Kelompok 3 - Laporan Kelompok - Garuda - Batch 296
Kelompok 3 - Laporan Kelompok - Garuda - Batch 296
KELOMPOK 3
PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Jakarta, 13 Desember 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................................. 2
D. Dasar Hukum.................................................................................................................................2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN...................................................................................................... 3
A. Gambaran Umum Tempat Kerja.................................................................................................... 3
B. Temuan.......................................................................................................................................... 5
BAB III ANALISA.............................................................................................................................. 9
A. Analisa Temuan Positif.................................................................................................................. 9
B. Analisa Temuan Negatif...............................................................................................................13
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan dan tenaga kerja dimanapun tidak menghendaki
terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja maupun pencemaran lingkungan. Suatu potensi resiko
berupa kecelakaan, kebakaran pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat muncul
karena kesalahan dalam penggunaan peralatan, kurangnya informasi terhadap area kerja, dan
kemampuan serta keterampilan dari tenaga kerja yang kurang kompeten.
Upaya untuk penegakan K3 baik secara kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah
satu cara untuk menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar
selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai
melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktivitas pada perusahaan tersebut
dapat mencapai level tertinggi.
Ruang lingkup lingkungan kerja, kesehatan kerja dan bahan kimia berbahaya ada di semua
tempat kerja yang meliputi tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan
dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Dalam Kepmenaker No Kep-187/men/1999 bahan kimia
berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia
atau fisika dan atau toksiologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Maksud dan pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) ini adalah untuk mendapatkan
gambaran sejauh mana PT PPIS tersebut melaksanakan dan menaati peraturan
perundang-undangan K3 terkait dengan kesehatan kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya, selain itu juga sebagai syarat dalam pembinaan Calon Ahli K3 Umum Sertifikasi
Kemnaker RI. Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini adalah sebagai berikut :
● Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
● Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
● Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional
1
Peserta calon Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan saran
atau rekomendasi terkait pelaksanaan K3 di Perusahaan PT Putra Pacitan Indonesia Sejahtera.
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
2
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS) yang beralamat di Jl. Dewi Sartika, No. 20
A, Sidoharjo, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia merupakan mitra produksi PT H.M Sampoerna untuk
rokok linting manual. Hasil produksi Dji Sam Soe 12, Sampoerna Hijau dan kini memproduksi Dji
Sam Soe Super Premium 12. Lebih dikenal dengan istilah “pabrik rokok pacitan” atau “sampoerna
pacitan” oleh masyarakat awam. PT PPIS berdiri pada bulan Januari 2006 dan memiliki lahan
seluas 14.465 m2 yaitu meliputi Bangunan 7.505 m2, RTH 1.960 m2, Paving 5.000 m2. PT PPIS
memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 1.535, untuk perempuan sebanyak 1492 dan laki - laki
sebanyak 43 orang karyawan. Adapun visi perusahaan yang dimiliki ialah “Menjadi perusahaan
terpandang di Indonesia yang mengutamakan Kesehatan, keselamatan, keamanan dan
produktivitas yang tinggi” dan juga misi yaitu “Menyediakan tempat kerja sehat, aman dan nyaman
untuk menghasilkan produk yang bermutu, hasil inovasi dari orang - orang yang handal produktif,
melalui proses yang efektif dan efisien”.
- Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT. PPIS adalah sebagai berikut :
1. Dji Sam Soe 12
2. Sampoerna Hijau
3. Dji Sam Soe Super Premium 12
- Sarana/Fasilitas K3 Perusahaan
PT. PPIS memiliki sejumlah fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja yang mempunyai uji riksa
serta memenuhi perizinan yang dipersyaratkan sesuai dengan peraturan atau undang-undang
yang berlaku, diantaranya:
1. Instalasi penyalur petir
2. Instalasi listrik
3. Generator (genset)
4. Pesawat angkat dan angkut (forklift)
5. Klinik Pratama
6. SIPA (Izin Pengambilan Air Tanah)
7. TPS LB3
8. IPAL domestik
9. Pembuangan sampah domestik
10. Alat ukur
- Struktur Organisasi
1. Serikat Pekerja
● Ketua : Dwi Muniat (Opr. QC)
● Wakil Ketua : Nurcahyati (Mandor Kelompok)
● Sekretaris 1 : Sukma Ratry Pratiwi S (Juru Tulis)
● Sekretaris 2 : Aries Candra Kartika (Push Cutter)
● Bendahara : Deni Astuti (Mandor Kelompok)
2. Struktur Organisasi P2K3
● Ketua : (Tidak Diketahui)
● Sekretaris : Dori Mepika (AK3 Umum)
● Koor. Kesehatan : Rina Kurniasari (AK3 Umum-Spv.Personalia)
● Koor. Keselamatan : Suratno (Spv. Kamtib)
4
● Koor. Lingkungan : Rina Rahmawati (AK3 Umum- Spv. Produksi)
3. Struktur Organisasi Emergency Response Team (ERT)
● Ketua Team : (Direktur)
● Koor. Lapangan : Diar Luqman (Manager Produksi)
● Koor. Kesehatan : Rina Kurniasari (Spv. Personalia)
● Koor. Evakuasi : Tri Muji Arianto (Spv. Logistik)
● Koor. Damkar : Robby Adhitama (Spv. Produksi)
● Koor. TransLog : PD. Lestari (Spv. Keuangan)
● Koor. Keamanan : Suratno (Spv. Kamtib)
4. Struktur 5R
● Ketua : Agus Margono (Mgr. Personalia & Umum)
● Fasilitator : Manager P&Q HM Sampoerna Tbk.
