Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah . Dosen Pengampu .

Sejarah Pendidikan Islam Nurhasanah Bakhtiar, Dr. M. Ag

UJIAN TENGAN SEMESTER


PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA WALISONGO

DISUSUN OLEH:

SISTRI DAYANTI
12210624229

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU 2022/2023
JAWABAN UTS

1. Siti Nursaudah, “Konsep pendidikan islam di Masa Walisongo dan


relevansinya dengan pemikiran Imam Al-Ghozali”, Vol. 7 No. 1, (2020),
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul Ulum Lamongan)

Intisari:
Artikel ini membahas tentang konsep pendidikan Islam yang telah
dikembangkan oleh para ulama sejak generasi tabi'in dan secara bertahap
berkontribusi pada keberadaan peradaban Islam. Salah satu ulama yang
berkontribusi pada pengembangan pendidikan Islam adalah Imam Abu Hamis
Al-Ghozali. Konsep pendidikan Islam menjadi dasar bagi Wali Songo dalam
menyebarkan dakwah di Jawa, yang jauh dari sumber ajaran Islam di Arab.
Dengan menerapkan pemikiran Imam Ghozali, generasi Wali Songo
memberikan berbagai gerakan dan kontribusi pemikiran yang membangun
peradaban Islam baru di tanah Jawa (Nusantara). Wali Songo memberikan
berbagai pengajaran kepada penduduk kepulauan dengan menyampaikan
ajaran pemikiran Imam Al-Ghozali. Oleh karena itu, pemikiran al-Ghozali
sangat relevan dengan konsep pendidikan Islam yang telah dikembangkan
oleh Wali Songo.
1) Kekurangan
Tidak ada kelemahan yang jelas dalam artikel tersebut karena memberikan
gambaran yang komprehensif tentang kontribusi Wali Songo dalam
menyebarkan Islam di Indonesia dan strategi mereka dalam beradaptasi
dengan budaya dan tradisi lokal. Namun, artikel tersebut dapat memperoleh
manfaat dari contoh dan detail yang lebih spesifik untuk mendukung
klaimnya. Selain itu, artikel ini dapat memberikan lebih banyak konteks
tentang latar belakang sejarah dan budaya Indonesia pada masa Wali Songo.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan berharga tentang sejarah
dan budaya Islam di Indonesia.
2) Kelebihan
Artikel ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang kontribusi
sembilan Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Indonesia, termasuk
strategi dan pendekatan mereka dalam beradaptasi dengan budaya dan tradisi
lokal. Artikel tersebut juga menyoroti pentingnya pendidikan dalam Islam,
khususnya ajaran Imam Al-Ghozali, dan bagaimana hal itu mempengaruhi
Wali Songo dalam misi mereka menyebarkan Islam. Selain itu, artikel ini
memberikan contoh spesifik tentang kontribusi Wali Songo terhadap
perkembangan budaya Indonesia, seperti penciptaan musik gamelan dan
pertunjukan wayang. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan
berharga tentang sejarah dan budaya Islam di Indonesia.
2. Hasnida, “Sejarah perkembangan pendidikan Islam di Indonesia pada masa
Pra Kolonialisme dan Masa Kolonialisme (Belanda, Jepang dan Sekutu)”,
Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia, Vol. XVI No. 2 (2017)

Intisari:

Artikel ini membahas sejarah pendidikan Islam di Indonesia selama


periode pra-kolonial dan kolonial. Periode pra-kolonial mencakup pendidikan
Islam selama Kerajaan Islam di Aceh, Jawa, Maluku, Kalimantan, Sulawesi,
dan periode Wali Sanga. Periode kolonial mencakup pendidikan Islam selama
penjajahan Belanda, Jepang, dan sekutu mereka. Artikel ini menyoroti
pentingnya pendidikan dalam komunitas Islam dan bagaimana pendidikan
tersebut dipindahkan dari lembaga keagamaan dan sosial asli ke lembaga
pendidikan Islam.

1) Kekurangan

Artikel ini memiliki kekurangan dalam memberikan gambaran yang


lebih lengkap mengenai peran pendidikan Islam dalam masyarakat Indonesia
saat ini. Artikel juga tidak membahas secara rinci mengenai peran pondok
pesantren dalam pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu, artikel tidak
memberikan informasi mengenai perkembangan pendidikan Islam di
Indonesia setelah kemerdekaan.

2) Kelebihan

Artikel ini memiliki kelebihan dalam memberikan gambaran yang


cukup lengkap mengenai sejarah pendidikan Islam di Indonesia selama
periode pra-kolonial dan kolonial. Artikel ini juga memberikan informasi
mengenai lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pondok pesantren dan
madrasah, serta peran tokoh-tokoh ulama seperti Syekh Muhammad Arsyad
Al Banjari dan Sunan Kalijaga dalam perkembangan pendidikan Islam di
Indonesia. Artikel ini juga memberikan gambaran mengenai pengaruh
penjajah Belanda, Jepang, dan sekutu mereka dalam pendidikan Islam di
Indonesia.

3. Agus Susilo dan Ratna Wulansari, “Sejarah Pesantren Sebagai Lembaga


Pendidikan Islam Di Indonesia”, Vol. 20 No. 2, Tamaddun: Jurnal
Kebudayaan dan Sastra Islam, (2020)
Intisari:
Artikel ini membahas sejarah dan peran pesantren dalam masyarakat
Indonesia. Pesantren tidak hanya mengajarkan tentang Islam, tetapi juga
bagaimana hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mereka pertama kali
didirikan oleh walisongo dalam penyebaran Islam di Indonesia. Artikel ini
juga membahas pengaruh pesantren dalam pendidikan dan masyarakat, dan
bagaimana mereka telah beradaptasi dengan zaman modern sambil tetap
mempertahankan nilai-nilai tradisional mereka. Artikel ini menyimpulkan
bahwa pesantren telah memainkan peran penting dalam membentuk
masyarakat Indonesia dan menghasilkan individu dengan moral dan nilai yang
baik.
1) Kekurangan
Tidak ada penyebutan khusus tentang kekurangan atau kelemahan
pesantren dalam pasal-pasal yang disediakan.
2) Kelebihan
Artikel ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang peran
pesantren dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral individu dalam
masyarakat Indonesia. Hal ini juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan
pesantren dengan pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia di
Indonesia. Artikel ini membahas tentang sejarah pesantren di Indonesia dan
peran pentingnya dalam perkembangan peradaban Islam. Juga ditekankan
pentingnya pesantren dalam menciptakan generasi yang berdaya saing,
berintegritas tinggi, dan sadar akan perannya sebagai khalifah di muka bumi.
Artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah yang teliti untuk
menganalisis sumber-sumber yang berkaitan dengan sejarah pesantren di
Indonesia. Ini juga memberikan penjelasan rinci tentang empat langkah yang
terlibat dalam penelitian sejarah. Artikel ini menyoroti daya adaptasi pesantren
terhadap zaman modern dengan tetap mempertahankan nilai-nilai
tradisionalnya. Dibahas pula berbagai keterampilan dan ilmu yang diberikan
pesantren kepada para santrinya, seperti kewirausahaan, penguasaan bahasa,
dan pendidikan kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai