Makalah PAH
Makalah PAH
Disusun oleh:
Lilis
Bachtiar Fakaubun
La Ode Mani
Kelas/ Semester: B/ V
(IAIN) AMBON
2023
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kami sebagai penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah Subhanahu Wata’ala,yang senantiasa menganugrahkan akal dan kecerdasan dan nikmat
ilmu yang ada pada kami serta memberikan kepada kami kemudahan diatas segala kesulitan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun dalam bentuk yang
sederhana.Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wa Sallam beserta sahabat dan keluarga beliau tanpa terkecuali.
Muatan dan juga isi kandungan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu kami sebagai pemakalah sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.Akhir
kata kami juga mengharapkan pula kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
teman-teman sekalian khususnya pada prodi Pendidikan Agama Islam dalam rangka
menambah wawasan pengetahuan dan pemikiran kita.
Terima Kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Indikator
Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik.
Sedangkan menurut E. Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta
didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi
daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat
diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat
penilaian.
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-
ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan oleh siswa, untuk menunjukkan
bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi, indikator adalah kompetensi
dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan
juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau
mata pelajaran tertentu.
Dengan kata lain, Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
6
Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah
sebagai berikut.
Kelompok
Mata Pelajaran Aspek yang Dinilai
Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak
Pendidikan Agama Afektif dan Kognitif
Mulia
Kewarganegaraan dan Pendidikan
Afektif dan Kognitif
Kepribadian Kewarganegaraan
Jasmani Olahraga dan Psikomotorik, Afektif, dan
Penjas Orkes
Kesehatan Kognitif
Estetika Seni Budaya Afektif dan Psikomotorik
Matematika, IPA, Afektif, Kognitif, dan/atau
Ilmu Pengetahuan dan
IPS Psikomotorik sesuai
Teknologi
Bahasa, dan TIK. karakter mata pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata
pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan
indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca,
berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada
aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata
pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji
pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing
mata pelajaran.
7
3. Menganalisis kebutuhan dan potensi
4. Merumuskan indikator
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,
yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai
indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut :
8
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan
dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat
pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan
lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan
tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang
diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus
mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan
keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif
dan psikomotorik.
5. Mengembangkan indikator penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator
pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman
penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator
penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap
penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator
(indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan
tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal,
lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
STANDAR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
KOMPETENSI
9
1. Mengenal hukum bacaan1.1 Menjelaskan pengertian 1.1 1. Menyebutkan apa saja huruf-
ikhfa hukum ikhfa huruf ikhfa
1.1. 2. Cara membaca hukum bacaan
ikhfa
1.1. 3. Mencari contoh hukum
bacaan ikhfa
1.1. 4. Menulis beberapa contoh
hukum ikhfa
10
kata yang terdapat dalam hadits dipelajari ini diketahui artinya, murid diajarkan untuk
mengartikan hadits secara utuh. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran
mengartikan ini, diusahakan murid mampu mengartikan hadits dengan lancar dan benar.
a) Pengetahuan, yang meliputi fakta, konsep, prinsip, prosedur, keterampilan, dan sikap
atau nilai.
b) Keterampilan, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan tertentu, yang dapat berarti secara jasmani maupun rohani.
c) Sikap atau nilai, yaitu berkaitan dengan sikap atau minat untuk mengikuti materi
pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa aspirasi terhadap sesuatu dan
penyesuaikan perasaan social.
Aspek-aspek tersebut hendaknya menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan materi pelajaran al-Quran Hadits dan rinciannya. Suatu satuan bahasan
yang telah ditentukan ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep-konsep
yang terkandung dalam topik tersebut, prinsip-prinsip yang perlu disampaikan dan
seterunya.
2. Kriteria dan Prosedur Pemilihan Materi Pelajaran
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Kerena itu,
pemilihan meteri pelajaran al-Quran Hadits tentu saja harus sejalan dengan ukuran-
ukuran (kriteri) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang
bersangkuan.
11
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah
dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasrkan
potensi yang dimilikinya.
Siswa dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan mampu
hidup mandiri.
6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sitematis dan logis.
Setiap mata pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya
dan terpusat pada satu topic masalah tertentu.
7. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, guru yang ahli dan
masyarakat.
Ketiga factor ini perlu dipertimbangkan oleh karena ketiganya akan saling melingkapi
satu sama lain.
a. Prinsip-Prinsip Psikologi
1. Dari materi pembelajaran yang bersifat sederhana meningkat pada yang makin
rukmi dan sulit
12
2. Dari materi pembelajaran yang bersifat konkrit menuju kemateri yang bersifat
abstrak, seperti konsep, ide, atau symbol.
3. Dari materi yang bersifat umum meningkat ke materi yang bersifat analisis
dengan kajian yang lebiih rumit.
4. Didasrkan atas pengggunaan penalaran, baik induktif maupun deduktif.
5. Materi pembelajaran hendaknya mempunyai makna bagi siswa, kebermaknaan
tersebut dapt didasrkan atas tolok ukur dikenalnya objek dalam kehidupan
sehari-hari
b. Prinsip-Prinsip Umum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;
2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,
yaitu:
1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
2. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal
sebagai indikoator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu tingkat kompetensi
dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi, unsur-unsur secara lengkap dikenal
dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree)(Suparman, 1995).
1. AudienceAudienceadalah pebelajar yang akan belajar.
2. BehaviorBehavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh pebelajar
setelah selesai proses pembelajarannya.
3. ConditionCondition adalah batasan yang dikenakan kepada pebelajar atau alat yang
digunakan pebelajar saat mereka dites, bukan pada saat mereka belajar.
4. DegreeDegree adalah tingkat keberhasilan pebelajaran dalam mencapai perilaku tersebut.
B. Saran
1. Materi
14
Dalam membaca Al-Qur’an hendaknya diperhatikan tata cara membacanya seperti:
tajwid, makhraj, dan tanda waqofnya. Dan guru hendaknya lebih memeperhatikan setiap
individu siswa.
2. Bagi Sekolah
a. Hendaknya bagi lembaga sekolah lebih memantapkan dan selalu mendukung kegiatan-
kegiatan dalam pembelajaran yang berlangsung, seperti pidato, seni membaca Al-Qur’an,
TPQ maupun yang lainnya.
b. Hendaknya bagi semua pihak sekolah lebih memperhatikan siswa yang mempunyai
permasalahan baik prestasi maupun hal yang lainnya.
c. Kepada para guru/ pendidik disarankan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan situasi di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
4. Bagi Siswa
a. Dalam bergaul, hendaknya siswa tidak terlalu memilih, anggap semua adalah teman,
dengan begitu suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan.
b. Hendaknya siswa lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.
DAFTAR PUSTAKA
15
Makki, M. Ismail, and Aflahah Aflahah. "Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran." (2019).
Walid, Muhammad, and Sulalah Sulalah. "Pengembangan buku ajar al-qur’an hadis kelas 5
berbasis hermeneutik dan experiential learning di Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang."
(2013).
16