Anda di halaman 1dari 61

Bed Site Teaching

DERMATITIS ATOPIK
Oleh :
Faridatul Lutfi 1810312111

Preseptor :
Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp. D.V.E Subsp.
D.K.E, M. Ag, FINSDV, FAADV
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Dermatitis Atopik merupakan penyakit kulit berupa peradangan yang
kronis residif, disertai rasa gatal yang mengenai bagian tubuh tertentu
dan umumnya dikaitkan dengan manifestasi atopik lain seperti alergi
makanan, rhinitis alergi, dan asma
• Dermatitis atopik ditandai rasa gatal ringan
sampai berat, bersifat kekambuhan, sebagian
besar muncul pada saat bayi dan anak
• Prevalensi DA meningkat tiga kali lipat Sejak
tahun 1960
• Berbagai faktor turut berperan pada patogenesis
dermatitis atopik, antara lain faktor genetik terkait
dengan kelainan sawar kulit, kelainan
imunologik, dan faktor lingkungan.
• Berdasarkan gambaran klinis, DA dapat dibagi
menjadi 3 bentuk yaitu DA pada bayi (2 bulan-2
tahun), anak (2–10 tahun), dan dewasa (lebih
dari 10 tahun). Gejala utama DA berupa gatal
didapatkan pada semua tingkatan DA
• Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan temuan
klinis dan riwayat pasien.
• Kriteria Hanifin Rajka yang meliputi kriteria
mayor dan minor. Kriteria William merupakan
kriteria diagnosis yang praktis, biasanya
digunakan pada studi epidemiologis.
Derajat keparahan DA menggunakan skala
perhitungan yang diajukan oleh pakar dermatologi
di Eropa yaitu indeks Scoring for Atopic Dermatitis
(SCORAD)
1.2 Batasan Penulisan
• Makalah ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan
prognosis dermatitis atopik..
1.3 Tujuan Penulisan
• Penulisan makalah Bed Site Teaching (BST) ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai dermatitis
atopik.
1.4 Metode Penelitian
• Makalah ini ditulis berdasarkan pemeriksaan pasien dengan
menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu kepada
beberapa literatur.

1.5 Manfaat Penulisan


• Melalui penulisan BST ini diharapkan dapat menambah informasi dan
pengetahuan penulis dan pembaca mengenai definisi, epidemiologi,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan
penatalaksanaan dari dermatitis atopik.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Dermatitis atopik merupakan kondisi
inflamasi kronik pada kulit yang
dihubungkan dengan gatal, nyeri, dan
gangguan tidur. Dermatitis Atopik
(DA) bersifat kronis dan residif yang
disebabkan oleh reaksi alergi dan
bersifat menurun
Epidemiologi
• Terjadi peningkatan prevalensi DA dalam 5 hingga 10 tahun terakhir.
• Prevalensi dermatitis atopik di Indonesia sebesar 1,1% pasien DA usia 13-14
tahun.
• Pada tahun 2013 dari laporan 5 rumah sakit yang melayani dermatologi anak
yaitu RS Dr. Hasan Sadikin Bandung, RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Adam
Malik Medan, RS Dr. Kandou Manado, RSU Palembang dan RSUD Sjaiful Anwar
Malang tercatat sejumlah 261 kasus diantara 2356 pasien baru (11,8%),
sedangkan di RSUP M. Djamil Padang, kasus DA merupakan 5 besar penyakit
terbanyak di Poliklinik kulit dan kelamin pada tahun 2014
Etiologipatogenesis
• Penurunan fungsi sawar kulit
• Imunopatogenesis dermatitis atopik
● Genetik
● Makanan
● Aeroalergen
● Staphylococcus aureus
● Stres
Klasifikasi

● Dermatitis atopik murni


1. tipe intrinsik
2. tipe ekstrinsik
● Dermatitis atopik dengan kelainan di organ lain
1. Fase infantile (2 bulan – 2 tahun)
Manifestasi Klinis
Tempat predileksi utama pada bayi di wajah, kedua pipi
dan tersebar simetris. Dapat meluas hingga ke dahi, kulit
kepala, telinga, leher, pergelangan tangan, dan tungkai.
2. Fase anak (2 – 10 tahun)
Tempat predileksi di lipatan kulit, termasuk kelopak mata,
leher, lipatan siku, poplitea, dan lipatan kulit lainnya. Plak
eritematosa akan terasa sangat gatal tanpa lesi yang
terlihat sampai terjadi garukan dan membentuk papil,
eritem, atau likenifikasi. Lesi tersebut akan bertahan lama
dan menyebabkan terjadinya gangguan tidur.
3. Fase remaja dan dewasa (>13 tahun)
Tempat predileksi mirip dengan dermatitis atopik pada
anak, tetapi dapat meluas hingga mengenai kedua telapak
tangan, bibir, leher bagian anterior, dan puting susu.
Manifestasi klinis berupa plak hiperpigmentasi,
hiperkeratosis, likenifikasi, ekskoriasi, dan skuamasi yang
bersifat kronis
Diagnosis
• Diagnosis moluskum kontagiosum ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis
Kriteria Hanifin Rajka
• Kriteria mayor (harus terdapat 3)
• Pruritus (gatal)
• Morfologi dan distribusi lesi: Wajah dan ekstensor pada bayi dan likenifikasi
fleksural pada dewasa
• Bersifat kronik eksaserbasi
• Ada riwayat atopi di keluarga
● Kriteria minor (harus terdapat 3 atau lebih)
● Xerosis/kulit kering, Iktiosis, Hiperlinearis palmaris, Keratosis
pilaris, Alergi tipe I / peningkatanserum IgE, Dermatitis
tangan / kaki Cheilitis, Dermatitis papilla mamae, Terdapat
peningkatan S. aureus dan virus herpes simpleks, Keratosis
perifolikuler, Pitiriasis alba, Awitan usia dini, Konjungtivitis
berulang, Lipatan Dennie-Morgan, Keratokonus, Katarak
subkapsular anterior, Orbita menjadi gelap, Muka pucat atau
eritem, Gatal bila berkeringat, Intoleran terhadap wol atau
pelarut lemak, Aksentuasi perifolikular, Hipersensitif
terhadap makanan, Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor
lingkungan dan atau emosi, White dermographism dan
delayed blanch response
Indeks Scoring for Atopic Dermatitis (SCORAD)

A. Penilaian luas penyakit (dengan rule of nine)


B. Penilaian intensitas
Indeks 0 = tidak ada lesi, 1 = ringan, 2 = sedang, 3 = berat
C. Penilaian subjektif
Visual Analog Scale (VAS) yang dinyatakan dalam skor 0 – 10
Dermatitis atopik ringan (SCORAD < 15)

Dermatitis atopik sedang (SCORAD 15 – 40)

Dermatitis atopik berat (SCORAD > 40)


Pemeriksaan Penunjang

● Immunoglobulin
● Bakteriologi
● Uji tusuk (Skin Prick Test)
● Uji tempel (Atopy Patch Test)
● Uji eliminasi dan provokasi
Diagnosis Banding

● Dermatitis seboroik, dermatitis kontak, dermatitis


numularis, skabies, iktiosis, psoriasis, dematitis
herpetiformis, sindrom Sezary danpenyakit Letterer-Siwe
Tata Laksana

Penatalaksanaan
Topikal (2x sehari)
dilakukan dengan
Lesi kepala : Desonid
modifikasi gaya krim 0.05% atau Topikal (2x sehari)
likenifikasi dan Oral sistemik
hidup fluosinolon asetonidkrim hiperpigmentasi, dapat
. Antihistamin sedatif yaitu:
0.025% digunakan diberikan golongan
hidroksisin (2 x 1 tablet) selama
selama 2 minggu betametason valerat krim
0.1% atau mometason maksimal 2 minggu atau
furoat krim 0.1% - Loratadine 1x10 mg/
hari/antihistamin non sedatif
lainnya selama maksimal 2
minggu
Prognosis Komplikasi
baik asalkan pasien menghindari factor
pencetus, rutin kontrol, makan obat
• Dermatitis atopik
teratur, dan menggunakan obat topical dapat berkembang
secara teratur
menjadi asma bila
tidak dilakukan
tatalaksana dan
pencegahan yang
baik
LAPORAN KASUS
● Nama
Identitas: An. ASN
● No. RM : 01.15.16.68
● Usia : 6 Tahun
● Tanggal lahir : 6 Juli 2017
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Pekerjaan : Pelajar TK
● Agama : Islam
● Suku : Minangkabau
● Negara asal : Indonesia
● Status Perkawinan : Belum kawin
● Alamat : Desa Padang birik-birik Naras 3, Teluk Belibis, Pariaman, Sumatera Barat
● Ibu Kandung : Ny. Leni
● No. HP : 082259976480
● Tanggal Pemeriksaan : 19 Oktober 2023

