Jurnal LK 2 Hmi - Supriadi
Jurnal LK 2 Hmi - Supriadi
Disusun Oleh:
Supriadi
Supriadi
Cabang Makassar
Adhibanrel@gmail.com
Abstract : This research entitled Humanity and Science in social change contains a study of
aspects of humanity and science because humanity and science are often synonymous as a
medium of civilization in social change. The method used in this research is qualitative. The
data obtained comes from a literature study study which is analyzed in a philosophical
hemeneutic manner. The results achieved in this research are that social change is something
that we cannot avoid. Modernization is a must. because science will continue to develop, in
addition to the times experiencing changes and challenges at every time and place. If humans
do not involve themselves in science, then what happens is only a setback for humanity, or more
specifically for Muslims. This is because, in Cak Nur's view, science is the implementation of
the teachings of God Almighty. Therefore, science is an encouragement of human nature which
is also the command of al-Haq. Which means, science in its development is an emanation of
faith.
Keywords : Humanity, Modernization, Science, Social change
Abstrak : Penelitian ini berjudul Kemanusiaan dan Ilmu pengetahuaan dalam
perubahan sosial berisi kajian aspek kemanusiaan dan ilmu pengetahuan karena
kemanusiaan dan ilmu pengetahuan kerap identik sebagai media peradaban dalam
perubahan sosial. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
yang diperoleh berasal dari kajian studi pustaka yng dianalisis secara hemeneutik
filosofis. Hasil yang dicapai dalam penilitian ini adalah bahwa perubahan sosial
merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Modernisasi merupakan suatu
keharusan. sebab ilmu pengetahuan akan terus perkembang, disamping zaman
mengalami perubahan dan tantangan di setiap waktu dan tempat. Jika manusia
tidak melibatkan dirinya dalam ilmu pengetahuan, maka yang terjadi hanya lah
kemunduran bagi umat manusia, atau lebih khususnya umat muslim. Sebab, dalam
pandangan Cak Nur, ilmu pengetahuan merupakan pelaksanaan perintah ajaran
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan merupakan dorongan
fitrah manusia yang sekaligus amar dari al-Haq. Yang berarti, ilmu pengetahuan
secara perkembangannya merupakan pancaran dari keimanan.
II. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk
penelitian kepustakaan (Library Research), yang bersifat deskriptif melalui
analisis logis dengan mengumpulkan literatur mengenai kemanusiaan dan
ilmu pengetahuan dalam perubahan sosial. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Dalam penelitian ini data sekunder adalah data yang
sifatnya mendukung dan bersumber dari dokumen-dokumen serta hasil
pengamatan yang ditemukan peneliti secara tidak langsung dari media lain
seperti catatan- catatan, buku, majalah, internet dan dokumen tertulis yang
berkaitan dengan penelitian ini yang dapat menjadi penunjang kelengkapan
data penelitian agar penelitian ini dapat berjalan akurat dan sesuai dengan
fakta yang ada.
Kemanusiaan dan ilmu pengtahuan Supriadi (Cabang Makassar)
Dalam perubahan sosial
Dalam naskah NDP bab tujuh Cak Nur menuturkan: “Dari seluruh
rangkaian yang telah dikemukakan, dapatlah disimpulkan dengan pasti
bahwa inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah iman dan kerja
kemanusiaan atau amal”. Namun Cak Nur memberi pengertian yang
Kemanusiaan dan ilmu pengtahuan Supriadi (Cabang Makassar)
Dalam perubahan sosial
mendalam, bahwa iman dan amal tanpa adanya ilmu pengetahuan maka,
tidak lah berarti apa-apa, karena manusia akan bergerak maju sesuai
dengan kebutuhan zamannya. Karena baginya, sikap kemanusiaan itu
ada pada amal saleh, atas kecintaanya kepada kebenaran, kesucian dan
kabaikan.
Sikap amal saleh yang menandakan kemanusian yang didorong oleh
keimanan. Namun, Cak Nur memberi isyarat secara implisit tentang amal
perbuatan, yang memiliki syarat tertentu dalam naskah NDP, ia
mengatakan : “Sikap pri kemanusiaan menghasilkan amal saleh, artinya
amal yang bersesuai dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-
baiknya manusia ialah yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimana
hal itu harus dilakukan?.”
Pernyataan Cak Nur di atas pada bagian akhir memberi tanda (?),
bagaimana kah beramal saleh itu. Artinya sikap amal saleh memiliki
syarat tertentu, yang bukan sekedar perbuatan. Sebab dalam lingkup
wilayah yang luas, manusia maju bergerak dalam membangun peradaban
masyarakat, yang tentu membawa nilai yang dianggap benar.
Dalam gerak masyarakat, menurut Cak Nur, memiliki arah tujuan
yang lebih baik untuk kedepannya, yang dilingkupi oleh gerak sejarah.
Dan dalam gerak sejarah menuju kedepan, memiliki nilai yang relative,
sebab manusia dari suatu tempat dan waktu tertentu memiliki batasan
dan perubahan. Oleh karena itu, kata Cak Nur, hanya tujuan akhir yang
tidak berubah, yaitu kebenaran mutlak (Tuhan). Gerak sejarah dalam
pandangan Cak Nur, berkaitan dengan ketentuan-ketentuan dan hukum-
hukum Tuhan. Sehingga manusia harus mampu mengetahui hukum-
hukum tersebut di dalam gerak sejarahanya. Nah, bagaimana gerak
sejarah serta hukum-hukum tersebut dicapai? Ini lah yang akan kita kaji
kedepannya.
Gerak sejarah yang berkaitan dengan hukum-hukum Tuhan sebagai
jalan kebenaran untuk menuju kepada sang mutlak, hukum tersebut yang
di dalamnya manusia hidup, yakni alam semesta. Cak Nur menuturkan,
dalam naskah NDP bab tujuh: “Dia (manusia) menghendaki perubahan
terus menerus sejalan dengan arah menuju kebenaran mutlak. Dia
senantiasa mencari kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya.
Kebenaran-kebenaran itu menyatakan dirinya dan ditemukan di dalam
alam dari sejarah umat manusia”
Orientasi ke arah yang lebih baik menuju kebenaran mutlak ialah
manusia dengan bimbingan pengetahuan akliah (rasional) mampu
memahimi hukum-hukum alam dalam gerak sejarah, seperti yang
dinyatakan di atas. Sebab hanya dengan pengetahuan lah gerak sejarah itu
diketahui yang berkaitan dengan hukum-hukum Ilahi.
Respon tersebut terhadap ilmu pengetahuan dan daya rasio manusia
yang mampu memahami hukum-hukum alam yang disebutnya
(sunnahtullah), ketika kritik Cak Nur terhadap umat Islam dan HMI
Kemanusiaan dan ilmu pengtahuan Supriadi (Cabang Makassar)
Dalam perubahan sosial
keimanan, dan itu yang dikatakan Cak Nur di atas sebagai pelaksanaan
perintah Tuhan.
Orang yang beriman, berarti ia mempergunakan daya akalnya untuk
memahami ilmu pengetahuan. Dan orang yang beriman lah, yang paling
dekat dengan ilmu pengetahuan. Sebab ia menyadari bahwa kebutuhan
perkembangan manusia dalam perjalanan hidupnya, akan menghadapi
tantangan zaman, dan itu hanya bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, orang yang modern, dalam pengertian Cak Nur,
berarti orang yang dekat dengan ilmu pengetahuan, dan orang tersebut
lah yang paling melaksananakan perintah Tuhan. Atau dalam perkataan
Cak Nur “Perintah Tuhan yang imperative dan mendasar”.
Karena menurutnya, modernisasi dalam pengertian di atas. Berpikir
dan bekerja menurut “fitrah” atau sunnatullah (hukum ilahi) yang haq
(sebab, alam adalah haq). Jelasnya, dengan tegas bahwa ilmu pengetahuan
merupakan pancaran dan spirit dari keimanan dalam pengertian Cak
Nur. Manusia yang tidak bergelut dengan ilmu, atau bahkan menolaknya,
sama saja menolak perintah al-Haq.
Ketika itu terjadi, manusia telah menandatangani kemunduran dan
sikap berlebihan dan berkekurangan dalam kehidupannya. Dan tentu,
terlibat dalam menjawab tantangan zaman, mereka hanya melakukan
sikap diam dan tak acuh. Sikap tersebut dipertahankan atas dasar warisan
yang telah diyakini tanpa pembuktian ilmu pengetahuan.
Mungkin, sikap itu telah terjadi di tengah-tengah kita. Dan mungkin
secara tidak sadar kita adalah bagian darinya. Pergeseran tradisi
intelektual dikalangan kita, mungkin menjadi fakta yang telah, apa yang
dibicarkan Cak Nur, pada tahun 60-an dan itu terjadi di zaman kita.
Kita tak lagi terlibat dalam mengkaji secara serius tentang pemikiran-
pemikiran Cak Nur, atau membuka lebar ruang tardisi intelektual yang
telah ia mulai pada 60-an hingga akhir hayatnya. Sehingga kemunduran
berpikir dikalangan HMI dapat dimungkinkan terjadi, fakta itu
membuktikannya, untuk tidak mengatakan keseluruhan.
Konsekuensi manusia yang tidak terlibat dalam ilmu pengetahuan atau
setidaknya memiliki kecakapan yang mempuni, akan bersikap reaksioner
terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Namun, sayangnya, sikap
reaksioner tersebut tidak dibarengi ilmu pengetahuan tentangnya,
sehingga yang ada hanya sikap emosional dan berkomentar tanpa
objektivikasi, apa lagi jika soal keimanan.
Cak Nur memberi ulasan yang cukup menarik mengenai hal tersebut,
ia mengatakan: “Masalah yang cukup pelik ialah jika seseorang
mempunyai iman namun tidak berilmu secukupnya. Maka ada
kemungkinan dia akan melaksanakan suatu itikad baik secara kurang
tepat, atau, jarang terjadi, melaksanakan begitu rupa sehingga hasilnya
justru hal yang tidak dikehendaki dan berlawanan dengan itikad baiknya
sendiri”.
IV. KESIMPULAN
Era modern telah membawa dampak perubahan nilai terhadap
masyarakat, salah satu bentuk perubahan nilai lemahnya sikap saling
menghormati antar kelompok masyarakat dan umat beragama. Perubahan
sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Perubahan-perubahan
tersebut mengikuti perkembangan sosial yang ada. Dengan menggunakan
akal dan pikirannya manusia mengadakan perubahanperubahan dengan
menciptakan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhannya yang sangat
kompleks dengan maksud untuk memperbaiki taraf hidupnya. Hal ini dapat
dilihat perilaku masyarakat sekarang yang disebut sebagai generasi milenial
jauh berbeda dengan masyarakat pada generasi tahun 1960 atau 1970-an;
perkembangan teknologi dan informasi jauh berbeda bila dibandingkan
dengan perkembangan sosial pada era tahun 1960 sampai tahun 1970-an.
Kemanusiaan dan ilmu pengtahuan Supriadi (Cabang Makassar)
Dalam perubahan sosial
V. DAFTAR PUSTAKA
Achruh,Andi. (2018). Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Landasan Sosial
Budaya. Volume VII, Nomor 1, halaman 23.
Hardiman, F. . (2004). Filsafat Modern: Dari Machiavelli Sampai Nietzsche.
Jakarta: gramedia pustaka utama.
Gazalba, Sidi, Islam dan Perubahan Sosial Budaya: Kajian Islam tentang
Perubahan Masyarakat, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983
Hamdani (2019), Aksiologi Ilmu Pengetahuan Dan Keislaman (Interkoneksi
Nilai-Nilai Keislaman) Al-Ibrah, Vol. 4 No. 2, 1.
Mouly George J. 1991. Perkembangan ilmu, Ilmu dalam Perspektif: Sebuah
Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu, Jujun S. Suriasumantri.
Jakarata: Gramedia.
Mudhofir Ali. (2001). Pengenalan Filsafat Dalam Filsafat Ilmu Sebagai dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Liberty.
Nurcholish Madjid, Isalam Kemodernan Dan Keindonesiaan, (Bandung,
Penerbit Mizan, 2013), h. 247.
Nurcholish Madjid, Islam Dokrin Peradaban, (Jakarta, Penerbit Gramedia
Pustaka Utama, 2019), h. 187.
Rosnawati, Ahmad Syukri, Bandarussyamsi, Ahmad Fadhil Rizki.(2021).
Aksiologi Ilmu Pengatahuan dan Manfaatnya bagi Manusia. Jurnal
Filsafat Indonesia, Vol 4 No 2.
Surajiyo. (2007). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indoensia: Suatu
Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri Jujun S. (2010). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Shah A. B. 1986. Metodologi Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kemanusiaan dan ilmu pengtahuan Supriadi (Cabang Makassar)
Dalam perubahan sosial
CURRICULUM VITAE
Nama : Supriadi
Alamat : Tanasambayang
Tempat, Tgl Lahir : Sauleya, 8 September
2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Status : Pelajar/Mahasiswa
Email : adhibanrel@gmail.com
No. HP : 085704061893
Pendidikan :
Pengalaman Organisasi :
Karang Taruna Desa
Menjabat sebagai ketua periode 2017-2018
Bangku Pelosok
Sebagai Relawan Penuh Kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2021
HIMAAN (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara)
Menjabat Sebagai Ketua Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)
Periode 2021-2022
BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa)
Sebagai Anggota Bidang Humas Periode 2022-2023
POSPERA (Posko Perjuangan Rakyat
Sebagai Anggota Bidang Pemberdayaan Periode 2021-2023
PB HIPERMATA (Pengurus Besar Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar)
Sebagai Anggota Bidang PA
Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI) Koordinator Komisariat Perintis
Cabang Makassar
Menjabat Sebagai Anggota Bidang PAO (Pembinaan Anggota Organisasi)
Kemanusiaan dan ilmu pengtahuan Supriadi (Cabang Makassar)
Dalam perubahan sosial