Anda di halaman 1dari 38

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

PETUNJUK TEKNIS

PELAKSANAAN KRIDA DUTA BAHASA


BAGI AKTIVIS SEKOLAH DAN
AKTIVIS KAMPUS PENGGERAK LITERASI
PETUNJUK TEKNIS

PELAKSANAAN KRIDA DUTA BAHASA BAGI


AKTIVIS SEKOLAH DAN AKTIVIS KAMPUS
PENGGERAK LITERASI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
2024
KATA PENGANTAR

Krida Duta Bahasa adalah aktivitas yang berhubungan


dengan kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang dilaksanakan
oleh duta bahasa dengan koordinasi/fasilitasi dari balai/kantor
bahasa di 30 provinsi serta Pusat Pembinaan Bahasa dan
Sastra. Kegiatan Krida Duta Bahasa merupakan tindak lanjut
dari hasil pemilihan duta bahasayang secara rutin setiap tahun
dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
(Badan Bahasa).
Kegiatan Krida Duta Bahasa yang dilakukan oleh para
duta bahasa harus sejalan dengan program utama Badan
Bahasa, yaitu (1) Literasi Kebahasaan dan Kesastraan, (2)
Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan (3) Internasionalisasi
Bahasa Indonesia. Dengan adanya Krida Duta Bahasa ini,
diharapkan ketiga program utama Badan Bahasa tersebut
dapat lebih bergaung dan bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia, khususnya para generasi muda. Di samping itu,
dengan adanya Krida Duta Bahasa, diharapkan pula partisipasi
generasi muda Indonesia dalam kegiatan berbahasa dan
bersastra di seluruh Indonesia akan meningkat.
Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra serta balai/kantor

ii
bahasa sebagai lembaga pembina para duta bahasa
berkewajiban untuk mendukung dan memfasilitasi kegiatan
Krida Duta Bahasa ini. Selanjutnya, untuk memandu
pelaksanaan Krida Duta Bahasa, perlu disusun Petunjuk Teknis
Krida Duta Bahasa. Petunjuk teknis ini dimutakhirkan dari
pedoman sebelumnya dengan mempertimbangkan kemajuan
pada bidang kebahasaan dan kesastraan, dinamika peran duta
bahasa, pelaksanaan program berbasis kelompok kepakaran dan
layanan profesional (KKLP), dan kebijakan mutakhir
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa. Semoga
petunjuk teknis ini bermanfaat bagi pelaksanaan Krida Duta
Bahasa, baik pembina, fasilitator, maupun pelaksana.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa


dan Sastra,

Muh. Abdul Khak

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ............................................................................... 4
1.3 Definisi Operasional .......................................................................... 5
1.4 Hasil yang Diharapkan ...................................................................... 9
1.5 Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 9
1.6 Sasaran ................................................................................. 10
1.7 Ruang Lingkup ................................................................................ 10
BAB II MEKANISME KRIDA DUTA BAHASA .................................... 12
2.1 Tahapan Program Krida................................................................... 15
2.2 Sasaran Krida ................................................................................. 15
2.3 Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................. 15
2.4 Desain Kegiatan ............................................................................... 15
2.4.1 Sosialisasi ............................................................................... 15
2.4.2 Pembekalan............................................................................. 16
2.4.3 Pendampingan ........................................................................ 17
2.4.4 Selebrasi ................................................................................. 17
2.5 Pembinaan Sikap Positif Aktivis Sekolah dan Kampus Penggerak
Literasi terhadap Bahasa Negara …………………………………..18
2.6 Peningkatan Kepedulian Aktivis Sekolah dan Kampus Penggerak
Literasi terhadap Bahasa Daerah ..................................................... 23
2.7 Evaluasi dan Pelaporan .................................................................... 30
2.7.1 Pengolahan Instrumen ............................................................ 30
2.7.2 Evaluasi ................................................................................. 30
2.7.3 Penyusunan Laporan ............................................................... 31
BAB III PENUTUP ................................................................................... 32

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)
adalah instansi di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi yang diamanati oleh Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 untuk mengembangkan, membina, dan melindungi
bahasa dan sastra Indonesia serta meningkatkan fungsi bahasa
Indonesia menjadi bahasa internasional.
Upaya Badan Bahasa dalam membina masyarakat pengguna
bahasa Indonesia, khususnya generasi muda, tentu akan lebih masif
jika didukung oleh berbagai lapisan masyakarat. Untuk itu, Badan
Bahasa melakukan pemilihan duta bahasa secara rutin setiap tahun.
Duta bahasa merupakan mitra aktif Badan Bahasa dalam menjalankan
tugas pembinaan masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Pemilihan
duta bahasa dilaksanakan secara berjenjang setiap tahun. Duta bahasa
yang terpilih sebagai pemenang yang ditetapkan oleh Pusat
Pembinaan Bahasa dan Sastra serta balai/kantor bahasa pada tingkat
provinsi selanjutnya dikirim untuk mengikuti Pemilihan Duta Bahasa
Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Bahasa.
Duta bahasa merupakan generasi muda yang siap
menerjemahkan dan menyelaraskan cita-cita pemuda Angkatan 1928

1
dalam tindakan nyata sesuai dengan dinamika perkembangan zaman.
Mereka merupakan barisan generasi muda yang cakap dan tangguh
dalam mengawal dan memperkuat jati diri bangsa dengan modal
kekuatan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Untuk itu, para
finalis duta bahasa diberikan pembekalan untuk penguatan dengan
materi (1) Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan untuk Generasi
Muda, (2) Peran Duta Bahasa sebagai Mitra Pelaksana Program
Badan Bahasa, (3) Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi
Bahasa Internasional, (4) Pengutamaan Bahasa Indonesia dalam
Berbagai Ranah, (5) Revitalisasi Bahasa Daerah, (6) Penulisan Artikel
Kebahasaan dan Kesastraan, (7) Teknik Wicara Publik, serta (8)
Pembuatan Konten Kebahasaan dan Kesastraan. Dengan demikian,
duta bahasa merupakan generasi muda pilihan. Mereka dapat menjadi
mitra Badan Bahasa dalam melaksanakan dan menyukseskan program
kegiatan Badan Bahasa. Oleh karena itu, dalam acara Lokakarya
Optimalisasi Peran Duta Bahasa yang dilaksanakan pada tanggal 27–
29 November 2019 di Jakarta dan diikuti oleh 35 orang perwakilan
duta bahasa dari seluruh Indonesia, direkomendasi perlu adanya
kegiatan-kegiatan yang merupakan krida dari duta bahasa (yang
selanjutnya diberi nama Krida Duta Bahasa).
Seiring dengan meningkatnya upaya pembudayaan literasi dari
segala sisi, khususnya pada generasi muda, serta makin beragamnya
kegiatan dan informasi yang terkait program utama Badan Bahasa,
terutama pada upaya kepedulian terhadap bahasa negara serta bahasa

2
daerah di lingkungan sekolah dan kampus, pada tahun 2024 Krida
Duta Bahasa difokuskan pada krida generasi muda penggerak literasi,
yaitu Krida Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi.
Adapun bentuk Krida Duta Bahasa yang difokuskan pada Krida
Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi yang
ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Krida Duta Bahasa
bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi adalah
melakukan pembinaan sikap positif terhadap bahasa negara dan
kepedulian terhadap bahasa daerah kepada aktivis organisasi sekolah
(OSIS, Pramuka, PMR, KIR, dan sebagainya) tingkat SMP/MTs,
SMA/SMK/MA, dan/atau aktivis muda penggerak literasi di
lingkungan kampus.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis
Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi akan menjadi acuan
pelaksanaan kegiatan Krida Duta Bahasa, baik di pusat maupun di
daerah. Kegiatan Krida Duta Bahasa yang dilaksanakan pada tahun
2024 diharapkan dapat menjadi kegiatan rutin pada tahun-tahun
mendatang. Dengan demikian, partisipasi generasi muda dapat
terwujud dalam gerakan nyata para aktivis sekolah dan aktivis kampus
penggerak literasi dalam mengimplementasikan keberlanjutan upaya
kepedulian terhadap bahasa negara dan bahasa daerah di lingkungan
organisasi secara khusus serta sekolah atau kampus secara umum serta
dalam upaya mendukung tiga program prioritas, yaitu (1) Literasi

3
Kebahasaan dan Kesastraan, (2) Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan
(3) Internasionalisasi Bahasa Indonesia.

1.2 Landasan Hukum


Landasan hukum yang menjadi dasar penyelenggaraan
Krida Duta Bahasa adalah sebagai berikut.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
Pasal 36
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan
Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia
e. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42
Tahun 2018 tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan dan
Kesastraan
g. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan

4
Tata Kerja Kemeneterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi
h. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 12 Tahun 2022 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Bahasa dan Kantor Bahasa
i. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 0388-O-2022 tentang Rincian Tugas Unit
Kerja Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

1.3 Definisi Operasional


a. Duta Bahasa
Duta bahasa adalah generasi muda terbaik bangsa yang
memiliki kompetensi dan keterampilan dalam bidang
kebahasaan dan kesastraan. Mereka diseleksi secara ketat
dalam kegiatan pemilihan duta bahasa di tingkat provinsi
dan tingkat nasional. Duta bahasa memiliki kewajiban
sebagai agen/mitra strategis Badan Bahasa dalam upaya
penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan, pelindungan
bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa
Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, para duta bahasa
dilibatkan dalam berbagai kegiatan Badan Bahasa, baik di
pusat maupun di balai/kantor bahasa, tidak hanya sebagai
peserta kegiatan, tetapi juga sebagai moderator, pewara, dan

5
fasilitator. Para duta bahasa yang sudah berkiprah di dunia
profesional juga dilibatkan menjadi narasumber dalam gelar
wicara dan juri perlombaan yang diadakan oleh Badan
Bahasa. Selain itu, para duta bahasa juga terlibat aktif dalam
pembuatan konten media sosial Badan Bahasa. Pada
perkembangannya, para duta bahasa telah memiliki wadah
atau perkumpulan yang dinamakan Ikatan Duta Bahasa
(yang dikenal dengan sebutan Ika Dubas). Ika Dubas, yang
juga telah ada di semua provinsi dan memiliki struktur
kepengurusan, terlibat aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan balai/kantor bahasa. Di samping itu, duta
bahasa juga aktif berkegiatan secara mandiri dan bekerja
sama dengan berbagai instansi, baik instansi pemerintah
maupun swasta.
b. Krida Duta Bahasa
Krida Duta Bahasa adalah olah, tindakan, dan perbuatan
yang berhubungan dengan kegiatan kebahasaan dan
kesastraan yang dilakukan oleh duta bahasa dalam rangka
penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan, pelindungan
bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa
Indonesia di masyarakat. Istilah krida bahasa sudah
diperkenalkan dan dipakai sejak 2017 dalam proses
pemilihan duta bahasa, baik di tingkat provinsi maupun
nasional. KBBI VI (https://kbbi.kemdikbud.go.id)

6
mendefinisikan kata krida sebagai ‘olah; perbuatan;
tindakan’. Dari definisi tersebut, Krida Duta Bahasa dapat
dimaknai sebagai olah, tindakan, perbuatan yang
berhubungan dengan kegiatan kebahasaan dan kesastraan
yang dilakukan oleh duta bahasa dalam upaya penguatan
literasi kebahasaan dan kesastraan, pelindungan bahasa dan
sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa Indonesia.
Kegiatan Krida Duta Bahasa yang kreatif, inovatif, dan
menarik minat masyarakat (khususnya generasi muda),
berkelanjutan, dan berdampak luas dikategorikan sebagai
Krida Duta Bahasa yang baik atau unggul.
c. Aktivis Sekolah
Aktivis sekolah adalah aktivis organisasi sekolah pada
tingkat menengah pertama dan menengah atas yang
tergabung dalam organisasi atau kelompok yang
memperjuangkan visi misi organisasi, baik organisasi
lingkungan, sosial, maupun organisasi massa lainnya yang
diakui oleh pihak sekolah. Aktivis sekolah terdiri atas siswa
yang aktif tergabung dalam organisasi sekolah, yakni
organisasi siswa intrasekolah (OSIS), Pramuka, palang
merah remaja (PMR), kelompok ilmiah remaja (KIR),
kelompok pencinta alam, kelompok aktivis keagamaan, dan
lain-lain.

7
d. Aktivis Kampus
Aktivis kampus adalah aktivis organisasi kampus yang
merupakan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi
atau kelompok internal atau eksternal kampus (universitas)
yang memperjuangkan visi misi sesuai dengan kepentingan
organisasi. Organisasi internal yang dimaksud adalah badan
eksekutif mahasiswa (BEM), badan legislatif mahasiswa,
senat mahasiswa, badan perwakilan mahasiswa, himpunan
mahasiswa jurusan, dan organisasi dakwah kampus atau
organisasi keagamaan lain yang berada di lingkungan
kampus. Sementara itu, organisasi eksternal yang dimaksud
adalah organisasi ekstra kampus, seperti Front Mahasiswa
Nasional (FMN), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI),
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan
Aktivis Mahasiswa (GAM), dan Gerakan Mahasiswa
Muslim Indonesia (GMMI).
e. Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi
Aktivis sekolah dan aktivis kampus penggerak literasi
adalah generasi muda yang merupakan barisan terdepan
dalam upaya meningkatkan budaya literasi dan untuk
mengawal gerakan literasi pada generasi muda, baik di
lingkungan sekolah maupun kampus.

8
1.4 Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan Krida Duta Bahasa ini
adalah meningkatnya sikap positif aktivis sekolah dan aktivis kampus
terhadap bahasa negara dan kepedulian terhadap bahasa daerah.
Aktivis tersebut berjumlah minimal 600 siswa dan/atau mahasiswa di
setiap provinsi wilayah kerja balai/kantor bahasa dan Provinsi DKI
Jakarta yang masuk wilayah kerja Pusat Pembinaan Bahasa dan
Sastra. Krida Duta Bahasa terhadap aktivis sekolah dan/atau kampus
tersebut harus melingkupi tiga program prioritas Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang merupakan tiga tema
besar dalam pelaksanaan kegiatan krida, yaitu (1) Literasi Kebahasaan
dan Kesastraan, (2) Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah, dan (3)
Internasionalisasi Bahasa Indonesia.

1.5 Tujuan dan Manfaat


Secara umum, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Krida Duta Bahasa
bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi
dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi duta bahasa dalam
melakukan aktivitas krida kebahasaan dan kesastraan di tengah-
tengah masyarakat. Petunjuk teknis ini juga menjadi acuan bagi Pusat
Pembinaan Bahasa dan Sastra serta balai/kantor bahasa dalam
memfasilitasi kegiatan Krida Duta Bahasa. Secara khusus, tujuan
penyediaan petunjuk teknis ini adalah untuk mempermudah pelaksana

9
dalam mempersiapkan, mengoordinasi, mengelola, melaksanakan,
dan mengevaluasi kegiatan Krida Duta Bahasa.
Dengan petunjuk teknis ini, diharapkan peran duta bahasa dalam
mendukung keberhasilan program kerja Badan Bahasa yang tertera
dalam Rencana Stretegis Badan Bahasa tahun 2020–2024 akan makin
nyata.

