Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Modul 1 dan Modul 2

Mata Kuliah Bahasa Indonesia


(MKWU4108)

Disusun Oleh :
1. 042068993 Amay Suryadi
2. 042069007 Eva Nurhayati
3. 042069379 Muhammad Ilham
4. 042069118 Muhammad Zaki Ghojali
5. 042069157 Muhammad Zubair
6. 042069046 Sastia Nurlianti
7. 042069211 Sopia Fitrillah

Universitas Terbuka UPBJJ Pokjar Ciomas


Prodi Agribisnis Bidang Minat Pertanian
Kegiatan belajar 1
Hakikat, Sifat, dan Fungsi Bahasa
A. HAKIKAT BAHASA
Bahasa Memiliki ciri Sebagai berikut :
1. Bahasa pada hakikatnya adalah bunyi ujar (lisan) yang berwujud lambang
2. Bahasa memiliki sistem
3. Bahasa itu bermakna
4. Bahasa memiliki fungsi
Pada hakikatnya bahasa adalah bunyi ujar atau lisan. Hal ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan fakta sejarah bahwa orang sejak dulu melakukan komunikasi dengan bahasa yang
telah disepakati bersama.
Bahasa memiliki sistem. Bunyi-bunyi bahasa yang diujarkan disusun berdasarkan ketentuan-
ketentuan tang dibuat oleh kelompok masyarakat pengguna bahasa tersebut.
Bahasa itu bermakna. Artinya, bunyi-bunyi yang disusun secara teratur berdasarkan
kesepakatan yang dapat dipahami oleh pengguna.
Bahasa memiliki fungsi. Artinya, untuk mengungkapkan sesuatu yang dalam pikiran dan
perasaannya.
B. SIFAT-SIFAT BAHASA
Bahasa pada hakikatnya adalah bunyi. Bunyi memiliki kandungan irama dan tempo.
Kedua unsur tersebut merupakan unsur pokok di dalam seni. Oleh sebab itu, bahasa memiliki
sifat estetis atau indah. Bahasa adalah bunyi-bunyi yang diujarkan oleh pengguna. Bahasa dapat
berkembang karena digunakan oleh manusia. Dengan kata lain, bahasa bersifat manusiawi atau
insaniah. diketahui bahwa bahasa memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

1. Bahasa itu bersifat indah.


Pada hakikatnya bahasa itu adalah bunyi, Jika bunyi-bunyi ini disusun dengan cara
memadukan bunyi-bunyi vokalnya atau juga konsonan Menghasilkan keindahan yang tidak
dimiliki oleh entitas nonbahasa. Sebagai Contoh perhatikan paduan bunyi-bunyi dan
persajakan berirama "Hom pi la hom pim pah alaihum gambreng' Susunan bunyi-bunyi
tersebut tidak memiliki makna, namun dapat dirasakan keindahannya.

2. Bahasa itu bersifat manusiawi.


Mackey berpendapat bahwa bahasa dapat dilihat dari dua hal, yakni sebagai aktivitas jiwa
dan sebagai aktivitas otak. Bahasa sebagai aktivitas otak bermakna bahwa ujaran seseorang
diproses di dalam otaknya. Dengan demikian, terdapat kaitan antara otak manusia dan bahasa.

3. Bahasa itu bersifat produktif.


Kata produktif bermakna menghasilkan atau memberi hasil. Dalam bahasa (linguistik)
produktif berarti mampu menghasilkan terus-menerus dan akan dipakai secara teratur untuk
membentuk unsur-unsur baru. Bahasa memiliki unsur-unsur, salah satunya adalah kalimat
Susunan kalimat 'Kami pagi ini membaca koran' dapat diubah susunannya menjadi sebagai
berikut.

1) Membaca koran kami pagi ini.


2) Pagi ini kami membaca koran.
3) Kami membaca koran pagi ini.

4. Bahasa itu bersifat dinamis,


Sejalan dengan sifat manusiawi pada bahasa, sifat dinamis pada bahasa mengikuti sifat
manusia yang selalu potensial berubah. Akibatnya, tidak jarang unsur-unsur suatu bahasa
mengalami perubahan. Kita ambil contoh perubahan yang pernah terjadi pada bahasa
Indonesia. Dalam hal tatatulis, misalnya, sudah tiga kali ejaan bahasa Indonesia mengalami
perubahan, yaitu
(1) ejaan Vanopusen berubah menjadi (2) ejaan Suwandi, kemudian menjadi Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), dan terakhir adoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI), Berikut ini kedinamisan yang pernah terjadi dalam bahasa Indonesia.

5. Bahasa itu bersifat variatif.


Bahasa itu memang milik manusia sehingga dia (bahasa) mengikuti apa yang diinginkan
manusia. Menurut Chaer (dalam Muliastuti dan Krisanjaya,) bahwa ada tiga istilah yang perlu
diketahui sehubungan dengan variasi bahasa, yaitu ideolek, dialek, dan ragam. Ideolek adalah
variasi bahasa yang bersifat perorangan. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
sekelompok orang. Sedangkan ragam adalah varian bahasa yang digunakan dalam situasi
tertentu.

6. Bahasa itu bersifat konvensional.


Konvensi bermakna sepakat atau kesepakatan. Bahasa dibentuk berdasarkan kesepakatan
komunitas penggunanya, Contoh: realisasi fonem vokal / u / adalah [u] jika berdistribusi pada
silaba terbuka tanpa konsonan penutup pada suku kata akhir kata, misalnya pada kata kartu
dan bantu, tetapi terealisasi menjadi [ U ] jika berdistribusi pada suku akhir kata yang tertutup
oleh konsonan, misalnya pada kata daun dan kebun.

7. Bahasa itu bersifat arbitrer.


Sifat konvensional para pengguna bahasa menimbulkan sifat arbitrer pada bahasa.
Arbitrer bermakna sewenang-wenang atau sesuka-suka sehingga tidak dapat dijelaskan
berdasarkan pertimbangan logika atau nalar. Dengan sifat arbitrer itu, tidak ada kaitan antara
bunyi kata dengan benda- benda yang dibahasai atau antara lambang bunyi dengan yang
dilambangkan.
Contoh: komunitas atau masyarakat Jawa menyebut watu yang diucapkan [w a t u] untuk
benda keras yang terdapat di alam atau biasanya banyak terdapat di sungai; tetapi komunitas
bahasa Inggris menyebutnya dengan stone yang diucapkan [ ston ].

C. FUNGSI BAHASA
Definisi-definisi yang diungkapkan oleh Soemarsono(2004)
1. Aristoteles dalam Soemarsono (2004:58) Menyatakan Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan Manusia.
2. Karl Raemind Popper mengemukakan 4 fungsi bahasa :
a. Fungsi ekspresif (Fungsi untuk Mengungkapkan atau menyatakan diri).
b. Fungsi sinyal (Fungsi mereaksi, menjawab, atau memberikan tanggapan).
c. Fungsi deskriptif, (Fungsi yang mencakup kedua fungsi sebelumnya, namun memberikan
gambaran dan mendeskripsikan secara rinci tentang apa yang disampaikan).
d. Fungsi argumentatif, (Fungsi bahasa dalam memberikan alasan).
3. Karl Buhler, seorang sarjana Jerman membedakan 3 fungsi bahasa.
a. Appel, yaitu fungsin pemerintah.
b. Ausdrunch, yaitu fungsi untuk mengungkapkan suasana hati.
c. Darstellung, yaitu fungsi yang mengacu pada objek tertentu yang berada diluar penutur.
4. Halliday(Tomkins. G.E., dan Hoskisson. K. 1995) Mengemukakan 7 fungsi bahasa.
a. Instrumental, Untuk memperoleh kebutuhan fisik.
b. Regulatori, Untuk mengendalikan orang lain.
c. Interaksional, Untuk bergaul dengan orang lain.
d. Personal, Untuk Mengungkapkan diri.
e. Heuristik, Untuk mengungkapkan dunia di sekitarnya.
f. Imajinatif, Untuk mencipta.
g. Informatif. Untuk mengomunikasikan informasi baru (Tim, 2007:120).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa pada hakikatnya adalah sebagai alat
komunikasi. Dengan kata lain, fungsi utama dalam bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Kegiatan Belajar 2
KETRAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

A. PENGERTIAN
Ketrampilan berasal dari kata terampil , yang berarti cakap atau mampu ,atau cekatan . Kata
terampil mendapat imbuhan ke-an menjadi ketrampilan yang mengandung arti kecakapan atau kemampuan
dan kecekatan. Ketrampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang dapat
meliputi mendengarkan / menyimak , berbicara , membaca dan menulis.
Dengan demikian terampil berbahasa indonesia artinya terampil menggunakan bahasa dalam
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis .
 Ketrampilan berbahasa lisan meliputi : 1. menyimak
2. berbicara
 ketrampilan berbahasa tulis meliputi : 1. membaca
2. menulis
diihat dari sifatnya , ketrampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif (menerima ) ,sedangkan
ketrampilan membaca dan menulis bersifat produktif (menghasilkan ) .
B. KETRAMPILAN RESEPTIF
1. Menyimak
menyimak dan mendengar memang menggunakan alat yang sama , yaitu alat dengar. Namun
keduanya berbeda , yakni menyimak memiliki tujuan , sedangkan mendengar tidak . Menyimak memiliiki
2 sifat , yaitu :
a. Interaktif
yaitu menyimak dengan melakukan tanya jawab dengan pembicara atau dengan penyimak lain .
Contohnya , penjelasan guru saat dikelas , ceramah agama saat dimajlis taklim.
b. Non-Interaktif
Yaitu menyimak yang tidak disertai tanya jawab antara pembicara dan penyimak . Contoh nya , ketika
mendengarkan suara radio atau televisi.
2. Membaca
Menurut Bloom (2001) menerjemahkan pemahaman sebagai suatu proses untuk mengetahui isi
sebuah komunikasi atau gagasan yang dikomunikasikan baik lisa maupun tulisan.

Smitj (dalam Solkhan 1987 ) membagi pemahaman membaca menjadi 4 kategori , yaitu :
a. Membaca Pemahaman Literal
yaitu membaca dengan cara menenmukan makna kata dan kalimat dalam konteks secara langsung.
b. Membaca Interpretasi
yaitu membaca dengan melibatkan ketrampilan berpikir , untuk mengidentifikasi gagasan dan
makna yang tidak secara eksplisit dinyatakan dalam teks atau wacana .
c. Membaca Kritis
Yaitu ketrampilan membaca yang tidak hanya mampu memaknai bacaan secara literal dan
menginterpretasikannya , tetapi mampu menilai apa yang dibacanya.pembaca mampu menilai
secara kritis gagasan gagasan yang disampaikan penulis.
d. Membaca Kreatif
Selain memiliki ketrampilan literal ,interpretasi ,dan kemampuan berpikir kritis , pembaca ini
mampu menerapkan gagasan gagasan yang ada pada teks atau bacaan ke situasi baru seperti
mengkombinasikan gagasan yang dimiliki pembaca dengan gagasan yang terdapat dalam teks dan
mampu memperluas konsep konsep yang terdapat dalam teks.

C. KETERAMPILAN PRODUKTIF
1. Berbicara
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain (penyimak) dengan media bahasa
lisan. Suhendar (1992:20) mendefinisikan berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran atau perasaan
menjadi wujud ujaran. Alat utama yang digunakan orang dalam melakukan kegiatan berbicara adalah alat-
alat ucap uang meliputi seluruh bagian mulut.
Kegiatan berbicara yang baik dilakukan Melalui tahapan-tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Keterampilan berbicara sama dengan keterampilan berbahasa yang lain
(menyimak. Membaca, dan menulis) yang memerlukan.
Kegiatan berbicara yang baik dilakukan melalui tahapan tahapan, yaiti tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi.ketrampilan berbicara sama dengan ketrampilan berbahasa yang lain
(menyimak,membaca,dan menulis) yang memerlukan pengetahuan,pengalaman ,serta kemampuan berpikir
yang memadai.

2. Menulis
Menulis adalah keterampilan berbahasa kedua yang bersifat produktif. Dalam menulis, pesan
disampaikan melalui bahasa tulis. Untuk memperoleh tulisan yang baik, penulis juga harus melalui tahapan-
tahapan, yaitu tahap prapenulisan (prewriting), tahap penulisan (writing), dan tahap pasca penulisan
(postwriting).
Gere (1985) mengungkapkan bahwa “manulis adalah berkomunikasi, menulis adalah mengekspresikan
diri, menulis adalah menginstruksikan, dan menulis adalah usaha untuk belajar”.
Amran Halim, dkk., (1979) mengemukakan 5 komponen penting yang terdapat didalam sebuah
karangan atau tulisan. Komponen-komponen tersebut adalah :
1.Isi karangan
2.Bentuk karangan
3.Tata bahasa
4.Gaya,
5.dan tanda baca

D. HUBUNGAN ANTAR KETERAMPILAN BERBAHASA


Empat keterampilan berbahasa baik secara secara lisan ( menyimak dan berbicara ) maupun
secara tulis ( membaca dan menulis ) itu memiliki hubungan satu dengan yang lain nya dan saling
mendukung . Hubungan keterampilan pada ragam yang sama disebut hubungan langsung sedangkan
hubungan keterampilan pada ragam yang berbeda adalah hubungan tidak langsung.
Pada ragam lisan yaitu menyimak dan berbicara berada pada ruang yang sama . Hal ini
menunjukkan kedekatan hubungan antara keduanya . Dalam kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka ,
menyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran . Menyimak bertukar peran menjadi
pembicara dan sebaliknya pembicara menjadi penyimak . Pergantian peran ini biasanya terjadi pada
kegiatan komunikasi tanya jawab , partisipan saling memberi dan menerima dalam komunikasi interaktif.
Interaktif antar penyimak dan pembicara merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki bahasa
ragam lisan. Pada kegiatan berbahasa ini pengguna bahasa dapat seketika memperbaiki kesalahan
berbahasa yang terlanjur terjadi . Penyimak pun dapat lebih cepat memahami pesan yang disampaikan
pembicara kerena dibantu oleh ekspresi dan media atau alat bantu yang digunakan pembicara.
Pada ragam tulis terdiri dari membaca dan menulis . Sama halnya dengan ragam lisan , ragam
tulis pun dapat berlangsung dengan pergantian peran . Contoh nya ketika Anda menerima surat , Anda
membaca surat tersebut maka Anda menjadi pembaca. Ketika Anda menulis surat balasan maka Anda
menjadi penulis . Hal ini menjadi kelebihan ragam tulis yaitu mengatasi kesulitan komunikasi jarak jauh .
Di zaman sekarang ini pergantian peran dalam komunikasi tulis melalui internet yang dapat berlangsung
sangat cepat.
Dilihat dari sifatnya , keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif, yaitu menerima
atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, sedangkan berbicara dan menulis
bersifat produktif , artinya menghasilkan bicaraan atau tulisan.
Hubungan antarketerampilan bahasa pada ragam baik yang sifatnya sama maupun sifatnya
berbeda itu tetap akan berhubungan erat dan saling mendukung. Jadi kesimpulannya setiap keterampilan
berbahasa baik secara ragam , secara ragam yg sifatnya sama dan secara ragam yang sifat nya beda itu
saling berhubungan dan saling mendukung.
KEGIATAN BELAJAR 1
Kronologis Perkembangan Bahasa Indonesia

A. BAHASA MELAYU KUNO


Berbicara sejarah bahasa Indonesia menjadi sesuatu yang mustahil tanpa membicarakan
bahasa melayu. Bahasa Melayu merupakan cikal bakal atau ada orang menyebutkannya sebagai
embrio lahirnya bahasa Indonesia. Bahasa Melayu sudah digunakan di kawasan Asia Tenggara
sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu adalah ditemukannya Prasasti Kedukan Bukit dan
Prasasti Talang Tuqo di Palembang, Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, dan Prasasti Karang
Berahi di Jambi.
B. PENYEBARAN BAHASA MELAYU
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan
kerajaan Islam baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di minye, tujoh,
Aceh yang bertuliskan angka tahun 1380 Masehi. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok
Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu
mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan (lingua franca)
antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antar kerajaan karena bahasa sistemnya
yang mudah dipelajari, antara lain tidak adanya tingkat tutur berdasarkan strata sosial.
Bahasa Melayu dengan pelan, tetapi pasti digunakan tersebar di seluruh wilayah
nusantara dalam pertumbuhan dan perkembanganya itu, keberadaan bahasa Melayu sebagai
bahasa perhubungan semakin hari semakin bertambah kukuh.
Sementara itu, bahasa Melayu yang digunakan di wilayah nusantara dalam
pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah lain.
Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa terutama dari bahasa Sansekerta,
bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
C. KELAHIRAN BAHASA INDONESIA
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta merupakan peristiwa bersejarah yang
monumental bagi bangsa dan bahasa Indonesia. Butir-butir ikrar sumpah pemuda pasti sudah
anda ketahui namun tidak salah jika anda cermati butir-butir sumpah pemuda sesuai aslinya.

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia

Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak dikenalnya nama
bahasa Indonesia oleh seluruh bangsa Indonesia. Dalam kaitan itu, Sutan Takdir Alisyahbana
menjelaskan tentang bahasa Indonesia dengan menyatakan “Bahasa Indonesia ialah bahasa
perhubungan yang dengan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakan kebangsaan rakyat Indonesia pada permulaan abad 20 dengan
insaf diangkat sebagai bahasa persatuan”. penggunaan ungkapan ”dengan insaf” mengandung
pengertian bahwa bahasa yang dahulu disebut Melayu berbeda dengan bahasa yang saat itu
disebut bahasa Indonesia.

Jadi kesimpulannya
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai (lingua franca) bahasa perhubungan selama berabad-
abad. Hal ini tidak tidak terjadi pada bahasa Jawa Sunda atau bahasa daerah lain.
2. Penggunaan bahasa Melayu tersebar ke berbagai wilayah melampaui batas-batas wilayah
bahasa lain walaupun jumlah penuturnya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa, Sunda ,dan
Madura yang penuturnya lebih banyak dari penutur bahasa daerah lain.
3. Bahasa Melayu berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lainnya sehingga tidak dianggap
sebagai bahasa asing.
4. Bahasa Melayu memiliki sifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa
seperti,bahasa Jawa (krama, inggil ,krama ,madya ,ngoko), atau bahasa Sunda (kasar,halus).
5. Bahasa Melayu mampu mengatasi perbedaan antar penutur bahasa daerah lain sehingga tidak
menimbulkan perasaan kalah atau menang tidak ada kelompok yang merasa lebih kuat. Jelas
tidak ada persaingan antara bahasa daerah.
D. BAHASA INDONESIA PADA ZAMAN JEPANG
Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia setelah mengalahkan Belanda dalam
pertempuran yang sengit.Jepang menunjukan kekuasaanya di Indonesia sebagai penjajah.
Poesponegoro dan Notosusanto (dalam Fahrurozi dan Andri ,2016: 38) Menjelaskan
bahwa Pemerintah Penjajah Jepang melarang penggunaan Bahasa Belanda dalam semua aspek
kehidupan masyarakat Indonesia, Salah satunya adalah larangan digunakannya buku-buku atau
referensi yang menggunakan bahasa Belanda. Jepang memasukkan bahasa Jepang sebagai
bahasa pengantar dalam pengajaran.
Pada saat itu terdapat suatu badan yang disebut Toa Bumka Kai, yaitu Asosiasi
Kebudayaan Asia Timur.badan ini bekerja dalam bidang kebudayaan, dan Jepang melakukan
penyempurnaan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa pada masa penjajahan
Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia.Untuk penyempurnaan
bahasa Indonesia,Jepang membentuk Indonesia Goseibilinkai,yaitu komisi Soewandi dan Sutan
Takdir Alisyahbana, Komisi ini memliki pimpinan harian yaitu Ihiki, Mr.Rd.Soewandi dan
Sutan Takdir Alisyahbana. Pada saat itu, bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat dan
berhasil mengodifikasi 7.000 istilah bahasa Indonesia modern saat itu.
Pada saat itu juga Jepang sebagai bangsa yang baru datang dan sengaja menjajah negara
yang dikunjungi, Jepang tidak dapat menghindari penggunaan bahasa Indonesia untuk
berhubungan dengan bangsa Indonesia.
Jepang mulai mengajarkan bahasa Jepang kepada bangsa Indonesia,dengan tujuan akan
menjadikan bahasa Jepang menjadi bahasa resmi di Indonesia.
Namun usaha tersebut tidak dapat dilakukan secara cepat. Oleh karena itu, untuk
sementara Jepang memilih jalan praktis, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang sudah
tersebar di seluruh Indonesia.
Perlu anda ketahui bahwa selama pendudukan Jepang ( 1942 -1945) bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan.
Ketika Jepang menyerah, bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa persatuan
makin kuat kedudukannya.
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia,yang kemudian menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia.
Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,17 Agustus 1945,telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara. Pada saat itu pula UUD 1945 disahkan sebagai UUD Negara Republik
Indonesia. Dalam Undang Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

E. PERKEMBANGAN BAHAS INDONESIA BERDASARKAN HASIL KONGRES


1.Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, 25 sampai dengan 27 Juni 1938
Kongres bahasa Indonesia I ini dihadiri oleh para ahli bahasa Indonesia, budayawan ,
guru, antara lain Mr. Amir Sjarifoeddin ; St. Takdir Alisjahbana; Mr. Muh. Yamin; St
Pamuncak; Adi Negoro; R.M Ng. dr. Poerbotjaroko; R.P. Soeroso; dan Sanoesi Pane.
Pada kongres ini dihasilkan kesepakatan tentang pembaruan atau pengembanagan bahasa
Indonesia sebagai berikut .
a). Menyesuaikan kata dan paham asing ke dalam bahasa Indonesia.
b). Pembaharuan bahasa dan usaha mengaturnya.
c). Menyempurnakan dan menetapkan gramatika.
d). Hal ejaan bahasa Indonesia.
e). Tentang bahasa Indonesia didalam persurat kabaran.
f). Menjadikan bahasa Indonesia yang sah dan bahasa untuk undang undang negeri atau menjadi
bahasa kewarganegaraan.
g). Memutuskan supaya di angkat suatu komisi untuk memeriksa persoalan mendirikan Institut
bahasa Indonesia.
h). Menganggap perlu didirikan Peguruan Tinggi Kesusasteraan secepatnya.
2.Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, 28 Oktober sampai dengan 1 November 1954
Pada sidang ini tidak hanya dihadiri oleh para ahli bahasa, melainkan juga masyarakat
luas. Bahkan presiden Soekarno, membuka secara resmi Kongres bahasa Indonesia itu di
Gedung Kesenian Medan.Istri Presiden pula yang membuka pameran buku (dalam 4 l aporan
resmi ia disebut P.J.M Ibu Karno, Ny. Fatmawati). Kongres Bahasa Indonesia II ini merupakan
sebuah perwujudan tekad yang kuat dari bangsa Indonesia untuk terus menyempurnakan bahasa
Indonesia yang dijadikan kebanggan bagi bangsa Indonesia.
3.Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta , 28 Oktober sampai dengan 2 November 1978
Kongres yang di adakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yaitu untuk
memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
4.Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta, 21 sampai dengan 26 November 1983
Dalam kongres ini memperingati bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan.Dan
mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar dapat tercapai semaksimal mungkin.
5.Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, 28 Oktober sampai dengan 3 November 1988
Kongres ini dihadiri kira kira oleh 700 pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia
dan peserta tamu dari negara sahabat, seperti Brunei Darussalam, Malaysia ,Singapura , Belanda
, Jerman dan Australia.Kongres itu dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan Tata Bahasa Baku Indonesia.
6.Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta, 28 Oktober sampai dengan 2 November 1993
Kongres Bahasa Indonesia VI di ikuti 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta
tamu dari mancanegara, meliputi Australia,Brunei Darussalam, Jerman,Hongkong, India,
Italia,Jepang,Rusia,Singapura,Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Dalam kongres ini Pusat Pembinaan dan Pengenmbangan bahasa diminta untuk
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunya
Undang undang Bahasa Indonesia.
7.Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta, 26 sampai dengan 30 Oktober 1998
Dari kongres Bahasa Indonesia VII ini membentuk antara lain :
a). Memperkukuh kedudukan bahasa dalam era globalisasi.
b). Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
c). Organisasi profesi, organisasai profesi kebahasaan dan dunia usaha perlu melibatkan diri
secara lebih aktif dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dibidangya masing
masing.
d).Perkembangan ilmu teknologi, Perkembangan teknologi informasi, dan tantangan kehidupan
dalama era globalisasi 76 menuntut agar kualitas bahasa Indonesia ditingkatkan dan
kemampuan daya ungkapnya dikembangkan.
8). Kongres Bahasa Indonesia ke VIII di Jakarta , 14 sampai dengan 17 Oktober 2003
Pada kongres ini menyimpulkan bahwa berdasarkan Kongres Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan bahwa para pemuda memiliki satu bahasa, yaitu
bahasa Indonesia,maka bukan Oktober dijadikan sebagai bulan bahasa.
9). Kongres Bahasa ke IX di Medan , 28 Oktober sampai dengan 1 November 2008
Kongres ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional,
80 tahun Sumpah Pemuda dan 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa.
Kongres ini membahasa 5 hal utama yakni , bahasa Indonesa, bahasa daerah, penggunaan
bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa.
10). Kongres Bahasa Indonesia X Di Jakarta , 28 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2013
Kongres ini diikuti oleh 1.168 peserta dari seluruh Indonesia dan dari luar negeri, antara
lain : Jepang,Rusia,Pakistan,Jerman,Belgia,Brunei Darussalam,Singapura,Malaysia,China,Italia
dan Timor Leste
Rekomendasi yang muncul pada kongres di kutib sebagai berikut ini.
a). Pemerintah perlu memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia melalui
penerjemaan dan penerbita.
b). Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi hasil hasil pembakuan.
c). Pembelajar bahasa Indonesia perlu di optimalkan.
d). Pemerintah perlu menerapkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)
e). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu meningkatkan pengawasan penggunaan
bahasa untuk menciptakan tertib berbahasa secara proporsional.
f). Peran media massa sebagai sarana pemartabatan bahasa dan sastra Indonesia dikancah
internasional perlu di Optimalkan
g). Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu mengingatkan dan memberikan teguran kepada
lembaga penyiaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
h). Pemerintah harus mendukung secara moral dan material pendirian pusat studi/kajian bahasa
Indonesia di luar negeri.
11. Kongres Bahasa Indonesia XI Di Jakarta , 28 Oktober sampai dengan 31 Oktober 2018
Pada kongres ini diluncurkan beberapa produk kebahasaan dan kesatuan, yaitu Kamus
Besar Bahasa Indonesia Braille, buku Bahasa dan Peta Bahasa, Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia(UKBI) Daring,Korpus Indonesia,Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing(BIPA)
daring,buku Sastrawan Berkarya di Daerah 3T, 546 buah buku bahan bacaan literasi,Kamus
Vokasi, Kamus Bidang Ilmu,dan Aplikasi Senarai Padanan Istilah Asing (SPAI).
Modul 2
KEGIATAN BELAJAR 2
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara.
Kedudukannya sebagai bahasa nasional dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak dicetuskannya sumpah
pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa
melayu, yang mendasari bahasa Indonesia, telah dipakai sebagai lingua franca selama berabad-abad
sebelumnya.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
a. Lambing kebanggaan nasional.
b. Lambing identitas nasional.
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang social budaya dan bahasa yang
berbeda.
d. Alat penghubung antar daerah dan antar budaya.
Keduduka bahasa indonesiasebagai bahasa Negara secara legal formal tercantum dalam UUD
1945 pasal 36, dengan rumusan ”Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”. Sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
a. Bahasa resmi Negara.
b. Bahasa penghantar di dalam dunia pendidikan.
c. Alat penghubung dala tingkat nasional
d. Alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Anda mungkin juga menyukai