Anda di halaman 1dari 9

DASAR-DASAR KEMANUSIAAN

(Oleh Supriadi)

1. Pengertian Manusia
a. Menurut KBBI, Manusia adalah makhluk yang berakal budi atau mampu
menguasai makhluk lain. Proses kehidupan manusia:
Bayi→Anak→Remaja→Dewasa→Lanjut Usia
b. Carles Darwin, Teori ini menyebutkan bahwa manusia berevolusi dari spesies
kera.
c. Ibnu Sina, manusia dikatakan manusia disaat berusia 3 bulan.

2. Pandangan Para Tokoh Tentang Humanisme


a. Humanisme Materialisme
Menurut Thomas Hobbs, Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.
b. Humanisme Post Moderisme
• Deskartes
• Hogul
• Khan
c. Humanisme Quantum

3. Pandangan Agama-Agama Tentang Manusia


a. Kristen
Manusia dibentuk dan diciptakan oleh Allah.
Dalam kejadian Pasal 1:26-27 dinyatakan bahwa manusia merupakan ciptakan
Allah, bukan jelmaan sebagaian dari diri Allah atau anak biologisnya.
b. Budha
Manusia dalah pembuat dirinya sendiri berdasarkan kemampuannya sendiri. c.
Hindu
Manusia berasal dari manusia yang berarti makhluk yang mempunyai pikiran.

4. Pandangan Agama Islam Tentang Manusia


a. Manusia adalah makhluk yang bertanggungjawab yang diciptakan dengan
sifatsifat ketuhanan.
b. Asal kejadian manusia dalam QS. Al-Mu’minum ayat 12-15
12. Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim)
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan daging dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
15. kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.

c. Proses kejadian manusia dalam QS as-sajadah 7-9


7. yang membuat segala sesuatuyang diciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah.
8. kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mani)
9. kemudian ia menyempurnakannya dan meniupkan kedalam (tubuh)nya roh
(ciptaan)nya dan dia yang menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati: (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

d. Fungsi manusia dalam QS. Al-Baqarah ayat 30


Dan ingatlah ketika tuhanmu berkata pada malaikat, sesungguhnya aku hendak
menjadikan khalifah dimuka bumi.

e. Kewajiban manusia
Manusia sebagai hamba (QS. Adz-dzariyat ayat 56)
Dan aku tidak menciptakab jin dan manusia melainkan supaya untuk
menyembahku.

f. Kebutuhan manusia

Aktualisasi

Penghargaan

Sosiologi/sosial

Rasa Aman

Fisiologi

Ket:
 Pengakuan diri : ingin menjadi Tuhan
 Penghargaan : PBB (1945) → WHO
 Sosial : Abad ID (Revolusi Industri)
 Rasa Aman
 Fisiologi : Kelompok dan Individu (Individu→Keluarga→Suku→Bangsa)

g. Manusia dalam individu 1) Darimana?


2) Untuk apa?
3) Akan kemana?
Manusia
a. Darimana?
i. Qs. Al-hajj ayat 5
ii. Qs. Al-Mu’minum ayat 12 -14
iii. Qs. Assajadah 7 -9
b. Untuk apa?
i. Qs. Al-baqarah ayat 8
ii. Qs. Al Mu’minum ayat 2
iii. Qs. Assajadah ayat 56
c. Akan kemana?
i. Surga
1. Kebaikan
2. Ketenangan Qolbu Konsekuensi
ii. Neraka
1. Keburukan
2. Kegelisahan Qolbu

 Keakuan

Keakuan

Tu han Manusia

Diri Ego Diri Ego

Pencipta Kedirian Ciptaan

Khaliq Pendiri an Diri Karakter Nilai manusia Hamba

Internal
Mutlak Relatif
(Minat)

Eksternal
(Bakat)

 Asas
berpendirian
a) Tahu
diri
b) Sadar
diri
c) Hada
p diri

 Diri Manusia

Jasad Tidak terikat

Logika
Diri Manusia
(Benar/salah)

Etika
Roh (Potensi)
(Baik/buruk)