1.6 Sasaran
Petunjuk teknis ini diperuntukkan bagi duta bahasa sebagai pihak
yang akan melaksanakan krida serta Pusat Pembinaan Bahasa dan
Sastra dan balai/kantor bahasa sebagai pembina dan fasilitator
kegiatan Krida Duta Bahasa. Bagi duta bahasa, petunjuk teknis ini
akan menjadi panduan dalam penyiapan, pelaksanaan, serta pelaporan
dan evaluasi kegiatan. Sementara itu, bagi Pusat Pembinaan Bahasa
dan Sastra serta balai/kantor bahasa, petunjuk teknis ini akan menjadi
panduan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai pembina,
fasilitator, dan penyelia kegiatan.
1.7 Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi materi sebagai
berikut.
a. Krida Duta Bahasa
Pada uraian tentang Krida Duta Bahasa dimuat definisi duta
bahasa, Krida Duta Bahasa, serta aktivis sekolah dan aktivis

10
kampus penggerak literasi. Selain itu, dijelaskan pula
kegiatan Krida Duta Bahasa yang akan dilaksanakan secara
masif di pusat dan daerah dengan koordinasi, pembinaan,
dan penyeliaan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
serta balai/kantor bahasa.
b. Mekanisme Pelaksanaan Krida Duta Bahasa
Pada uraian tentang mekanisme pelaksanaan Krida Duta
Bahasa dimuat informasi tentang cara pengelolaan kegiatan
Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan, sampai dengan pelaporan dan evaluasi. Pada
setiap tahap diuraikan peran dan tugas duta bahasa sebagai
pelaksana kegiatan dan peran serta tugas Pusat Pembinaan
Bahasa dan Sastra dan balai/kantor bahasa sebagai pembina,
fasilitator dan penyelia kegiatan.

11
BAB II MEKANISME KRIDA DUTA BAHASA

2.1 Tahapan Program Krida


Program Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi dilaksanakan dengan tahapan berikut.
a. Pembentukan tim pendamping
b. Koordinasi dengan duta bahasa
c. Pengajuan proposal oleh duta bahasa
d. Penelaahan dan persetujuan proposal
e. Persiapan krida
f. Pelaksanaan krida
g. Penilaian dan selebrasi
h. Evaluasi dan pelaporan

2.2 Sasaran Krida


Jumlah sasaran Krida Duta Bahasa sedikitnya (minimal) 600
orang per provinsi. Jumlah ini terbagi ke dalam pengelompokan
berikut.
a. Aktivis SMP/MTs sejumlah minimal 200 orang yang meliputi
perwakilan organisasi di sekolahnya. Program Krida Duta Bahasa
pada sasaran tersebut diutamakan untuk melaksanakan satu misi,
yaitu pelindungan bahasa daerah.
b. Aktivis SMA/SMK/MA sejumlah minimal 300 orang yang
meliputi perwakilan organisasi sekolah. Program Krida Duta

12
Bahasa pada sasaran tersebut diutamakan untuk melaksanakan
dua misi, yaitu pelindungan bahasa daerah dan pengutamaan
bahasa negara.
c. Aktivis kampus sejumlah minimal 100 orang yang meliputi
perwakilan organisasi kampus. Program Krida Duta Bahasa pada
sasaran tersebut diutamakan untuk melaksanakan dua misi, yaitu
pelindungan bahasa daerah dan pengutamaan bahasa negara.

2.3 Tugas dan Tanggung Jawab

a. Tugas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa adalah


(1) menyusun kebutuhan anggaran kegiatan Krida Duta
Bahasa di 31 satuan kerja;
(2) membentuk tim pendamping yang terdiri atas tiga anggota
KKLP, yaitu KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum, KKLP
Pelindungan dan Pemodernan, dan KKLP Literasi;
(3) memberikan fasilitasi peningkatan kompetensi duta bahasa;
dan
(4) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

b. Tugas balai/kantor bahasa adalah


(1) membiayai pelaksanaan kegiatan yang diajukan oleh
duta bahasa;

13
(2) membimbing dan mendampingi duta bahasa dalam
penyiapan berkas administrasi yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kegiatan; dan
(3) memantau dan mengevaluasi ketercapaian Krida
Duta Bahasa.

c. Tugas tim pendamping adalah


(1) menelaah proposal teknis yang diajukan duta bahasa
dan
(2) membimbing duta bahasa dalam penyusunan proposal
kegiatan, pelaksanaan Krida Duta Bahasa,
pendampingan, pemantauan, serta pelaporan.

d. Tugas duta bahasa adalah


(1) mengajukan proposal kegiatan;
(2) melaksanakan krida; dan
(3) menyusun laporan pelaksanaan dan pertanggungjawaban
kegiatan.
e. Tugas aktivis sekolah dan aktivis kampus adalah
(1) mengikuti kegiatan krida;
(2) menetapkan pengimbasan krida sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan organisasinya; dan
(3) melaksanakan pengimbasan kepada anggota/tim
aktivis.

14
2.4 Desain Kegiatan
Desain Krida Duta Bahasa difokuskan pada dua hal, yaitu (1)
pembinaan sikap positif aktivis terhadap bahasa negara dan (2)
peningkatan kepedulian aktivis terhadap bahasa daerah. Implementasi
dua fokus tersebut akan melahirkan Krida Duta Bahasa yang memiliki
gerakan nyata sebagai penggerak literasi para aktivis dalam hal
pengutamaan bahasa negara dan kepedulian terhadap bahasa daerah di
lingkungan organisasi secara khusus serta sekolah atau kampus secara
umum.
Untuk memperjelas keterkaitan antarkrida dan pola keberlanjutan
krida tersebut, tahapan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan
Aktivis Kampus Penggerak Literasi adalah sebagai berikut.

2.4.1 Sosialisasi
Sosialisasi kegiatan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah
dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi merupakan tahap awal
kegiatan krida yang dilaksanakan dengan mengundang/mendatangi
perwakilan para aktivis muda penggerak literasi pada setiap organisasi
sekolah atau kampus.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk beraudiensi dan
memperkenalkan program sekaligus memantapkan rencana
pelaksanaan program yang akan dilaksanakan. Pada tahap sosialisasi
ini, pelaksana krida akan mengundang/mendatangi satuan

15
pendidikan/kampus yang menjadi fokus sasaran kegiatan Krida Duta
Bahasa.

2.4.2 Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan dengan mengundang/mendatangi
perwakilan para aktivis muda penggerak literasi di setiap organisasi
sekolah atau kampus. Khusus pembekalan aktivis sekolah, satu
pembina utama organisasi dari sekolah masing-masing akan
dilibatkan untuk mendampingi para aktivis.
Para aktivis sekolah dan aktivis kampus akan dibekali berbagai
materi pembinaan dan penguatan serta wawasan tentang bahasa
negara dan bahasa daerah, baik oleh para duta bahasa maupun
narasumber yang merupakan pakar pada bidang yang sesuai.
Tujuannya adalah untuk menguatkan serta menumbuhkan kesadaran
para aktivis sekolah dan kampus sehingga dapat mengajak rekan
sesama aktivis di lingkungan sekolah dan kampusnya untuk turut andil
dalam kepedulian terhadap bahasa negara dan bahasa daerah.
Pembekalan dilaksanakan selama 2 hari guna memastikan
materi yang diperoleh para aktivis memadai. Sebagai keluaran
kegiatan pembekalan tersebut, akan didapatkan komitmen bersama
antara duta bahasa dan para aktivis untuk melanjutkan program
berikutnya, yaitu pendampingan.

16
2.4.3 Pendampingan
Pendampingan dilakukan oleh duta bahasa bersama
penanggung jawab Krida Duta Bahasa perwakilan Badan Bahasa
(satker pusat dan balai/kantor bahasa) untuk memantau
keberlangsungan pelaksanaan Krida Duta Bahasa. Kegiatan tersebut
dilaksanakan secara intensif dan berkala, baik luring maupun daring,
agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan komitmen awal.

2.4.4 Selebrasi
Selebrasi Krida Duta Bahasa merupakan ajang kompetisi atau
unjuk kemahiran yang berkaitan dengan pengutamaan bahasa negara
dan penggunaan bahasa daerah bagi para aktivis sekolah dan aktivis
kampus yang telah mengikuti kegiatan Krida Duta Bahasa. Selebrasi
juga merupakan tahapan puncak dari rangkaian Krida Duta Bahasa
setelah tahapan pendampingan. Selebrasi diselenggarakan dalam
bentuk pagelaran dan kompetisi para aktivis.
Tahapan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus dapat digambarkan secara lebih jelas pada bagan berikut.

17
Tahapan Krida Duta Bahasa
Krida Duta
Bahasa

Sosialisasi
1 Program/Audiensi

2 Pembekalan

3 Praktik dan
Pendampingan

4 Penilaian dan
Selebrasi

Bagan I Tahapan Krida Duta Bahasa

Sejalan dengan tahapan Krida Duta Bahasa tersebut, desain


krida keduanya dapat disajikan sebagai berikut.

2.5 Pembinaan Sikap Positif Aktivis Sekolah dan Aktivis


Kampus Penggerak Literasi terhadap Bahasa Negara

Krida Duta Bahasa dalam bentuk pembinaan sikap positif


aktivis sekolah dan aktivis kampus penggerak literasi terhadap

18
bahasa negara merupakan krida yang berkaitan dengan
pengutamaan bahasa negara yang merupakan bagian dari program
literasi Badan Bahasa. Krida Duta Bahasa ini bertujuan untuk
menumbuhkan sikap positif dan kepedulian generasi muda aktivis
sekolah dan aktivis kampus penggerak literasi terhadap
pengutamaan bahasa negara.

Tabel 1
Desain Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi dalam Pembinaan Sikap Positif terhadap
Bahasa Negara

1. Parade Wajah Bahasa Ruang Publik Sekolah


Upaya meningkatkan sikap positif
generasi muda aktivis sekolah terhadap
Deskripsi pengutamaan bahasa negara di ruang
publik melalui kegiatan yang memicu
kreativitas secara berkelanjutan.
a. Meningkatnya pemahaman dan sikap
positif generasi muda terhadap
pengutamaan bahasa negara
b. Terbinanya perwakilan kelompok
Tujuan kegiatan aktivis sekolah yang giat dan aktif
mengampayekan pengutamaan bahasa
negara
c. Terwujudnya pengutamaan bahasa
negara di ruang publik sekolah
Bentuk dan Waktu a. Audiensi (pertemuan luring satu kali
Kegiatan per sekolah sasaran atau dengan

19
penggabungan aktivis sekolah sasaran
pada rentang bulan Maret—April)
b. Pembekalan (2 hari pertemuan luring
per sekolah sasaran atau dengan
penggabungan aktivis sekolah sasaran
pada rentang bulan April—Mei)
c. Praktik dan pendampingan (pertemuan
daring dan/atau luring 3—4 kali pada
rentang bulan Mei—Agustus)
d. Presentasi dan penilaian kreasi wajah
ruang publik sekolah (selebrasi dalam
pertemuan luring yang mengundang
lima finalis dari setiap sekolah bersama
finalis krida lain [aktivis SMP/MTs dan
kampus] selama 3 hari pada rentang
bulan September—Oktober dengan
pemberian piagam dan/atau hadiah
uang untuk tiga kreasi wajah ruang
publik terbaik)
a. Kaidah Bahasa Indonesia
Materi
b. Pengutamaan Bahasa Negara
Kegiatan
c. Wajah Bahasa Ruang Publik
a. Pengutamaan bahasa negara (rentang
nilai 50—90 dengan bobot 35%)
Aspek b. Kaidah bahasa (rentang nilai 50—90
Penilaian dengan bobot 35%)
c. Artistik (rentang nilai 50—90 dengan
bobot 30%)
Sasaran Aktivis SMA/SMK/MA (sekolah
Kegiatan diutamakan yang termasuk dalam 45
lembaga terbina dalam pengutamaan
bahasa negara) sebanyak minimal 300

20
orang dari minimal 6 sekolah.

Hasil yang Aktivis SMA/SMK/MA memahami


Diharapkan pengutamaan bahasa negara, mempunyai
sikap positif terhadap pengutamaan bahasa
negara, dan melaksanakan pengutamaan
bahasa negara di ruang publik sekolah.

2 Parade Pidato Pengutamaan Bahasa Negara


Upaya meningkatkan sikap positif
Deskripsi generasi muda terhadap pengutamaan
bahasa negara dalam pidato resmi.
Tujuan a. Terbinanya kelompok aktivis kampus
Kegiatan yang mempunyai sikap positif
terhadap bahasa negara dan
kemampuan berpidato
b. Meningkatnya jumlah aktivis kampus
yang mempunyai sikap positif
terhadap bahasa negara dan
kemampuan berpidato
Bentuk dan a. Audiensi (pertemuan luring satu kali
Waktu per kampus sasaran atau dengan
Kegiatan penggabungan aktivis kampus sasaran
pada rentang bulan Maret—April)
b. Pembekalan (2 hari pertemuan luring
per kampus sasaran atau dengan
penggabungan aktivis kampus sasaran
pada rentang bulan April—Mei)
c. Praktik dan pendampingan (pertemuan
daring dan/atau luring 3—4 kali pada
rentang bulan Mei—Agustus)

21
d. Penyajian dan penilaian pidato
(selebrasi dalam pertemuan luring
yang mengundang lima finalis dari
setiap kampus bersama finalis krida
lain [aktivis SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA] selama 3 hari pada
rentang bulan September—Oktober
dengan pemberian piagam dan/atau
hadiah uang untuk tiga pidato terbaik).
a. Kaidah Bahasa Indonesia
Materi
b. Pengutamaan Bahasa Negara
Kegiatan
c. Teknik Menulis Pidato dan Berpidato
a. Kaidah bahasa (rentang nilai 50—90
Aspek dengan bobot 60%)
Penilaian b. Teknik berpidato (rentang nilai 50—
90 dengan bobot 40%)
Sasaran Aktivis kampus sebanyak minimal 100
Kegiatan orang dari minimal 2 kampus.
Hasil yang Aktivis kampus memahami pengutamaan
Diharapkan bahasa negara, mempunyai sikap positif
terhadap pengutamaan bahasa negara, dan
mampu berpidato dengan baik
menggunakan bahasa negara.

22
2.6 Peningkatan Kepedulian Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi terhadap Bahasa Daerah

Desain Krida Duta Bahasa dalam meningkatkan kepedulian


aktivis sekolah dan aktivis kampus penggerak literasi dalam
pelindungan bahasa dan sastra, khususnya bahasa daerah, merupakan
krida yang berkaitan dengan Kelompok Kepakaran dan Layanan
Profesional Pelindungan Bahasa dan Pemoderanan Sastra. Krida Duta
Bahasa tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus
kompetensi berbahasa daerah generasi muda sebagai garda terdepan
penjaga dan penerus bahasa, khususnya aktivis sekolah dan aktivis
kampus penggerak literasi yang selama ini belum mendapat perhatian.
Faktanya, kepunahan bahasa terindentifikasi dari berkurangnya
jumlah penutur jati bahasa itu, terlebih dari kalangan penutur muda.
Generasi muda saat ini kurang sekali menggunakan bahasa daerah
dalam berkomunikasi, baik di lingkungan pendidikan
(sekolah/kampus), pergaulan, masyarakat, maupun keluarga.

23
Pelindungan bahasa daerah di lingkungan sekolah, keluarga,
dan komunitas saat ini telah digelorakan melalui platform Merdeka
Belajar Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah. Platform tersebut
dilakukan dengan cara belajar yang menyenangkan bagi tunas
generasi muda, khususnya siswa sekolah dasar dan menengah
pertama. Setakat dengan upaya tersebut, sasaran pada 2024 diperluas
bagi aktivis sekolah dan aktivis kampus (mahasiswa) yang aktif dalam
organisasi, baik organisasi internal kampus/sekolah maupun eksternal
kampus/sekolah. Dengan makin meluasnya sasaran pelindungan
bahasa daerah tersebut, jumlah penutur muda akan makin bertambah.
Oleh karena itu, diperlukan upaya berkesinambungan dan masif yang
melibatkan para aktivis sekolah dan aktivis kampus tersebut sebagai
salah satunya. Gambaran Krida Duta Bahasa dalam peningkatan
kepedulian para aktivis sekolah dan aktivis kampus penggerak literasi
terhadap bahasa daerah selengkapnya dituangkan dalam tabel berikut.

24
Tabel 2
Desain Krida Duta Bahasa
dalam Peningkatan Kepedulian Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi terhadap Bahasa Daerah

1. Bengkel Kreatif Berbahasa Daerah


Upaya penguatan para aktivis tentang
pentingnya peran pemuda dalam
Deskripsi
pelindungan bahasa melalui kegiatan kreatif
yang menyenangkan secara reguler
Tujuan Kegiatan a. Meningkatnya wawasan dan pemahaman
aktivis terhadap peran pemuda dalam
pelindungan bahasa daerah
b. Terbinanya perwakilan kelompok aktivis
yang giat dan aktif mengampayekan
upaya pelindungan bahasa daerah
c. Terwujudnya desain krida aktivis sebagai
rancangan pengimplementasian
pelindungan bahasa daerah oleh para
aktivis
Materi Kegiatan a. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
b. Pentingnya Peran Pemuda sebagai Agen
Terdepan Pelindungan Bahasa
c. Aktivitas Pelindungan Bahasa Daerah
yang Menarik (Lagu, Puisi, atau Cerita
Berbahasa Daerah)
Bentuk dan a. Audiensi (pertemuan luring satu kali per
Waktu Kegiatan sekolah sasaran atau dengan
penggabungan aktivis sekolah sasaran
pada rentang bulan Maret—April)
b. Pembekalan materi/bengkel kreatif oleh

25
narasumber ahli pelindungan bahasa dan
sastra (2 hari pertemuan luring per
sekolah sasaran atau dengan
penggabungan aktivis sekolah sasaran
pada rentang bulan April—Mei)
c. Praktik dan pendampingan (pertemuan
daring dan/atau luring 3—4 kali pada
rentang bulan Mei—Agustus)
d. Presentasi dan penilaian karya kreatif
(selebrasi dalam pertemuan luring yang
mengundang lima finalis dari setiap
sekolah bersama finalis krida lain [aktivis
SMA/SMK/MA dan kampus] selama 3
hari pada rentang bulan September—
Oktober dengan pemberian piagam
dan/atau hadiah uang untuk tiga karya
terbaik)
Sasaran Aktivis SMP/MTs sebanyak minimal 200
Kegiatan orang dari minimal 4 sekolah.
Hasil yang Seluruh aktivis memiliki wawasan yang
Diharapkan makin meluas dan menyadari pentingnya
berbahasa daerah yang dimulai dari
kelompok/organisasi.
2. Kelas Kreatif Pembuatan Konten Digital Berbahasa Daerah
Deskripsi Kelas dengan berbagai materi kreatif dan
menyenangkan sebagai program
pelindungan bahasa daerah
Tujuan Kegiatan a. Terbinanya kelompok aktivis sekolah
yang memiliki komitmen tinggi dalam
kepedulian berbahasa daerah
b. Meningkatnya jumlah aktivis sebagai

26
penutur muda bahasa daerah di
lingkungan sekolah
Bentuk dan a. Audiensi (pertemuan luring satu kali per
Waktu Kegiatan sekolah sasaran atau dengan
penggabungan sekolah sasaran pada
rentang bulan Maret—April)
b. Pembekalan materi/kelas kreatif
pembuatan konten digital berbahasa
daerah oleh narasumber ahli pelindungan
bahasa dan sastra serta ahli konten digital
(2 hari pertemuan luring per sekolah
sasaran atau dengan penggabungan
aktivis sekolah sasaran pada rentang
bulan April—Mei)
c. Praktik dan pendampingan (pertemuan
daring dan/atau luring 3—4 kali pada
rentang bulan Mei—Agustus)
d. Presentasi konten digital (video atau
infografis) berbahasa daerah dan
penilaian (selebrasi dalam pertemuan
luring yang mengundang lima finalis dari
setiap sekolah bersama finalis krida lain
[aktivis SMP/MTs dan kampus] selama 3
hari pada rentang bulan September—
Oktober dengan pemberian piagam
dan/atau hadiah uang untuk tiga karya
terbaik)
Materi Kegiatan a. Pembuatan Konten Digital
b. Pelindungan Bahasa Daerah
Aspek Penilaian a. Kreativitas konsep video (rentang nilai
65—95)
b. Orisinalitas konten (rentang nilai 65—95)

27
c. Sinematografi (rentang nilai 65—95)
d. Daya tarik cerita atau video (rentang nilai
65—95)
Sasaran Aktivis SMA/SMK/MA sebanyak minimal
Kegiatan 300 orang dari minimal 6 sekolah.
Hasil yang Seluruh aktivis SMA/SMK/MA makin
Diharapkan percaya diri dan bersemangat
mendiseminasikan upaya pelindungan bahasa
daerah melalui konten digital.
3. Kelas Kreatif Film Pendek Berbahasa Daerah
Deskripsi Kelas film pendek berbahasa daerah dengan
berbagai materi kreatif dan menyenangkan
sebagai program pelindungan bahasa daerah,
khusus bagi aktivis kampus
Tujuan Kegiatan a. Terbinanya kelompok aktivis kampus
yang memiliki kreativitas dan kepedulian
berbahasa daerah
b. Meningkatnya jumlah aktivis sebagai
penutur muda bahasa daerah di
lingkungan kampus
Bentuk dan a. Audiensi (pertemuan luring satu kali per
Waktu Kegiatan kampus sasaran atau dengan
penggabungan aktivis kampus sasaran
pada rentang bulan Maret—April)
b. Pembekalan materi/kelas kreatif film
pendek berbahasa daerah oleh
narasumber ahli pelindungan bahasa dan
sastra serta pakar sinematografi (2 hari
pertemuan luring per kampus sasaran atau
dengan penggabungan aktivis kampus
sasaran pada rentang bulan April—Mei)

28
c. Praktik dan pendampingan (pertemuan
daring dan/atau luring 3—4 kali pada
rentang bulan Mei—Agustus)
d. Presentasi karya film pendek berbahasa
daerah dan penilaian (selebrasi dalam
pertemuan luring yang mengundang lima
finalis dari setiap kampus bersama finalis
krida lain [aktivis SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA] selama 3 hari pada
rentang bulan September—Oktober
dengan pemberian piagam dan/atau
hadiah uang untuk tiga karya terbaik).
Materi Kegiatan a. Pelindungan Bahasa Daerah
b. Skenario Film Pendek
c. Sinematografi
Aspek Penilaian a. Kreativitas konsep film pendek (rentang
nilai 65—95)
b. Orisinalitas dan daya tarik cerita
(rentang nilai 65—95)
c. Sinematografi (rentang nilai 65—95)
Sasaran Aktivis kampus sebanyak minimal 100 orang
Kegiatan dari minimal 2 kampus.
Hasil yang Seluruh aktivis kampus makin percaya diri
Diharapkan dan bersemangat mendiseminasikan upaya
pelindungan bahasa daerah.

29
2.7 Evaluasi dan Pelaporan

Setelah kegiatan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan


Aktivis Kampus Penggerak Literasi selesai dilaksanakan,
penyelenggara segera mengolah instrumen evaluasi yang telah
dibagikan dan diisi oleh peserta. Selain itu, penyelenggara harus
menyiapkan evaluasi dan laporan.

2.7.1 Pengolahan Instrumen


Instrumen evaluasi berupa kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh
peserta. Kuesioner tersebut berisi instrumen evaluasi mengenai
narasumber, panitia, dan penyelenggaraan kegiatan. Instrumen tersebut
diolah oleh panitia karena hasilnya akan dicantumkan dalam laporan
kegiatan.

2.7.2 Evaluasi
Kegiatan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi yang telah dilaksanakan perlu
dievaluasi untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kegiatan
serupa berikutnya. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan hasil
pengamatan panitia selama kegiatan berlangsung. Selain itu, dapat
pula didasarkan pada instrumen evaluasi kegiatan yang telah diisi
oleh peserta.
Evaluasi dilakukan terhadap semua komponen

30
penyelenggaraan kegiatan krida, baik yang menyangkut peserta,
panitia, narasumber, materi, metode, akomodasi kegiatan, maupun
pelaksanaan kegiatan. Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kinerja penyelenggaraan kegiatan Krida Duta Bahasa
bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi pada
masa berikutnya.

2.7.3 Penyusunan Laporan


Setelah hasil instrumen evaluasi diolah, penyelenggara perlu
segera menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Krida Duta Bahasa
bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis Kampus Penggerak Literasi. Teks
laporan terdiri atas Bab I yang berisi modifikasi proposal kegiatan,
yaitu meliputi latar belakang, dasar hukum, tujuan, hasil kegiatan,
waktu dan tempat pelaksanaan, bentuk pelaksanaan, pelaksana
kegiatan, sasaran kegiatan, jadwal kegiatan, dan pembiayaan.
Selanjutnya, Bab II berisi uraian mengenai tahapan pelaksanaan dan
proses krida. Bab III adalah penutup yang berisi rangkuman hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagian terakhir adalah lampiran
surat-surat dan dokumen terkait kegiatan.

31
BAB III
PENUTUP

Petunjuk Teknis Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan


Aktivis Kampus Penggerak Literasi merupakan acuan bagi
penyelenggara Krida Duta Bahasa di pusat dan daerah, peserta,
narasumber/pakar/praktisi/fasilitator, dan pembina serta penyelia
kegiatan. Dengan adanya petunjuk teknis ini diharapkan
penyelenggaraan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah dan Aktivis
Kampus Penggerak Literasi di pusat dan daerah dapat berlangsung lebih
efektif dan efisien serta sesuai dengan standar yang telah ditentukan
(fokus, berkelanjutan, dan bermitra).

32

Anda mungkin juga menyukai