Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 1

Saudara mahasiswa,

Dalam ilmu hukum dan pengetahuan perundang-undangan, terdapat beberapa


teori yang menjelaskan tentang keberlakuan hukum, norma-norma yang
ada dalam masyarakat serta pembidangan hukum; seperti
penjelasan mengapa masyarakat itu tunduk pada hukum, alasan dasar adanya
keberlakuan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan dan dan lain-lainnya serta pentingnya pemahaman tentang
pembidangan hukum.

Jelaskan secara padat, ringkas dan contoh konkritnya menurut kesimpulan


anda sendiri tentang:

1) mengapa masyarakat itu tunduk pada hukum;

2) kemudian hal apa saja yang membedakan norma hukum dengan norma
lainnya itu?;

3) serta parameter apa saja yang dapat dipakai untuk memahami pembidangan
hukum tersebut?

Respon anda dibatasi tidak lebih dari 1000 kata.

Selamat Belajar

Tutor

Jawab :

1. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya akan mengutip perkataan Marcus


Tullius Cicero yang mengatakan suatu kalimat penting sehingga menjadi
suatu adagium hukum yaitu Ubi societas ibi ius, yang artinya bahwa dimana
ada masyarakat, di sana ada hukum. Berdasarkan adagium tersebut dapat
difahami bahwa sejatinya hukum itu menjadi suatu kebutuhan hidup manusia
dalam bermasyarakat sehingga dimana ada masyarakat disana ada hukum,
hal ini karena secara fitrah nya manusia merupakan makhluk sosial atau yang
disebut oleh aristoteles sebagai zoon politicon (makhluk sosial) yang tidak
bisa hidup sendiri, oleh karena itu makhluk sosial memerlukan suatu aksi
interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga manusia harus
hidup berkumpul dan bekerjasama saling menguntungkan demi terpenuhinya
kebutuhan hidup. Dalam proses bermasyarakat itulah manusia sebagai
makhluk sosial pasti memerlukan hukum yang diantaranya untuk mengatur
kemanan dan ketertiban dalam berinteraksi baik interaksi sosial, ekonomi dan
lain-lain,hal ini demi terwujudnya kesejahteraan bersama dalam kehidupan
bermasyarakat, dan dengan kesadaran nya harus tunduk terhadap hukum,
karena jika dalam bermasyarakat tidak tunduk terhadap hukum maka akan
ada konsekwensi hukum, yang diantaranya adalah di denda atau di asingkan
dari lingkungan masyarakat, sehingga dampaknya secara individu yang tidak
tunduk terhadap hukum akan diberi label sebagai seorang pelanggar
(penjahat) oleh masyarakat, yang oleh karena label tersebut secara otomatis
masyarakat tidak akan mau berinteraksi apalagi bekerjasama dengan
seorang pelanggar hukum, dan itu akan sangat merugikan bagi individu yang
melanggar karena jika tidak ada masyarakat yang mau berinteraksi dan
bekerjasama (akibat dari pelanggaran hukum tersebut) maka kesejahteraan
si pelanggar akan menurun, oleh karena sebab itulah masyarakat tunduk
pada hukum. Contoh nya dalam hal hukum adat di suku toraja, jika ada
seseorang masyarakat yang melanggar dalam upacara adat kematian, maka
ia akan didenda atu di asingkn dari lingkungan masyarakat.
2. Secara umum setiap norma memiliki kesamaan, yaitu sama-sama sebagai
pedoman dalam bersikap dan bertindak pada setiap masyarakat melakukan
aksi dan interaksi, dan adapun yang membedakan norma hukum dengan
norma lainnya adalah :
a. Norma hukum memiliki sanksi yang jelas dan tertulis, sedangkan norma
lainnya tidak tertulis serta sanksi bergantung dengan kondisi dan
kesepakatan masyarakat
b. Norma hukum memiliki aparat hukum sehingga sanksi hukum akan
ditegakan, dijalankan dan dipantau oleh aparat hukum, sedangkan sanksi
norma lain nya tergantung tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat,
dan lain nya.
c. Norma hukum memiliki sifat yang universal, sehingga mengikat dan
berlaku bagi masyarakat secara luas. Sedangkan norma lainnya hanya
berlaku dilingkungan nya saja.
Contohnya : UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan,UU ini adalah norma hukum yang jelas, tertulis, ada aparat
penegak hukum nya, dan UU ini berlaku bagi seluruh masyarakat indonesia,
baik dari sabang sampai merauke. sedangkan norma lainya tidak seperti itu,
yang dalam hal ini saya contohkan adalah norma kebiasaan/adat dalam
sanksi adat yang pernah terjadi di kabupaten sumba timur, terhadap 5 orang
pelaku perusak lingkungan, yang diberi sanksi adat yaitu menyembelih 1 ekor
kambing serta menanam 200 bibit pohon. Sanksi adat ini tidak secara tertulis,
dan penegakan nya tergantung tokoh adat setempat, serta sanksi tersebut
hanya ada di lingkungan kabupaten sumba timur, berbeda halnya dengan
sanksi adat di Desa Metulang Kecamatan Kayan Selatan Kabupaten Malinau
Provinsi Kalimantan Utara, dimana perusak lingkungan di denda dengan
sejumlah uang yang ditentukan oleh tokoh adat setempat.
3. Ada beberapa parameter yang bisa dilakukan agar dapat memahami
pembidangan hukum yaitu :
a. Membuat pemetaan bidang prespektif hukum, sehingga terpetakan hukum
dari berbagai macam prespektif, diantaranya hukum dari prespektif ranah
yaitu hukum publik dan privat, hukum dari prespektif isi yaitu hukum
pidana, hukum perdata, Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara,
dan lain sebagainya, dengan dibuat pemetaan prespektif hukum tersebut
mempermudah memahami ilmu hukum itu sendiri.
b. Memahami peran, kewenangan eksekutif, legislatif dalam proses
pembentukan peraturan perundang-undangan serta memahami kebijakan
pemerintah, hal ini karena didalam sistem hukum indonesia yang memiliki
kewenangan untuk pembuatan hukum adalah legislatif dan eksekutif.
c. Melakukan kajian tentang bagaimana proses interpretasi hukum
dipengadilan dan peran hakim dalam proses pengambilan keputusan
d. Mengamati hubungan antara hukum nasional dan internasional, sehingga
memahami bahwa kebijakan politik internasional ataupun perjanjian politik
internasional dapat mempengaruhi hukum nasional.
Contoh : jika memiliki parameter tersendiri dalam memahami bidang
hukum, maka ketika praktisi hukum menghadapi suatu kasus dapat
dengan mudah memecahkan kasus tersebut, misalkan ketika ada
perjanjian hutang piutang, yang ternyata orang yang berhutang melakukan
tindakan tipu muslihat ataupun berbohong, maka seorang praktisi hukum
yang memiliki parameter dalam memahami pembidangan akan
mengetahui bahwa kasus tersebut bukan lagi hukum perdata, akan tetapi
sudah terjadi pelanggaran hukum pidana pasal 378.

Sumber :
Ilham W.M. (2022.Desember). Tingkatkan Peran Perguruan Tinggi, MK Gelar FGD
bagi Pakar dan Akademisi Ilmu Hukum. https://www.mkri.id/index.php?
page=web.Berita&id=18785#:~:text=BOGOR%2C%20HUMAS%20MKRI
%20%E2%80%93%20Marcus%20Tullius,perkembangan%20yang%20terjadi%20di
%20masyarakat. diakses pada 19 april 2024

M. aliefuddin sayyaf.(2023.Februari). “Simak! 3 Contoh Hukum Adat di Indonesia


dan Sanksinya”. https://www.sonora.id/read/423710613/simak-3-contoh-hukum-
adat-di-indonesia-dan-sanksinya diakses pada 19 april 2024

ksdae.menlhk.go.id. “Sanksi Adat Pelaku Illegal Logging di Kawasan TN Matalawa”.


06 Desember 2021. /https://ksdae.menlhk.go.id/berita/10294/Sanksi-Adat-Pelaku-
Illegal-Logging-di-Kawasan-TN-Matalawa.html diakses pada 19 april 2024

Subiakto,Wildan D., dan Bakrie, I. (2015) Peranan Hukum Adat Dalam Menjaga Dan
Melestarikan Hutan Di Desa Metulang Kecamatan Kayan Selatan Kabupaten
Malinau Propinsi Kalimantan Utara. Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2
https://core.ac.uk/download/pdf/290089393.pdf diakses pada 19 april 2024

Anda mungkin juga menyukai