● Koordinator Area :
Produksi : Sabar (Spv. Produksi)
Maintenance : Dori Mepika (Spv. EHS,5R & Umum)
● Warehouse : Tri Muji Ariyanto (Spv. QC & Logistik)
● Office : Suratno (Spv. Kamtib)
5. Petugas Lisensi K3 Kemnaker RI & BNSP
Keahlian :
● Ahli K3 Umum :
Dori Mepika (Kemnaker RI)
Rina Kurniasari (Kemnaker RI)
Rina Rahmawati (Kemnaker RI)
● Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran :
Robby Adhitama (Kemnaker RI)
● Internal Auditor SMK3 :
Rina Kurniasari (Kemnaker RI)
● Dokter Pemeriksa :
dr. Sunu Pamadyo Tanjung I (Kemnaker RI)
● Ahli Lingkungan Kerja :
Dori Mepika (BNSP)
B. Temuan
1. Temuan Positif
5
2. Penggunaan forklift bertenaga baterai
6
K3 Mekanik Pesawat Tenaga dan Produksi
7
2. Temuan Negatif
8
BAB III
ANALISA
10
pasal 174 yaitu
Pemeriksaan dan
pengujian yang dimaksud
meliputi : pertama,
berkala, khusus; dan
ulang.
6. Diletakannya Dapat mencegah Sebaiknya Permenaker No.8 Tahun
tanda pegawai lain untuk setiap 2020 Pasal 99 ayat 4
penghalang berlalu lalang tempat berlalu tentang persilangan
pada saat secara bebas, lalang para lintasan rel dan jalan
forklift sedang sehingga pekerja diberi harus dilengkapi alat
dioperasikan mengurangi risiko tanda pengaman, dan alat
tertabrak penghalang penghalang.
pada saat
sedang
mengoperasika
n forklift
7. Kedua operator Dapat Memperpanjang Undang-Undang No. 1
forklift yang meminimalisir SIO operator Tahun 1970 tentang
ada telah risiko kecelakaan setiap 5 tahun Keselamatan Kerja dan
mendapatkan kerja dari sekali, diajukan Permenaker No. 8 Tahun
SIO sesuai operator yang paling lambat 30 2020 tentang
Kemnaker RI telah hari sebelum Keselamatan dan
terlisensi/tersertifi masa berlaku Kesehatan Kerja Pesawat
kasi berakhir Angkat dan Pesawat
Angkut bahwasanya
operator harus memiliki
lisensi
8. Penggunaan Dapat Dilakukan Undang-Undang Dasar RI
genset sebagai dipastikannya inspeksi secara nomor 30 tahun 2009
penggerak kelangsungan berkala pasal 1 ayat 9 tentang
mula pengganti dari kebutuhan Ketentuan Umum
listrik PLN daya listrik pada Ketenagalistrikan.
apabila terjadi saat-saat kritis Permenaker No. 38
pemadaman seperti Tahun 2016 Tentang K3
listrik pemadaman Pesawat Tenaga dan
listrik Produksi Pasal 29 Ayat 1
9. Dilakukannya Dapat Dilakukan UU no.30 tahun 2009
uji riksa pada mengetahui inspeksi secara pasal 16 ayat 1 tentang
genset setiap 1 kelayakan berkala usaha jasa penunjang
tahun sekali penggunaan tenaga listrik.
oleh disnaker peralatan yang UU No. 1 Tahun 1970
setempat digunakan, tentang Keselamatan
sehingga Kerja Pasal 2 ayat 1
mengurangi
potensi
kecelakaan kerja
10. Genset yang Dapat Memastikan UU no.30 tahun 2009
digunakan memastikan genset yang pasal 44 ayat 4 tentang
telah memiliki bahwasannya digunakan Sertifikat Laik Operasi
Sertifikat Laik peralatan yang memliki (SLO) bagi setiap
Operasi (SLO) hendak Sertifikat Laik instalasi listrik yang
digunakan Operasi beroperasi.
berfungsi sesuai
dengan
persyaratan yang
11
ditentukan dan
dinyatakan siap
untuk
dioperasikan
11. Terdapatnya Dapat Memperpanjang UU No. 1 Tahun 1970
operator meminimalisir SIO operator tentang Keselamatan
penggerak risiko kecelakaan setiap 5 tahun Kerja
mula yang kerja dari sekali, diajukan UU No. 13 Tahun 2003
telah operator yang paling lambat 30 tentang Ketenagakerjaan
tersertifikasi telah hari sebelum Permenaker No. 38
oleh Kemnaker terlisensi/tersertifi masa berlaku Tahun 2016
RI kasi berakhir
12
B. Analisa Temuan Negatif
3 Bahaya 1 1 1 1 ● Pemasangan ● UU No 1
Kebakaran sprinkler Tahun 1970
otomatis tentang
● Sosialisasi
penanggulang Keselamatan
Ruang Kerja pasal 2
produksi an kebakaran
ayat 1
● Kemenaker No
186/men/1999
pasal 2 ayat 2,3
13
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)
Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang terjadinya 10
hampir pasti 1 kali dalam 10 kali kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)
Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi namun 3
terjadi kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali dalam 1000
kali kesempatan)
Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu kebetulan 1
(peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah 0.5
kemungkinannya bertahun-tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam 100.000
kali kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin 0.2
terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali kesempatan)
PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E
KATEGORI PENJELASAN NILAI
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C
KATEGORI PENJELASAN NILAI
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
14
• dibawah 10 : Risiko rendah
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
LAMPIRAN
17