kristen,
juga memperkaya pemahaman teologi dengan membawa perspektif-perspektif yang
beragam dari berbagai tradisi gerejawi.
Dengan demikian, teologi dan oikumene saling melengkapi dan membantu dalam
memperdalam pemahaman akan iman Kristen dan misi gereja dalam dunia yang
semakin kompleks ini. Hubungannya dengan teologi adalah :
 Dasar Teologis: Oikumene didasarkan pada prinsip-prinsip teologis seperti pemahaman
akan kesatuan tubuh Kristus, pentingnya kasih, dan panggilan untuk hidup dalam
persekutuan yang harmonis. Teologi menyediakan landasan pemikiran yang mendalam
bagi upaya-upaya oikumene.

 Dialog Teologis: Oikumene mendorong dialog dan pertukaran pemikiran teologis antar
gereja-gereja. Melalui dialog ini, teologi dari berbagai tradisi gerejawi dapat diperkaya
dan dipertajam. Penyelesaian Perbedaan Teologis: Oikumene bertujuan untuk mengatasi
perpecahan dan perbedaan teologis yang terjadi di antara gereja-gereja Kristen. Ini
membutuhkan pemahaman teologis yang mendalam dan komitmen untuk mencari
kesepahaman.
 Misi Bersama: Oikumene mengilhami gereja-gereja untuk bekerja sama dalam misi-
misi ekumenis, seperti pelayanan sosial, pelestarian lingkungan, dan penyebaran injil.
Ini menuntut refleksi teologis yang berkelanjutan tentang panggilan dan peran gereja
dalam dunia.
Ini mencerminkan visi teologis yang lebih luas tentang kesatuan tubuh Kristus,
seperti yang dinyatakan dalam Yohanes 17:21: "supaya mereka semua menjadi satu,
sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka
juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku".

BAB III
PENUTUP

Kesimpulam

Oikumene adalah gerakan Kristen yang berfokus pada persatuan gereja. Dalam
konteks teologi, Oikumene seringkali menjadi topik diskusi mengenai bagaimana
gereja-gereja dari berbagai denominasi dapat bersatu dan bekerja sama dalam melayani
komunitas dan mengenal Tuhan secara lebih mendalam. Teologi adalah studi atau ilmu
yang berkaitan dengan Tuhan dan agama. Istilah ini berasal dari kata Yunani 'theos'
yang berarti Tuhan dan 'logos' yang berarti kata atau pembicaraan. Jadi, dalam arti yang
paling dasar, beberapa aspek hubungan antara oikumenika dan beberapa cabang teologi:
Teologi Ekumenis, Teologi Sistematik, Teologi Praktikal, Teologi Gereja. Dengan
demikian, cabang-cabang teologi ini saling melengkapi dalam upaya untuk mencapai
persatuan Kristen melalui gerakan oikumenis. Melalui dialog, pengajaran, dan praktek-
praktek yang bersifat inklusif, gerejagereja berusaha untuk mengatasi perpecahan dan
meningkatkan persatuan dalam keanekaragaman iman Kristen.

Anda mungkin juga menyukai