Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTIK KERJA PERPAJAKAN

DI KPPBC TMP C KANTOR POS PASAR BARU

Oleh :

Ferri Raka Septian

041638912

UPBJJ Jakarta

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Kepala UPBJJ Jakarta Pembimbing

Ir. Edward Zubir, M.M Grace, M.Ak.


NIP 19591218 198603 1 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala berkat limpahan rahmat


serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tepat pada
waktunya. Penulisan Laporan Praktik Perpajakan ini bertujuan untuk memenuhi
syarat kelulusan Program Studi Diploma III Perpajakan Universitas Terbuka.
Dalam pembuatan Laporan Praktik Perpajakan ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak,oleh karena itu penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Edward Zubir, M.M selaku Kepala UPBJJ-UT Jakarta;


2. Bapak Jasrial, M.Si. selaku Kaprodi Perpajakan Jurusan Ilmu Administrasi
FHSIP-UT;
3. Ibu Grace, M.Ak Selaku dosen pembimbing, yang telah banyak
memberikan masukan dan petunjuk dalam pengerjaan Laporan Praktik
Perpajakan ini;
4. Para Pegawai dari KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru yang telah banyak
memberikan informasi dan banyak membantu penulis dalam pengerjaan
Laporan Praktik Perpajakan ini, khususnya Bapak Budi Frastio dan Ananda
Ghifarry atas kerjasama yang telah diberikan;
5. Keluarga yang senantiasa memberikan doanya untuk penulis;
6. Teman-teman dan sahabat yang selalu mendukung penulis.

Penulis menyadari secara penuh bahwa dalam penulisan Laporan Praktik


Perpajakan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi lebih baik.
Demikian Laporan Praktik Perpajakan ini dibuat oleh penulis, semoga dapat
menjadi manfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Jakarta, Juni 2021


Ferri Raka Septian

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan …………………………………………………………... ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………. iii
Daftar Isi ……………………………………………………………………….. iv
Daftar Gambar ………………………………………………………….........…. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKPaja …………………………………………………….. 1
B. Maksud dan Tujuan PKPaja ………………………………………………... 3
C. Tempat PKPaja ……………………………………………………………... 3

BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK


A. Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………………………….... 5
B. Struktur Organisasi …………………………………………………………. 6

BAB III PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN PRAKTIK KERJA


PERPAJAKAN
A. Pelaksanaan Magang ………………………………………………………. 8
B. Pembahasan ………………………………………………………………... 9
1. Pengolahan Data dan Informasi..…………………………………………. 9
2. Pelayanan..………………………………………………………………... 14
3. Penagihan ………………………………………………………………... 17
4. Pemeriksaan ……………………………………………………………… 22
5. Ekstensifikasi …………………………………………………………….. 24
6. Pengawasan dan Konsultasi ……………………………………………… 26

BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan..…………………………………………………………………. 35
B. Saran-saran.…………………………………………………………………...36

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..38


LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………39
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………...56

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Tampak depan KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru…...……… 4

Gambar I.2 Peta Lokasi KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru……………… 4

Gambar II. 1 Struktur Organisasi KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru …... 8

Gambar III.1 Tampilan Aplikasi CEISA………………………………………...11

Gambar III.2 Jam Pelayanan……………………………………………………. 12

Gambar III.3 Tampilan Aplikasi CEISA Barang Kiriman………………………13

Gambar III.4 Mengakses Aplikasi CEISA Barang Kiriman…………………….14

Gambar III.5 Tampilan Aplikasi CEISA Billing……………………………….. 15

Gambar III.6 Tampilan Aplikasi NADINE……………………………………...16

Gambar III.7 Pelayanan di KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru…………….17

Gambar III.8 Sosialisasi Barang Kiriman………………………………………..18

Gambar III.9 Sosialisasi Registrasi IMEI………………………………………..18

Gambar III.10 Tampilan Sistem Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP)….20

Gambar III.11 SOP Layanan Barang Kiriman…………………………………..22

Gambar III.12 Pemeriksaan dan Perhitungan Barang Kiriman………………….23

Gambar III.13 Proses Banding Dengan Acara Biasa…………………………….36

Gambar III.13 Proses Banding Dengan Acara Cepat…………………………….36

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKPaja

Dalam memasuki dunia kerja, calon-calon lulusan universitas (mahasiswa)


tidak hanya dituntut untuk lulus berbekal kecerdasan intelektual namun harus
memiliki kemampuan dasar. Seperti kita ketahui selama menempuh pendidikan di
Universitas, mahasiswa hanya diberikan bekal ilmu teori. Kemampuan dasar yang
dimaksud antara lain pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap
(attitude). Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut, tidak semua dapat diberikan
melalui kegiatan perkuliahan formal. Oleh karena itu, mahasiswa perlu
melakukanpraktek kerja lapangan (PKL).

Praktek Kerja Perpajakan (PKPaja), merupakan suatu sarana bagi mahasiswa,


untuk mendapatkan pengalaman dan bagaimana gambaran dari keadaan dunia kerja
yang sebenarnya. Melalui sarana ini mahasiswa diharapkan mampu untuk
menerapkan disiplin ilmu yang telah di pelajari di bangku kuliah. Praktek kerja
lapangan bukan saja hanya tempat untuk magang, tetapi merupakan suatu sarana
yang pada akhirnya memberikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Karena
disini mahasiswa bukan saja hanya dituntut untuk mengaplikasikan teori yang
diperoleh dibangku kuliah, tapi juga bagaimana mengatasi permasalahan pada
dunia kerja, yang terkadang praktiknya berbeda dengan ilmu yang dipelajari di
bangku perkuliahan.

Pajak merupakan iuran yang berasal dari rakyat untuk kas negara yang
sifatnya memaksa tanpa ada imbalan secara langsung dengan tujuan untuk
kesejahteraan rakyat itu sendiri (Sarunan, 2015:519). Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

1
2

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam paktiknya di pemerintahan, pajak memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
budgetair dan fungsi regulerend (Mardiasmo, 2013:1-2). Sebagai fungsi budgetair,
pajak merupakan sumber dana atau sumber penerimaan bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran. Hal ini tercermin dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mana pajak merupakan salah satu
komponen pendapatan negara. Sedangkan sebagai fungsi regulerend, pajak
bermanfaat sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi. Hal ini tercermin dalam setiap penyusunan
kebijakan pajak dalam mengatur peredaran barang tertentu, misalnya untuk
menekan penyebaran rokok, maka kebijakan pajak memberikan tarif cukai yang
tinggi guna mengendalikan peredaran rokok.
3

B. Maksud dan Tujuan PKPaja

Berdasarkan latar belakang PKPaja diatas, maksud dari kegiatan praktek


kerja perpajakan bagi penulis adalah:

1. Memperoleh wawasan tentang aktivitas perpajakan pada tempat praktik


yakni pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C Kantor Pos Pasar Baru
2. Mengaplikasikan, menerapkan dan membandingkan pengetahuan akademis
yang telah didapatkan selama perkuliahan khususnya dalam dunia kerja
sesungguhnya.
3. Memperoleh pengalaman khususnya dalam bidang perpajakan sebagai
bekal dalam beradaptasi di dunia kerja yang sesungguhnya.

C. Tempat PKPaja

Praktik Kerja Perpajakan dilaksanakan pada Kantor Pengawasan dan


Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Kantor Pos Pasar Baru. Berikut
adalah data instansi tempat pelaksanaan Praktik Kerja Perpajakan dilakukan :

Nama Instansi : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean C Kantor Pos Pasar Baru (KPPBC TMP C Kantor Pos
Pasar Baru)

Alamat : Jl. Lapangan Banteng Utara No.1, Jakarta Pusat 10710.

No. Telepon : (021) 8092548 (Gedung Pos Ibukota Lantai 3)

Website : bcpasarbaru.beacukai.go.id
4

Sumber : diolah sendiri sama penulis


Gambar I.1 Tampak depan KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru

Sumber : https://goo.gl/maps/cp7wUsF7a2nTbri76
Gambar I.2 Peta Lokasi KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean
C Kantor Pos Pasar Baru adalah satu dari 104 KPPBC dibawah Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Kantor Pos Pasar Baru memiliki Visi
yaitu “Mendukung visi DJBC menjadi institusi kepabeanan dan cukai yang
terkemuka di dunia melalui pengawasan dan pelayanan kiriman pos” dan misi yaitu
“Memberikan pelayanan terbaik melalui jasa kiriman pos internasional sesuai
ketentuan yang berlaku, Melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan
perdagangan ilegal yang melalui kiriman pos internasional dan mengoptimalkan
penerimaan negara dari kiriman pos internasional”. Adapun Tugas KPPBC Tipe
Madya Pabean C Kantor Pos Pasar Baru adalah melaksanaan kebijakan di bidang
pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di
bidang kepabeanan dan cukai khususnya pada kiriman pos sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan fungsinya antara lain :

1. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum,


pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan
cukai khususnya pada kiriman pos;
2. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan,
penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai khususnya pada kiriman pos;
3. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan,
penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai khususnya pada kiriman pos;
4. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan,
penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai khususnya pada kiriman pos ;

5
6

5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan


6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC)
Tipe Madya Pabean C Kantor Pos Pasar Baru sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.01/2020 tanggal 18 November 2020
adalah sebagai berikut:

1. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, sumber


daya manusia, ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan Barang Milik
Negara dan pengelolaan kearsipan.
2. Seksi Penindakan dan Penyidikan mempunyai tugas melakukan kegiatan
intelijen, patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai, penyidikan
tindak pidana kepabeanan dan cukai, penatausahaan dan pengurusan barang
hasil penindakan dan barang bukti, serta pengelolaan dan pemeliharaan
sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata api.
3. Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pemungutan dan
pengadministrasian bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan negara lain
yang sesuai peraturan perundang-undangan dipungut oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, melakukan penerimaan dan penatausahaan rencana
kedatangan sarana pengangkut dan jadwal kedatangan sarana pengangkut,
melakukan penenmaan, pendistribusian, penelitian, dan penyelesaian
manifes kedatangan dan keberangkatan sarana pengangkut, memberikan
pengangkutan penghitungan pelayanan pemberitahuan barang, dan
melaksanakan denda administrasi terhadap keterlambatan penyerahan
dokumen dan sarana pengangkut.
4. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis mempunyai
tugas melakukan pelayanan teknis, perizinan, dan fasilitas di bidang
kepabeanan dan cukai, serta dukungan teknis di bidang kepabeanan dan
cukai, pengoperasian dan sarana penunjang, pengelolaan dan penyimpanan
7

data dan berkas, pelayanan dukungan teknis komunikasi data, pertukaran


data elektronik, pengelolaan data kepabeanan dan cukai, dan penenmaan,
verifikasi kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai,
serta menyajikan data kepabeanan dan cukai.
5. Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
upaya pencegahan pelanggaran dan penegakan kepatuhan terhadap kode
etik dan disiplin, pembinaan mental pegawai, pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan investigasi internal, pemantauan pengendalian intern
dan pengelolaan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan
fungsional, pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, analisis beban kerja,
penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas, serta perumusan
rekomendasi perbaikan proses bisnis di lingkungan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai, bimbingan kepatuhan, konsultasi, dan layanan
informasi, serta penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan
di bidang kepabeanan dan cukai.

Gambar II. 1 Struktur Organisasi KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru
BAB III
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN PRAKTIK KERJA
PERPAJAKAN

A. Pelaksanaan Magang
Praktik Kerja Perpajakan dilaksanakan selama kurang lebih satu setengah
bulan, dan dimulai sejak tanggal 12 April hingga 30 Mei 2021. Kegiatan PKL ini
mengikuti hari kerja yaitu 5 hari dalam seminggu mulai dari hari Senin – Jumat
pukul 07.30 – 17.00, namun selama kondisi pandemi Covid-19 sebagian besar
pegawai melaksanakan pekerjaan secara WFH dimana jumlah pegawai yang berada
dikantor dibatasi jumlahnya, sehingga pelaksanaan PKL pun sebagian dilakukan
melalui daring dan wawancara oleh pegawai secara langsung.
Selama melaksanakan praktik kerja Perpajakan (PKP) di KPPBC TMP C
Kantor Pos Pasar Baru, penulis ditempatkan beberapa bagian yang memiliki tugas
antara lain pengolahan data dan administrasian dokumen, penyuluhan dan layanan
informasi, penagihan dan pengembalian, serta pelayanan lainnya di bidang
kepabeanan dan cukai khususnya pada barang kiriman. Adapun dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Perpajakan di KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru, sebagian besar
kegiatan maupun pengamatan dilakukan pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan
Cukai dan Dukungan Teknis khususnya Subseksi Pengelolaan Data dan
Administrasi Dokumen. Di dalam Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan
Dukungan Teknis sendiri terbagi dalam beberapa subseksi, yaitu :
1. Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai I
2. Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai II
3. Subseksi Pengelolaan Data dan Administrasi Dokumen

8
9

B. Pembahasan

1. Pengolahan Data dan Informasi

Pada KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru kegiatan perpajakan pada
aspek Pengolahan Data dan Informasi terdapat pada Seksi Pengolahan Data dan
Administrasi Dokumen. Adapun rincian tugas dalam bidang tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data


Semua data yang disimpan di bagian Pengolahan Data dan Administrasi
Dokumen tersimpan dan terintegrasi dalam suatu sistem Internal Bea dan Cukai
yang bernama Customs-Excise Information System and Automation (Selanjutnya
akan disebut CEISA). CEISA adalah sistem Integrasi seluruh layanan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai kepada semua Pengguna Jasa yang besifat publik sehingga
semua Pengguna Jasa sebagai user dapat mengakses dari manapun, kapanpun
berada dengan koneksi internet.
Dalam sistem ini pegawai harus melakukan login terlebih dahulu menggunakan
NIP pegawai dan password. CEISA berisikan hal-hal yang berkenaan dengan
dokumen kepabeanan dan cukai antara lain aplikasi Barang Kiriman termasuk
didalamnya terdapat Billing System.

Sumber : data diolah oleh penulis


Gambar III.1 Tampilan Aplikasi CEISA

9
10

Selain sebagai sistem layanan oleh pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
para pengusaha dan pengguna jasa juga dapat mengakses melalui portal pengguna
jasa di Internet pada alamat customer.beacukai.go.id. Adapun portal ini adalah
bentuk transparansi kepada User Pengguna Jasa di Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yaitu para user dapat secara realtime melihat status dari layanan yang
diajukan. Pada layanan perijinan online, user dapat langsung mengetahui sudah
sampai mana proses dokumennya, sudah selesai atau belum.

b. Penyajian informasi perpajakan

Setiap Informasi Pelayanan pada Kantor KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar
Baru secara mudah dapat diakses pada website maupun melalui media sosial,
sehingga segala ketentuan dan peraturan terkait tarif dan maupun perizinan terus di
update sesuai dengan peraturan terbaru. Dalam hal Pengguna Jasa memerlukan
konsultasi lebih lanjut dapat datang langsung ke Kantor KPPBC TMP C Kantor Pos
Pasar Baru untuk dilayani pada bagian Penyuluhan Layanan Informasi dengan
menerapkan protokol kesehatan.

Sumber : https://www.instagram.com/p/CPPgF3fhRGF/
Gambar III.2 Jam Pelayanan
11

c. Perekaman dokumen perpajakan

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK-183/PMK.01/2020


disebutkan bahwa tugas dari Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan
Dukungan Teknis adalah melakukan pelayanan teknis, perizinan, dan fasilitas di
bidang kepabeanan dan cukai, serta dukungan teknis di bidang kepabeanan dan
cukai, pengoperasian komputer dan sarana penunjang, pengelolaan dan
penyimpanan data dan berkas, pelayanan dukungan teknis komunikasi data,
pertukaran data elektronik, pengelolaan data kepabeanan dan cukai, dan
penenmaan, verifikasi kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan
cukai, serta menyajikan data kepabeanan dan cukai.

Aplikasi yang digunakan untuk menunjang tugas dan fungsi dari Seksi
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis salah satunya adalah
Sistem Aplikasi Pelayanan Impor Barang Kiriman (CEISA Barang Kiriman).
Sistem ini dapat membantu proses pelayanan impor barang kiriman dari mulai
menerima data dari penyelenggara pos sampai disetujuinya pengeluaran barang,
sehingga layanan dapat dilakukan secara otomasi.

Sumber : data diolah oleh penulis


Gambar III.3 Tampilan Aplikasi CEISA Barang Kiriman
12

Sumber : data diolah oleh penulis


Gambar III.4 Mengakses Aplikasi CEISA Barang Kiriman

d. Tata usaha penerimaan perpajakan,


Sistem pengelolaan pembayaran/penerimaan negara tersentralisasi berbasis
web di DJBC yang terintegrasi dengan sistem Modul Penerimaan Negara (MPN),
terkait dengan tagihan-tagihan yang harus dibayar dalam rangka pelayanan
kepabeanan dan cukai. Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2)
merupakan sistem penerimaan negara yang menggunakan surat setoran elektronik,
yaitu surat setoran yang berdasarkan pada sistem billing. Secara sederhana sistem
ini merupakan metode pembayaran berbagai macam pajak secara elektronik tanpa
perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) secara manual. Nantinya hanya
dengan memasukkan kode billing, pembayaran pajak, bea dan cukai, dan
13

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bisa diselesaikan dengan cepat dan
mudah melalui ATM, internet banking dan metode pembayaran lainnya.Penerapan
sistem ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014
sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Menteri Keuangan NOMOR
115/PMK.05/2017.
Adapun ruang lingkup billing system DJBC, sebagai berikut:
1) Menerima data tagihan pembayaran terkait pelayanan dokumen pabean dan
cukai dari Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Pabean/Cukai maupun
perekaman secara manual.
2) Membuat data billing DJBC.
3) Mencetak struk billing.
4) Mengirim data billing DJBC ke Sistem MPN (Settlement DJPBn).
5) Menerima data NTPN dari MPN (Settlement DJPBn) yang merupakan
tanda sah penerimaan Negara.
6) Mengirimkan data NTPN ke SKP.
Aplikasi Billing Online DJBC diintegrasikan dengan semua aplikasi yang terkait
dengan proses pembayaran atas pungutan pabean dan cukai yang masuk ke kas
negara. Antara lain : Sistem Aplikasi Cukai (SAC). CEISA Impor, CEISA Ekspor,
Sistem Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP).

Sumber : data diolah oleh penulis


Gambar III.5 Tampilan Aplikasi CEISA Billing
14

2. Pelayanan

a. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan


Bagian yang bertugas untuk pengadministrasian setiap berkas yang masuk
ke kantor yaitu divisi kepegawaian, dimana terdapat seorang petugas Front Desk
yang berfungsi untuk menerima setiap berkas yang masuk ke kantor dari pengguna
jasa, kemudian berkas tersebut didistribusikan ke setiap bagian sesuai dengan
peruntukan dokumen yang masuk tersebut.

b. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat


lainya
Setiap dokumen yang masuk ke Kantor Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
C Kantor Pos Pasar Baru diadmisnistrasikan oleh seorang petugas Front Desk yang
mempunyai tugas untuk menginput ke dalam aplikasi internal yang terdapat di
Kantor. Dalam melancarkan kegiatan administrasi perkantoran terutama dalam hal
pengelolaan surat, KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru sudah menggunakan
sistem tata naskah dinas elektronik atau yang disebut dengan aplikasi Naskah Dinas
Elektronik (Nadine). Aplikasi ini berbasis web-based yang digunakan dalam
pengelolaan surat di Kementerian Keuangan. Dalam penerapannya, aplikasi
Naskah Dinas Elektronik (Nadine) ini adalah digunakan untuk pengelolaan surat
masuk yaitu proses penginputan surat masuk mulai dari penerimaan surat masuk,
penginputan/perekaman surat masuk, pengagendaan surat masuk, dan penyerahan
surat masuk. Serta digunakan dalam mengatasi masalah kearsipan seperti
mengetahui lebih cepat pencarian dokumen kembali. Berikut merupakan tampilan
aplikasi nadine.

Sumber : data diolah oleh penulis


Gambar III.6 Tampilan Aplikasi NADINE
15

c. Penyuluhan Perpajakan

Penyuluhan tentang perpajakan, bea masuk maupun cukai dilaksanakan


oleh seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi dimana setiap terdapat peraturan
yang baru akan dilakukan sosialisasi kepada para pengguna jasa maupun para
pengusaha. Adapun kondisi disaat pandemik covid-19 kegiatan sosialisasi
dilakukan melalui aplikasi zoom.

Salah satu materi sosialiasi pada lingkungan KPPBC TMP C Kantor Pos
Pasar Baru salah satunya adalah tentang Peraturan Barang Kiriman Sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2019 dan peraturan tentang
Registrasi IMEI yaitu Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-
05/BC/2020 dan Surat Edar Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : SE-
12/BC/2020.

Selain itu kegiatan penyuluhan pada juga dilakukan melalui media sosial
seperti website, facebook, twitter dan instagram sehingga semua kalangan dapat
lebih mudah dalam megakses dan menerima informasi terkait kegiatan perpajakan
serta kepabeanan dan cukai pada KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru.

Sumber : dikelola sendiri oleh penulis


Gambar III.7 Pelayanan di KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru
16

Sumber : http://bcpasarbaru.beacukai.go.id/2020/07/24/webinar-barang-kiriman-
khusus-pegawai-pt-pos-indonesia/
Gambar III.8 Sosialisasi Barang Kiriman

Sumber : http://bcpasarbaru.beacukai.go.id/2021/02/24/handphone-komputer-
genggam-dan-tablet-tak-dapat-sinyal-bc-pasar-baru-selenggarakan-webinar-
registrasi-imei/
Gambar III.9 Sosialisasi Registrasi IMEI
17

3. Penagihan
a. Penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak

Pada KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru penatausahaan piutang pajak,
penundaan dan angsuran tunggakan pajak dilaksanakan pada seksi Perbendaharaan.
Dalam pelaksanaannya mengacu pada PER-23/BC/2018 Tentang Pedoman
Penatausahaan Piutang di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Penatausahaan
Piutang terdiri dari piutang atas Bea Masuk, Bea Keluar, Cukai, Denda
Administrasi, Bunga, PPN, PPnBM, dan PPh Ps 22 yang semuanya didukung oleh
dokumen sumber. Dokumen Sumber tersebut terdiri dari kegiatan impor yaitu
diantaranya :
1) Pemberitahuan pabean impor dengan penundaan pembayaran pungutan
negara;
2) Dokumen pelengkap pabean dengan penundaan pembayaran pungutan
negara;
3) Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk (SPKPBM);
4) Surat Penetapan Tarif dan Nilai Pabean (SPTNP);
5) Surat Penetapan Kembali Tarif dan Nilai Pabean (SPKTNP);
6) Surat Penetapan Pabean (SPP); dan/atau
7) Surat Penetapan Sanksi Administrasi (SPSA).

Semua administrasi piutang tersebut dilakukan dengan cara mencatat


Dokumen Sumber ke dalam daftar piutang, melakukan validasi dan
mengarsipkannya dalam pencatatan maupun penyimpanan dokumen sumber.
Dalam pencacatannya dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Aplikasi Piutang
dan Pengembalian (SAPP) yang terdapat dalam sistem CEISA.
18

Sumber : data diolah oleh penulis


Gambar III.10 Tampilan Sistem Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP)

b. Penagihan aktif
Pelaksanaan penagihan aktif dilakukan oleh Penyelenggara Pos/PJT
terhadap Surat Pemberitahuan Pembayaran Bea Masuk (SPPBMCP) ke Penerima
Barang melalui aplikasi PDE Kepabeanan dan Cukai selama maksimal 60 hari sejak
tanggal SPPBMCP. Penerbitan Surat Pemberitahuan Pembayaran Bea Masuk
(SPPBMCP) dilakukan oleh Pejabat Bea Cukai setelah melakukan beberapa proses
pelayanan dan pengecekan sebagaimana dijelaskan pada surat Standar Operasiona
Prosedur Pelayanan Pengeluaran Barang Kiriman Untuk Diimpor Untuk Dipakai
Dengan Cara Penyampaian Consignment Note dengan PDE nomor: 33/TMPC/2017
sebagai berikut:

1) Penyelenggara Pos/PJT menyampaikan Consignment Note melalui sistem


PDE Kepabeanan dan menyiapkan Barang Kiriman untuk dipindai dengan
alat pemindai elektronik oleh Pelaksana pada Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai Dan Dukungan Teknis.
2) Sistem Komputer Pelayanan (SKP) / CEISA Barang Kiriman melakukan
proses penelitian data dan penerbitan Respon.
3) Pejabat Bea Cukai (PDTT / Kepala Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai):
a) meneliti data consigment note, dokumen pelengkap pabean (jika ada),
b) memberi catatan dalam SKP agar dilakukan pemeriksaan fisik dalam hal
tertentu sesuai dengan SOP Pemeriksaan Fisik
c) meneliti hasil pemeriksaan Fisik (jika dilakukan pemeriksaan fisik)
4) Pelaksana pada Seksi Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Dan
Dukungan Teknis:
a) melakukan pemindaian;
19

b) memberi catatan dalam CEISA Barang Kiriman agar dilakukan


pemeriksaan fisik dalam hal tertentu (dijelaskan dideskripsi) sesuai
dengan SOP Pemeriksaan Fisik.
c) memberi respon hijau dalam Sistem Komputer Pelayanan (SKP) /
CEISA Barang Kiriman atas barang Barang Kiriman yang tidak
dilakukan pemeriksaan fisik
5) PDTT / Kepala Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai melakukan
penelitian lartas, dan tarif dan nilai pabean Barang kiriman. Dalam hal
dilakukan pemeriksaan fisik, dilakukan penelitian tarif dan nilai pabean
berdasarkan hasil pemeriksaan fisik.
6) Berdasarkan penelitian tarif dan nilai pabean, PDTT / Kepala Subseksi
Hanggar Pabean dan Cukai :
a) Menerbitkan respon persetujuan pengeluaran barang melalui
CEISA Barang Kiriman kepada Penerima Barang melalui
Penyelenggara Pos, dalam hal Barang Kiriman memiliki nilai Pabean
tidak melebihi FOB USD 3;
b) Menerbitkan respon pemberitahuan kepada Penerima Barang melalui
Penyelenggara Pos agar diselesaikan dengan PIBK, dalam hal
nilai pabean melebihi FOB USD 1500 dan penerima barang bukan
badan usaha;
c) Menerbitkan respon pemberitahuan kepada Penerima Barang melalui
Penyelenggara Pos agar diselesaiakan dengan PIB, dalam hal nilai
pabean melebihi FOB USD 1500 dan penerima barang badan usaha,;
d) Menerbitkan respon Nota Permintaan Data Barang Kiriman (NPD-
BK) kepada Penerima Barang melalui Penyelenggara Pos agar
melengkapi dokumen pendukung, dalam hal uraian jumlah dan jenis
barang dalam consignment note/dokumen pendukung tidak jelas,
e) Menerbitkan respon Surat Penetapan Barang Larangan Barang Kiriman
(SPBL-BK) kepada Penerima Barang melalui Penyelenggara Pos,
dalam hal Barang Kiriman wajib memenuhi ketentuan
larangan/pembatasan dan ketentuan larangan/pembatasan belum
dipenuhi dengan tembusan kepada unit pengawasan.
f) Menerbitkan SPPBMCP dan billing pembayaran kepada Penyelenggara
Pos/PJT melalui CEISA Barang Kiriaman.
20

Sumber : SOP-33/TMPC/2017
Gambar III.11 SOP Layanan Barang Kiriman
21

Sumber : diolah sendiri oleh penulis


Gambar III.12 Pemeriksaan dan Perhitungan Barang Kiriman
22

c. Penghapusan piutang pajak,

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 71/PMK.04/2012


tanggal 08 Mei 2012 bahwasanya Piutang bea masuk dan cukai dapat dihapuskan
apabila proses penagihan telah dilaksanakan secara maksimal sesuai peraturan
perundang-undangan tentang penagihan dengan Surat Paksa. Namun KPPBC TMP
C Kantor Pos Pasar Baru tidak melakukan penghapusan piutang bea masuk dan
cukai karena penghapusan piutan bea masuk dan pajak pada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai hanya dilakukan oleh Kantor Pusat DJBC, Kantor Pelayanan Utama
dan Kantor Wilayah. Untuk Kantor Pelayanan hanya membantu menyediakan
bahan atau membantu memberitaukan Surat Paksa terhadap Wajib Pajak yang
ditanganin oleh kantor yang bersangkutan.

d. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

Semua dokumen penagihan ditatausahakan dan disimpan oleh seksi


dibagian Perbendaharaan khususnya di Subseksi Administrasi Penagihan dan
Pengembalian.

4. Pemeriksaan

Pada Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai TMP C Kantor Pos
Pasar Baru proses pemeriksaan dilakukan dengan cara audit oleh beacukai. Ada 3
(tiga) jenis audit yang dilakukan oleh DJBC, yaitu audit umum, audit khusus dan
audit investigasi. Dalam pelaksanaannya, Audit beacukai berpedoman pada
Tatalaksana yang terdapat pada PER-35/BC/2017 tentang Tatalaksana Audit
Kepabeanan dan Cukai. Sedangkan PMK yang mengatur tentang audit bea dan
cukai adalah PMK Nomor 258/PMK.04/2016.

Pengertian dari audit bea dan cukai adalah kgiatan pemeriksaan laporan
keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan dan
surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik, serta surat
yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan dan cukai, dan/atau sediaan
23

barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan di bidang


kepabeanan dan cukai.

Tidak semua kantor bea dan cukai memiliki Tim Audit. Tim audit bea dan
cukai di bentuk di tingkat pusat dan kantor wilayah DJBC. Pada tingkat kantor
pelayanan khususnya di KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru tidak terdapat tim
untuk audit sehingga pelaksanaannya dilakukan oleh tim audit dari Kantor Wilayah
maupun Kantor Pusat. Tim audit terdiri dari seorang Pengawas Mutu Audit (PMA),
seorang Pengendali Teknis Audit (PTA), seorang Ketua Tim dan satu atau lebih
Auditor. Dalam tim audit dapat juga ditambahkan pelaksana administrasi.

Penentuan objek audit dilakukan melalui proses perencanaan berdasarkan


manajemen resiko atas data dan Informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Kepabeanan dan Cukai ataupun rekomendasi dari unit terkait. Dalam hal diperlukan
Pejabat Bea dan Cukai dapat melakukan observasi lapangan dan konfirmasi atas
objek audit kepada pihak terkait. Kemudian dilakukan analisis yang nantinya
dituangkan dalam Laporan Analisis Objek Audit (LAOA). Setelah Audit tersebut
disetujui oleh Direktorat Audit maka diterbitkan sebuah Nomor Penugasan Audit
(NPA).

Kegiatan Audit dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu :

a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan tim audit harus menyusun Rencana Kerja Audit dan
Program Audit.
b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap Pelaksanaan dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu Pekerjaan
Lapangan dan Pekerjaan Kantor. Pekerjaan Lapangan sendiri terbagi dalam
2 kegiatan yaitu penyampaian surat tugas dan observasi serta pengumpulan
data dan informasi. Pada tahap pengumpulan informasi Tim Audit meminta
Auditee untuk menyerahkan data sesuai ruang lingkup audit, kemudian hasil
dari pengujian data tersebut Tim Audit membuat Kertas Kerja Audit (KKA)
yang digunakan untuk menyusun Daftar Temuan Sementara (DTS). Setelah
24

selesai pekerjaan lapangan maka diterbitkan Laporan Hasil Audit (LHA)


dan membuat laporan perkembangan ke Direktorat Audit.
c) Tahap Pelaporan Hasil Audit
Atas pembuatan LHA dan KKA tersebut maka Tim Audit melaporkan
kepada Direktur Audit/ Kepala Kantor Wilayah baik secara elektronik
maupun hardcopy yang mana LHA digunakan sebagai dasar penerbitan
surat tindak lanjut hasil audit.

5. Ekstensifikasi

a. Pendataan objek dan subjek pajak


Dalam PMK 184/PMK.01/2010, dalam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
terdapat bagian yang khusus melayani teknis kegiatan dan ekstensifikasi di bidang
cukai yaitu Direktorat Cukai. Direktorat Cukai sendiri mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis, termasuk
tugas Ekstensifikasi di Bidang Cukai. Cukai menurut UU No 39 Tahun 2007
merupakan pungutan Negara yang dikenakan terhadap barang dengan sifat dan
karakteristik tertentu diantaranya :

1) Konsumsinya perlu dikendalikan,


2) Peredarannya perlu diawasi,
3) Menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup,
4) Perlu dikenakan pungutan Negara demi keadilan dan keseimbangan

Instrumen Cukai memiliki peranan yang sangat penting menopang


penerimaan, sampai dengan saat ini pengenaan cukai terhadap 3 barang kena cukai
(BKC) yaitu Hasil Tembakau (HT), Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)
dan Etil Alkohol (EA). Untuk Cukai Hasil tembakau sendiri, pada tahun 2018
pemerintah telah menetapkan cukai untuk liquid vape. Liquid Vape, atau cairan
rokok elektrik, juga termasuk barang kena cukai karena termasuk dalam kategori
hasil pengolahan tembakau lainnya. Tidak semua liquid vape merupakan barang
kena cukai. Hanya liquid vape yang mengandung essense atau konsentrat
25

tembakau yang masuk dalam kategori barang kena cukai. Khusus untuk jenis
HPTL, tarif cukai hasil tembakau ditetapkan sebesar 57% (lima puluh tujuh persen)
dari Harga Jual Eceran yang diajukan oleh Pengusaha Pabrik.

Dalam perkembangannya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga telah


mengajukan perluasan objek kena cukai lain yaitu cukai plastik, cukai minuman
berpemanis atau minuman bersoda, dan cukai emisi karbon. Filosofi Cukai tidak
hanya sebatas sebagai penerimaan Negara, lebih dari itu Cukai memiliki peranan
yang cukup signifikan bagi pembangunan namun juga untuk pelestarian serta
penanggulangan pencemaran dan perusakan lingkungan.

b. pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak.


Untuk penetapan objek cukai, terdapat beberapa prosedur dalam hal
penetapan tarif diantaranya penetapan tarif cukai hasil tembakau dan penetapan
tarif cukai MMEA.

1) Tatacara penetapan tarif cukai hasil tembakau


Kepala Kantor Bea Cukai menetapkan tarif cukai hasil tembakau untuk
merek baru dan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau yang telah diajukan
permohonan dari pengusaha. Terkait merek baru, dilakukan juga untuk hasil
tembakau bagi pemeriksaan laborat dan hasil tembakau berupa tembakau
iris sebagai bahan baku pembuatan barang hasil akhir atau hasil tembakau
dengan fasilitas tidak dipungut cukai. Adapun untuk format permohonan
maupun tatacaranya terdapat dalam PER-37/BC/2017 sebaimana telah
diubah dengan PER-25/BC/2018.
2) Tatacara penetapan tarif cukai MMEA.
Untuk mendapatkan penetapan tarif cukai MMEA Pengusaha mengajukan
permohonan kepada Kepala Kantor Bea dan cukai sebelum memproduksi
atau mengimpor setiap merk, jenis, volume, kemasan dan kadar Etil alkohol
MMEA. Atas permohonan tersebut Kepala Kantor menyetuji atau menolak
dalam jangka waktu 30 hari. Adapun tatacara dan format permohonan
ataupun persetujuan, terdapat dalam PER-26/BC/2018.
26

6. Pengawasan dan Konsultasi

a. Bimbingan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan,


Kegiatan Konsultasi dan penyuluhan kepada pengguna jasa dilakukan oleh
bagian Penyuluhan dan Layanan Informasi. Seksi Penyuluhan dan Layanan
Informasi (PLI) mempunyai tugas melakukan bimbingan kepatuhan, konsultasi,
dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai.
Layanan Konsultasi adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan informasi, pengetahuan, dan pemahaman yang disampaikan oleh
Pejabat dan/atau Pegawai DJBC kepada pemohon informasi yang meliputi para
pemangku kepentingan/stakeholder DJBC dan/atau masyarakat umum yang
didasarkan pada permintaan informasi yang diajukan oleh pemohon informasi.
Sehubungan dengan masih berlangsungnya pandemi COVID-19, bahwa
KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru menetapkan pelayanan konsultasi dan
penyuluhan dilakukan secara elektronik terhadap seluruh pelayanan juga layanan
informasi. KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru juga mengurangi petugas yang
bertugas di layanan tatap muka (frontdesk) untuk mengurangi penyebaran dan
resiko penularan COVID-19. Namun KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru akan
tetap melayani para pengguna jasa yang datang ke kantor KPPBC TMP C Kantor
Pos Pasar Baru, untuk beberapa layanan yang mengharuskan tetap datang dengan
ketentuan jam layanan seperti pada Gambar III.2 Jam Pelayanan.
Untuk konsultasi yang dilakukan secara langsung dilakukan mendatangi
front office di ruang PLI pada KPPBC. Adapun prosedurnya antara lain:
1) Pengguna Jasa/ stake holder yang memerlukan informasi dan bimbingan
kepatuhan terkait sistem dan prosedur kepabeanan dan cukai mengisi
Formulir Layanan Informasi yang berisi data pemohon dan perihal secara
lengkap
2) Pejabat/pelaksana selaku Client coordinator membukukan permohonan dan
melakukan identifikasi serta analisis masalah.
a) Apabila dari hasil analisis tersebut tidak memerlukan konfirmasi dari
unit/ seksi terkait, maka client coordinator dapat
27

menjawab/memberikan informasi secara langsung kemudian


mengarsip formulir layanan informasi
b) dalam hal materi informasi dan bimbingan bersifat khusus/ memerlukan
keahlian khusus, client coordiantor menyampaikan permohonan
informasi dan bimbingan tersebut kepada unit/ seksi terkait untuk
penyelesaian lebih lanjut.
3) Seksi terkait melakukan identifikasi dan analisis masalah selanjutnya
informasi/ jawaban disampaikan kepada client coordinator
4) Pejabat/pelaksana selaku client coordinator memberikan jawaban dari seksi
terkait kepada pengguna jasa kemudian melakukan perekaman pada
logbook dan mengarsipkan Formulir Layanan Informasi.
5) Apabila hasil jawaban dari client coordinator maupun unit lain tersebut
belum memuaskan stakeholder, Pejabat/pelaksana pada seksi Penyuluhan
dan layanan informasi serta unit lain yang terkait melakukan penelitian
mendalam untuk mendapatkan jawaban/solusi.

b. Penyusunan profil Wajib Pajak


Penyusunan profil wajib pajak khususnya pada perusahaan yang menerima
fasilitas Tempat Penimbunan Berikat dilakukan berdasarkan profil risiko.
Tempat Penimbunan Berikat sendiri adalah bangunan, tempat, atau kawasan
yang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbun barang
dengan tujuan tertentu dengan mendapatkan penangguhan Bea Masuk.
Sedangkan Profil Risiko adalah kumpulan elemen yang dapat mengindikasikan
tingkat risiko. Hal tersebut tertuang dalam PER-20/BC/2013.
c. Analisis kinerja Wajib Pajak
Pada KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru analisis terhadap kinerja
perusahaan dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi perusahaan.
Dalam hal ini monitoring yang dilakukan kepada perusahaan penerima fasilitas
Tempat Penimbunan Berikat dan Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor.
Secara umum kegiatan monitoring merupakan kegiatan pemantauan yang
dilakukan oleh unit-unit terkait di KPPBC bersamaan dengan kegiatan pelayanan
28

dan pengawasan, monitoring tersebut dilakukan paling kurang 1 kali dalan 1


bulan, Adapun tatacara terkait monitoring tersebut didasarkan PER-02/BC/2019.
d. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi,
Rekonsiliasi data importasi dilakukan dengan Kegiatan Joint Program
DJBC-DJP. Joint Program merupakan kegiatan sinergi antara Bea Cukai dan
Pajak yang sudah disetujui pelaksanaannya oleh Menteri Keuangan. Dasar
hukum kegiatan Joint Program DJBC-DJP adalah Keputusan Menteri
Keuangan nomor: 21/KMK.01/2021 tentang Pembentukan Joint Tim
Pelaksanaan Reformasi Perpajakan dan Penguatan Reformasi Kepabeanan dan
Cukai Tahun Anggaran 2021.
Rekonsiliasi biasanya dilakukan terhadap Wajib Pajak Barang Kiriman yang
menjadi objek pemeriksaan khusus yang telah disepakati Bea Cukai dan Pajak.
Pokok rekonsiliasinya, melakukan persandingan data BC dan Pajak. Data BC
terkait Pemberitahuan Impor Barang (PIB / BC 2.0), fasilitas impor yang
dipunyai WP Barang Kiriman tersebut, dokumen-dokumen pelengkap importasi
sedangkan Pajak terkait pajak dalam rangka impor barangnya apakah sudah
dilaporkan sepenuhnya atau hanya sebagian, biasanya dengan dokumen pajak
kode A1, A2, B1, B2. Hasil rekonsiliasi Bea Cukai - Pajak dituangkan dalam
laporan capaian joint program.

e. Pembetulan ketetapan pajak serta evaluasi hasil banding


Pembetulan ketetapan bea masuk atau pajak bisa dilakukan oleh Wajib
Pajak barang kiriman dengan cara mengajukan permohonan pembetulan SPPBMC
atau mengajukan kebaratan ke KPPBC TMP Kantor Pos Pasar Baru, serta bisa juga
mengajukan Banding ke Badang Pengadilan Pajak.

Proses pengajuan permohonan pembetulan SPPBMCP dapat diajukan oleh


Wajib Pajak maksimal 30 hari setelah tanggal terbit SPPBMCP dan belum dilunasi
dengan cara mengirimkan dokumen-dokumen pendukung ke email
bcpasarbaru@customs.go.id diantaranya:

1) Form Surat Permohonan Pembetulan ->bit.ly/FormatSuratPembetulan


29

2) Invoice (menguraikan jumlah, jenis, dan harga barang)


3) Bukti bayar (bukti transfer, tagihan CC, paypall, dsb)
4) Kartu Identitas (KTP).
5) NPWP

Proses Pembetulan SPPBMCP berlangsung 14 hari sejak dokumen dinyatakan


lengkap.

Wajib Pajak Barang Kiriman juga bisa mengajukan permohonan kebaratan


secara daring terhadap penetapan pejabat bea dan cukai mengenai tarif/dan atau
nilai pabean untuk penghitungan bea masuk secara tertulis hanya kepada Direktur
Jenderal dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan dengan
menyerahkan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar.

Berikut alur proses pengajuan keberatan secara daring :

1) Mengajukan keberatan dengan melampirkan dokumen pelengkap antara


lain invoice, bukti bayar, NPWP, serta bukti pendukung lainnya
2) Melunasi tagihan billing atau melakukan pmebayaran jaminan bagi yang
belum melakuakn pelunasi tagihan billing
3) Mengisi formular keberatan pada link tinyurl.com/Surat-Pengajuan-
Keberatan dibubuhin materai 10000 lalu dikirim ke email
4) Menerima bukti penerimaan jaminan, surat keterangan pengambilan barang
dan tan terima berkas keberatan
5) Pejabat Bea Cukai meneliti forma dan materi keberatan maksimal 60 hari
sejak keberatan diterima
6) Penerbitan Keputusan dan dilakukan pengembalian jaminan/pemberitauan
tata cara restirusi

Untuk Standar Operasional Prosedur Keberatan Barang Kiriman Secara Daring


sesuai dengan SOP nomor: SOP: 02/WBC.08/KPP.MP.03/2021 sebagai berikut:

1) Pelaksana Seksi Perbendaharan menerima softcopy Berkas Permohonan


Keberatan yang diajukan secara langsung oleh Pemohon atau Kuasanya dan
menyampaikan kepada Pelaksana Seksi Perbendaharaan.
30

2) Pelaksana Seksi Perbendaharaan menerima dan meneliti kelengkapan


Berkas Permohonan Keberatan yang meliputi:
a) Surat keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai keberatan di bidang kepabeanan dan
cukai;
b) diajukan dengan menyebutkan alasan keberatan;
3) Ditandatangani oleh orang yang berhak yaitu:
a) Orang pribadi; atau
b) Pengurus yang namanya tercantum dalam akta perusahaan, dalam hal
diajukan oleh badan hukum.
c) dilampiri Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ), Bukti Penerimaan Negara
(BPN) sebesar tagihan yang harus dibayar, atau Surat Pernyataan
bahwa barang impor masih berada di kawasan pabean;
d) dilampiri fotokopi penetapan Pejabat Bea dan Cukai yang diajukan
keberatan;
e) dilampiri surat kuasa khusus, dalam hal ditandatangani oleh bukan
orang yang berhak; dan
f) jangka waktu dan jatuh tempo pengajuan permohonan keberatan.
4) Pelaksana Seksi Perbendaharaan dalam hal permohonan pengajuan
keberatan dengan menggunakan jaminan tunai:
a) memeriksa bukti setor jaminan yang telah divalidasi oleh bank
kemudian membuat Bukti Penerimaan Jaminan melalui aplikasi CEISA
Perbendaharaan (SAPP), mencetak dan menandatangani sebanyak
tiga rangkap dan menyampaikan kepada Pemohon dan PT Pos
Indonesia.
b) meneliti dan memeriksa surat permohonan pengajuan keberatan atas
kelengkapan dokumen permohonan pengembalian jaminan
tunai/penyelesaian jaminan tunai berupa pernyataan persetujuan
pengembalian jaminan tunai dengan diajukan langsung secara tunai
melalui cek atau dikuasakan kepada petugas Bea dan Cukai untuk
31

pendebitan langsung dari rekening khusus jaminan ke rekening


pemohon
c) menyusun konsep Surat Pemberitahuan Adanya Proses Keberatan
dengan Mempertaruhkan Jaminan melalui aplikasi Nadine dan
ditandatangani oleh Kepala Kantor u.b. Kepala Seksi Perbendaharaan
dan menyampaikan kepada Pemohon dan PT Pos Indonesia sebagai
dokumen pengambilan barang.
5) Pelaksana Seksi Perbendaharaan menuangkan hasil penelitian
kelengkapan Berkas Permohonan Keberatan ke dalam Formulir
Penelitian Berkas Permohonan Keberatan dan mencetak dan
menandatangani form sebanyak dua rangkap.
a) Dalam hal kedapatan tidak lengkap, meneliti jangka waktu pengajuan
permohonan keberatan dan selanjutnya:
i. Dalam hal hari kerja berikutnya belum melampaui jangka waktu
pengajuan keberatan, mengembalikan Berkas Permohonan
Keberatan kepada Pemohon untuk dilengkapi dan menyampaikan
Form Penelitian Berkas Pengajuan Keberatan untuk
ditandatangani kedua belah pihak.
ii. Dalam hal hari kerja berikutnya melampaui jangka waktu
pengajuan keberatan dan atas permintaan Pemohon atau
kuasanya, menerima Berkas Permohonan Keberatan dan
merekam Berkas Permohonan Keberatan pada aplikasi Siap
Tanding serta menyampaikan Form Penelitian Berkas Pengajuan
Keberatan satu rangkap kepada Pemohon sebagai Tanda Terima
Permohonan Keberatan.
b) Dalam hal berkas lengkap, menerima Berkas Permohonan Keberatan
dan menuangkan Permohonan Keberatan pada aplikasi Siap Tanding
serta menyampaikan Form Penelitian Berkas Pengajuan Keberatan
satu rangkap kepada Pemohon sebagai Tanda Terima Permohonan
Keberatan.
32

6) Pelaksana Seksi Perbendaharaan meneliti formal pengajuan keberatan,


meliputi:
a) jangka waktu pengajuan pengajuan keberatan;
b) rang yang berhak menandatangani surat keberatan;
c) kesesuaian dan kebenaran surat pernyataan, jaminan atau bukti
penerimaan negara;
d) kesesuaian penetapan yang dilampirkan dengan yang diajukan
keberatan; dan
e) kesesuaian kriteria kelengkapan persyaratan pengajuan keberatan dan
selanjutnya Pelaksana Seksi Perbendaharaan:
i. Menyiapkan Nota Dinas penerusan untuk diteliti dan
ditandatangani oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.
ii. Mengadministrasikan dan mendistribusikan Nota Dinas penerusan
beserta Berkas Permohonan dan hasil penelitian formil keberatan
kepada Kepala Seksi PKCDT dengan tembusan Kepala Kantor.
7) Kepala Seksi Perbendaharaan menerima, meneliti, dan menandatangani
Nota Dinas Penerusan beserta Berkas Permohonan.
8) Kasi PKCDT menerima, meneliti, dan mendisposisikan Nota Dinas
Penerusan beserta Berkas Permohonan Keberatan kepada Pelaksana
Seksi PKCDT tembusan Pejabat Fungsional di Seksi PKCDT.
9) Pelaksana Seksi PKCDT memeriksa dan meneliti materi pengajuan
keberatan, meliputi:
a) alasan keberatan;
b) kronologis penetapan;
c) alasan penetapan;
d) metode dan prosedur penetapan Pejabat Bea dan Cukai;
e) dasar penetapan;
f) perhitungan jumlah tagihan;
g) penjelasan, bukti, dan/atau data pendukung; dan
h) ketentuan hukum yang terkait dengan penetapan atau materi
keberatan.
33

10) Pelaksana Seksi PKCDT:


a) Menganalisis dan menuangkan hasil analisis serta menandatangani
Nota Penelitian dan Pendapat (NPP).
b) Menyiapkan konsep keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas
keberatan.
11) Kepala Seksi PKCDT:
a) Menuangkan pendapat dan menandatangani pada NPP.
b) Menerima, meneliti, dan memaraf konsep keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai atas keberatan.
12) Kepala Kantor:
a) Menuangkan pendapat dan menandatangani pada NPP.
b) Menerima, meneliti, dan menandatangani konsep keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai atas keberatan.
13) Pelaksana Seksi PKCDT mengadministrasikan dan mendistribusikan
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas keberatan kepada
Pemohon.
14) Dalam hal pengajuan keberatan dengan mempertaruhkan jaminan,
Pelaksana Seksi Perbendaharaan menerima fotokopi Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai atas keberatan, mengadministrasikan, dan
melakukan proses pengembalian jaminan melalui pendebitan/transfer ke
rekening pemohon kemudian mengirimkan bukti transfer pengembalian
jaminan atau menerbitkan cek jika pemohon datang langsung mengajukan
pengembalian jaminan tunai secara langsung.
15) Dalam hal permohonan keberatan diajukan dengan pelunasan atau Bukti
Penerimaan Negara (BPN), Pelaksana Seksi Perbendaharaan menerima
fotokopi Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas keberatan,
mengadministrasikan, dan menginformasikan tata cara restitusi kepada
pemohon.
34

Selain mengajukan keberatan, Wajib Pajak bisa mengajukan banding ke


pengadilan pajak dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak. Berikut alur proses banding di Pengadilan Pajak:

Sumber : http://www.setpp.kemenkeu.go.id/faq/faqBanding
Gambar III.13 Proses Banding Dengan Acara Biasa

Sumber : http://www.setpp.kemenkeu.go.id/faq/faqBanding
Gambar III.14 Proses Banding Dengan Acara Cepat
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dilakukan pada Bab III, maka penulis
memperoleh beberapa kesimpulan yaitu:

1. Secara keseluruhan pelaksanaan Praktik Kerja Perpajakan telah


dilaksanakan dengan baik dengan mengikuti kebijakan dan peraturan pada
KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru khususnya saat kondisi pandemi. Pada
masa pandemi covid-19 memberikan dampak yang sangat signifikan di berbagai
pihak tak terkecuali pada KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru yang dituntut
untuk berinovasi dalam masa normal baru ini. KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar
Baru menerapkan sistem yang berbasis daring sehingga meminimalisir kontak
langsung antara Pegawai dengan Stakeholder sehingga mengurangi resiko
tertularnya Virus Covid-19 ini melalui berbagai terobosan seperti penerapan
pengajuan pembetulan SPPBCM, pengajuan Keberatan, penyuluhan dan
konsultasi secara daring. Dampak Covid-19 juga dirasakan penulis dimana
penulis tidak dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan secara langsung
dikarenakan lockdown yang dilakukan pemerintah guna menekan persebaran
virus dan kantor pelayanan pajak tidak menerima Praktik Kerja Perpajakan
secara langsung di kantor. Namun demikian dengan keterbatasan dan sumber
daya yang ada serta kebijakan dari Universitas Terbuka penulis mampu
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Hal ini membuktikan bahwa
keterbatasan bukanlah penghalang bagi kita untuk tetap belajar dan menimba
ilmu.

2. Proses penagihan pajak di KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru sudah
dilaksanakan sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pihak yang terkait yang
melakukan penerbitan Surat Penetapan Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan/atau
Pajak telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

35
36

3. Meskipun sebagian besar kegiatan persuratan sudah dilakukan menggunakan


aplikasi berbasis online, namun dalam pengarsipannya masih terdapat dokumen
yang disimpan dalam bentuk manual. Sehingga ketika diperlukan, proses
pencarian dokumen membutuhkan waktu yang cukup lama.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut adalah saran yang bisa praktikan


berikan dalam pelaksanakan Praktik Kerja Perpajakan yaitu :

1. Bagi Mahasiswa

a) Ketika menghadapi permasalahan dalam Praktik Kerja Perpajakan, baik dari


segi administrasi maupun pelaksanaan. Praktikan dapat mencoba untuk
menyelesaikannya, namun jika tidak mampu sebaiknya praktikan meminta
bantuan dari pihak universitas ataupun pegawai KPPBC TMP C Kantor Pos
Pasar Baru
b) Agar praktikan semakin memahami implementasi dari mata kuliah yang
sudah diterapkan saat Praktik Kerja Perpajakan, sebaiknya praktikan
mencatat hal-hal penting yang dapat menjadi pengetahuan juga pengalaman
yang berguna untuk masa depan nantinya. Agar ilmu yang sudah didapatkan
dapat diingat dan diterapkan kembali.
c) Praktikan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar mudah
bersosialisasi dengan karyawan dan memahami pekerjaan yang diberikan.
Juga mempertahankan serta meningkatan kedisiplinan dan ketekunan dalam
pekerjaan yang dilakukan.

2. Bagi pihak Universitas

a) Memberikan pembekalan dan bimbingan terkait program Praktik Kerja


Perpajakan agar praktikan memiliki persiapan dalam melaksanakan Praktik
Kerja Perpajakan nantinya.
b) Menjaga dan meningkatkan hubungan yang baik dengan instansi
pemerintahan agar mempermudah mahasiswa dalam mendapatkan tempat
PKL.
37

3. Bagi pihak Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis
khususnya Subseksi Pengelolaan Data dan Administrasi Dokumen pada KPPBC
TMP C Kantor Pos Pasar Baru

a) Praktikan berharap agar KPPBC TMP C Kantor Pos Pasar Baru menjadikan
PKL sebagai program rutin agar praktikan yang nantinya melaksanakan
PKL dapat diberikan tugas yang terarah dan sesuai serta dibimbing untuk
menerapkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan
b) Untuk menghemat waktu dan tenaga, sebaiknya pegawai pada Subseksi
Pengelolaan Data dan Administrasi Dokumen selalu mensortir berkas-
berkas secara berkala, serta melakukan pengarsipan secara rutin agar tidak
terjadi penumpukkan dokumen.
c) Melakukan pendekatan persuasif dengan melakukan pengarahan dan
himbauan khusus kepada penanggung pajak yang tidak taat agar melakukan
pelunasan tunggakan pajak sehingga tidak terjadi masalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Customer.beacukai.go.id. (2011). Tentang Portal Pengguna Jasa. Diakses pada 9


Oktober 2020, dari https://customer.beacukai.go.id/index.html?page=about.
Beacukai.go.id. (2016, 08 September). Sistem Aplikasi Billing Online Bea Cukai.
Diakses pada 9 Oktober 2020, dari https://www.beacukai.go.id/berita/sistem-
aplikasi-billing-online-bea-cukai.html
Kompasiana.com (2015, 28 November). Tahap-Tahap Penagihan Pajak. Diakses
pada 20 November 2020, dari
https://www.kompasiana.com/nengsrik/5659225cf47e617f0ecdd8aa/tahaptaha
p-penagihan-pajak
Pakgiman.com (2015, 23 Februari). Audit Bea dan Cukai. Diakses pada 30
Oktober 2020, dari https://pakgiman.com/audit-bea-dan-cukai/
Beacukai.go.id (2020, 18 September). Cakap Cukai : Ekstensifikasi Barang Kena
Cukai. Diakses pada 6 November 2020, dari
https://www.beacukai.go.id/berita/cakap-cukai-ekstensifikasi-barang-kena-
cukai-.html

35
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Surat Penetapan Pembayaan Bea Masuk, Cukai dan/atau


Pajak (SPPBMCP)

35
36

Lampiran 2 : Contoh Surat Billing Pembayaran

Lampiran 3 : Contoh Nota Permintaan Data dan/atau Dokumen (NPD-BK)


37

Lampiran 4 : Contoh Surat Penetapan Barang Larangan (SPBL-BK)


38

Lampiran 5 : Contoh Surat Pengajuan Pembetulan SPPBMCP


39

Lampiran 6 : Contoh Surat Persetujuan Pembetulan SPPBMCP


40

Lampiran 7 : Contoh Surat Pengeluaran Barang (SPPB-BK)


41

Lampiran 8 : Surat Keputusan Keberatan


42

Lampiran 9 : Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPKTNP)


43

Lampiran 10 : Surat Penetapan Sanksi Adminstrisi (SPSA)


44

Lampiran 11 : Lembar Ceklis PKPaja


45
46
47
48
49
50
51

Lampiran 12 : Lembar Permohonan Izin PKPaja


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ferri Raka Septian, lahir di Bojoneogoro (Jawa Timur) pada


tanggal 23 September 1993. Penulis menyelesaikan pendidikan
Diploma I Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2014.
Selanjutnya, penulis melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dengan menempuh Program Studi Diploma III
Perpajakan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka pada tahun 2019.

Penulis mengawali karier sebagai CPNS di Kementerian Keuangan pada bulan


Februari tahun 2015 dengan penugasan sebagai pelaksana pada Sekretaris
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Selanjutnya pada bulan Juni 2015 sampai
dengan sekarang mendapatkan penugasan di Kantor Wilayah DJBC Jakarta.
Penulis dapat dihubungi pada alamat email : ferryraka@yahoo.com .

35

Anda mungkin juga menyukai