Estetika
(Keindahan)
h. Kebebasan Manusia
1) Kemerdakaan sejati = sesuatu yang tidak dibatasi Sejatinya:
Kemerdakaan itu tidak terikat
2) Kemerdakaan aksi = Bebas tapi terikat
Aksinya: Kemerdakaan itu bebas tapi terikat, yakni terikat oleh norma dan
nilai-nilai sosial.
Kemerdekaan

Merdeka Manusia Free Will

Bebas
Tidak terikat
berbuat

Jiwa Sosial

MATERI: DASAR-DASAR KEMANUSIAAN

1. Pengertian Manusia
Pengertian manusia adalah makhluk hidup yang merupakan bagian dari spesies Homo
sapiens, yang memiliki kemampuan intelektual, emosional, sosial, dan fisik yang
unik. Manusia memiliki ciri-ciri khas seperti kecerdasan tinggi, kemampuan berpikir
abstrak, bahasa kompleks, dan kemampuan untuk menciptakan dan menggunakan
alat. Selain itu, manusia juga memiliki kesadaran diri, kemampuan berempati, dan
kapasitas untuk mengembangkan nilai-nilai, norma, dan budaya.

Secara singkat, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kemampuan berpikir
rasional, kesadaran diri, dan interaksi sosial. Manusia juga memiliki potensi untuk
mengembangkan budaya, moralitas, dan memiliki kebebasan untuk membuat pilihan
dan memberikan makna pada kehidupan mereka.

2. Pandangan beberapa tokoh tentang Humanisme

Pandangan tokoh-tokoh tentang berbagai aliran humanisme dapat bervariasi dan


kompleks. Di bawah ini, saya akan memberikan gambaran umum tentang pandangan
yang mungkin dimiliki oleh beberapa tokoh dalam konteks aliran-aliran humanisme :

2.1 Humanisme Materialisme (Modernisme)


Humanisme materialisme dalam konteks modernisme cenderung menekankan pada
penekanan pada dunia empiris dan ilmu pengetahuan. Para pemikir materialis ini
cenderung memandang manusia sebagai produk dari materi dan proses alam, dan mereka
menekankan pentingnya metode ilmiah dan penelitian empiris dalam memahami dunia.
Beberapa tokoh yang terkait dengan pandangan ini adalah Karl Marx, yang melihat
manusia dalam konteks ekonomi dan material, dan Sigmund Freud, yang menganalisis
aspek-aspek psikologis manusia dari sudut pandang materialistik.

2.2 Humanisme Postmodernisme


Humanisme postmodernisme menantang keyakinan-keyakinan modernisme tentang
kebenaran absolut dan objektivitas. Pandangan ini berpendapat bahwa realitas dan makna
bersifat relatif, terbentuk oleh interpretasi budaya dan sosial. Tokoh-tokoh seperti Michel
Foucault dan Jean-François Lyotard berkontribusi pada pandangan ini, menekankan peran
kuasa, pengetahuan, dan narasi dalam membentuk pemahaman manusia tentang dunia.

2.3 Humanisme Post Postmodernisme (Humanisme Quantum)


Humanisme post postmodernisme atau humanisme quantum menggabungkan pemikiran
humanistik dengan konsep-konsep ilmiah modern, terutama dari fisika kuantum.
Pandangan ini mengeksplorasi gagasan bahwa realitas tidaklah tetap dan terpisah, tetapi
saling terhubung dan berhubungan dengan cara yang kompleks. Para pemikir dalam aliran
ini berpendapat bahwa manusia juga memiliki potensi untuk mengenali hubungan yang
lebih dalam antara diri mereka sendiri, masyarakat, dan alam semesta. Pandangan ini
masih dalam perkembangan dan mungkin termasuk pemikir seperti Fritjof Capra, yang
mengaitkan filsafat timur dan konsep fisika kuantum dengan pemahaman baru tentang
manusia dan alam.

Harap diingat bahwa pandangan tokoh-tokoh ini bisa lebih kompleks dan nuansa daripada
yang dapat dijelaskan dalam gambaran singkat ini, dan interpretasi mereka dapat
bervariasi.

3. Perkenbangan dan Sejarah Antropologi

3.1 Apa itu Antropologi


Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dalam segala aspeknya,
baik dari sudut pandang biologis, sosial, budaya, maupun historis. Tujuannya adalah untuk
memahami keragaman manusia, budaya, dan masyarakat melalui studi mendalam tentang
perilaku, kepercayaan, nilai-nilai, dan interaksi manusia dalam berbagai konteks.
Antropologi melibatkan metodologi yang beragam, termasuk penelitian lapangan,
observasi partisipatif, wawancara, dan analisis data kualitatif.

3.2 Antropologi Masa pra Sejarah


Antropologi masa pra sejarah adalah cabang antropologi yang mempelajari kehidupan
manusia sebelum adanya catatan sejarah tertulis. Para peneliti dalam bidang ini
menggunakan bukti arkeologis, seperti artefak, fosil manusia, dan situs purbakala, untuk
memahami bagaimana manusia prasejarah hidup, berinteraksi, dan beradaptasi dengan
lingkungan mereka.
Fokus utama dari antropologi masa pra sejarah adalah memahami kehidupan manusia
purba, termasuk perilaku, budaya, teknologi, dan interaksi mereka dengan lingkungan
alam. Antropologi masa pra sejarah memberikan wawasan penting tentang asal-usul
manusia, perubahan sosial, dan evolusi budaya. Para peneliti menggunakan metode ilmiah
dan bukti-bukti arkeologi untuk merangkai cerita tentang bagaimana manusia
mengembangkan peradabannya seiring berjalannya waktu.

3.3 Sejarah Antropologi


Sejarah antropologi dimulai pada abad ke-19 dengan eksplorasi dan penelitian para
ilmuwan tentang masyarakat dan budaya di seluruh dunia. Beberapa titik penting dalam
sejarah antropologi meliputi:
a) Antropologi Fisik/Biologis
Pada awalnya, fokus utama antropologi adalah pada antropologi fisik (dikenal juga
sebagai antropologi biologis), yang mempelajari evolusi fisik manusia, keragaman
manusia dalam hal sifat-sifat biologis, dan hubungan antara budaya dan biologi.
b) Antropologi Budaya/Sosial
Kemudian, perhatian beralih ke antropologi budaya dan sosial. Tokoh-tokoh seperti Franz
Boas mendorong pendekatan holistik untuk memahami budaya dan masyarakat. Mereka
menekankan pentingnya penelitian lapangan langsung untuk memahami konteks budaya
dan kehidupan sehari-hari manusia.
c) Antropologi Terapan
Dalam perkembangannya, antropologi juga diterapkan dalam berbagai konteks praktis,
seperti pengembangan proyek pembangunan, analisis kebijakan publik, dan kerja sama
lintas budaya.

d) Globalisasi dan Multidisiplin


Seiring dengan globalisasi, antropologi semakin mengakui perlunya memahami hubungan
antara budaya dan dinamika global. Bidang ini juga semakin berkolaborasi dengan disiplin
lain, seperti ilmu politik, ekonomi, dan lingkungan.
e) Antropologi Digital
Dalam era teknologi modern, antropologi juga merambah ke ranah digital,
mempertimbangkan bagaimana teknologi dan digitalisasi mempengaruhi budaya,
identitas, dan interaksi manusia.
Sejarah antropologi adalah cermin dari perkembangan ilmiah dan perubahan pandangan
tentang manusia dan budayanya dari masa ke masa.

4. Pandangan agama-agama tentang manusia

4.1 Pandangan Kristen (Katolik dan Protestan)


Pandangan Kristen, baik dalam aliran Katolik maupun Protestan, mengajarkan bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan menurut gambar dan rupa-Nya. Manusia memiliki
martabat inheren dan nilai yang diberikan oleh kehadiran ilahi. Dalam pandangan ini,
manusia memiliki potensi untuk berhubungan dengan Tuhan dan untuk melakukan
perbuatan baik. Namun, pandangan ini juga mengakui warisan dosa dari manusia pertama,
yang menyebabkan manusia cenderung berdosa. Dalam Kekristenan, keselamatan
dipandang sebagai upaya untuk memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan melalui
Yesus Kristus dan iman kepada-Nya.

4.2 Pandangan Buddha dan Konghucu


Pandangan Buddha mengajarkan tentang konsep "Anatta" atau "Anatman," yang berarti
ketiadaan diri atau jiwa yang tetap. Dalam pandangan ini, manusia tidak memiliki entitas
jiwa permanen, dan identitas manusia terbentuk oleh kombinasi faktor-faktor sementara
seperti fisik, mental, dan emosional. Tujuan kehidupan dalam ajaran Buddha adalah
mencapai pencerahan (Nirwana) dengan mengatasi penderitaan melalui Pencerahan dan
pemahaman tentang realitas sejati.
Pandangan Konghucu, yang berakar dari filsafat Kong Fuzi (Confucius), menekankan
pentingnya etika dan tata tertib sosial. Manusia dianggap sebagai bagian dari hubungan
sosial yang kompleks, dan penting untuk memelihara tata tertib dan nilai-nilai keluarga,
masyarakat, dan pemerintahan yang baik. Dalam pandangan Konghucu, penerapan budi
pekerti yang baik adalah kunci untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat.

4.3 Pandangan Hindu (Sistem Kasta)


Pandangan Hindu tentang manusia memiliki beragam dimensi, terutama dalam konteks
sistem kasta yang ada di India. Dalam pandangan Hindu, manusia dilihat sebagai bagian
dari siklus reinkarnasi (samsara) yang berjalan selama berbagai kehidupan. Setiap manusia
memiliki karma (tindakan) yang akan mempengaruhi kehidupan masa depannya. Sistem
kasta, meskipun telah kontroversial, mencerminkan pandangan tentang peran dan
tanggung jawab berbeda-beda dalam masyarakat, dengan tujuan mencapai moksha,
kebebasan dari siklus reinkarnasi.

Penting untuk dicatat bahwa pandangan agama-agama ini dapat bervariasi dan memiliki
interpretasi yang berbeda dalam berbagai aliran dan komunitas. Selain itu, pandangan
agama sering kali dipengaruhi oleh konteks budaya dan sejarah di mana agama tersebut
berkembang.

5. Pandangan Islam tentang Manusia

5.1 Asal dan Tujuan Manusia dalam Islam


Dalam Islam, pandangan tentang asal dan tujuan manusia didasarkan pada ajaran Al-
Quran dan Hadis. Manusia menurut Islam diciptakan oleh Allah (Tuhan) dari tanah (tanah
liat) dan diberikan nafas kehidupan (ruh) oleh-Nya. Manusia diciptakan sebagai makhluk
unggul di antara ciptaan-Nya dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola
alam semesta.

Tujuan utama manusia dalam pandangan Islam adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibnu
Abbas, seorang sahabat Nabi Muhammad, menjelaskan bahwa tujuan utama manusia
adalah untuk mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya. Kehidupan dunia dianggap
sebagai ujian untuk menguji iman, ketekunan, dan ketaatan manusia kepada Allah. Akhirat
(kehidupan setelah kematian) merupakan fokus akhir dalam pandangan Islam, di mana
manusia akan diadili berdasarkan perbuatan mereka di dunia.

5.2 Manusia sebagai Hamba dan sebagai Khalifah


Dalam Islam, manusia memiliki dua peran utama: sebagai hamba (abdi) dan sebagai
khalifah (wakil) Allah di bumi.
1. Manusia sebagai Hamba -> Manusia dianggap sebagai hamba Allah yang harus tunduk
dan taat kepada-Nya. Kehidupan manusia diarahkan untuk beribadah kepada Allah,
mematuhi perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Konsep ini menekankan
ketergantungan manusia pada Allah dan tanggung jawab untuk menjalankan kehendak-
Nya.

2. Manusia sebagai Khalifah -> Manusia juga dianggap sebagai khalifah atau wakil Allah
di bumi. Ini mengacu pada peran manusia sebagai pengelola dan penjaga alam semesta.
Manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola sumber daya alam dengan bijak,
menjaga lingkungan, dan membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Konsep ini
menekankan pentingnya etika, tanggung jawab sosial, dan perhatian terhadap keadilan
dalam hubungan antarmanusia dan dengan alam.

Dalam Islam, peran ganda ini mengajarkan keseimbangan antara hubungan vertikal
dengan Allah dan hubungan horizontal dengan sesama manusia dan alam. Pandangan ini
mendorong manusia untuk menjalani kehidupan yang bermakna, bertanggung jawab, dan
diarahkan kepada tujuan akhir, yaitu memperoleh keridhaan Allah dan mendapatkan
keselamatan di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai