Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK 3

INDIKATOR DAN MATERI

PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST

Disusun oleh:
Lilis

Bachtiar Fakaubun

La Ode Mani

Miranti Madani Mahu

Kelas/ Semester: B/ V

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) AMBON

2023

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur kami sebagai penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah Subhanahu Wata’ala,yang senantiasa menganugrahkan akal dan kecerdasan dan nikmat
ilmu yang ada pada kami serta memberikan kepada kami kemudahan diatas segala kesulitan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun dalam bentuk yang
sederhana.Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wa Sallam beserta sahabat dan keluarga beliau tanpa terkecuali.

Muatan dan juga isi kandungan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu kami sebagai pemakalah sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.Akhir
kata kami juga mengharapkan pula kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
teman-teman sekalian khususnya pada prodi Pendidikan Agama Islam dalam rangka
menambah wawasan pengetahuan dan pemikiran kita.

Terima Kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ambon, 24 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

A. Kata Pengantar ............................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6

A. Indikator dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.................................. 6


B. Langkah-langkah pengembangan indikator............................................ 6
C. Ciri-ciri indikator........................................................................................ 10
D. Contoh pengembangan dan perumusan indikator................................... 10
E. Penuyusunan materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits............................ 11

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 14

A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyimak tuntutan standar proses pada Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007, guru diwajibkan membuat peren
canaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang bermutu merupakanlangkah awal
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.Perencanaan pembelajaran
direalisasikan pada pengembangan silabus dan RPP

Pengembangan silabus dan RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dariKompetensi


Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang di dalamnya memuatindikator, kegiatan
pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian. Keempathal inilah yang nantinya dapat
mengantarkan peserta didik mencapai kemampua nminimal yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Kegiatan merumuskan indikator menjadi
kewajiban bagi guru agarterlaksana proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Kewajiban
ini tertulis juga pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian bahwasalah satu kegiatan guru adalah mengembangkan indikator pencapaian KD
danmemilih teknik penilaian yang sesuai. Selanjutnya, dalam Permendiknas Nomor16 Tahun
2007 tentang Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran salah satukompetensi yang
diharapkan dari guru adalah mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Indikator dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits?


2. Apa saja langkah-langkah pengembangan indikator?
3. Apa ciri-ciri indikator yang baik dan benar?
4. Bagaimana contoh pengembangan indikator?
5. Bagaimana contoh perumusan indikator?
6. Bagaimana penyusunan materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits?

4
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Indikator dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits


2. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan indikator
3. Untuk mengetahui ciri-ciri indikator yang baik dan benar
4. Untuk mengetahui contoh pengembangan dan perumusan indikator
5. Untuk mengetahui penyusunan materi pembelajaran Al-Qur’an Hadits

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Indikator

Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik.
Sedangkan menurut E. Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta
didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi
daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat
diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat
penilaian.
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-
ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan oleh siswa, untuk menunjukkan
bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi, indikator adalah kompetensi
dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan
juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau
mata pelajaran tertentu.
Dengan kata lain, Indikator merupakan penanda pencapaian Kompetensi Dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

B. Langkah-langkah pengembangan indikator

Untuk mekanisme pengembangan indikator, dapat dikembangkan dengan langkah-


langkah sebagai berikut :
1. Menganalisis tingkat kompetensi dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi
dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan.

2. Menganalisis karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah


Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta
didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan

6
Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah
sebagai berikut.

Kelompok
Mata Pelajaran Aspek yang Dinilai
Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak
Pendidikan Agama Afektif dan Kognitif
Mulia
Kewarganegaraan dan Pendidikan
Afektif dan Kognitif
Kepribadian Kewarganegaraan
Jasmani Olahraga dan Psikomotorik, Afektif, dan
Penjas Orkes
Kesehatan Kognitif
Estetika Seni Budaya Afektif dan Psikomotorik
Matematika, IPA, Afektif, Kognitif, dan/atau
Ilmu Pengetahuan dan
IPS Psikomotorik sesuai
Teknologi
Bahasa, dan TIK. karakter mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata
pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan
indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca,
berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada
aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata
pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji
pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing
mata pelajaran.

Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang


unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar.
Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta
didik dengan karakteristik unik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai
sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional.

Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator


karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar
minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf
internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan
kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan
tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.

7
3. Menganalisis kebutuhan dan potensi

Penyelenggaraan pendidikan harus dapat melayani kebutuhan peserta didik,


lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik
mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat
potensi yang diraihnya.

Indikator dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang


akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.

4. Merumuskan indikator
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,
yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; dan indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai
indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator


2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan kompetensi
4. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan
materi pembelajaran.
5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu tingkat kompetensi
dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi, unsur-unsur secara lengkap dikenal
dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
 Audience adalah pebelajar yang akan belajar.
 Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh pebelajar setelah
selesai proses pembelajarannya.
 Condition adalah batasan yang dikenakan kepada pebelajar atau alat yang digunakan
pebelajaran saat mereka dites, bukan pada saat mereka belajar.
 Degree adalah tingkat keberhasilan pebelajar dalam mencapai perilaku tersebut.