30
Keluhan Utama
• Seorang pasien perempuan berusia 6 tahun datang
dibawa ibunya ke Poli Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M.
Djamil dengan keluhan utama gatal-gatal disertai bintik-
bintik kemerahan, bercak kemerahan disertai sisik putih
halus, bercak-bercak putih, luka lecet, adanya keropeng
yang terasa gatal di sekitar lipatan lutut, lipatan lengan,
wajah, dada, kedua lengan atas, punggung, dan tungkai
yang semakin bertambah sejak 7 hari yang lalu

31
Riwayat Penyakit Sekarang
● Gatal-gatal disertai bintik-bintik kemerahan, bercak kemerahan disertai sisik
putih halus, bercak-bercak putih, luka lecet, adanya keropeng yang terasa
gatal di sekitar lipatan lutut, lipatan lengan, wajah, dada, kedua lengan
atas, punggung, dan tungkai yang semakin bertambah sejak 7 hari yang
lalu.
● Pasien gatal-gatal sejak usia 4 tahun
● Pasien merasakan gatal semakin bertambah apabila pasien berkeringat
● Pasien merasakan gatal ketika berada di lingkungan suhu dingin dan ketika
musim hujan

32
Riwayat Penyakit Sekarang
● Pasien juga sering merasakan gatal sampai terbangun dari tidur dengan skor
7
● Gatal-gatal yang dirasakan kambuh sebulan 2 kali
● Pasien sering menggaruk bintik merah sehingga menimbulkan luka lecet
dan keropeng
● Pasien merasakan kulit kering diseluruh badan, muncul kemerahan yang
terasa kering di kedua sudut bibir
● Pasien bersin-bersin ketika pagi hari dan suhu dingin
● Pasien memiliki alergi udang, cumi, tongkol, ayam, telur, dan santan

33
Riwayat Penyakit Dahulu
● Ibu pasien mengeluhkan adanya bercak-bercak putih di punggung,
dada, dan tangan pasien
● Riwayat memakai pakaian tebal tidak ada

34
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mendapat pengobatan

Riwayat Keluarga
Ada riwayat atopi pada ayah dan ibu pasien yaitu bersin-bersin
ketika berada di lingkungan dengan suhu dingin
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya

35
Riwayat sosial dan kebiasaan
● Pasien bersin-bersin ketika berada di lingkungan suhu dingin
● Tetangga/teman sepermainan pasien yang terkena penyakit ini tidak ada

36
Pemeriksaan Fisik
○ Vital Sign
● Keadaan umum : Sakit ringan
● Kesadaran : Komposmentis kooperatif
● Tekanan darah : 120/80 mmHg
● Nadi : 80 x/menit
● Nafas : 20x/menit
● Suhu : 36.2°C
● Status gizi : BB: 16.67 kg TB: 113 cm

37
• Status Generalis
• Rambut : hitam, tidak mudah rontok, alopesia tidak ada
• Kepala : normochepal, dalam batas normal
• Mata : konjungitva hiperemis -/-, hiperlakrimasi -/-, sekret -/-,
area hitam di palpebra inferior (+/+)
• Tampak lingkaran hitam dibawah kelopak mata kiri dan kanan
• Tampak garis dennie morgan di kelopak mata bawah kanan dan kiri
• Hidung : tidak ditemukan kelainan
• Telinga : tidak ditemukan kelainan
• KGB : Tidak ada pembesaran KGB
• Paru :
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
• Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Jantung :
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Tidak ada pembesaran jantung
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : Irama jantung reguler, bising jantung (-), mumur (-)
● Regio Abdomen:
● Inspeksi : Tidak tampak membuncit
● Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
● Perkusi : Timpani
● Auskultasi : Bising usus (+) normal
● Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik, edem tidak ada
Status Dermatologis
• Lokasi : Ektremitas atas, ekstremitas bawah, dan wajah
• Distribusi : simetris
• Bentuk : bulat - tidak khas
• Susunan : diskret - konfluens
• Batas : tegas – tidak tegas
• Ukuran : miliar – plakat
• Efloresensi : plak eritema, likenifikasi disertai ekskoriasi, dan macula
serta papul pada daerah eskremitas atas, ekstremitas bawah, dan wajah,
disertai adanya bercak-bercak hipopigmentasi dan hiperpigmentasi
merata di punggung, dada, ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah
• Status Venerelogikus : Tidak dilakukan pemeriksaan.
• Kelainan selaput : Tidak ditemukan kelainan.
• Kelainan kuku : Tidak ditemukan kelainan.
• Kelainan rambut : Tidak ditemukan kelainan.
• Kelainan kelenjar limfe : Tidak ada tanda-tanda pembesaran
kelenjar limfe.
Pemeriksaan Laboratorium dan Anjuran

