CRS Moluskum Farida Dan Diska
CRS Moluskum Farida Dan Diska
MOLUSKUM
KONTANGIOSUM
Oleh
Preseptor :
Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.D.V.E, Subsp, D.K.E, M. Ag, FINSDV, FAADV
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN KASUS
b. Status Dermatologis
Lokasi : Kedua paha, dada kiri, perut, dan tangan kanan.
Distribusi : Terlokalisir diskrit
Bentuk : Bulat
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas
Ukuran : Milier sampai Lentikuler
Efloresensi : Papul-papul bulat, keras mirip liln sewarna kulit dan papul
kemerahan dengan permukaan disertai delle serta terdapat makula hipopigmentasi
dan makula hiperpigmentasi
Gambar 3.1 Moluskum Contangiosum pada paha kanan dan kiri
Gambar 3.2 Moluskum kontangiosum pada paha kanan dan kiri posisi lebih
dekat
Gambar 3.3 moluskum kontangiosum disertai hiperpigmentasi dan
hipopigmentasi pada paha kiri dengan posisi lebih dekat
KHUSUS
Ekstraksi Lesi
Topikal
3.9 Prognosis
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang pasien perempuan, berusia 4 tahun datang ke
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 17
Oktober 2023 dengan diagnosis Moluskum Kontagiosum.
Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa terdapat bintil-bintil pada kedua
paha, dada, perut, dan tangan kanan yang tidak terasa gatal maupun nyeri sejak
satu bulan ini. Awalnya satu tahun yang lalu bintil terlihat di paha bagian atas
kedua kaki pasien. pasien tidak mengeluhkan gatal dan nyeri. Pasien tidak
diberikan pengobatan. Dari pemeriksaaan dermatologikus ditemukan lesi
moluskum di daerah kedua paha, dada kiri, perut, dan tangan kanan dengan
distribusi terlokalisir diskrit, bentuk bulat, susunan tidak khas, batas tegas, ukuran
milier sampai lentikuler dengan efloresensi Papul-papul bulat, keras mirip lilin
sewarna kulit dengan permukaan disertai delle serta terdapat makula
hipopigmentasi dan makula hiperpigmentasi.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah edukasi dan terapi
farmakologis. Edukasi dapat dilakukan dengan menjelaskan tentang penyakit
bahwa penyakitnya bisa menular melalui kontak fisik maupun pemakaian sabun
mandi bersama sehingga diedukasi untuk pemakaian sabun mandi dipisahkan
dengan keluarga atau menggunakan sabun cair, seluruh badan harus dikeringkan
setelah mandi, dan selama sakit dilarang untuk berenang, minum obat dan pakai
krim teratur sesuai dengan aturan pakai obat.