Anda di halaman 1dari 12

AWAN

Penulis : FADIL HAKIM

Disusun oleh ;
1. Dea sartika harahap
2. Ghair Muhammad

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “AWAN“
diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
belum sempurna, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Palu, 29 September 2015

Penulis
1.PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Awan merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang di
udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi karena
adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup
banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta
butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing
mempunyai gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara
butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil
kondensasi yang berukuran kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm
per detik. Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih
dan dapat jatuh sebagai hujan.
Awan adalah massa terdiri dari tetesan air atau kristal beku tergantung di
atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa
terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang
disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau
fisika awan, suatu cabang meteorologi. Di Bumi substansi biasanya
kondensasi uap air. Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu
dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan
kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh
konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala. Pada
beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air super
dingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter.
Paling umum dari pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat
permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik
lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika udara
naik , mengembang sehingga tekanan berkurang. Proses ini mengeluarkan
energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran
tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak
adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan
terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai
95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak
putih, di atas.
Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya,
sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas,
maka warna abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan.
Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka
atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat
matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat
lebih gelap di dekat inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat
panjang gelombang.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarakan latar belakang diatas, Kami merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian Awan
2. Bagaimana Proses Terbentuknya Awan
3. Klasifikasi Awan

1.3. Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar mahasiswa
mengetahui pengertian awan, proses terbentuknya awan, dan klasifikasi awan.
II. PEMBAHASAN

2.1 PENEGRTIAN AWAN


Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Awan
terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna
putih disebabkan karena Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai
sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.
Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai
arah seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang
gelombang yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih.
Secara global, sistem perawanan memang berperan untuk menyaring,
mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi,
jika matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pendaran radiasi
matahari dari awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat
dibanding tidak ada awan sama sekali.
Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah besar
atau kecilnya radiasi matahari yang datang. Tergantung tipe awannya.
Lapisan awan yang tipis dan awan yang tersebar akan memantulkan sinar
matahari yang datang serta meningkatkan pembauran radiasi. Sebaliknya,
awan yang tebal akan mengurangi bauran itu.
Miliaran butiran air atau kristal es yang melayang-layang di udara
menyusun awan-awan itu. Berikut ini adalah tipe-tipe dan bagaimana
mereka terbentuk.

2.2 PROSES PEMBENTUKAN AWAN


Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap
menjadi titiktitik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku
dengan dua cara:

1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara


karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini
akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih
rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.

2.Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah


lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan
menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan
perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah
sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah
hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu
akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan
selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih
berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-
kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Berat titik-titik air dalam awan boleh mencapai beberapa jutaan,
namun biasanya saiz (isipadu) awan adalah amat besar, jadi ketumpatan
awan sebenarnya adalah cukup rendah untuk membolehkan angin di
bawah dan di dalam awan menyokongnya.

2.3 KLARIFIKASI AWAN


Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak
digunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua
jenis awan menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan
sifat-sifat awan sangat diperlukan. Berikut ini dijelaskan klasifikasi awan
berdasarkan morfologi, dan ketinggian.

2.3.1 BERDASARKAN MORFOLOGI (BENTUK)

Berdasarkan morfologi awan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Awan cumulus Bentuk awan ini bergumpal-gumpal (bundar-


bundar) dengan dasar horizontal.
2. Awan Stratus Awan jenis ini tipis dan tersebar luas sehingga dapat
menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah
awan yang rendah dan luas.
3. Awan Cirrus Jenis awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat Kristal es tapi
tidak dapat menimbulkan hujan.
2.3.2 BERDASARKAN KETINGGIAN
2.3.2.1 Golongan awan tinggi (Diatas 6000 mspl)

1. Awan Cirrus (Ci) : di atas 9 km Cirrus (Ci) merupakan sebutan


dari awan tipis, halus dan berserabut. Kata Cirro digunakan untuk
sebutan dari bentukbentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya
Cirrocumulus dan cirrostratus. Bentuk/wujudnya : Awan halus, struktur
berserat seperti bulu burung dan tersusun sebagai pita yang
melengkung, sehingga seolah-olah bertemu pada satu atau dua titik di
horizon. Awan ini tersusun atas Kristal es dan biasanya tidak
mendatangkan hujan. Fisisnya : terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus
tebal atau cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar
matahari dan bulan sehingga menimbulkan halo (lingkaran seperti
cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai proses kristal es dalam
awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.
2. Awan Cirrostratus (Cs) : 6 - 7 km Cirrostratus merupakan awan
yang sulit dideteksi, namun dengan adanya awan ini, itu biasanya
menandakan datangnya front panas. Ini berarti mungkin akan ada
hujan atau jatuhnya presipitasi. Cirrostratus dapat menimbulkan
HALO jika cukup tebal. Bentuk/wujudnya : Awan ini terbentuk seperti
kelambu putih halus, menutup seluruh angkasa, berwarna pucat atau
kadang-kadang Nampak sebagai anyaman yang tidak teratur. Sering
menimbulkan lingkaran disekeliling matahari atau bulan. Awan ini
tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Cirrostratus terdiri dari kristal-
kristal es atau butirbutir es.
3. Awan Cirrocumulus (Cc) : 7,5 - 9 km Cirrocumulus merupakan
awan tinggi (high cloud). bentuknya mirrip dengan stratocumulus dan
altocumulus, namun dengan bulatan-bulatan yang lebih kecil
dibandingkan kedua awan tersebut jika di lihat dari permukaan.
Bentuk/wujudnya : Biasa berupa lensa atau percaperca atau biji-bijian
yang pusarannya < 1derajat, tipis dan berwarna putih tanpa bayangan,
deretannya hampir teratur, mirip sisik ikan. Awan ini sering terlihat
seperti serpihan-serpihan kecil atau massa-massa bulatan awan yang
sangat kecil. Jika susunannya serba sama atau teratur, pelaut biasanya
menyebutnya langit Macharel. Dan berbentuk seperti gerombolan
domba, tidak menimbulkan bayangan dan hujan. Fisisnya : Sebagian
besar terdiri dari kristal-kristal es dan terdapat tetes-tetes air yang
kelewat dingin(super cooled droplets) yang sifatnya mudah membeku
dan mudah menjadi kristal-kristal es. Pada umunya Cc jarang sendiri,
biasnya bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc sebagian besar
lebih besar dari Cs dan Ci, CH=9.
2.3.2.2 Golongan awan sedang / menengah (2000-6000 mdpl)
1. Awan altostratus (As) : 3 - 4,5 km Altostratus merupakan awan
menengah (middle cloud). awan ini dapat menghasilkan presipitasi
ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). spesies-spesies
awan dari altostratus antara lain : altostratus undulatus, altostratus
opacus, dan altostratus translucidus. Bentuk/wujudnya : Awan
altostratus berbentuk seperti selendang yang tebal. Pada bagian yang
menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang. Awan ini
biasanya diikuti oleh turunnya hujan. Fisisnya : Altostratus terdiri dari
butiranbutiran air.
2. Altocumulus (Ac) : 4,5 – 6 km Altocumulus merupakan awan
menengah bersama altostratus dan nimbostratus. Kemunculan awan
altocumulus congestus (salah satu spesies awan altocumulus) ini
biasanya menandakan akan datangnya thunderstorm. Bentuk / Wujud :
Berbentuk seperti bola-bola yang tebal putih pucat dan ada bagian
yang berwarna kelabu karena mendapat sinar. Bergerombol atau
berlarikan antara satu dengan yang lain berdekatan seperti
bergandengan.pada umumnya bola-bola yang di tengah gerombolan
atau larikan lebih besar. Awan ini tidak menghasilkan hujan. Fisisnya :
Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

2.3.2.3 Golongan awan rendah (2000 mdpl)


1. Awan Stratocumulus (Sc) Stratocumulus berupa perca-perca
atau lembaran-lembaran berwarna abu-abu atau keputih-
putihan atau campuran keduanya. Terdiri dari massa awan
yang bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan
elemen-elemennya tersusun secara teratur yang besarnya
sekitar 5 derajat. Bentuk / Wujud : Berbentuk seperti
gelombang yang sering menutupi seluruh angkasa, sehingga
menimbulkan persamaan dengan gelombang dilautan.
Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan ini
tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Stratocumulus terdiri
dari tetes-tetes air. Ketebalan dan bentuk elemennya berubah
sesuai dengan tingkat transparansinya.
2. Awan Nimbustratus (Ns) Awan Nimbustratus merupakan
awan menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat
merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari
baha latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi.
Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun
salju. ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau
2000 m. Bentuk/wujudnya : Awan ini tebal dengan bentuk
tertentu, pada bagian pinggir tampak compangcamping dan
menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga
agak deras yang biasanya jatuh terus menerus. Fisisnya :
pada umumnya nimbostratus terdiri dari titik-titik air untuk
daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi
mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya.
3. Awan Stratus (St) Stratus merupakan awan rendah yang
biasanya menandai kestabilan udara atau inversi suhu. Awan
stratus dapat terbentuk akibat menyebarnya awan
stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat
bertahan berhari-hari di wilayah anticyclone. Pada saat
terjadi front panas yang lemah, awan ini kerap muncul dan
membawa presipitasi ringan, yaitu drizzle. Bentuk/wujudnya
: Stratus berupa lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan
berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari
masih terlihat dari balik awan ini maka tepi awannya akan
tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah dan
tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu
menutup sinar matahari atau bulan. Fisisnya : Stratus terdiri
dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar
dapat menjadi tetes-tetes Drizzle atau prisma-prisma es atau
butir-butir salju.

2.3.2.4 Awan yang terjadi karena udara naik (500-1500 mdpl)


1. Cummulus (Cu) Cumulus merupakan awan dengan vertikal
depelopment atau pertumbuhan vertikal. cumulus memiliki tinggi
puncak awan yang tinggi dan sangat tebal, walaupun tidak setebal
awan cumulonimbus. cumulus dapat sendiri atau berkumpul dalam
satu kelompok. Pembentukan awan ini terjadi karena udara labil.
Jika keadaan udara tetap labil, cumulus bisa berkembang menjadi
cumulunimbus. Bentuk/wujudnya : cumulus tampak terpisah-pisah,
pada umumnya padat dengan batas yang jelas.
Pertumbuhan vertical atau tegak, mirip menara atau gunung atau
kubah dengan puncaknya menyerupai bunga kol yang pada bagian-
bagian yang terkena sinar matahari akan tampak putih kemilau
sedangkan pada dasar tampak rata. Fisisnya : Cumulus terdiri dari
tetes-tetes air, sedangkan butir-butir es atau kristal-kristal es atau
kristal-kristal salju biasa tertutup pada bagian awal yang suhunya
di bawah 0 C
2. Cumulo Nimbus (Cu-Ni) Cumulonimbus bisa dibilang raja dari segala
awan. Bagaimana tidak? Awan cumulonimbus merupakan awan yang
paling ditakuti penerbang, awan yang paling sering membuat bencana,
ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat
menghasilkan muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit).
Tornado alias puting beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk
hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus dapat terbentuk sendiri,
sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan squall line.
Bentuk/wujudnya Cumulonimbus merupakan awan padat dengan
perkembangan vertikal menjulang tinggi, mirip gunung atau menara,
bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata.
Melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan yang
bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering
diiringi oleh angin rebut. Fisisnya : Cumulonimbus terdiri dari tetes-
tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-
kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft
sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel-partikel
awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.
III KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa Awan adalah


gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Awan terlihat seperti
asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna putih
disebabkan karena Sinar matahari adalah kombinasi dari berbagai sinar
dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda beda.
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap
menjadi titiktitik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku
dengan dua cara:

1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam


udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan
air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang
lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-
molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah
lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak
digunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak
semua jenis awan menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan
jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat diperlukan.
IV. DAFTAR PUSTAKA

1993, Klimatologi Dasar, Institut Pertanian Bogor, Bogor.


http://id.wikipedia.org/wiki/Awan
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-awan-
dangambarnya.html

Anda mungkin juga menyukai