NIM : 2018-72-006
KELAS :A
KELOMPOK :5
ASISTEN :
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
2020
Muhammad Alfajri W
2018-72-006
MODUL I
I. TUJUAN
1. Mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ).
II. ALAT DA
DAN PE
PERLENGKAPAN
1. Voltmeter.
2. Amperemeter.
3. Sumber tegangan ( DC ).
4. Bangku hambatan.
5. Kabel-kabel penghubung.
6. Variabel resistor.
III. TEORI
Mengukur Kuat Arus Dan Beda Potensial Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang
dipasang seri ( gambar 1a ), sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang
secara paralel ( gambar 1b ).
Dalam pengukuran ini salah satu alat menunjukkan hasil yang sebenarnya
s ebenarnya yaitu voltmeter pada gambar
2a dan amperemeter pada gambar 2b. Kesalahan ini dapat dikoreksi bila diketahui tahanan dalam dari
alat.
1. Amperemeter
Dengan mengu
Dengan mengukur
kur harga
harga yang
yang terbaca
terbaca pada
pada voltmet
voltmeter
er ( V ) dan ampere
amperemete
meterr ( I ), maka
maka harga
harga
tahanan dalam amperemeter ( RA ) adalah :
V
RA = ……………………..………………………………..............( 1 )
I
Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum RB dipasang dan sesudah RB dipasang. Bila
arus yang terbaca pada amperemeter
amperemeter sebelum dan sesudah
sesudah RB dipasang
dipasang masingmasing
masingmasing adalah I1 dan
I2, maka :
I 1− I 2
RA = R B …………………………………………………(2)
I2
2. Voltmeter
Dengan mengu
Dengan mengukur
kur harga
harga yang
yang terbaca
terbaca pada
pada voltmet
voltmeter
er ( V ) dan ampere
amperemete
meterr ( I ), maka
maka harga
harga
tahanan dalam voltmeter ( RV ) tersebut adalah :
V
RV = …………………………………………………………(3)
I
Cara kedua ( gambar 4b ). Pengukuran dilakukan dua kali yaitu sebelum RB dipasang dan sesudah RB
dipasang. Bila tegangan yang terbaca pada voltmeter saat sebelum dan sesudah RB dipasang masing-
masing adalah V1 dan V2, maka :
V 1 −V 2
RV= V2 R B …………………………………………………(4)
Amperemeter / voltmeter mempunyai batas ukur yang tertentu. Simpangan maksimum dari alat ini
menunjukkan harga sesuai batas ukur. Bila ingin merubah batas ukur alat tersebut harus ditambahkan
sebuah tahanan, yang dipasang secara pada amperemeter (gambar 5b) dan dipasang secara seri dengan
voltmeter (gambar 5a).
Untuk merubah batas ukur amperemeter dari I ampere menjadi n x I ampere, harus dipasang tahanan
( shunt ) sebesar :
RA
R1= RB …………………………………………………(5)
n− 1
Sedangkan untuk merubah batas ukur voltmeter dari V volt menjadi n x V volt, harus dipasang tahanan
sebesar :
R2 = ( n-1 )Rv
IV. DAFTAR PU
PUSTAKA
V. PERC
PERCOB
OBAA
AAN
N YANG
YANG HARU
HARUS
S DILA
DILAKU
KUKA
KAN
N
* Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
4. Ulangi langkah percobaan 2 dan 3 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan ( ditentukan oleh
asisten ).
5. Susun rangkaian seperti gambar 3b, tetapi bangku hambatan ( RB ) belum dihubungkan.
8. Hubungkan RB, catat harga RB yang digunakan dan catat juga penunjukkan amperemeter.
9. Ulangi langkah percobaan 8 untuk beberapa harga RB yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ).
10. Susun rangkaian seperti gambar 4a.
13. Ulangi langkah percobaan 11 dan 12 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan ( ditentukan
oleh asisten ).
14. Susun rangkaian seperti gambar 4b, tetapi bangku hambatan ( RB ) belum dihubungkan.
18. Ulangi langkah percobaan 17 untuk beberapa harga RB yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ).
VI. DATA
ATA PENGA
NGAMATAN
ATAN – PAKE
AKET 4
1. Menguk
Mengukur
ur taha
tahanan
nan dalam
dalam ampe
ampereme
remeter
ter
GAMBAR 3A
Rvar = 1kΩ
2 20 mv 130 µA 0,15 Ω
3 30 mv 190 µA 0,15 Ω
4 40 mv 250 µA 0.16 Ω
5 50 mv 310 µA 0.16 Ω
GAMBAR 3B
Rvar = 1kΩ
Vsumber : 2 Volt
2. Menguk
Mengukurur tahana
tahanan
n dalam
dalam voltme
voltmeter
ter
GAMBAR 4A
Rvar = 1kΩ
2 40 mv 30 µA 1,3 Ω
3 60 mv 40 µA 1,5 Ω
4 80 mv 50 µA 1,6 Ω
5 100 mv 70 µA 1,42 Ω
GAMBAR 4B
Rvar = 1kΩ
1 100 Ω 60 mV 10 mV
2 200 Ω 60 mV 16 mV
3 300 Ω 60 mV 22 mV
4 400 Ω 60 mV 28 mV
5 500 Ω 60 mV 32 mV
Vsumber : 2 Volt
V1 = V tanpa RB
V2 = V dengan RB
Tangga
Tanggall Peng
Pengamb
ambila
ilan
nDData
ata : Mingg
Minggu,
u, 14 Juni
Juni 2
202
020
0
Nama Asisten :
VIII.
VI TUGAS
UGAS AKHIKHIR DAN
DAN PERT
ERTANYA
ANYAA AN
1. Hitung
Hitung tahanan
tahanan dalam
dalam dari ampere
amperemeter
meter yang
yang diselidiki
diselidiki dengan
dengan :
a. Hasil
Hasil perco
percobaa
baan
n deng
dengan
an gam
gambar
bar 3a !
b. Hasil percobaan dengan gambar 3b !
2. Hitung
Hitung tahanan
tahanan dalam
dalam dari
dari voltmete
voltmeterr yang diselidiki
diselidiki dengan
dengan :
a. Hasil
Hasil p
perc
ercoba
obaan
an dengan
dengan gambar
gambar 4a !
b. Hasil percobaan dengan gambar 4b !
3. Dari hasil perhitun
perhitungan
gan pertanyaan
pertanyaan no. 2a berilah
berilah koreksi
koreksi terhadap
terhadap hasil perhitunga
perhitungan
n pertanyaan
pertanyaan
no. 2b ( dengan diketahui tegangan sumber E ) !
4. Apakah
Apakah besarnya
besarnya harga
harga koreksi
koreksi tergant
tergantung
ung pada
pada harga
harga RB ! Jelaskan
Jelaskan !
5. Apakah
Apakah hasil perhitu
perhitungan
ngan pertany
pertanyaan
aan 1b perlu
perlu dikoreksi
dikoreksi mengin
mengingat
gat besarnya
besarnya
kesalahankesalahan yang timbul dalam pengukuran ! Jelaskan !
6. Dari hasil perhitun
perhitungan
gan untuk
untuk RA yang didapat,
didapat, berapakah
berapakah harga
harga tahanan shunt
shunt yang diperluka
diperlukan
n
untuk merubah amperemeter yang dipakai menjadi amperemeter masingmasing dengan skala
maksimum 50 mA, 500 mA dan 5 mA !
7. Hitung
Hitung tahanan muka
muka untuk voltmet
voltmeter
er yang dipakai,
dipakai, bila batas ukur
ukur masing-masin
masing-masing
g dijadikan
dijadikan
10 volt, 50 volt dan 100 volt !
Jawab :
V
R1 =
I
−3
10 mV × 10
R1 = 70 μA × 10−6
R1 = 142, 86 Ω
V
R2 =
I
−3
20 mV × 10
R2 = −6
130 μA × 10
R2 = 153, 85 Ω
V
R3 =
I
−3
30 mV × 10
R3 = −6
190 μA × 10
R3 = 157, 89 Ω
V
R4 =
I
−3
R4 = 40 mV × 10 −6
250 μA × 10
R4 = 160 Ω
V
R5 =
I
−3
50 mV × 10
R5 = −6
310 μA × 10
R5 = 161, 29 Ω
I 1− I
R1 = 2
× RB
I2
R1 =
( 230 μA × 10− ) −(130 μA × 10− )
6 6
× 200 Ω
(130 μA × 10−6 )
R1 = 154 Ω
I 1− I
R2 = 2
× RB
I2
R2 =
( 230 μA × 10− ) −(170 μA × 10− )
6 6
× 400 Ω
(170 μA × 10−6 )
R2 = 140 Ω
I 1− I
R3 = 2
× RB
I2
R3 =
( 230 μA × 10− ) −(180 μA × 10− )
6 6
× 600 Ω
( 180 μA × 10−6 )
R3 = 168 Ω
I 1− I
R4 = 2
× RB
I2
R4 =
( 230 μA × 10− ) −(190 μA × 10− )
6 6
−6 × 800 Ω
(190 μA × 10 )
R4 = 168\ Ω
I 1− I
R5 = × RB
2
I2
R5 =
( 230 μA × 10− ) −( 200 μA × 10− )
6 6
× 1000 Ω
( 200 μA × 10−6 )
R5 = 150 Ω
R1 = V
I
− 3
20 mV × 10
R1 = − 6
10 μA × 10
R1 = 2.000 Ω
V
R2 =
I
−3
40 mV × 10
R2 = −6
30 μA × 10
R2 = 1.333 Ω
V
R3 =
I −3
60 mV × 10
R3 = −6
40 μA × 10
R3 = 1.500 Ω
V
R4 =
I
−3
80 mV × 10
R4 = −6
50 μA × 10
R4 = 1.600 Ω
V
R5 =
I
−3
100 mV × 10
R5 = 70 μA × 10−6
R5 = 1.428, 571 Ω
R1 =
( 60 mV × 10− )−( 10 mV × 10− )
3 3
× 100 Ω
(10 mV × 10−3)
R1 = 500 Ω
V 1 −V 2
R2 = × RB
V2
R2 =
( 60 mV × 10− )−( 16 mV × 10− )
3 3
× 200 Ω
(16 mV × 10−3 )
R2 = 550 Ω
V 1 −V 2
R3 = × RB
V2
R3 =
( 60 mV × 10− )−( 22 mV × 10− )
3 3
−3 × 300 Ω
(22 mV × 10 )
R3 = 518, 1 Ω
V −V
R4 = 1 2
× RB
V2
R4 =
( 60 mV × 10− )−( 28 mV × 10− )
3 3
× 400 Ω
(28 mV × 10−3 )
R4 = 457, 2 Ω
V 1 −V 2
R5 = × RB
V2
R5 =
( 60 mV × 10− )−( 32 mV × 10− )
3 3
× 500 Ω
(32 mV × 10−3)
R5 = 437, 5 Ω
3. Di
Dik
k :V
:V sum
sumbe
berr = 2 Volt
Volt
R var= 1 K Ω 1.000 Ω
V tanpa Rb = 60 Mv 0,060 V
Vs = V tanpa Rb + V var
Vs = V tanpa Rb + I . R var
Vs V tanpa
− tanpa Rb
I =
R var
2 v −0,060 v
I=
1.000 Ω
I = 0 , 00194 A
R 1+ R 2+ R 3+ R 4 + R 5
Rv percobaan =
5
Vs = I . R var + I . Rv
Vs−( I . R var )
Rv perhitungan =
I
KR = | perhitungan− Rv percobaan
Rv perhitungan percobaan
Rv perhitungan
perhitungan |
× 100%
KR = | 30,928 Ω – 1.572,314 Ω
30,928 Ω |
× 100%
KR = 49,838 %
4. Besat harga
harga koreksi
koreksi tidak bergantu
bergantung
ng pada harga
harga Rb, karena
karena Rb sebagai
sebagai pembagi
pembagi arus sehingg
sehinggaa
besarnya tegangan di voltmeter dan amperemeter dan Rb itu hasilnya
hasilnya sama
5. a.) Kekurangan
Kekurangan – kekuran
kekurangan
gan pada alat
alat atau bahan
bahan seperti kerusaka
kerusakan
n atau umur
umur alat yang sudah
sudah
lama dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai
b.) Salah menentukan tingkat ketelitian
c.) Kesalahan dari praktikan saat membaca alat ukur atau pemasangan – pemasangan kabel
yang kurang tepat yang di pasang oleh praktikan itu sendiri.
d.) Terjadinya keliruan atau kesalahan dalam memasukan data
6. *5 mA
Skala yang diingi
di inginkan
nkan
N=
skala maksimumamper
maksimumamperemeter
emeter
−3
5 × 10
N = 500 × 10−6
N = 10
Ra
Rshunt =
n− 1
142,86 Ω
Rshunt =
10−1
Rshunt = 15,873 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
153,85 Ω
Rshunt =
10−1
Rshunt = 17,094 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
157,89 Ω
Rshunt =
10−1
Rshunt = 17,543 Ω
N = skala
Skala
maksyang diingi
di inginkan
maksimumamper nkan
imumamperemeter
emeter
−3
5 × 10
N= −6
500 × 10
N = 10
Ra
Rshunt =
n− 1
160 Ω
Rshunt =
10−1
Rshunt = 17,778 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
161,29 Ω
Rshunt =
10−1
Rshunt = 17,921 Ω
*50 mA
Ra
Rshunt =
n− 1
142,86 Ω
Rshunt =
100−1
Rshunt = 1,443 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
153,85 Ω
Rshunt =
100−1
Rshunt = 1,554 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
157,89 Ω
Rshunt =
100−1
Rshunt = 1,595 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
160 Ω
Rshunt =
100−1
Rshunt = 1,616 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
161 , 29 Ω
Rshunt =
100−1
Rshunt = 1,629 Ω
*500 mA
N = skala
Skala
maksyang diingi
di inginkan
maksimumamper nkan
imumamperemeter
emeter
−3
500 × 10
N= −6
500 × 10
N = 1.000
Ra
Rshunt =
n− 1
142,86 Ω
Rshunt =
1000−1
Rshunt = 0,143 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
153,85 Ω
Rshunt =
1000−1
Rshunt = 0,154 Ω
−3
500 × 10
N= −6
500 × 10
N = 1.000
Ra
Rshunt =
n− 1
157,89 Ω
Rshunt =
1000 1
Rshunt = 0,158−
Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
160 Ω
Rshunt =
1000−1
Rshunt = 0,160 Ω
Ra
Rshunt =
n− 1
161,29 Ω
Rshunt = 1000−1
Rshunt = 0,161 Ω
7. *1
*100V
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
10 V
N= −3
100 × 100
N = 100
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 2.000 Ω ( 100 – 1 )
Rshunt = 198.000 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
10 V
N= −3
100 × 100
N = 100
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.333 Ω ( 100 – 1 )
Rshunt = 132.967 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
10 V
N= −3
100 × 100
N = 100
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.500 Ω ( 100 – 1 )
Rshunt = 148.500 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
10 V
N= −3
100 × 100
N = 100
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.600 Ω ( 100 – 1 )
Rshunt = 158.400 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
10 V
N= −3
100 × 100
N = 100
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.428,571 Ω ( 100 – 1 )
Rshunt = 141.428,529 Ω
*50 V
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
50 V
N= −3
100 × 100
N = 500
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 2.000 Ω ( 500 – 1 )
Rshunt = 998.000 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
50 V
N= −3
100 × 100
N = 500
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.333 Ω ( 500 – 1 )
Rshunt = 665.167 Ω
Skala yangdiinginkan
N = skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
50 V
N= −3
100 × 100
N = 500
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.500 Ω ( 500 – 1 )
Rshunt = 748.500 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
50 V
N= −3
100 × 100
N = 500
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.600 Ω ( 500 – 1 )
Rshunt = 798.400 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
50 V
N= −3
100 × 100
N = 500
Rshunt = Rv ( n – 1 )
*100 V
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
100 V
N=
100 × 100− 3
N = 1.000
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 2.000 Ω ( 1.000 – 1 )
Rshunt = 1.998.000 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
100 V
N= −3
100 100
×
N = 1.000
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.333 Ω ( 1.000 – 1 )
Rshunt = 1.331.667 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
100 V
N= −3
100 × 100
N = 1.000
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.500 Ω ( 1.000 – 1 )
Rshunt = 1.498.500 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
100 V
N= −3
100 × 100
N = 1.000
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.600 Ω ( 1.000 – 1 )
Rshunt = 1.598.400 Ω
Skala yangdiinginkan
N=
skala maksimumvoltmeter
maksimumvoltmeter
100 V
N= −3
100 × 100
N = 1.000
Rshunt = Rv ( n – 1 )
Rshunt = 1.428,571 Ω ( 1.000 – 1 )
Rshunt = 1.427.142Ω
VIII. ANALISA
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan kami dapat ditarik kesimpulan bahwa pada ammeter
dipasan
dipasang
g seri karena
karena ammeter
ammeter berfun
berfungsi
gsi untuk
untuk menguk
mengukur
ur arus
arus listrik
listrik.. Yang
Yang merupa
merupakan
kan sebaga
sebagaii
pembagi tegangan sumber dengan besar kuat arus pada tiap-tiap re
resistor
sistor bernilai sama. Pada rangkaian
seri, semakin besar nilai hambatan pada resistor dalam rangkaian, maka semakin besar tegangan pada
resistor tersebut.
Pada voltmeter dipasang paralel karena voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan listrik yang
merupakan
merupakan rangkaian
rangkaian yang berfungsi
berfungsi membagi
membagi arus listrik dari tegangan
tegangan sumber dan besar tegangan
pada tiap-tiap resistor nilai sama.
s ama. Pada rangkaian paralel, semakin besar nilai hambatan pada resistor
dalam rangkaian, maka semakin kecil kuat arus pada resistor tersebut.
Pada pengukuran arus dengan menggunakan alat ukur ammeter, maka alat ukur dipasang secara
seri terhadap hambatan untuk mendapatkan nilai arus yang sama. Begitupun juga pada pengukuran
tegangan dengan menggunakan alat ukur voltmeter, maka dipasang secara paralel untuk mendapatkan
nilai tegangan yang sama. Namun, pada saat percobaan berlangsung diperoleh hasil pengamatan yang
sangat berbeda dengan teori yang ada yaitu pada karakteristik rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Hal tersebut disebabkan karena adanya kesalahan paralaks, kesalahan titik nol dan kerusakan pada alat
ukur.
Amperem
Amperemete
eterr ini biasan
biasanya
ya berfun
berfungsi
gsi untuk
untuk menguk
mengukur
ur kuat
kuat arus
arus listrik
listrik yang
yang didesai
didesain
n melalu
melaluii
galvanometer. Amperemeter ini mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum. Akan tetapi
seringkali kuat arus listrik yang diukur melebihi batas ukur maksimum amperemeter. Agar arus listrik
yang lebih besar ini dapat diukur oleh amperemeter haruslah dipasang suatu hambatan yang paralel
dengan amperemeter sebagai tempat berbagi arus. Sehingga kelebihan arus akan mengalir ke hambatan
ya
yang
ng dina
dinama
maka
kan
n ha
hamb
mbat
atan
an sh
shun
untt (Rsh
(Rsh).
). Besar
Besar ha
hamb
mbat
atan
an shun
shuntt te
terg
rgan
antu
tung
ng pa
pada
da be
bera
rapa
pa ka
kali
li
kemampuannya akan ditingkatkan. Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan
menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus
mengalir melewati amperemeter.
IX. KESIMPULAN
1. Kami dapat mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ).
TEORI TAMBAHAN
VOLTMETER
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan
DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektron
elektronika.
ika. Konsep yang digunakan
digunakan dalam
sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah
atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet
permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).
V = Im (Rs + Rm)
Dengan :
Im = arus defleksi dari alat ukur
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
V = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen
Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam kotak voltmeter. Untuk
tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada sepasang probe kutub diluar kotak yakni
untuk mencegah kelebihan panas dibagian dalam voltmeter.
R4).. Nilai
R4) Nilai dari
dari pada
pada tahana
tahanan-t
n-taha
ahanan
nan pengal
pengalii dapat
dapat ditent
ditentuka
ukan
n dengan
dengan metoda
metoda sebelu
sebelumny
mnya,
a, atau
atau
dengan metoda sensitivitas.
Sensitivita
Sensitivitass voltmeter
voltmeter Sensitivitas
Sensitivitas (S) adalah
adalah kebalikan
kebalikan dari defleksi
defleksi skala penuh alat ukur yaitu: S =
1 / Idp Sensitivitas
Sensitivitas (S) dapat digunakan
digunakan pada metode
metode sensitivitas
sensitivitas untuk menentukan
menentukan tahanan
tahanan pengali
pengali
voltmeter arus searah.
R = (S x V) – Rm
Dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
Rm= tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Rs = tahanan pengali
AMPEREMETER
Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalaha alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang mengalir pada suatu beban listrik atau
rangkaian elektronika. Ampere meter menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC
(permanent magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC.
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari sebuah kawat
tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar yang
memiliki tahanan yang sangat rendah.
Shun
Shuntt Ayrt
Ayrton
on Bata
Batass uk
ukur
ur sebua
sebuah
h ampe
amperm
rmet
eter
er ar
arus
us searah
searah (d
(dc)
c) masi
masih
h da
dapt
pt di
dipe
perb
rbes
esar
ar de
deng
ngan
an
menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar rangkuman. Alat ukur seperti ini
disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini ditunjukkan pada berikut.
Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel terhadap alat ukur
agar menghasilkan
menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari
jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before break), sehingga alat pencatat tidak akan
rusak, oleh karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu pengubahan batas ukur.
Shunt universal atau shunt ayrton dalam gambar diatas mencegah kemungkinan pemakaian alat
ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih
besar. Shunt Ayrton ini memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk menerapkan teori dasar
rangkaian listrik dalam sebuah rangkaian praktis.
Sumber :
http://syifarifianti.blogspot.com/2014/04/voltmeter-dan-amperemeter.html
http://senidalamfisika.blogspot.com/2017/04/amperemeter-dan-voltmeter-arus-searah-dc.html