8
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan
dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat
pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan
lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan
tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang
diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus
mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan
keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif
dan psikomotorik.
5. Mengembangkan indikator penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator
pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman
penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator
penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap
penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator
(indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan
tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal,
lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.

Indikator dapat dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :


1. Konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran,
2. Dinyatakan dengan jelas,
3. Dapat diukur dengan jelas,
4. Realistik dan dapat dilakukan,
5. Sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, dan
6. Dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia.

C. Contoh Pengembangan Indikator

STANDAR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
KOMPETENSI

9
1. Mengenal hukum bacaan1.1 Menjelaskan pengertian 1.1 1. Menyebutkan apa saja huruf-
ikhfa hukum ikhfa huruf ikhfa
1.1. 2. Cara membaca hukum bacaan
ikhfa
1.1. 3. Mencari contoh hukum
bacaan ikhfa
1.1. 4. Menulis beberapa contoh
hukum ikhfa

D. Contoh Perumusan Indikator


Merumuskan indikator dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting. Demikian pula dalam proses pembelajaran mengartikan Al-Qur’an dan Hadits ini
perlu dirumuskan indikatornya. Indikator yang dirumuskan ini menjadi acuan dalam melihat
keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Secara garis besar indikator pembelajaran mengartikan Al-Qur’an dan Hadits adalah
diupayakan agar murid mampu:
a. Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan benar
b. Mengartikan hadits dengan lancar dan benar
Secara lebih rinci penjabaran dan perumusan indikator yang disebutkan di atas adalah
sebagai berikut:
1. Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan benar
Dalam proses pembelajaran mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an ini dilakukan secara
bertahap. Langkah awal yang dilakukan adalah murid diajarkan cara mengartikan kosa kata
yang terdapat dalam ayat-ayat yang sedang dipelajari. Setelah seluruh kosa kata dari ayat-
ayat ini dikuasi artinya, murid diajarkan untuk mengartikan ayat demi ayat. Kondisi ini pada
gilirannya akan menjadikan siswa mampu untuk mengartikan keseluruhan ayat dari surat
yang sedang dipelajari. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran mengartikan
ini, diusahakan murid mampu mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan benar.
2. Mengartikan hadits dengan lancar dan benar
Proses yang sama juga terjadi dalam pembelajaran mengartikan hadits. Pada awalnya murid
diajarkan untuk mengartikan kosa kata yang terdapat dalam suatu hadits, setelah semua kosa

10
kata yang terdapat dalam hadits dipelajari ini diketahui artinya, murid diajarkan untuk
mengartikan hadits secara utuh. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran
mengartikan ini, diusahakan murid mampu mengartikan hadits dengan lancar dan benar.

E. Penyusunan Materi Pembelajaran Quran Hadits


1. Pengertian Materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus


dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Joko Susilo, bahwa materi pembelajaran adalah
pokok-pokok yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kemampuan
dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrument yang disusun berdasarkan
indicator pencapaian belajar. Meteri pembelajaran terdiri atas beberapa aspek, yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai.

a) Pengetahuan, yang meliputi fakta, konsep, prinsip, prosedur, keterampilan, dan sikap
atau nilai.
b) Keterampilan, yaitu suatu kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan tertentu, yang dapat berarti secara jasmani maupun rohani.
c) Sikap atau nilai, yaitu berkaitan dengan sikap atau minat untuk mengikuti materi
pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa aspirasi terhadap sesuatu dan
penyesuaikan perasaan social.
Aspek-aspek tersebut hendaknya menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan materi pelajaran al-Quran Hadits dan rinciannya. Suatu satuan bahasan
yang telah ditentukan ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep-konsep
yang terkandung dalam topik tersebut, prinsip-prinsip yang perlu disampaikan dan
seterunya.
2. Kriteria dan Prosedur Pemilihan Materi Pelajaran

Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Kerena itu,
pemilihan meteri pelajaran al-Quran Hadits tentu saja harus sejalan dengan ukuran-
ukuran (kriteri) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang
bersangkuan.

Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam tujuan


instruksional dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran:

1. Kriteria tujuan instruksional

Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan


instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku.karena itu,materi tersebut supaya sejalan
dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
2. Materi pelajaran supaya terjabar

11
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah
dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur

3. Relevan dengan kebutuhan siswa

Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasrkan
potensi yang dimilikinya.

4. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat

Siswa dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan mampu
hidup mandiri.

5. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik

Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan


moral siswa.

6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sitematis dan logis.

Setiap mata pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya
dan terpusat pada satu topic masalah tertentu.

7. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, guru yang ahli dan
masyarakat.

Ketiga factor ini perlu dipertimbangkan oleh karena ketiganya akan saling melingkapi
satu sama lain.

Penyusunan materi pembelajaran yang sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut,


diharapkan dapat mengahadirkan meteri pembelajaran yang betul-betul sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui
kegiatan pembelajaran yang efektif. Adapun prosedur pemilihan materi pembelajaran adalah:

 Prosedur menerima saran dari para ahli


 Prosedur eksperimental
 Prosedeur ilmiah atau analitik
 Prosedur consensus
 Prosedur fungsi social
 Persistent life situation procedure

3. Prinsip-Prinsip Memilih Materi Pembelajaran Quran Hadis

a. Prinsip-Prinsip Psikologi
1. Dari materi pembelajaran yang bersifat sederhana meningkat pada yang makin
rukmi dan sulit

12
2. Dari materi pembelajaran yang bersifat konkrit menuju kemateri yang bersifat
abstrak, seperti konsep, ide, atau symbol.
3. Dari materi yang bersifat umum meningkat ke materi yang bersifat analisis
dengan kajian yang lebiih rumit.
4. Didasrkan atas pengggunaan penalaran, baik induktif maupun deduktif.
5. Materi pembelajaran hendaknya mempunyai makna bagi siswa, kebermaknaan
tersebut dapt didasrkan atas tolok ukur dikenalnya objek dalam kehidupan
sehari-hari
b. Prinsip-Prinsip Umum

1. Prinsip relevansi/keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi


dasar
2. prinsip konsistensi, yaitu jika kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa empat
macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi empat.
3. Prinsip keecukupan, yaitu meteri pembelajaran hendaknya cukup memadai dalam
bentuk siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan
c. Langkah-Langkah Peilihan materi pembelajaran

1. Mengidentifkasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi


dasar
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
3. Memilih materi pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.
4. Memlilih suumber materi pembelajaran dari berbagai sumber.
Prinsip-Prinsip Penentuan Ruang Lingkup Materi Pembelajaran

a) Menentukan jenis materi pembelajaran, apakah termasuk domain kognitif, afektif,


atau psikomoto.
b) Keluasan materi pembelajaran menunjukkan banyaknya materi pembelajaran al-
Quran Hadits yang dimasukkan ke dalam materi pembelajaran
c) Kecukupan materi pembelajaran yang akan sangat membantu pencapaian penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

13
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;
2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,
yaitu:
1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
2. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal
sebagai indikoator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu tingkat kompetensi
dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi, unsur-unsur secara lengkap dikenal
dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree)(Suparman, 1995).
1. AudienceAudienceadalah pebelajar yang akan belajar.
2. BehaviorBehavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh pebelajar
setelah selesai proses pembelajarannya.
3. ConditionCondition adalah batasan yang dikenakan kepada pebelajar atau alat yang
digunakan pebelajar saat mereka dites, bukan pada saat mereka belajar.
4. DegreeDegree adalah tingkat keberhasilan pebelajaran dalam mencapai perilaku tersebut.

B. Saran
1. Materi

14
Dalam membaca Al-Qur’an hendaknya diperhatikan tata cara membacanya seperti:
tajwid, makhraj, dan tanda waqofnya. Dan guru hendaknya lebih memeperhatikan setiap
individu siswa.

2. Bagi Sekolah
a. Hendaknya bagi lembaga sekolah lebih memantapkan dan selalu mendukung kegiatan-
kegiatan dalam pembelajaran yang berlangsung, seperti pidato, seni membaca Al-Qur’an,
TPQ maupun yang lainnya.
b. Hendaknya bagi semua pihak sekolah lebih memperhatikan siswa yang mempunyai
permasalahan baik prestasi maupun hal yang lainnya.
c. Kepada para guru/ pendidik disarankan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi sesuai dengan situasi di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.

3. Bagi guru PAI


a. Guru sebagai tenaga profesional hendaknya melandasi setiap perkataannya dengan
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan nilai-nilai rabbani sehingga guru tersebut menjadi
teladan yang baik bagi anak didik nya.
b. Guru hendaknya selalu berusaha meningkatkan profesionalnya dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya, sebaiknya dalam pembelajaran guru tidak hanya
menggunakan metode ceramah saja, semisal dengan menggunakan metode tutor sebaya
(peer teaching) agar siswa lebih aktif dan mudah dalam memahami pelajaran.
c. Menuntaskan materi agar difahami oleh siswa agar tercapainya standar kompetensi
dan tercapainya tujuan pembelajaran khususnya Al- Qur’an Hadits

4. Bagi Siswa
a. Dalam bergaul, hendaknya siswa tidak terlalu memilih, anggap semua adalah teman,
dengan begitu suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan.
b. Hendaknya siswa lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.

DAFTAR PUSTAKA

15
Makki, M. Ismail, and Aflahah Aflahah. "Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran." (2019).

Sagala, Syaiful. "Silabus sebagai landasan pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran


bagi guru yang profesional." Jurnal Tabularasa 5.1 (2008): 11-22.

Elis Ratna Wulan, Elis, and A. Rusdiana. "Evaluasi pembelajaran." (2015).

Walid, Muhammad, and Sulalah Sulalah. "Pengembangan buku ajar al-qur’an hadis kelas 5
berbasis hermeneutik dan experiential learning di Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang."
(2013).

16

Anda mungkin juga menyukai