Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONVERSI ENERGI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

Dosen Pengampuh:
Muh. Iskandar Musa,SP.d,M.Pd

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD WAHYU / 230203502004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian / Definisi PLTU

Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia


listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya,yaitu dengan
memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu-sudu turbin.
Sudu-sudu turbin menggerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin
menggerakkan generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi
listrik.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

2. Cara kerja PLTU

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).


Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat.Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan
ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan.
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas
dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.Kerugian-
kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-
sebab terjadinya kerugian antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur
dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb.

3. Sistem Bahan Bakar PLTU

Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga
menjadi uap. Jenis bahan bakar yang digunakan ada 4 macam yaitu :
1. Batu bara.
2. Gambut.
3. Minyak bumi.
4. MFO.
Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang
letaknya terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin pembakar luar.
Dalam PLTU terjadi perubahan dari energi kimia dari bahan bakar menjadi energi
panas untuk memanaskan air yang kemudian berubah menjadi energi mekanik
yang menggerakkan turbin lalu berubah lagi menjadi energi listrik dalam
generator.

Berikut ini adalah macam-macam bahan bakar PLTU:

A. Batu Bara.
Pada PLTU batu bara, batu bara sendiri adalah sebagai bahan bakar
utama. Instalasi pembangkit tenaga listrik menggunakan mesin turbin dengan
menghasilkan energi listrik dengan bahan bakar batu bara.Persediaan batu
bara tersebut ditampung dilapangan terbuka dan untuk kebutuhan pembakaran
diboiler batu bara tersebut ditampung pada bunker ditiap boiler.
PLTU batu bara sendiri adalah sumber utama listrik dunia saat ini. Sekitar
60% listrik dunia bergantung pada batu bara karena biaya PLTU batu bara
sangat terjangkau selain itu bahan bakar batu bara sendiri mudah didapatkan
dan persediaannya berlimpah.
a) Prinsip Kerja PLTU Berbahan Bakar Batu Bara.
Prinsip kerja PLTU berbahan bakar batu bara adalah dengan
menggunakan boiler sebagai alat untuk proses pembakaran dan bentuk
utama pembangkit listrik tersebut adalah generator yang dihubungkan
keturbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas.
Mula-mula batu bara dari luar dialirkan kepenampung batu bara
denganconveyon,kemudian dihancurkan dengan menggunakan pulverized
fuel coal. Lalu batu bara tersebut menjadi tepung halus,tepung halus batu
bara tersebut kemudian dicampur dengan udara panas oleh forced draught.
Dengan tekanan tinggi campuran tersebut akan disemprotkan ke boiler
yang akan dialirkan kepipa boiler dan menjadi uap setelah itu uap tersebut
dialirkan kesuper heaters yang akan menggerakan turbin.
Selain itu ada beberapa metode juga dalam prinsip kerja PLTU batu
bara ada metode pembakaran tetap,serbuk,dan mengambang.
Secara umum prinsip kerja PLTU batubara dapat dilihat pada gambar di
bawah.

keterangan gambar:

1) Cooling tower. 15) Penampung batubara.


2) Cooling water pump. 16) Pemecah batubara.
3) Transimission line 3 phase. 17) Tabung Boiler.
4) Transformer 3-phase. 18) Penampung abu batubara.
5) Generator Listrik 3-phase. 19) Pemanas.
6) Low pressure turbine. 20) Forced draught fan.
7) Boiler feed pump. 21) Preheater.
8) Condenser. 22) combustion air intake.
9) Intermediate pressure turbine. 23) Economizer.
10) Steam governor valve. 24) Air preheater.
11) High pressure turbine. 25) Precipitator.
12) Deaerator. 26) Induced air fan.
13) Feed heater. 27) Cerobong.
14) Conveyor batubara.
b) Proses Kerja Bahan Bakar Batu Bara.
Ada beberapa metode dalam pemrosesan bahan bakar batu bara yaitu dengan
metode pembakaran lapisan tetap,Metode pembakaran batu bara serbuk,dan
metode pembakaran lapisan mengambang. Dan memiliki prinsip-prinsip kerja
tersendiri dalam metode tersebut.
 Metode Lapisan Pembakaran Tetap
Metode lapisan pembakaran tetap tersebut menggunakan stoker boiler untuk
proses pembakarannya. Dalam metode ini batu bara yang digunakkan
mengandung kadar abu yang tidak terlalu rendah maka batu bara perlu
dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut tercampur dalam batu
bara tersebut.
 Metode Pembakaran Batu Bara Serbuk.
Pada metode ini batu bara diremuk terlebih dahulu dengan menggunakan
coal pulverizer ,kemudian bersama-sama dengan udara pembakaran
disemprotkan ke boiler untuk dibakar.Metode pembakaran ini sangat
sensitive batubara yang digunakan harus memikiki sifat ketergrusan dengan
HGI (Hardgrove Grindabillity Index). Metode pembakaran ini menghasilkan
abu yang terdiri dari clinker ash dan sisanya adalah fly ash.
 Metode Pembakaran Lapisan Mengambang.
Metode pembakaran tersebut menggunakan crusher untuk meremuk batu
bara terlebih dahulu. Metode pembakaran ini tidak seperti metode
pembakaran yang lainnya dengan meletakkan batu bara diatas kisi api tetapi
didalam metode ini campuran batu bara disemprotkan dan menggunakan
udara pada saat pembakaran,butiran-butiran tersebut dijaga agar dalam
posisi mengambang dengan cara melewatkan angin dengan berkecepatan
tertentu dari bagian bawah boiler sehingga butiran-butiran batu bara tersebut
mengambang.
 Peralatan Yang Digunakan.
Dalam pemrosessan bahan bakar batu bara tersebut ada beberapa macam
peralatan yang digunakan. Tetapi peralatan yang sangat penting pada
pemrosessan tersebut adalah Coal supply.
 Kesimpulan.
Batu bara merupakan sumber daya alam yang terbesar,selain itu persediaan
batu bara tersebut sangatlah berlimpah juga batu bara adalah bahan bakar
yang sangat banyak digunakan dalam pemrosessan PLTU.
B. Gambut.
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa tumbuhanyang
setengah membusuk,oleh karena itu bahan organiknya tinggi. Oleh karena itu
gambut sering digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Gambut berpotensi besar untuk dijadikan sumber energi. Dapat dikatakan
gambut merupakan batubara dengan kualitas yang paling rendah.

a) Prinsip Kerja Bahan Bakar Gambut.

Proses yang dilakukan adalah dengan cara oksidasi yang manghasilkan energi yaitu
panas. Panas inilah yang kemudian digunakan untuk memanaskan air sehingga
dapat dihasilkan uap untuk memutar turbin dan generator.

b) Proses Pada PLTU Berbahan Bakar Gambut.

Terdapat beberapa bagian dalam proses tersebut yaitu :

 Pengeringan gambut.
 Penggalian gambut.
 Konversi termal.

Proses ini sangat mempengaruhi pembakaran pada gambut itusendiri karena gambut
memiliki kandungan air dan bobot kekeringan yang tepat agar gambut tersebut
dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna.
c) Peralatan Yang Digunakan PLTU Berbahan Bakar Gambut.

Dari segi peralatan yang digunakan pada PLTU berbahan bakar gambut tersebut
tidak jauh beda dengan PLTU yang berbahan bakar batu bara dan biomas yaitu:
Boiler, Water piping, super heater, reheater, economizer, pump, fan, water, dan
waste treatment, dll.

C. Minyak bumi.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organikdari jasad
mikroorganisme dalam jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
hewan dan tumbuhan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, zat-zat, dan lumpur
selama jutaan tahun lamanya serta mendapat tekanan panas bumi secara alami.
Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa
kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon dalam proses
penguraian tersebut berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak
bumi membutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui kembali,sehingga
dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi pemakaiannya.
D. MFO.
Marine Fuel Oil adalah hasil produk penyulingan minyak bumi,yang digunakan
untuk pembakaran langsung di dapur-dapur industri dan pemakaian lainnya seperti
untuk Marine Fuel Oil. MFO merupakan bahan bakar minyak termasuk jenis
residue yang lebih kental pada suhu kamar serta berwarna hitam pekat.
Minyak bumi atau minyak mentah (crude oil) merupakan bahan galian dari
perut bumi yang yang masih memerlukan proses lebih lanjut karena minyak bumi
tersebut belum dapat digunakan secara langsung. Untuk itu dilakukan pengolahan
agar didapat produk-produk yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan untuk
masing-masing produk salah satunya sebagai bahan bakar PLTU. Minyak heavy
fuel oil yaitu Marine Fuel Oil (MFO) memiliki karakteristik viskositas, kandungan
sulfur dan kandungan logam, sedimen, kandungan abu dan CCR cukup tinggi.
4. Komponen – Komponen PLTU

A. Boiler.
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Air panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu
proses. Jika air didihkan sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat
sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah
meledak, sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga
dengan sangat baik.
a) Cara Kerja Boiler.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan
digunakan.Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan
tekanantemperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanantemperatur tinggi (high
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler
dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanaskan cairan dan menjalankan suatu
mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan
merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga
menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan
kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan temperatur tinggi untuk
membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan
tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan
bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan
dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan
untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steammengumpulkan dan
mengontrol produksi steam dalam boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan
ketitikpengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran
dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakaruntuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan
pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem.
b) Komponen-Komponen Boiler
 Furnace Wall.
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian
dari furnace diantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue
gas, charge and discharge door.
 Steam Drum.
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk
memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler.
Secara umum, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan
dengan Steam Drum, yaitu :
1) Feed Water Pipe, berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke
Distribution Pipe yang panjangnya sama persis dengan Steam Drum.
Distribution Pipe bertugas mengalirkan air dari Economizer secara merata
keseluruh bagian Steam Drum.
2) Downcomers biasanya ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum
dengan jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini
mengalirkan air dari Steam Drum menuju Boiler Circulating Pump. Boiler
Water Circulating Pump atau disingkat dengan BWCP digunakan untuk
memompa air dari Downcomers dan mensirkulasikannya menuju Waterwall
yang kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan
selanjutnya dikirim kembali ke Steam Drum.
3) Waterwall merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal dalam Boiler,
setiap pipa dilas satu sama lain agar membentuk selubung yang kontinyu
dalam Boiler, konstruksi seperti ini biasanya disebut sebagai konstruksi
membran. Waterwall bertugas menerima dan mengalirkan air yang berasal
dari Boiler Circulating Pump untuk kemudian dipanaskan dalam Boiler dan
dialirkan ke Steam Drum.
4) Steam Outlet Pipe diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk
memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum dan menuju
Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk
pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap beradadalam
Steam Drum untuk kemudian dialirkan ke Downcomers, dari sini keseluruhan
proses akan dimulai lagi.
Selain pipa-pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipe, letaknya didekat
bagian bawah Steam Drum, tepat dibawah lapisan permukaan air. Setiap kali
air berubah menjadi Steam, kotoran-kotoran air tetap tertinggal di air dalam
Steam Drum. Jika konsentrasi kotoran-kotoran ini menjadi tinggi, kemurnian
Steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh dan bahkan kotoran
tersebut terbawa ke Superheater maupun ke Turbine. Pipa Blowdown
menghilangkan sebagian kecil air Boiler dari permukaan Steam Drum, pipa ini
akan mengalirkan kotoran-kotoran tersebut sehingga dapat mengurangi
konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga
Superheater maupun Turbine tetap bersih.
 Super Heater (SH).
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui
main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan
proses industri.
 Economizer.
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air
umpan baru.
Selain Komponen tersebut masih ada komponen pendukung lainnya yang tidak
kalah pentingnya dalam proses produksi seperti, Reheater, Boiler Water Circulating
Pump (BWTP), Down Comer, Pulveraizer dan lain-lain.
B. Generator.
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik yang terdiri dari Stator dan
Rotor. Rotor tersebut dihubungkan dengan Shaft Turbine sehingga berputar bersama-
sama. Stator Bars didalam sebuah generator membawa arus hubungan output
pembangkit. Arus DC (Direct current) dialirkan melalui Brush Gear yang langsung
bersentuhan dengan Slip Ring yang dipasang jadi satu dengan Rotor sehingga akan
timbul medan magnit (flux). Jika Rotor berputar, medan magnit tersebut memotong
kumparan pada Stator sehingga pada ujung-ujung kumparan Stator timbul tegangan
listrik.
Dengan adanya Rotor yang bergerak secara mekanis berotasi tentu terjadi kontak
dengan stator yang mengakibatkan terjadinya panas maka perlu sistem pendinginan
berikut pengenai sisitem pendinginannya:
a) Sistem Pendinginan Stator.
Pembangkit tenaga listrik berpendingin hidrogen yang lebih besar seringkali
mempunyai sistim pemdingin terpisah untuk mendinginkan statornya. Batangan-
batangan stator (stator bars) didalam sebuah generator membawa arus hubungan output
pembangkit. Aliran arus yang melewati batangan-batangan ini menghasilkan jumlah
panas yang berarti/signifikan.
Untuk generator yang berpendingin hidrogen yang lebih kecil, hidrogen itu saja
biasanya sudah dapat menghisap panas. Akan tetapi generator yang lebih besar sering
mempunyai sistim pendingin air tambahan bagi batangan-batangan statornya.
Batangan stator yang umum terdiri atas sejumlah konduktor yang berlubang. Air
yang mengalir melewati konduktor ini menghisap panas yang dihasilkan oleh arus
yang dibawa batangan tersebut.
b) Sistem Pendinginan Rotor.
Pendinginan dengan udara jarang digunakan pada pembangkit tenaga listrik yang
besar, karena pendinginan dengan udara bukanlah alat yang efisien untuk
menyingkirkan panas yang jumlahnya besar. Sebagian besar pembangkit tenaga listrik
yang besar menggunakan sistim pendinginan hidrogen untuk mempertahankan
temperatur kerja yang sesuai.
Hidrogen digunakan dengan jumlah yang sama, ia menyerap lebih banyak panas
daripada udara, sehingga pembangkit tenaga listrik lebih umum memakai pendingin
hidrogen.Untuk melepaskan panas dari komponen-komponen yang ada didalam
generator rotor hidrogennya harus disirkulasikan disekitar komponen-komponen yang
panas.
c) Air Preheater (APH).
Air Preheater ini adalah alat yang sistim kerjanya berputar dengan putaran rendah
yang gunanya untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke furnace.
Sedangkan pemanas udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil
pembakaran dari furnace yang dialirkan melalui Air preaheater ini sebelum dibuang ke
cerobong.
Komponen utama Air Preheater ini adalah jalan masuk udara, jalan keluar udara,
sebuah penutup yang berputar (rotating hood), sebuah elemen.
d) Pemanas, Jalan Masuk Gas Panas Dan Jalan Keluar Gas Panas.
Gas panas dari furnace diarahkan melalui saluran sehingga gas melewati bagian
elemen pemanas. Pada saat gas melewati permukaan elemen, gas memanaskan plat-
plat logam. Plat-plat panas tersebut berputar menuju sisi saluran udara pembakaran,
sehingga terjadi perpindahan panas.
e) Electrostatic Precipitator (ESP).
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar.
Dengan menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang
keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu
mencapai 99,84%).
C. Turbin.
Turbin ini merupakan alat konversi energi, yaitu mengubah energi uap (steam) yang
dihasilkan Boiler menjadi energi gerak.
a) Komponen-Komponen Turbin.
 Sudu.
Konversi energi terjadi melalui/pada sudu turbin. Turbin mempunyai susunan
sudu bergerak berselang-seling dengan sudu tetap. Sudu bergerak dan sudu tetap
tersebut berkerja bersama untuk mengubah energi panas dalam uap menjadi
energi mekanis berotasi.

 Nozel.
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi
kinetik dari uap.
 Disck (roda turbin).
Disck berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang
digerakkan. Tenaga yang dihasilkan poros ini tenaga mekanis uap.
b) Jenis-Jenis Turbin.
Secara umum turbin yang ada sekarang ini di bagi mejadi tiga jenis turbin.
Diantaranya adalah :

 Turbin uap
Turbin uap merupakan mesin rotasi yang berfungsi untuk mengubah energi panas yang
terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
 Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet
section,compressor section, combustion section, turbinesection, dan exhaust
section. Sedangkan komponen pendukung turbingas adalah starting equipment, lube-
oil system, cooling system, dan beberapa komponen pendukung lainnya.

 Turbin Air
Turbin air adalah turbin yang merubah tenaga potensial air menjadi tenaga mekanis.
Turbin air biasanya memanfaatkan enegri potensial air dalam jumlah besar yang telah
di bendung dalam sebuah bendungan.

5. Sistem Perawatan PLTU

A. Secara teori, terdapat 4 jenis perawatan yaitu :


1. Break Down atau Corrective Maintanance.
Break down maintenance adalah mengoperasikan peralatan sampai terjadi
kerusakan dan hanya memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak.
Kekurangan perawatan jenis ini adalah merupakan jenis manajemen yang tidak
terencana.
2. Preventive atau Time-Based Maintenance.
Preventive maintenance adalah perawatan yang terjadwal dalam interval waktu
tertentu, berdasarkan kalendar desk atau run-time hours dari peralatan. Pada
waktu tersebut dilakukan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak
sebelum terjadi masalah.
3. Predictive atau Condition-Based Maintenance.
Kondisi operasi yang dilakukan pada predictive maintenance adalah mengamati
peralatan secara periodik. Ketika terdeteksi trend yang berbahaya, komponen
yang bermasalah pada peralatan diidentifikasi dan dijadwalkan untuk perbaikan.
Peralatan tersebut akan dimatikan pada saat tersebut apabila masalah yang
terjadi sangat darurat dan komponen yang rusak akan diganti.
4. Proactive atau Prevention Maintenance.
Perbaikan jenis ini adalah menganalisa kerusakan dan pengukuran proactive
akan dilakukan secara berkala agar kerusakan tidak terulang lagi di kemudian
hari.
B. Akan tetapi di dalam PLTU pemeliharaan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeliharaan Rutin.
Pemeliharaan ini dilakukan berulang dengan interval waktu maksimum satu
tahun dan dapat dilaksanakan pada saat unit operasi maupun tidak operasi serta
tidak tergantung pada pengoperasian mesin. Pemeliharaan mesin berjalan (on
line maintenance) dilakukan pada kondisi unit operasi dan pemeliharaan rutin
pencegahan (preventivemaintenance) dilakukan dengan rencana dan waktu yang
telah ditetapkan, misalnya harian, mingguan, atau bulanan dalam satu tahun.

2. Pemeliharaan Periodik.
Pemeliharaan periodik dilakukan berdasarkan jam operasi peralatan (time based
maintenance). Pemeliharaan ini dilakukan dalam kondisi unit/peralatan tidak
beroperasi dengan sasaran untuk mengembalikan unit/peralatan pada
performance semula (commissioning) atau lebih baik dari sebelumnya.
Pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode lebih dari setengah tahun dan
tergantung pada pengoperasian mesin.
3. Pemeliharaan Khusus.
Pemeliharaan yang direncanakan dan dilaksanakan secara khusus berdasarkan
kejadian khusus baik disebabkan oleh gangguan dengan sasaran untuk
memperbaiki atau meningkatkan performance mesin/unit. Pemeliharaan khusus
dapat dilaksanakan pada saat pemeliharaan periodik maupun di luar
pemeliharaan periodik.
4. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance).
Ialah pemeliharaan yang berdasarkan atas analisa dan evaluasi kondisi operasi
mesin dengan sasaran mengoptimalkan ketersediaan mesin pembangkit dan
biaya pemeliharaan.

6. Kelebihan Dan Kekurangan PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa kelebihan dibandingkan


dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Kelebihan tersebut antara lain :
1. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair dan
gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi.
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan.
4. Kontinyuitas operasinya tinggi.
5. Usia pakai (life time) relatif lama.
Namun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain :
1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar.
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar.
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu.
4. Investasi awalnya mahal.

Anda mungkin juga menyukai