Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Andre Chandra P.D
2. Heru santoso
3. Mayang
4. Sari febryanti
5. Yos Sudarso
Kelas : 5 KB
Dosen Pembimbing : Ir. Sofiah, M.T.
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2011
Bab II
2.1 . Pendahuluan
2.1.1 Bahan bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan
bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan
bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan
bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses
lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi
nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan
solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan
bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
Jenis-jenis bahan bakar
Berdasarkan materinya
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum
Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari
propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah
tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian
kendaraan bermotor.
Berdasarkan materinya
Teknologi Fixed bed system banyak digunakan pada industri tekstil sebagai pembangkit
uap (steam generator). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah : (15-25%) berbanding (75-25%).
Pada gambar 8.1 A ditunjukkan skematik pembakaran unggun tetap dengan cara
hembusan udara updraft combustion. Butiran batubara diletakkan di atas grate, udara masuk
dibagi dua menjadi udara primer dan udara sekunder. Udara primer dihembuskan dari dasar
bed dan udara sekunder dari bagian atas bed.
Dengan cara ini gas buang akan terhembus keatas. System hembusan udara seperti ini
diseut updraft combustion. Pada gambar 8.1 B ditunjukkan system pembakaran unggun tetap
dengan system hembusan downdraft combustion.
Pada pola pengumpanan overfeed (gambar 8.2 A) aliran batubara dan udara saling
berlawanan. Batubara diumpankan dari atas unggun bergerak kebawah sambil terbakar,
sementara udara mengalir keatas melewati lapisan abu dan batubara baru. Umpan batubara
akan terpanaskan karena kontak dengan batubara yang sudah terbakar yang ada dibawahnya
dan juga oleh gas hasil pembakaran yang mengalir berlawanan arah. Material sisa
pembkaran turun ke permukaan grate dan secara periodic dikeluarkan dengan cara dumping,
shaking atau vibrating. Beberapa stoker mempunyai grate yang berjalan secara kontinyu.
Pada pola pengumpanan underfeed (gambar 8.2 B), aliran batubara dan udara terjadi
secara parallel dan biasanya mengalir keatas. Zat terbang, uap air dan uara pembakaran
mengalir dari lapisan bahan bakar yang terbakar. Tipe ini menghasilkan lebih sedikit asap
pada pengumpanan dan pengoprasian beban rendah.
Pada pengumpanan crossfeed (gambar 8.2 C) dan gambar 8.3 merupakan pola
pengumpanan bahan bakar dan pengaliran udara yang banyak diterapkan. Dalam pola ini
batubara sebagai bahan bakar bergerak secara horizontal, sementara udara bergerak dari
bawah keatas. Pola pembakaran system ini terdiri dari stoker yang dilengakapi dengan
hopper untuk tempat pengumpanan, chain grate, travelling grate dan vibrating, reciprocating
atau iscillating grate.
2.2.2
Sistem
Pembakaran Unggun Fuidisasi
Fluidized bed system adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan blower
sehingga benda padat di atasnya berkelakuan mirip fluida. Teknik fluidisasi dalam
pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan energi. Pasir
atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan terlebih dahulu.
Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah temperatur pasir mencapai
temperature bakar batubara (300oC) maka diumpankanlah batubara.
Sistem ini
menghasilkan abu terbang dan abu yang turun di bawah alat. Abu-abu tersebut disebut
dengan fly ash dan bottom ash. Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk
dalam perbandingan berat adalah : (80-90%) berbanding (10-20%).
Pada gambar 8.4 ditunjukkan skematik unggun fluidisasi. Pada system unggun partikel
bebas bergerak karena adanya tekanan yang cukup kuat untuk mengangkat partikel batubara.
Didalam system pulverisasi, partikel bergerak cepat bersama-sama dengan gas, karenanya
gerakan partikel dan gas mengelilinginya cendrung bergerak bersama-sama.
Gerakan pertkel bolak-balik ini menghasilkan campuran yang baik dan distribusi partikel
yang merata sehingga partikel teraduk dengan baik.
Dalam fluidized-bed hal ini dilakukan dengan metode yang berbeda dalam
mengendalikan perpindahan panas dan ini menghasilkan metode yang berbeda dalam
pengeluaran abu. Suhu bed dikendalikan dengan mengatur kedalaman bed, dengan
menambah atau tidak alat penukar panas, dan dengan penggunaan ballast (bahan inert)
dalam bed.
Secara umum konsep teknologi yang diunggulkan dari system pembakaran fluidized bed
adalah :
1. adanya gerak turbulen partikel yang sangat baik untuk proses perpindahan panas dan
massa bahan bakar padat, dan baik untuk menyeragamkabn temperature di dalam bed dan
reactor.
2. injeksi langsung gas terlarut (sorbent) ke dalam bed, sangat memudahkan untuk
mengkontrol gas asam
3. penggunaan
temperature
sebagai
variable
independent,
yang
berguna
untuk
mengendalikan polusi, mengatur distribusi bahan bakar dan udara, serta penukaran panas
di dalam reactor
4. penggunaan bed dengan material inert sebagai pemberat panas (thermal flywheel) yang
dapat mengurangi terjadinya slugs ataupun pengotor bahan bakar lainnya.
Peepindahan panas ketabung boiler cukup tinggi (sampai dengan 100 btu/ jam ft2 0F)
Jumlah NOX yang terbentuk lebih sedikit karena suhu nyala yang rendah.
2.2.4 Sistem Pembakaran Pulverisasi
Pada system pembakaran pulverisasi, partikel batubara harus cukup halus agar bisa
dimasukkan oleh tekanan udara pembakaran. Ukuran batubara untuk pembakaran system
pulverisasi adalah -200 mesh. Apabila batubara lignit yang dipakai maka jumlah partikel
berukuran -200 mesh sekitar 65-70% sedangkan untuk sub bituminous yang mudah tebakar,
jumlah sampai 80-85 %. Untuk menjaga agar nyala api stabil dan mencegah berbalik arah ke
burner, batubara harus diinjeksikan kedalam tanur dengan kecepatan tinggi, sekitar 15
meter/detik. Pada gambar 8.5 menunjukkan sketmatik susunan burner, system pemasukan
udara primer dan sekunder untuk pembakaran pulverisasi.
Berdasarkan abau yang dikeluaran, tanur pulverisasi terbagi dua yaitu tanur dry bottom
untuk tanur yang pengeluaran abunya dilakukan dalam keadaan kering dan tanur sag tap
atau wet bottom untuk tanur yang pengeluarannya abunya dilakukan dalam keadaan leleh.
Sebuah pembakar mangkuk putar yang umum ditunjukkan pada gambar 8.7. pembakaran
ini menggunakan sebuah mangkuk putar horizontal berkecepatan tinggi (3500 putaran/
menit) untuk memutar minyak keluar dari rim (pelek) dan masuk ke dalam arus udara
dengan gaya sebtrifugal. Pembakaran mekanis khususnya ini mempunyai rentang kapasitas
yang sangat besar.
Pada desain tipikal pembakar atomisasi uap pencampuran internal. Perubahan tip akan
mengubah rentang kapasitas yang diladeni. Pembaar atomisasi uap dari jenis pencampur
eksternal, di atas, mengakui minyak dan media pengatom, uap, bersama-sama pada tip
pembakar register, di bawah mempunyai sudu peredam untuk mengatur suplai udara.
Dua
buah
pembakar
atmosfir
tipikal.
Pembakar gas atmosfir menarik ke dalam udara primernya untuk pembakaran akibat
pegaruh arus gas bertekanan rendah yang berekspansi melalui sebuah orifis. Pembakaran
bertingkat dua bekerja pada gas bertekanan tinggi ; melakukannya melalui dua bagian
venture yang berhubungan secara seri. Udara primer masuk ke shuter , di kiri, akibat
induksi.
Pembakar gas tahan api biasanya dipakai untuk pembangkit uap. Udara pembakar ditarik
kesekeliling sebuah pembakar yang mempunyai jet-jet gas yang banyak (multiple gas jets)
yang mengeluarkan gas kedalam aliran udara dengan cara tertentu sehingga adukan keras itu
menghasilkan campuran yang baik. Campuran udara-gas kemudian dikeluarkan kedalam
sebuah tabung atau terowongan pencampuran yang pendek dengan bahan tahan api. Tabung
tahan api tersebut dilindungi logam pembakar dari suhu tinggi. Tiga pembakar gas tahan api.
Pembakar gas tahan api, pencampuran mula gas bahan dengan udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran berlangsung di dalam ruang pencampuran di luar ruang pembakar sebenarnya.
Sudu-sudu yang ditempatkan di lintasan udara masuk ke terowongan pembakar pekerja
untuk memberi gerakan berpusat pada arus. Gas dikelurkan dari sejumlah spud yang
terpasang pada manifold tegak lurus dan horizontal. Udara primer masuk di sekeliling spud.
2.5 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :