Tugas Analisis TK Dini
Tugas Analisis TK Dini
NIM : 859170893
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ
UT 78 MATARAM
I. PENDAHULUAN
Anak usia dini merupakan merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang, pada
masa ini juga disebut juga masa keemasan atau golden age. Anak usia dini adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Tugas pendidik dan orang tua adalah mengoptimalkan tumbuh kembang dari semua
aspek perkembangannya yang meliputi perkembangan Bahasa, kognitif, fisik motorik, nilai
agama dan moral serta sosial emosional.
Menurut fauzia (2023 mengatakan bahwa Perkembangan aspek kognitif dianggap penting
karena aspek kognitif berkaitan dengan perluasan dan pengetahuan anak dan tingkah lakunya.
Kemampuan kognitif sendiri berkaitan dengan cara berfikir anak secara luas. perkembangan
kognitif merupakan perubahan yang terjadi pada aspek kognitif dimana aktifitas mental anak
dalam berfikir, mengingat, berimajinasi, memecahkan masalah, berkreatifitas dan berbahasa anak
menjadi lebih baik, lebih matang, lebih konfleks dan berfungsi lebih baik.
Pada dasarnya perkembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan pengetahuan yang
didapatnya tersebut, akan dapat melaksanakan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai
dengan kondisi dan kodratnya. Oleh karena itu pada masa-mas ini anak-anak akan diberi
bermacam-macam objek untuk membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu. Sehingga kita
dapat melihat kemampuan anak dalam menyusun objek, tidak hanya berdasarkan kesamaan
dalam mengelompokkan benda, bentuk, warna dll, melainkan anak-anak juga dapat membedakan
ukuran sebuah benda tersebut.
Pada usia 4-5 tahun banyak anak juga yang belum mampu dalam mengidentifikasi atau
mengelompokkan sebuah benda berdasarkan warna, bentuk, ukurab maupun fungsinya. Oleh
karena itu perkembangan kognitif anak dalam berfikir logis anak, perlu distimulasi dan
rangsangan sehingga dapat meningkat.
Taman kanak-kanak PGRI 30 Pringgasela Selatan terletak di Pringgasela Kecamatan
Pringgasela Lombok Timur Profinsi NTB.Kurikulum TK PGRI 30 Pringgasela mengacu pada
peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 146 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 Pendidikan Ank Usia Dini , Republik Indonesia no. 137 tahun
2014 tentang standar pendidikan nasional anak usia dini yang memuat kedepan standar
pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran pada anak di TK PGRI 30 Pringgasela Selatan, peneliti
melakukan pengamatan terhadap pengembangan kognitif melalui kegiatan mengelompokan
benda (balok) yang sesuai dengan warna dan bentuk, peneliti tertarik untuk mengamati
kegiatan tersebut karena perkembangan kognitif sangat penting bagi perkembangan anak usia
dini dan juga dapat berpengaruh pada aspek perkembangan yang lain.
Berdasarkan hasil observasi awal, masih adanya anak-anak yang memiliki kekurangan
dalam hal mengelompokkan benda (balok) yang sesuai dengan warna dan bentuk. Maka dari
15 anak peneliti menemukan 9 anak belum mampu dalam menyelesaikan tugasnya,
diantaranya; ada 3 anak yang belum mampu dalam mengklasifikasikan benda berdasarkan
warna dan ada 6 anak yang belum mampu mengelompokkan balok sesuai bentuknya itupun
anak-anak masih merasa bingung. Berdasarkan dari hasil pengamatan, keadaan ini dikarenakan
kurangnya variasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat merangsang
kemampuan berpikir logis dan kritis anak.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut
melalui penelitian dengan judul “Analisis Mengembangkan Kongnitif Anak kelompok A
Melalui Kegiatan Mengelompokkan Benda Dengan Media Balok Sesuai Warna dan Bentuk
TK PGRI 30 Pringgasela Selatan Kec. Pringgasela Tahun Ajaran 2023/2024”.
B. Fokus Penelitian.
A. Pengertian Kognitif
Dalam Kemakognitif anak, melibatkan beberapa proses belajar yang progresif
seperti perhatian, memori/ingatan, dan logika berpikir. Adapu perkembangan kognitif
adalah tingkat kemampuan anak dalam berpikir. Oleh karena itu Perkembangan
keterampilan tersebut sangatlah penting agarsi anak bisa memproses informasi, belajar
mengevaluasi, menganalisis, mengingat, membandingkan dan memahami hubungan
sebab akibat.
Perkembangan keterampilan kognitif ini seringkali dikaitkan dengan faktor
genetik, namun sebagian besar sebetulnya bisa dipelajari. Dengan Kemampuan berpikir
dan belajar dapat ditingkatkan dengan mempraktikkannya atau memberikan stimulasi
yang tepat.
Adapun kemampuan kognitif anak akan trlihat menghasilkan kemajuan besar
disaat anak masuk umur enam tahun pertama. Maka Pada masa ini, kita akan melihat
anak, mulai memahami koneksi atau hubungan antara objek dan orang disekitarnya.
Maka Kemampuan kognitif adalah hal yang bisa diasah, saat ia terus membuat kemajuan
besar secara fisik dan mental, kemampuannya juga seharusnya tumbuh dan berkembang.
Menurut Sujiono ( 2015 ) Kemampuan kongnitif adalah kemampuan menghubungkan
peristiwa satu dengan peristiwa yang lain serta kemampuan mengamati dan menilai apa
yang ada dari dunia sekitar.
Perkembangan kongnitif merupakan perkembangan berfikir anak dan kemampuan
memberikan alasan. Dengan perkembagan kongnitifnya,, anak mampu berfikir dan
mengingat dan mempunyai ide ,gagasan,jalan keluar,cara memecahkan masalah dan
menyusun strategi yang kreatif ( gardner ,2014)
Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang pengembangan oleh guru
untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu
mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan
masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu,
kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan
berpikir teliti.
Kognitif atau intelektual adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan atau
daya untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan perintiwa lainnya serta kemampuan
menilai dan mempertimbangkan segala sesuatu yang diamati dari dunia sekitar (Yuliani
Nurani Sujiono, dkk, 2011: 1.10).
Kongnitif/intlektual menurut Minet ( 2014 ) adalah perkembangan mental sama
dengan meningkatkan kemampuan kreatifitas anak sesuai dengan tahap perkembanganya
dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan kongnitif anak
karakteristik pengembangan kemampuan kognitif:
1. Mengelompokkan benda-benda.
2. Menghitung 1-20.
3. mencocokkan bentuk.
4 . Mengurutkan angka.
5. mengenal warna
6. Membedakan bentuk seperti persegi dan
lingkaran. 7 . menyebut dan memasang
benda..
8. Mengenal huruf kecil dan besar Sujiono ( 2015).
Kemampuan kognitif dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam
mengklasifikasikan dan mengelompokkan benda, yaitu membedakan benda berdasarkan
warna dan bentuk benda.
B. Mengelompokkan Benda ( balok)
Bermain balok merupakan salah satu alat bermain konstruksi yang bermanfaat
untuk anak. Tidak hanya untuk aspek kognitif, motorik, tetapi juga untuk meningkatkan
kecerdasan emosi anak (EQ).
Balok terdiri dari berbagai bentuk. Diantaranya Ada yang segitiga, segiempat,
lingkaran, dengan berbagai warna yang menarik. Balok dapat dimainkan sendiri oleh
anak maupun berkelompok dengan teman-temannya.
Adapun Aspek kognitif berkembang pada saat anak bermain balok yaitu anak
mampu meningkatkan perhatian dan konsentrasinya, mampu memunculkan kreativitas,
mampu berfikir divergen, melatih ingatan, mengembangkan prespektif, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa. Konsep abstrak yang membutuhkan
kemampuan kognitif juga terbentuk melalui bermain, dan menyerap dalam hidup anak
sehingga anak mampu memahami dunia disekitarnya dengan baik.
Hubungan media balok dengan kongnitif sangat erat kaitanya dikarenakan
pembelajaran dengan menggunakan media balok , anak mampu mengingat dan berfikir
untuk mengelola data-data informasi yang didengarnya dari pengalaman-pengalaman
yang dialaminya serta mampu mengenal /mengelompokan benda sesuai ukuranya. Oleh
karena itu kegiatan bermain balok merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kongnitif anak, baik dalam mengelompokkan benda berdasarkan jenisnya dan sesuai
ukurannya.
Menurut Gunarti (2017), menyatakan bahwa kegiatan memisahkan atau
mengumpulkan benda , memilah, memilih, menyusun, mengumpulkan benda-benda
sesuai ukuran ,warna dan bentuk sehingga terbagi menjadi beberapa kelompok disebut
pengelompokkan. mengumpulkan atau mengelompokkan Menurut Carol Sefeldt &
Barbara A. Wasik (2008: 394) penggolongan (klasifikasi) adalah kegiatan
mengelompokkan benda-benda yang serupa atau memiliki kesamaan.
Shamsudin (2002:106) menjelaskan secara rinci bahwa pengelompokkan adalah
kegiatan menyusun, memilih, mengumpulkan atau memisahkan suatu himpunan benda ke
dalam beberapa himpunan yang lebih kecil berdasarkan atribut (ukuran, warna, bentuk)
sehingga menjadi beberapa himpunan.
Slamet Suyanto (2005:162) Shamsudin (2002:106) menjelaskan secara rinci
bahwa pengelompokkan adalah kegiatan menyusun, memilih, mengumpulkan atau
memisahkan suatu himpunan benda ke dalam beberapa himpunan yang lebih kecil
berdasarkan atribut (ukuran, warna, bentuk) sehingga menjadi beberapa himpunan.
Mengemukakan klasifikasi adalah mengelompokkan benda-benda ke dalam
beberapa kelompok. Kelompok tersebut bisa berdasarkan warna, bentuk, ukuran dan
jenisnya
a. Media balok.
Balok merupakan salah satu bentuk alat permainan Edukatif ( APE ) Sebagaimana
yang telah ditetapkan oleh Dewan Kesejahtraan nasional sejk tahun 1972. Alat
permainan edukatif yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau
peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan dan dapat
mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak.
Sedangkan sentra balok Menurut pendapat saleh dan wismiarti ( 2010 ) sentra
balok yaitu sentra yang dilengkapi dengan balok-balok bentuk geometric dengan
berbagai ukuran dan warna, untuk merangsang anak menciptakan bentuk bangunan
yang bervariasi dan terstruktur sesuai dengan ide atau gagasannya.
Menurut mulyadi dalam neto ( 2013 ) menjelaskan bermain balok adalah jenis
kegiatan yang sifatnya kontruktif, dimana anak mampu membangun sesuatu dengan
menggunakan balok-balok yang sudah ada.
2 . Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
mendeskripsikan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan
3. Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi yaitu: merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapat
imformasi dengan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan objek penelitian (
Andriani :2015).
Observasi yaitu rencana untuk mengamati penilaian perilaku,selain itu juga
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek sebagai
pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadinya atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observator berada bersama obyek yang diamati.(Tim
PG PAUD,2010:5)
2. Wawancara
Wawancara Yaitu tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan
atau pendapat tentang sesuatu hal atau masalah yang diteliti.
Langkah -langkah wawancara:
a. Membuat janji dengan responden.
b. Pewawancara menentukan arah dan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan.
c. Pewawancara tidak memaksa responden untuk menjawab pertanyaan tetapi dapat
memebujuk responden agar bersedia memberikan informasi yang di perlukan.
d. Pewawancara harus bisa meredam egonya dan pada saat yang sama harus bisa
melakukan pengendalian secara tersembunyi.
e. Pewawancara menggabungkan semua yang di ucapkan dan bahasa tubuh dari
orang yang di wawancarai.
f. Pewawancara menciptakan suasana yang santai dan nyaman.
g. Pewawancara mencatat dan memanfaatkan hasil wawancaranya.
3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumentasi dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu sebagai
dokumen penelitiannnya.
a. Lembar tanya jawab
b. Lembar observasi
c. Dokumen-dokumen lain sebagai pendukung
- kepala
sekolah dan
Sesuai dengan visi - Dalam rencana kegiatan
lembaga kami, yaitu guru menjelaskan cara
Beriman, bertaqwa, mengelompokkan benda
cerdas dan ceria. sesuai ukurannya
1.Menanamkan menggunakan media
pendidikan agama balok
sejak dini melalui
pembiasaan agama
dan moral
2.Mengembangkan
potensi yang dimiliki
anak dalam
pembelajaran aktif,
kreatif dan
menyenangkan.
3.Memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
berkreasi melalui
kegiatan bermain
4. membiasakan
pesrta didik untuk
berprilaku bersih Dalam rencana kegiatan