Anda di halaman 1dari 2

1. a. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

28/122/KEP/DIR tanggal 5 Januari 1996


menyebutkan bahwa cek atau bilyet giro kosong adalah cek atau bilyet giro yang ditolak
dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh tertarik karena dananya
tidak cukup.
Disebut bilyet Giro kosong adalah ketika hendak melakukan pemindahbukuan tersebut,
isi bilyet giro tidak mencukupi atau rekening sudah tutup, sehingga proses
pemindahbukuan tidak bisa dilakukan. Sanksi bagi penerbit bilyet giro kosong
bisa dikenakan sanksi perdata, bisa juga sanksi pidana.

b. Beberapa contoh 5 surat berharga lainnya, yaitu,


1. Wesel
Wesel adalah surat berharga yang memuat kata wesel di dalamnya. Di dalamnya
diberikan tanggal dan ditandatangani di suatu tempat.
Dengan wesel ini, penerbit memberikan perintah tanpa syarat kepada yang ditunjuk
terkait pada hari bayar-membayar sejumlah uang kepada orang (penerima) yang
ditunjuk penerbit atau penggantinya di suatu tempat tertentu.
2. Surat kesanggupan
Surat kesanggupan adalah surat berharga yang memuat kata aksep atau promes.
Dengan surat sanggup, penerbit menyanggupi untuk membayar sejumlah uang
kepada orang yang disebut atau penggantinya atau pembawa surat tersebut pada
hari pembayaran.
3. Cek
Cek adalah surat berharga yang di dalamnya terdapat kata cek/cheque.
Artinya, penerbit cek memerintahkan kepada bank tertentu untuk membayar
sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek, penggantinya, atau
pembawanya pada saat ditunjukkan.
4. Kuitansi dan promes atas tunjuk
Kuitansi dan promes atas tunjuk adalah suatu surat yang diberikan tanggal
ditandatangani penerbitnya terhadap orang lain untuk suatu pembayaran sejumlah
uang yang ditentukan di dalamnya kepada penunjuk (atas tunjuk) pada waktu
diperlihatkan.
5. Bilyet Giro
Pengertian surat berharga jenis bilyet giro adalah salah satu jenis surat perintah
nasabah yang sebelumnya sudah diberikan standarisasi bentuk kepada bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang
bersangkutan ke rekening pihak yang namanya sudah tertulis di dalam bilyet giro
tersebut pada bank yang sama atau bank yang berbeda.
2. a. Pasal 62 UU Perlindungan Konsumen mengenakan sanksi bagi Pelaku Usaha yang
tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa, yaitu pidana penjara maksimal 5 tahun atau
denda maksimal Rp2 Milyar. Berdasarkan Pasal 90 UU Pangan, disebutkan bahwa setiap
orang dilarang mengedarkan Pangan Tercemar.

b. Contoh lain dari pelanggaran terhadap hak konsumen adalah anak-anak yang sakit
setelah mengkonsumsi makanan ringan karena terlalu banyak menggunakan bahan
pengawet dan pewarna, pemotongan uang kembalian saat berbelanja di minimarket
dengan alasan akan disumbangkan, namun tidak pernah ada laporan keuangannya
kepada pembeli terjadi malpraktik dalam proses pengobatan di instansi Kesehatan,
penggunaan formalin pada ikan asin atau bakso yang dapat merugikan Kesehatan,
pengurangan berat bersih timbangan pada makanan kemasan, tidak dilayani dengan
baik saat berobat ke instansi Kesehatan, menggunakan daging babi atau tikus pada
bahan dasar bakso padahal di spanduk jelas-jelas dituliskan “bakso sapi asli murni,
benar-benar terbuat dari daging sapi.”
Sebagai konsumen kita memang perlu hati-hati saat berbelanja. Sebab pada
kenyataannya masih ada produsen atau pelaku bisnis yang tidak mempedulikan hak-hak
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai