Vesi Makalah
Vesi Makalah
Disusun Oleh :
1. 042068993 Amay Suryadi
2. 042069007 Eva Nurhayati
3. 042069379 Muhammad Ilham
4. 042069118 Muhammad Zaki Ghojali
5. 042069157 Muhammad Zubair
6. 042069046 Sastia Nurlianti
7. 042069211 Sopia Fitrillah
C. FUNGSI BAHASA
Definisi-definisi yang diungkapkan oleh Soemarsono(2004)
1. Aristoteles dalam Soemarsono (2004:58) Menyatakan Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan Manusia.
2. Karl Raemind Popper mengemukakan 4 fungsi bahasa :
a. Fungsi ekspresif (Fungsi untuk Mengungkapkan atau menyatakan diri).
b. Fungsi sinyal (Fungsi mereaksi, menjawab, atau memberikan tanggapan).
c. Fungsi deskriptif, (Fungsi yang mencakup kedua fungsi sebelumnya, namun memberikan
gambaran dan mendeskripsikan secara rinci tentang apa yang disampaikan).
d. Fungsi argumentatif, (Fungsi bahasa dalam memberikan alasan).
3. Karl Buhler, seorang sarjana Jerman membedakan 3 fungsi bahasa.
a. Appel, yaitu fungsin pemerintah.
b. Ausdrunch, yaitu fungsi untuk mengungkapkan suasana hati.
c. Darstellung, yaitu fungsi yang mengacu pada objek tertentu yang berada diluar penutur.
4. Halliday(Tomkins. G.E., dan Hoskisson. K. 1995) Mengemukakan 7 fungsi bahasa.
a. Instrumental, Untuk memperoleh kebutuhan fisik.
b. Regulatori, Untuk mengendalikan orang lain.
c. Interaksional, Untuk bergaul dengan orang lain.
d. Personal, Untuk Mengungkapkan diri.
e. Heuristik, Untuk mengungkapkan dunia di sekitarnya.
f. Imajinatif, Untuk mencipta.
g. Informatif. Untuk mengomunikasikan informasi baru (Tim, 2007:120).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa pada hakikatnya adalah sebagai alat
komunikasi. Dengan kata lain, fungsi utama dalam bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Kegiatan Belajar 2
KETRAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
A. PENGERTIAN
Ketrampilan berasal dari kata terampil , yang berarti cakap atau mampu ,atau cekatan . Kata
terampil mendapat imbuhan ke-an menjadi ketrampilan yang mengandung arti kecakapan atau kemampuan
dan kecekatan. Ketrampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang dapat
meliputi mendengarkan / menyimak , berbicara , membaca dan menulis.
Dengan demikian terampil berbahasa indonesia artinya terampil menggunakan bahasa dalam
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis .
Ketrampilan berbahasa lisan meliputi : 1. menyimak
2. berbicara
ketrampilan berbahasa tulis meliputi : 1. membaca
2. menulis
diihat dari sifatnya , ketrampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif (menerima ) ,sedangkan
ketrampilan membaca dan menulis bersifat produktif (menghasilkan ) .
B. KETRAMPILAN RESEPTIF
1. Menyimak
menyimak dan mendengar memang menggunakan alat yang sama , yaitu alat dengar. Namun
keduanya berbeda , yakni menyimak memiliki tujuan , sedangkan mendengar tidak . Menyimak memiliiki
2 sifat , yaitu :
a. Interaktif
yaitu menyimak dengan melakukan tanya jawab dengan pembicara atau dengan penyimak lain .
Contohnya , penjelasan guru saat dikelas , ceramah agama saat dimajlis taklim.
b. Non-Interaktif
Yaitu menyimak yang tidak disertai tanya jawab antara pembicara dan penyimak . Contoh nya , ketika
mendengarkan suara radio atau televisi.
2. Membaca
Menurut Bloom (2001) menerjemahkan pemahaman sebagai suatu proses untuk mengetahui isi
sebuah komunikasi atau gagasan yang dikomunikasikan baik lisa maupun tulisan.
Smitj (dalam Solkhan 1987 ) membagi pemahaman membaca menjadi 4 kategori , yaitu :
a. Membaca Pemahaman Literal
yaitu membaca dengan cara menenmukan makna kata dan kalimat dalam konteks secara langsung.
b. Membaca Interpretasi
yaitu membaca dengan melibatkan ketrampilan berpikir , untuk mengidentifikasi gagasan dan
makna yang tidak secara eksplisit dinyatakan dalam teks atau wacana .
c. Membaca Kritis
Yaitu ketrampilan membaca yang tidak hanya mampu memaknai bacaan secara literal dan
menginterpretasikannya , tetapi mampu menilai apa yang dibacanya.pembaca mampu menilai
secara kritis gagasan gagasan yang disampaikan penulis.
d. Membaca Kreatif
Selain memiliki ketrampilan literal ,interpretasi ,dan kemampuan berpikir kritis , pembaca ini
mampu menerapkan gagasan gagasan yang ada pada teks atau bacaan ke situasi baru seperti
mengkombinasikan gagasan yang dimiliki pembaca dengan gagasan yang terdapat dalam teks dan
mampu memperluas konsep konsep yang terdapat dalam teks.
C. KETERAMPILAN PRODUKTIF
1. Berbicara
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain (penyimak) dengan media bahasa
lisan. Suhendar (1992:20) mendefinisikan berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran atau perasaan
menjadi wujud ujaran. Alat utama yang digunakan orang dalam melakukan kegiatan berbicara adalah alat-
alat ucap uang meliputi seluruh bagian mulut.
Kegiatan berbicara yang baik dilakukan Melalui tahapan-tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Keterampilan berbicara sama dengan keterampilan berbahasa yang lain
(menyimak. Membaca, dan menulis) yang memerlukan.
Kegiatan berbicara yang baik dilakukan melalui tahapan tahapan, yaiti tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi.ketrampilan berbicara sama dengan ketrampilan berbahasa yang lain
(menyimak,membaca,dan menulis) yang memerlukan pengetahuan,pengalaman ,serta kemampuan berpikir
yang memadai.
2. Menulis
Menulis adalah keterampilan berbahasa kedua yang bersifat produktif. Dalam menulis, pesan
disampaikan melalui bahasa tulis. Untuk memperoleh tulisan yang baik, penulis juga harus melalui tahapan-
tahapan, yaitu tahap prapenulisan (prewriting), tahap penulisan (writing), dan tahap pasca penulisan
(postwriting).
Gere (1985) mengungkapkan bahwa “manulis adalah berkomunikasi, menulis adalah mengekspresikan
diri, menulis adalah menginstruksikan, dan menulis adalah usaha untuk belajar”.
Amran Halim, dkk., (1979) mengemukakan 5 komponen penting yang terdapat didalam sebuah
karangan atau tulisan. Komponen-komponen tersebut adalah :
1.Isi karangan
2.Bentuk karangan
3.Tata bahasa
4.Gaya,
5.dan tanda baca
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia
Peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak dikenalnya nama
bahasa Indonesia oleh seluruh bangsa Indonesia. Dalam kaitan itu, Sutan Takdir Alisyahbana
menjelaskan tentang bahasa Indonesia dengan menyatakan “Bahasa Indonesia ialah bahasa
perhubungan yang dengan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakan kebangsaan rakyat Indonesia pada permulaan abad 20 dengan
insaf diangkat sebagai bahasa persatuan”. penggunaan ungkapan ”dengan insaf” mengandung
pengertian bahwa bahasa yang dahulu disebut Melayu berbeda dengan bahasa yang saat itu
disebut bahasa Indonesia.
Jadi kesimpulannya
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai (lingua franca) bahasa perhubungan selama berabad-
abad. Hal ini tidak tidak terjadi pada bahasa Jawa Sunda atau bahasa daerah lain.
2. Penggunaan bahasa Melayu tersebar ke berbagai wilayah melampaui batas-batas wilayah
bahasa lain walaupun jumlah penuturnya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa, Sunda ,dan
Madura yang penuturnya lebih banyak dari penutur bahasa daerah lain.
3. Bahasa Melayu berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lainnya sehingga tidak dianggap
sebagai bahasa asing.
4. Bahasa Melayu memiliki sifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa
seperti,bahasa Jawa (krama, inggil ,krama ,madya ,ngoko), atau bahasa Sunda (kasar,halus).
5. Bahasa Melayu mampu mengatasi perbedaan antar penutur bahasa daerah lain sehingga tidak
menimbulkan perasaan kalah atau menang tidak ada kelompok yang merasa lebih kuat. Jelas
tidak ada persaingan antara bahasa daerah.
D. BAHASA INDONESIA PADA ZAMAN JEPANG
Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia setelah mengalahkan Belanda dalam
pertempuran yang sengit.Jepang menunjukan kekuasaanya di Indonesia sebagai penjajah.
Poesponegoro dan Notosusanto (dalam Fahrurozi dan Andri ,2016: 38) Menjelaskan
bahwa Pemerintah Penjajah Jepang melarang penggunaan Bahasa Belanda dalam semua aspek
kehidupan masyarakat Indonesia, Salah satunya adalah larangan digunakannya buku-buku atau
referensi yang menggunakan bahasa Belanda. Jepang memasukkan bahasa Jepang sebagai
bahasa pengantar dalam pengajaran.
Pada saat itu terdapat suatu badan yang disebut Toa Bumka Kai, yaitu Asosiasi
Kebudayaan Asia Timur.badan ini bekerja dalam bidang kebudayaan, dan Jepang melakukan
penyempurnaan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa pada masa penjajahan
Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia.Untuk penyempurnaan
bahasa Indonesia,Jepang membentuk Indonesia Goseibilinkai,yaitu komisi Soewandi dan Sutan
Takdir Alisyahbana, Komisi ini memliki pimpinan harian yaitu Ihiki, Mr.Rd.Soewandi dan
Sutan Takdir Alisyahbana. Pada saat itu, bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat dan
berhasil mengodifikasi 7.000 istilah bahasa Indonesia modern saat itu.
Pada saat itu juga Jepang sebagai bangsa yang baru datang dan sengaja menjajah negara
yang dikunjungi, Jepang tidak dapat menghindari penggunaan bahasa Indonesia untuk
berhubungan dengan bangsa Indonesia.
Jepang mulai mengajarkan bahasa Jepang kepada bangsa Indonesia,dengan tujuan akan
menjadikan bahasa Jepang menjadi bahasa resmi di Indonesia.
Namun usaha tersebut tidak dapat dilakukan secara cepat. Oleh karena itu, untuk
sementara Jepang memilih jalan praktis, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang sudah
tersebar di seluruh Indonesia.
Perlu anda ketahui bahwa selama pendudukan Jepang ( 1942 -1945) bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa pengantar di semua tingkat pendidikan.
Ketika Jepang menyerah, bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa persatuan
makin kuat kedudukannya.
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia,yang kemudian menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia.
Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,17 Agustus 1945,telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara. Pada saat itu pula UUD 1945 disahkan sebagai UUD Negara Republik
Indonesia. Dalam Undang Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia (Bab XV, Pasal 36).