● Pemeriksaan immunoglobulin IgE


● Uji bakteriologi
● Uji tusuk (Skin Prick Test)
• RESUME
• Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang dibawa ibunya ke Poli Kulit dan
Kelamin RSUP Dr. M. Djamil dengan keluhan gatal-gatal disertai bintik-bintik kemerahan,
bercak kemerahan disertai sisik putih halus, bercak-bercak putih, luka lecet, adanya
keropeng yang terasa gatal di sekitar lipatan lutut, lipatan lengan, wajah, dada, kedua
lengan atas, punggung, dan tungkai yang semakin bertambah sejak 7 hari yang lalu.
Pasien gatal-gatal sejak usia 4 tahun. Pasien merasakan gatal semakin bertambah
apabila pasien berkeringat. Pasien merasakan gatal ketika berada di lingkungan suhu
dingin dan ketika musim hujan. Pasien juga sering merasakan gatal sampai terbangun
dari tidur dengan skor 7. Gatal-gatal yang dirasakan kambuh sebulan 2 kali. Pasien sering
menggaruk bintik merah sehingga menimbulkan luka lecet dan keropeng. Pasien
merasakan kulit kering diseluruh badan, muncul kemerahan yang terasa kering di kedua
sudut bibir. Pasien bersin-bersin ketika pagi hari dan suhu dingin. Pasien memiliki alergi
udang, cumi, tongkol, ayam, telur, dan santan. Ibu pasien mengeluhkan adanya bercak-
bercak putih di punggung, dada, dan tangan pasien. Riwayat memakai pakaian tebal
tidak ada.
• Dari pemeriksaan dermatologikus ditemukan adanya lesi di lokasi : lipatan lutut,
lipatan lengan, dan tungkai bawah, distribusi simetris, berbentuk bulat - tidak
khas, susunan diskret - konfluens, batas tegas-tidak tegas, ukuran miliar-plakat,
efloresensi didapatkan plak eritema, likenifikasi disertai ekskoriasi dan makula
serta papul pada daerah lipatan lutut, lipatan lengan dan tungkai pasien. Ayah
dan ibu pasien memiliki atopi berupa bersin-bersin ketika berada di lingkungan
dengan suhu dingin. Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan.
Berdasarkan pemeriksaan status dermatologikus, ditemukan lesi di lokasi
ektremitas atas, ekstremitas bawah, dan wajah dengan distribusi simetris,
bentuk bulat - tidak khas, susunan diskret – konfluens, batas tegas – tidak tegas,
ukuran miliar – plakat, efloresensi plak eritema, likenifikasi disertai ekskoriasi,
dan macula serta papul pada daerah eskremitas atas, ekstremitas bawah, dan
wajah, disertai adanya bercak-bercak hipopigmentasi dan hiperpigmentasi
merata di punggung, dada, ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah.
• Diagnosis Kerja
Dermatitis atopik fase anak derajat sedang (dengan nilai SKORAD 39,7)
• Diagnosis Banding
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien, tidak ada diagnosis banding dari
penyakit pasien
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan immunoglobulin IgE
• Uji bakteriologi
• Uji tusuk (Skin Prick Test)
• Diagnosis
Dermatitis atopik fase anak derajat sedang (dengan nilai SKORAD 39,7)
• Penatalaksanaan
UMUM
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit yang
dialami pasien disebabkan oleh gangguan sawar kulit dan sistem
imun pada pasien atau keluarganya yang memiliki riwayat atopi
terhadap pajanan allergen.
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarga cara merawat kulit pasien
dengan mandi menggunakan air hangat, tidak lebih dari 10 menit,
menggunakan sabun netral, pH rendah, hipoalergenik,
berpelembab, segera setelah mandi 3 menit mengoleskan pelembab
2-3 kali sehari atau bila masih teraba kering.
● Menghindari faktor pencetus.
● Membersihkan alas kasur, selimut dan karpet agar tidak
berdebu.
● Mencegah garukan agar luka lecet tidak bertambah.
● Menghindari memakai baju berlapis atau kegiatan yang
berkeringat.
● Menjelaskan kepada pasien untuk selalu menggunakan
pelembab untuk membuat kulit menjadi lembab dan
mencegah terjadinya kekambuhan.
• KHUSUS
• Topikal: krim mometason furoat 0.1% 2 kali sehari
• Krim Urea 10% dioleskan sesering mungkin setelah mandi.
• Sistemik: Loratadine 1x10 mg/ hari.
Prognosis
• Quo Ad Vitam : Bonam
• Quo Ad Sanationam : Bonam
• Quo Ad Cosmeticum : Bonam
• Quo Ad Functionam : Bonam
DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis (alloanamnesis), keluhan dan gejala pada pasien
dikarenakan adanya faktor pencetus baik dari dalam maupun dari luar tubuh
pasien.
lesi kulit yang muncul adalah papul eritema dan sewarna kulit mutipel berbentuk
bulat dengan sebaran lesi sesuai kelompok umurnya, yaitu di daerah lipatan
ekstremitas dan tungkai. Dari gambaran klinis, lokasi sebaran lesi kulit, dan status
dermatologikus pada pasien sangat mendukung diagnosis ke arah dermatitis
atopi.
Manifestasi klinis dermatitis atopi untuk anak- anak sebaran lesi biasanya terdapat
di leher, pergelangan tangan dan kaki, dan di bagian lipatan dari ekstremitas
Pada pasien, terdapat kulit kering di
DISKUSI seluruh tubuh dan tepi bibir, dermatitis
tangan / kaki Cheilitis, pitiriasis alba berupa
• Pada kasus di atas, pasien bercak-bercak hipopigmentasi di punggung,
mengeluh gatal, lesi di ekstremitas dada, ektremitas atas, dan ektremitas
atas, ekstremitas bawah, dan bawah, adanya lipatan Dennie-Morgan
wajah, dan adanya riwayat atopi di kelopak mata bawah sisi kanan dan kiri,
keluarga. Berdasarkan kriteria gatal apabila berkeringat, hipersensitif
hanifin rajka, telah memenuhi 3 terhadap makanan, gatal juga dipengaruhi
suhu dingin, dan gatal-gatal muncul awitan
kriteria mayor
usia dini. Berdasarkan kriteria Hanifin
Rajka, keluhan pasien telah memenuhi 8
kriteria minor. Diagnosis dermatitis atopic
ditegakkan apabila keluhan pasien
memenuhi 3 kriteria mayor dan 3 atau lebih
kriteria minor.
DISKUSI
• Derajat keparahan inflamasi Pada pasien, luas lesi terdapat pada kedua
dermatitis pada pasien dengan ekstremitas atas, ekstremitas bawah, dan wajah.
menggunakan SCORAD (Score Berdasarkan penilaian rule of nine, nilai luas lesi
of Dermatitis Atopic) dengan 58,5%. Tanda-tanda inflamasi pada pasien
menilai (A) luas lesi, (B) tanda- didapatkan skor 6. Gatal-gatal hingga
mengganggu tidur pasien didapatkan skor 7 dari
tanda inflamasi, dan (C) keluhan
skala 0-10. Berdasarkan rumus nilai indeks
gatal dan gangguan tidur SCORAD: A/5 + 7B/2 + C didapatkan pada
pasien ini yaitu derajat sedang dengan total skor
39,7.
DISKUSI
• Pengobatan dermatitis Loratadin tablet 10 mg berfungsi untuk
atopik mengurangi rasa gatal yang dialami pasien
terutama saat tidur
• krim urea 10% untuk
mengurangi keluhan kulit
kering
• krim mometason furoat
0.1% untuk mengatasi
inflamasi pada kulit

Anda mungkin juga menyukai