Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Perencanaan dan Pengelolaan Limbah Pabrik Tahu di Daerah


Kabupaten OKU Timur

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Lingkungan

Disusun Oleh :
a. Amabel Raihanita Hakim (210523617314)
b. Amanda Salsabilla Marshanda (210523617213)
c. Andi Prasetio (210523617242)
d. Andy Fadhila Ahmad (210523617262)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
MEI 2023
A. PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Air limbah menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk yang
semakin meningkat. Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan pasti akan
membutuhkan tempat pembuangan air limbah. Sebagian besar rumah tangga
membuang air limbah di sungai, got, selokan, atau badan air lainnya. Air limbah
mengandung senyawa-senyawa polutan yang dapat merusak ekosistem air. Air
limbah bila tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik
terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
Limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya, yang
keberadaannya mengganggu kenyamanan dan keindahan lingkungan. Limbah
dihasilkan dari sisa proses produksi baik industri maupun domestik/rumah
tangga. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau
kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar
mandi dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga.
Limbah industri adalah buangan hasil dari proses produksi dari banyak
industri yang beroprasi. Indonesia sendiri merupakan negara berkembang
dengan banyak industri, tak heran jika pencemaran lingkungan di Indonesia
seringkali terjadi, Pencemaran sendiri diartikan sebagai masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air
maupun ke dalam udara.
Pencemaran limbah industri tahu merupakan salah satu penyebab
kerusakan lingkungan hidup dan dapat menyebabkan penyakit kepada umat
manusia. Para industri tahu selalu melakukan apapun untuk mendapatkan
keuntungan yang besar untuk kepentingan diri mereka sendiri, pabrik
tahu di Indonesia cukup banyak. Tahu merupakan makanan ringan dan
mudah untuk didapatkan yang mengadung banyak nutrisi seperti, protein,
lemak, karbohidrat, dll, yang bagus untuk kesehatan manusia, namun mempunyai
dampak buruk jikalau kita tidak mengelolahnya dengan baik dan benar.
Pengolahan limbah yang langsung dibuang ke selokan akibat produksi tahu
menjadi permasalahan yang cukup membuat jengkel masyarakat disekitar tempat
produksi tahu dikarenakan limbah tersebut memiliki bau yang sangat menyengat,
terlebih lagi jika terjadi hujan.
2) Rumusan Masalah
a. Mengapa pembuat tahu tidak mengolah limbahnya secara baik?
b. Apa peran pemerintah desa terkait permasalahan ini?
c. Adakah solusi lain dalam menyelesaikan masalah ini?
3) Tujuan
a. Produsen tahu mendapat edukasi mengenai pengolahan limbah secara baik
dan benar
b. Pemerintah desa memberikan perhatian lebih terkait pengolahan limbah
produksi tahu.
c. Mendapatkan solusi lain terkait masalah ini

B. PEMBAHASAN
1. Pengusaha Pabrik Tahu Tidak Dapat Mengelola Limbah Dengan Baik
Industri tahu merupakan salah satu bentuk indusrti yang bergerak di bidang
pengolahan pangan dari bahan baku kedelai. Kebanyakan industry tahu
dikembangkan pada sector rumah tangga, sehingga disebut Industri Rumah Tangga
(IRT) pembuatan tahu. Industry Rumah Tangga ini memiliki resiko yang cukup
berdampak pada lingkungan, kebanyakan berwujud air dan padatan sisa
pengolahanproduk. Untuk produk tahu sendiri setidaknya membutuhkan 320 liter air
untuk sekali pengolahan, sehingga limbah yang banyak dihasilkan dari pabrik tahu
ialah limbah cair. Karakter limbah cair dominan mengandung BOD sebanyak 5000-
10.000 mg/l dan COD kurang lebih sebesar 7000-12.000 mg/l (Sayow et al., 2020).

Gambar 1. Limbah Cair Pabrik Tahu

Pengolahan limbah di pabrik tahu yang ada di Kabupaten OKU Sumatra


Selatan masih belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan tidak semua pemilik pabrik
memiliki IPAL sendiri. Seharusnya pabrik tahu memiliki tempat pembuangan limbah
sendiri (IPAL). Di kabupaten OKU juga terdapat beberapa wilayah yang sudah lama
menjadi sentra pabrik tahu. Salah satunya ada di Desa Srimulyo, Kecamatan
Belitung Mulya Kabupaten OKU Timur provinsi Sumatra Selatan. Saat ini, banyak
pemilik pabrik tahu yang kurang dalam pemahaman tentang pengelolaan limbah cair.
Karena hal tersebut, pabrik tahu lebih sering membuang limbah langsunng ke sungai
daripada membuat atai memanfaatkan IPAL. Dan dalam pembuatan IPAL biaya yang
harus dikeluarkan cukup banyak juga.Namun banyak juga pengusaha pabrik tahu
yang mencoba untuk berinovasi dalam pemanfaatan limbah.

Gambar 2. Peta Lokasi Pabrik Tahu berada

2. Peran Pemerintah Desa Terkait Masalah yang Telah Terjadi


Dengan adanya permasalahan tersebut pemerintah desa memberikan
Edukasi mengenai pengolahan limbah yang baik, karena salah satu latar belakang
adanya pencemaran lingkungan ini dikarenakan kurangnya Edukasi atau
pengetahuan masyarakat Mengenai cara pengolahan limbah yang baik dan juga
efisien. Namun apabila produsen tersebut belum memiliki cukup modal untuk
mengadah mengadakan pengolahan limbah secara baik maka pemerintah dapat
mengarahkan produsen untuk mengalokasikan limbah yang ada kepada peternak
sapi karena limbah produksi tahu merupakan limbah organik dan dipercaya dapat
menambah nafsu makan ternak sapi, limbah tahu berwarna pekat dan juga berbau
tak sedap sehingga ketika limbah tersebut dibuang ke sungai maka sungai tersebut
bisa mengeluarkan aroma tak sedap dan berwarna pekat selain solusi di atas limbah
tahu juga bisa digunakan menjadi bahan Bakar Biogas yang digunakan untuk
memasak. Selain itu pemerintah juga bisa membantu pabrik tahu tersebut untuk
membangunkan sistem IPAL untuk menyaring limbah yang dikeluarkan. Hal itu akan
sangat membantu pihak pabrik, dikarenakan biaya pembuatan IPAL yang relative
mahal.

Gambar 3. Proses Pembuatan Tahu

3. Solusi yang Dapat Menyelesaikan Masalah Ini


Banyaknya produsen tahu yang kian meningkat, tentu membawa keuntungan
tersendiri. Selain keuntungan secara finansial, dampak lain pun ditimbulkan dengan
limbah yang berasal dari proses pembuatan tahu tersebut. Sebagian besar limbah
tahu dibuang begitu saja, tanpa adanya proses pengolahan. Akibatnya, limbah
mencemari lingkungan. Limbah tahu mengandung begitu banyak senyawa organik,
seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Limbah cair ini juga mengandung tingkat
keasaman chemical oxygen demand (COD) dan biological oxygen demand (BOD)
yang tinggi. Kandungan senyawa ini akan mencemari lingkungan dan menurunkan
kualitas air. Dampak yang terlihat jelas salah satunya menimbulkan aroma tidak
sedap. Melihat hal ini, salah satu pengusaha tahu di Desa Kumpul Rejo Dusun 3
Kecamatan Buay Madang Timur OKU Timur Haryadi memanfaatkan limbah tahu
untuk kebutuhan lain.
Mengubah limbah menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga merupakan
salah satu solusi untuk mengurangi limbah yang berdampak buruk pada lingkngan
yang ada disekitarnya. Pabrik tahu Lestari yang berada di Kalisidi, Kecamatan
Ungaran Barat sudah menggunakan solusi pengolahan limbah tahu menjadi biogas,
mereka memiliki tempat pengolahan limbah yang cukup baik. Bahkan limbah tahu
disana tidak hanya dijadikan biogas saja, mereka juga mengolahnya kembali menjadi
bahan makanan yang dapat digunakan kembali. Hal ini dapat membantu mengurangi
pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah melalui IPAL dan sungai
terutama pada wilayah Kalisidi. Pemilik pabrik tahu Lestari, Pak Puji menjelaskan,
biogas berasal dari air limbah tahu yang dimasukkan ke dalam tanki pencampur
kemudian diolah dengan degester. Setelah diolah, ruang kosong hampa udara pada
degester akan menghasilkan biogas, sehingga sisa limbah air tahu dan bakteri akan
disalurkan ke sungai dengan kondisi tidak mencemari lingkungan.Menurut ahli klinik
sanitasi di Puskesmas Sekaran, Yunita Rahmawati, akibat dari pembuangan limbah
tahu tanpa diolah, akan terjadi akumulasi penumpukan limbah yang berdampak pada
lingkungan. Dampaknya biota laut dan sungai akan mati sehingga menciptakan
pengendapan limbah di sepanjang aliran pembuangan limbah tersebut.

C. PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN


1. Pengolahan limbah tahu cair dengan sistem IPAL
Pada industri pembuatan tahu terdapat beberapa limbah yang dihasilkan dari
proses pembuatan tahu, salah satunya pada proses pembuangan cairan. Proses
pembuangan cairan merupakan sumber limbah cair terbanyak dari semua proses
yang digunakan. Pada proses ini semua sisa air yang digunakan dalam proses
pembuatan tahu akan dibuang secara bersamaan. Jika limbah tersebut dibuang
secara sembarangan akan berdampak pada lingkungan sekitarnya. Dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran bahan organic limbah cair industri tahu adalah
gangguan terhadap kehidupan biotik, turunnya kualitas air sungai akibat
meningkatnya kandungan bahan organic, dan masih banyak dampak yang lain. Oleh
sebab itu perlu dilakukan penanganan khusus untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Pada permasalahan di atas dapat diatasi dengan membangun sistem IPAL
untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan. IPAL itu sendiri adalah sebuah struktur
teknik dan perangkat peralatan beserta perlengkapannya yang dirancang secara
khusus untuk memproses atau mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa proses
tersebut menjadi layak dibuang ke lingkungan. Menyaring dan membersihkan cairan
yang sudah tercemar baik oleh pencemar organik atau kimia industri menjadi tujuan
utama IPAL. Namun demikian dana untuk membangun IPAL cukuplah mahal dan
banyak pabrik tahu yang tidak mampu untuk membangunnya. Maka dari itu
diperlukan peran pemerintah untuk membangun IPAL pada pabrik-pabrik tahu yang
ada di perkotaan. Dengan itu akan membuat berkurangnya sungai tercemar akibat
dari limbah yang dihasilkan oleh pabrik tahu.

Gambar 4. Sistem IPAL

Rangkaian teknologi IPAL :


a. Bak ekualisasi yang berfungsi untuk menstabilkan suhu limbah dan aliran
berdasarkan debit air limbah yang dihasilkan setiap hari. Umumnya bak ekualisasi
dibangun dengan kapasitas 20 m3 dengan rata-rata waktu air limbah mengendap
selama 2-5 jam. Hal ini dimaksudkan agar suhu air limbah sebelum masuk ke unit
lain sudah menurun dan aliran bisa laminer.
b. Biodigester berbahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) dengan kapasitas 4 m3
per hari. Alat ini berfungsi untuk mempercepat pembusukan limbah dan
menghasilkan gas methan (CH4) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif
bahan bakar.
c. Dari biodigester dihubungkan ke bioreaktor untuk meningkatkan daya oksigen dalam
menumbuhkan bakteri pengurai air limbah. Dengan pertumbuhan bakteri akan
mengurangi beban pencemaran air limbah tahu.
d. Air limbah tahu dari bioreaktor akan diurai kembali ke biofilter yang di dalamnya
terdapat 3 kompartemen terdiri dari solid separation settler, anaerob chamber,
sedimentasi, dan effluent chamber dengan kapasitas 20 m3 per hari.
e. Terakhir, air limbah tahu yang sudah terolah disalurkan ke kolam sanita yang
dilengkapi dengan batu koral setinggi 80 cm dan dilengkapi tanaman air. Fungsi
kolam sanita tetap sama untuk memfilter patogen-patogen yang dapat
membahayakan kesehatan.

2. Pengolahan limbah tahu dengan mengubah menjadi biogas


Limbah cair tahu mempunyai kandungan protein, lemak, dan karbohidrat atau
senyawa-senyawa organik yang, masih cukup tinggi. Jika senyawa-senyawa organic
itu diuraikan baik secara aerob maupun anaerob akan menghasilkan gas metana,
karbondioksida, gas-gas lain, dan air. Gas metana adalah bahan dasar pembuatan
biogas. Biogas merupakan gas pembusukan bahan organik oleh bakteri pada kondisi
anaerob, Gas ini tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah terbakar. Limbah cair tahu
mempunyai kandungan metana lebih dari 50% sehingga sangat memungkinkan
sebagai bahan baku sumber energi biogas.
Berikut ini adalah tahapan kegiatan dari pengolahan limbah tahu menjadi
biogas :
a. Pengenalan dan pelatihan kepada para UMKM tentang penggunaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas menggunakan fiber
reinforced plastic digester skala rumah tangga untuk menghemat bahan
bakar proses produksi dan mengurangi pencemaran lingkungan.
b. Penerapan teknologi modern yaitu pembuatan IPAL Biogas menggunakan
fiber reinforced plastic digester skala rumah tangga bekerjasama dengan
Dinas Lingkungan Hidup pemerintah setempat.
c. Pemberian bantuan peralatan untuk pembuatan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Biogas.
d. Evaluasi dan monitoring untuk melakukan perbaikan dan modifikasi
biodigester jika diperlukan baik dalam bidang peningkatan mutu produk,
mengaktifkan paguyuban, maupun strategi pemasaran.

Gambar 5. Tempat Pengolahan Limbah Tahu Menjadi Biogas


Proses mengubah limbah tahu menjadi biogas :
a. Limbah cair dari industri tahu dimasukkan ke dalam bak penampungan
kemudian tunggu hingga dingin
b. Masukkan limbah tahu ke dalam bak yang menghubungkan dengan
lubang pemasukan digester hingga penuh
c. Diamkan selama 30 – 45 hari agar terbentuk gas yang diinginkan. Setelah
30 – 45 hari, gas akan terbentuk. Untuk mendeteksi adanya gas, buka
keran yang menghubungkan gas dengan kompor, lalu nyalakan. Jika
menyala, berarti sudah terbentuk biogas sehingga sudah dapat
dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

3. Pengolahan Limbah Tahu menjadi Pakan Ternak


Selain limbah cair, pada industri tahu juga ada limbah padat. Maka dari itu juga
perlu dilakukan pengolahan dengan baik, agar tidak mencemari lingkungan. Limbah
padat yang dihasilkan berupa ampas tahu. Ampas tahu adalah limbah bentuk
padatan dari bubur kedelai yang diperas dan tidak berguna lagi dalam pebuatan tahu
dan cukup potensial dipakai sebagai bahan makanan ternak. Hal itu dikarenakan
ampas tahu masi mengandung gizi yang baik dan dapat digunakan sebagai ransum
ternak besar dan kecil. Penggunaan ampas tahu masih sangat terbatas bahkan
masih sering sekali menjadi limbah yang tidak termanfaatkan sama sekali.

Gambar 6. Ampas tahu yang dijadikan pakan ternak

4. Pengolahan Limbah Tahu menjadi Pupuk Organik


Limbah tahu cair dihasilkan dari proses pencucian kedelai, sisa perendaman,
perebusan, penggumpalan, dan pencetakan tahu. Limbah cair ini bisa dimanfaatkan
untuk pembuatan pupuk organik cair. Pupuk organik cair dari limbah tahu
mengandung komposisi unsur hara esensial seperti N, P, dan K yang dibutuhkan
tanaman. Kandungan hara pada limbah tahu setelah difermentasi dapat langsung
diserap oleh tanaman. Unsur nitrogen berfungsi Menyusun protein dan merangsang
pertumbuhan akar, batang, dan daun. Unsur fosfor berguna sebagai pengontrol
aktivitas dalam sel dan membantu proses pernapasan dan asimilasi, serta unsur
kalium bermanfaat membentuk protein dan batang yang lebih kokoh.

Gambar 7. Limbah tahu untuk pupuk organic

D. PENUTUP
Kesimpulan
Pencemaran limbah industri tahu merupakan salah satu penyebab kerusakan
lingkungan hidup dan dapat menyebabkan penyakit kepada manusia. Pencemaran
yang sering terjadi adalah pencemaran air sungai yang terjadi akibat limbah hasil
industri tahu dibuang sembarangan ke sungai. Pengolahan limbah di pabrik tahu
yang ada di Kabupaten OKU Sumatra Selatan masih belum maksimal. Hal tersebut
dikarenakan tidak semua pemilik pabrik memiliki IPAL sendiri. Maka sangat
diperlukan pengelolaan yang baik untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah dengan memberi pemahaman kepada
masyarakat terkait pengelolaan limbah tahu dengan baik dan tidak mencemari
lingkungan. Kemudian solusi lainnnya bisa dengan membuat IPAL pada saluran
pembuangan limbah cair tahu, mengubah limbah tahu menjadi biogas, menjadikan
limbah tahu menjadi pakan ternak, megubah limbah tahu menjadi pupuk organik, dan
lainnya. Hal yang tidak kalah penting dibutuhkan peran pemerintah setempat untuk
mendukung pengelolaan pabrik tahu di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai