Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI
TIPE MADYA PABEAN C
Standar Operasional Prosedur
Penelitian dan Penetapan Nilai Pabean
Nomor SOP: Tanggal Penetapan: Tanggal Revisi: Revisi ke: -
1/TMPC/2019 05 Juli 2019 -

1. Deskripsi
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) ini menjelaskan tentang proses
penelitian dan penetapan nilai pabean, yang dimulai sejak Pejabat Peneliti
Dokumen (PPD) menerima dokumen PIB dan dokumen pelengkapnya
serta Laporan Hasil Pemeriksaan (dalam hal barang impor dilakukan
pemeriksaan fisik) sampai dengan PPD menetapkan nilai pabean atas
barang impor.
b. Importir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan
impor.
c. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) adalah Pejabat Bea dan Cukai yang
berwenang untuk melakukan pemeriksaan fisik dan ditunjuk secara
langsung melalui Sistem Komputer Pelayanan (SKP) atau oleh Pejabat Bea
dan Cukai, dengan jabatan Pelaksana Pemeriksa atau Pejabat Pemeriksa
Bea dan Cukai Kategori Keterampilan Subunsur Pemeriksaan Barang,
Badan, dan Sarana Pengangkut.
d. Pejabat Peneliti Dokumen (PPD) adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan
tugas penelitian dokumen dan penetapan tarif dan/atau nilai pabean
dengan jabatan Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan
Dukungan Teknis dan/atau Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai
Subunsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai.
e. Pemberitahuan Impor Barang yang selanjutnya disingkat PIB adalah
Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran barang yang diimpor untuk
dipakai.
f. Dokumen Pelengkap Pabean adalah semua dokumen yang digunakan
sebagai pelengkap pemberitahuan pabean, misalnya invoice, packing list,
Bill of Lading/Airway Bill, dokumen pemenuhan persyaratan impor, dan
dokumen lainnya yang dipersyaratkan.
g. Dua barang dianggap identik atau selanjutnya yang disebut barang
identik adalah apabila keduanya sama dalam segala hal, paling tidak
karakter fisik, kualitas, dan reputasinya sama, serta:
1) Diproduksi oleh produsen yang sama di negara yang sama; atau
2) Diproduksi oleh produsen lain di negara yang sama.
h. Bukti nyata atau data yang objektif dan terukur adalah bukti atau data
berdasarkan dokumen yang benar-benar tersedia dan pada dokumen
tersebut terdapat besaran, nilai atau ukuran tertentu dalam bentuk
angka, kata dan/atau kalimat.
i. Database Nilai Pabean yang selanjutnya disingkat DbNP adalah
kumpulan data nilai barang impor dan Cost, Insurance, dan Freight (CIF)
dan/atau nilai barang impor yang telah dilakukan penghitungan kembali,
yang tersedia di dalam Daerah Pabean.
j. Pengujian kewajaran adalah kegiatan penelitian nilai pabean yang
dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai dalam rangka menilai kewajaran
atas pemberitahuan nilai pabean.
k. Informasi Nilai Pabean yang selanjutnya disingkat INP adalah
pemberitahuan Pejabat Bea dan Cukai kepada Importir untuk
menyerahkan pernyataan tentang fakta yang berkaitan dengan transaksi
barang yang diimpor.
l. Deklarasi Nilai Pabean yang selanjutnya disingkat DNP adalah
pernyataan Importir tentang fakta yang berkaitan dengan transaksi
barang yang diimpor dengan disertai dokumen pendukungnya.
m. SPTNP adalah Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean.
n. SPPJ adalah Surat Penetapan Penyesuaian Jaminan.
o. SPPB adalah Surat Persetujuan Pengeluaran Barang.
p. Unit pelaksana SOP ini adalah Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan
Cukai Subunsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai dan/atau
Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis pada
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C
(KPPBC TMP C).
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2010 tentang Nilai
Pabean untuk Penghitungan Nilai Pabean, sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2018.
3. Ketertautan
SOP ini memiliki ketertautan dengan prosedur pemeriksaan fisik barang
impor dan prosedur pengeluaran barang impor untuk dipakai.
4. Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Importir/kuasanya.
b. Pejabat Peneliti Dokumen (PPD).
c. Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF).
5. Persyaratan dan Perlengkapan
a. PIB yang telah mendapat nomor dan tanggal pendaftaran dan dokumen
pelengkap serta LHP (dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik).
b. Database Nilai Pabean I (DbNP I).
c. Database Nilai Pabean II (DbNP II).
d. Sistem Komputer Pelayanan.
e. Penelitian nilai pabean tidak dilakukan terhadap pemberitahuan pabean
impor yang diajukan oleh:
1) Importir Mitra Utama (MITA) Kepabeanan;
2) Importir Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic
Operator);
3) Importir produsen dengan kategori risiko rendah;
4) Importir yang mendapatkan fasilitas dari Badan Koordinasi
Penananman Modal;
5) Impotir yang mendapatkan fasilitas KITE Pembebasan;
6) Importir yang mendapatkan fasilitas pembebasan dari Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai; atau
7) Instansi Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang mengimpor
secara langsung.
f. Penelitian nilai pabean dapat dilakukan terhadap importir dan instansi
pemerintah sebagaimana dimaksud huruf e, dalam hal:
1) terdapat informasi dan petunjuk yang dapat dipertanggungjawabkan
dari unit pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan instansi di luar
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2) pada pemberitahuan pabean impor beserta dokumen yang menjadi
lampirannya yang disampaikan oleh importir dab instansi pemerintah
terdapat Bukti Nyata atau Data yang Objektif dan terukur yang
mengakibatkan perbedaan pembayaran bea masuk.
g. Penelitian nilai pabean dilakukan terhadap importir dan instansi
pemerintah sebagaimana dimaksud huruf e, dalam hal:
1) barang ekspor yang diimpor kembali (barang re-impor).
2) barang impor terkena pemeriksaan acak; atau
3) barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
6. Keluaran (Output)
a. Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai Pabean (LPPNP).
b. Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP).
c. Surat Penetapan Penyesuaian Jaminan (SPPJ).
d. Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
7. Jangka Waktu Penyelesaian
Jangka waktu penyelesaian SOP ini adalah 30 (tiga puluh) hari kerja dimulai
sejak tanggal pendaftaran PIB.
8. Perhatian
SOP ini bermanfaat bagi kinerja Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan
Cukai Subunsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai dan/atau Seksi
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC TMP C
dalam melaksanakan penelitian dan penetapan nilai pabean. Dalam hal SOP
ini tidak terlaksana dengan baik, maka proses penelitian dan penetapan nilai
pabean menjadi terhambat.
9. Matriks RASCI
Pejabat
Pejabat
Penelitian dan Penetapan Nilai Importir/ Peneliti
Pemeriksa
Pabean Kuasanya Dokumen
Fisik (PPF)
(PPD)
Penerimaan Dokumen PIB S R
Penelitian Nilai Pabean dan/atau
I R/A R
pemeriksaan fisik barang
Pengujian kewajaran Nilai Pabean
R/A
pada DbNP I atau DbNP II
Penerbitan INP dan penelitian DNP
S/I R/A
dan dokumen lainnya
Konsultasi dan penelitian hasil
S/I R/A
konsultasi
Penetapan Nilai Pabean R/A
Penerbitan SPPB atau SPPJ/SPTNP I R/A

10. Prosedur Kerja


a. Setelah PPD menerima dokumen PIB dan dokumen pelengkap serta LHP
(dalam hal barang dilakukan pemeriksaan fisik), PPD melakukan
penelitian nilai pabean terhadap barang impor.
b. Penelitian nilai pabean terhadap barang impor meliputi:
1) mengidentifikasi apakah barang impor merupakan objek transaksi
jual beli;
2) meneliti persyaratan nilai transaksi untuk dapat diterima sebagai
nilai pabean;
3) meneliti unsur biaya-biaya dan/atau nilai yang seharusnya
ditambahkan dalam nilai transaksi
4) meneliti unsur biaya-biaya dan/atau nilai yang seharusnya tidak
termasuk dalam nilai transaksi;
5) meneliti hasil pemeriksaan fisik; dan
6) menguji kewajaran pemberitahuan nilai pabean yang tercantum pada
pemberitahuan pabean impor.
c. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik tidak dapat digunakan untuk
melakukan penelitian nilai pabean, PPD dapat mengembalikan hasil
pemeriksaan fisik tersebut kepada Pejabat Pemeriksa Fisik (PPF) untuk
dilengkapi sehingga dapat menunjuk jenis, spesifikasi, satuan, dan
jumlah barang dengan jelas.
d. Dalam hal penelitian nilai pabean terhadap barang impor menunjukkan
bahwa:
1) barang impor bukan merupakan objek transaksi jual beli;
2) persyaratan nilai transaksi tidak terpenuhi;
3) unsur biaya dan/atau nilai yang seharusnya ditambahkan dalam nilai
transaksi tidak dapat dihitung dan/atau tidak didasarkan bukti nyata
atau data yang objektif dan terukur;
4) unsur biaya dan/atau nilai yang seharusnya tidak termasuk dalam
nilai transaksi tidak dapat dihitung dan/atau tidak didasarkan bukti
nyata atau data yang objektif dan terukur; atau
5) hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jenis, spesifikasi atau jumlah
barang yang diberitahukan tidak sesuai dengan pemberitahuan,
PPD menetapkan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang identik
sampai dengan metode pengulangan (fallback) yang diterapkan sesuai
hierarki penggunaannya.
e. Dalam hal penelitian nilai pabean terhadap barang impor menunjukkan
bahwa:
1) barang impor merupakan objek transaksi jual beli;
2) persyaratan nilai transaksi terpenuhi;
3) unsur biaya dan/atau nilai yang seharusnya ditambahkan dalam nilai
transaksi dapat dihitung dan/atau didasarkan bukti nyata atau data
yang objektif dan terukur;
4) unsur biaya dan/atau nilai yang seharusnya tidak termasuk dalam
nilai transaksi dapat dihitung dan/atau didasarkan bukti nyata atau
data yang objektif dan terukur; dan
5) hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jenis, spesifikasi atau jumlah
barang yang diberitahukan sesuai dengan pemberitahuan,
PPD melakukan pengujian kewajaran.
f. PPD melakukan pengujian kewajaran dengan cara membandingkan nilai
barang yang diberitahukan pada PIB dengan nilai barang identik pada
DbNP I terlebih dahulu.
g. Dalam hal hasil pengujian kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean
yang diberitahukan:
1) lebih rendah di bawah 5% (lima persen);
2) lebih rendah sebesar 5% (lima persen);
3) sama; atau
4) lebih besar;
Dari DbNP I, PPD menentukan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi
barang yang telah diberitahukan oleh Importir.
h. Dalam hal hasil pengujian kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean
yang diberitahukan kedapatan lebih rendah di atas 5% (lima persen) dari
nilai barang identik pada DbNP I, PPD melakukan penelitian lebih
mendalam dengan menerbitkan INP dan mengirimkannya kepada
Importir melalui media elektronik atau dengan cara pengirim lainnya.
i. Dalam hal tidak ditemukan data pembanding nilai barang identik dalam
DbNP I, PPD melakukan pengujian kewajaran dengan data pembanding
nilai barang identik pada DbNP II.
j. Dalam hal pengujian kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean yang
diberitahukan:
1) sama; atau
2) lebih besar,
Dari nilai barang identik pada DbNP II, PPD menentukan nilai pabean
berdasarkan nilai transaksi barang yang telah diberitahukan Importir.
k. Dalam hal pengujian kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean yang
diberitahukan kedapatan lebih rendah dari nilai barang identik DbNP II
atau tidak ditemukan data pembanding pada DbNP II, PPD melakukan
penelitian lebih mendalam dengan menerbitkan INP dan mengirimkannya
kepada Importir melalui media elektronik atau dengan cara pengirim
lainnya.
l. Dalam hal importir tidak menyerahkan:
1) DNP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
diterbitkan INP; dan
2) semua informasi, dokumen, dan/atau pernyataan yang diperlukan
dalam rangka penentuan nilai pabean
Sehingga nilai transaksi tidak dapat diyakini kebenaran dan
keakuratannya, PPD menetapkan nilai pabean berdasarkan nilai
transaksi barang identik sampai dengan metode pengulangan (fallback)
yang diterapkan sesuai dengan hierarki penggunaannya.
m. Dalam hal hasil penelitian terhadap DNP, informasi, dokumen, dan/atau
pernyataan yang telah diserahkan oleh Importir menunjukkan bahwa
nilai transaksi dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya, PPD
menentukan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang yang telah
diberitahukan importir.
n. Dalam hal hasil penelitian terhadap DNP, informasi, dokumen, dan/atau
pernyataan yang telah diserahkan oleh Importir menunjukkan bahwa
nilai transaksi tidak dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya, PPD:
1) menetapkan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang identik
sampai dengan metode pengulangan (fallback) yang diterapkan sesuai
dengan hierarki penggunaannya; atau
2) melakukan konsultasi kepada importir atau kuasanya.
o. Dalam hal hasil konsultasi menunjukkan bahwa nilai transaksi dapat
diyakini kebenaran dan keakuratannya, serta didukung oleh bukti nyata
atau data yang objektif dan terukur, PPD menentukan nilai pabean
berdasarkan nilai transaksi barang yang telah diberitahukan oleh
Importir.
p. Dalam hal hasil konsultasi berdasarkan bukti nyata atau data yang
objektif dan terukur menunjukkan bahwa nilai transaksi tidak dapat
diyakini kebenaran dan keakuratannya, PPD menetapkan nilai pabean
berdasarkan nilai transaksi barang identik dengan metode pengulangan
(fallback) yang diterapkan sesuai dengan hierarki penggunaannya.
q. PPD menetapkan nilai pabean barang impor untuk penghitungan bea
masuk dan PDRI, maksimal 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
pemberitahuan pabean impor dan menerbitkan:
1) SPPB, dalam hal nilai pabean ditetapkan berdasarkan nilai transaksi
barang yang telah diberitahukan oleh Importir; atau
2) SPTNP atau SPPJ, dalam hal nilai pabean yang diberitahukan oleh
Importir berbeda dengan nilai pabean barang yang sebenarnya.
r. Dalam hal nilai pabean ditetapkan berbeda dengan nilai pabean yang
telah diberitahukan oleh Importir, PPD harus mengisi Lembar Penelitian
dan Penetapan Nilai Pabean (LPPNP).
11. Bagan Alir (Flowchart)
MENGIDENTIFIK
ASI APAKAH TIDAK
BARANG IMPOR 2
MENENTUKAN
MERUPAKAN MEMBANDINGK NILAI PABEAN
OBJEK YA AN APAKAH BERDASARKAN
TRANSAKSI MENERBITKAN
MERUPAKAN NILAI PABEAN BERDASARKAN
JUAL BELI SPPB
OBJEK LEBIH RENDAH NILAI TRANSAKSI
TRANSAKSI JUAL DIATAS 5% TIDAK YANG
BELI DARI DbNP I DIBERITAHUKAN
TIDAK
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

MENELITI 2
PERSYARATAN
NILAI YA
YA
TRANSAKSI
PERSYARATAN
NILAI TRANSAKSI
TERPENUHI YA
1
TIDAK
LHP MENELITI 2 MENENTUKAN
MEMBANDINGKAN
UNSUR BIAYA MENGUJI NILAI PABEAN
NILAI PABEAN
YANG KEWAJARAN MEMBANDINGK BERDASARKAN
MENERIMA PIB YANG MENERBITKAN
MELAKUKAN SEHARUSNYA YA PEMBERITAHUA DITEMUKAN AN APAKAH BERDASARKAN
DAN DOKUMEN DIBERITAHUKAN SPPB
PENELITIAN DITAMBAHKAN N NILAI PABEAN DATA NILAI PABEAN NILAI TRANSAKSI
DENGAN NILAI
PPD

PELENGKAP UNSU R BIAYA YANG YANG


NILAI PABEAN BARANG IDENTIK PEMBANDING LEBIH RENDAH TIDAK
MULAI SERTA LHP YANG
TERCANTUM DIBERITAHUKAN
SEHARU SNYA PADA DbNP I DARI DbNP II
DITAMBAHKAN
DAPAT DIHITUNG

MENELITI YA
TIDAK
UNSUR BIAYA 2 TIDAK
YANG YA
PIB DAN MEMBANDINGKAN
DOKAP SEHARUSNYA SPPB
NILAI PABEAN
TIDAK
YANG
DITAMBAHKAN UNSU R BIAYA
1
YANG YA DIBERITAHUKAN
SEHARU SNYA DENGAN NILAI
BARANG IDENTIK DITEMUKAN
TIDAK
DITAMBAHKAN PADA DbNP II DATA
DAPAT DIHITUNG PEMBANDING
YA
MENELITI HASIL MENGEMBALIKA TIDAK
PEMERIKSAAN N LHP KEPADA
FISIK PPF UNTUK
DILAKUKAN 1
TIDAK
PEMERIKSAAN
HASIL FISIK LHP
PEMERIKSAAN
FISIK LENGKAP

PROSEDUR
PPF

PEMERIKSAAN
FISIK BARANG
IMPORTIR ATAU

MENYIAPKAN
KUASANYA

BARANG UNTUK
DIPERIKSA MENERIMA
OLEH PEJABAT RESPON SPPB
PEMERIKSA
BARANG
IMPORTIR
MENYAMPAIKA TIDAK
N DNP, 2
INFORMASI,
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

DOKUMEN
PENDUKUNG TIDAK
LAINNYA DAN/ NILAI
ATAU TRANSAKSI
MENERBITKAN DAPAT DIYAKINI
PENYATAAN YA
INP KEBENARAN
1 DAN MENENTUKAN NILAI
KEAKURATANN PABEAN
YA BERDASARKAN MENERBITKAN
BERDASARKAN NILAI SPPB
TRANSAKSI YANG MENENTUKAN
YA
MENELITI DNP, DIBERITAHUKAN NILAI PABEAN
INFORMASI, BERDASARKAN
PPD

YA
DOKUMEN BERDASARKAN MENERBITKAN
PENDUKUNG NILAI SPPB
LAINNYA DAN/ TIDAK TRANSAKSI SELESAI
ATAU TIDAK YANG
DNP, 2 DIBERITAHUKAN
PENYATAAN
INFORMASI, YA
DOKUMEN KONSULTASI
PENDUKUNG DENGAN
LAINNYA DAN/ IMPORTIR ATAU SPPB
ATAU KUASANYA NILAI
PENYATAAN MELAKUKAN MELAKUKAN TRANSAKSI
DAPAT DIYAKINI KONSULTASI PENELITIAN DAPAT DIYAKINI
KEBENARAN DENGAN TERHADAP KEBENARAN
DAN YA IMPORTIR ATAU HASIL DAN
KEAKURATAN KUASANYA KONSULTASI KEAKURATANN
YA

TIDAK
2
PPF
IMPORTIR ATAU

MELAKUKAN
KUASANYA

MENERIMA INP,
KONSULTASI
MENYAMPAIKAN
DENGAN PPD, MENERIMA
DNP, INFORMASI
MENYAMPAIKAN RESPON SPPB
DAN DOKUMEN
DNP, BUKTI NYATA
LAINNYA
INFORMASI DAN DATA
DAN/ATAU
DOKUMEN
LAINNYA
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE
MELAKUKAN
MENERBITKAN
PENGISIAN SPTNP/SPPJ
SPTNP / SPPJ
YA LPPNP
MENETAPKAN NILAI
PABEAN
BERDASARKAN
METODE NILAI NILAI PABEAN
TRANSAKSI BARANG DITETAPKAN
IDENTIK SAMPAI BERBEDA
PPD

DENGAN METODE DENGAN NILAI


2 PABEAN YANG SELESAI
PENGULANGAN
MADYA PABEAN C

(FALLBACK) SESUAI TELAH


HIERARKI DIBERITAHUKA
N
TIDAK
MENERBITKAN
SPPB

SPPB
PPF
IMPORTIR ATAU
KUASANYA

MENERIMA
MENERIMA
RESPON SPTNP/
RESPON SPPB
SPPJ
SPPB SPTNP/SPPJ

Anda mungkin juga menyukai