Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diva Triana Lumban Batu

NIM : 202274054

MK : Perencanaan Perumahan dan Permukiman

Literature Review Membangun Rumah Swadaya yang Bertumpu Komunitas

I. PENDAHULUAN

Rumah sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap individu, karena rumah merupakan bagian dari
suatu permukiman yang utuh dan tidak semata-mata merupakan tempat bernaung untuk melindungi diri
dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal,
tempat beristirahat setelah menjalani perjuangan hidup sehari-hari.

Swadaya adalah pembangunan masyarakat atau pembangunan lokal di mana masyarakat


mengambil inisiatif dan tanggung jawab atas pembangunan serta pemenuhan kebutuhan mereka sendiri.
Konsep swadaya menekankan pentingnya kemandirian dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembangunan, yang seringkali memerlukan kolaborasi antarwarga, organisasi non-pemerintah, sektor
swasta, dan pemerintah. Swadaya mempromosikan gagasan bahwa masyarakat memiliki kapasitas untuk
memecahkan masalah dan mencapai tujuan mereka sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia di lingkungan mereka.

Di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang terdapat keluarga Sanariah


yang tinggal di rumah yang tidak layak pakai. Keluarga Sanariah memiliki 4 anak yang dimana anak
pertama sebagai penopang keluarga dalam ekonomi, yang bekerja serabutan sebagai kuli panggul di
pasar. Pada kasus ini untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan mencukupi kebutuhan primer sangat
sulit di karenakan adanya hambatan pada perekonomian di keluarga Sanariah.

Tujuan pembangunan swadaya adalah untuk memperkuat kemandirian dan partisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan, dengan fokus pada pemberdayaan dan penggunaan sumber daya lokal.
Manfaat pembangunan swadaya mencakup sejumlah hal positif yang berdampak baik bagi masyarakat,
lingkungan, dan proses pembangunan secara keseluruhan.
II. PEMBAHASAN

Sanariah merupakan seorang janda miskin yang mempunyai anak 4, tinggal di Kelurahan
Bangkala, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. Keluarga Sanariah hidup di rumah yang tak layak
pakai. Kondisinya nyaris roboh, bahkan bangunan yang ditinggalinya itu lebih mirip kandang. Reyot dan
tak berbentuk. Kehidupan keluarga Sanariah ditopang pendapatan anak pertama yang bekerja serabutan
sebagai kuli panggul di pasar. Rumah di mana mereka tinggal terpisah dari perkampungan masyarakat.
Lokasinya di sebuah ladang yang akses jalannya tak layak, sepotong jalan kecil yang becek di musim
hujan dan tak bisa dilalui kendaraan. Rumah keluarga Sanariah pun tak ada listriknya termasuk tak ada
sarana air bersih dan sanitasinya.

Di awal tahun 2018, seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Bangkala mendatangi Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kecamatan Maiwa meminta UPZ
BAZNAS Maiwa membantu perbaikan rumah keluarga Sanariah. Koordinator UPZ BAZNAS Kecamatan
Maiwa, Hamdan Nasir mengatakan, mendapat permintaan itu, pihaknya mengunjungi rumah Sanariah.
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan, biaya perbaikan rumah Sanariah di atas plafon bantuan
BAZNAS Kabupaten Enrekang. Berdasarkan ketentuan BAZNAS Enrekang, plafon setiap bantuan bedah
rumah yang diberikan maksimal 10 juta rupiah. Ketika hal itu disampaikan kepada Masyarakat
Kabupaten Enrekang, mereka menyatakan menyanggupi untuk menambah kekurangan biayanya. Hamdan
lalu berkoordinasi dan melaporkan hal itu kepada BAZNAS Kabupaten Enrekang untuk mendapatkan
petunjuk pelaksanaan bantuan perbaikan rumah keluarga Sanariah

Empati masyarakat kepada keluarga Sanariah dibuktikan dengan banyaknya sumbangan yang diberikan.
masyarakat suka rela menyumbang tenaga, batu bata, semen, pasir dan kebutuhan lainnya. Tenaga tukang
juga dari masyarakat dan tanpa bayaran. Semua dikerjakan secara gotong royong, bahkan makan tukang
pun ditanggung masyarakat tanpa melibatkan keluarga Sanariah, penerima bantuan. Menurut Hamdan,
sesuai petunjuk dari BAZNAS Kabupaten, penerima bantuan harus betul-betul dibebaskan dari biaya dan
beban apapun. Artinya, jangan sampai penerima bantuan malah dibebani berbagai kebutuhan. Mereka
harus benar-benar bebas dari tanggungan apapun.
III. PENUTUP

Swadaya adalah pembangunan masyarakat atau pembangunan lokal di mana masyarakat


mengambil inisiatif dan tanggung jawab atas pembangunan serta pemenuhan kebutuhan mereka sendiri.
Konsep swadaya menekankan pentingnya kemandirian dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembangunan, yang seringkali memerlukan kolaborasi antarwarga, organisasi non-pemerintah, sektor
swasta, dan pemerintah. Swadaya mempromosikan gagasan bahwa masyarakat memiliki kapasitas untuk
memecahkan masalah dan mencapai tujuan mereka sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia di lingkungan mereka.

Tujuan pembangunan swadaya adalah untuk memperkuat kemandirian dan partisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan, dengan fokus pada pemberdayaan dan penggunaan sumber daya lokal.
Manfaat pembangunan swadaya mencakup sejumlah hal positif yang berdampak baik bagi masyarakat,
lingkungan, dan proses pembangunan secara keseluruhan.

Meskipun pembangunan swadaya memiliki banyak keuntungan dan potensi positif namum
memiliki kekurangan juga yaitu, Kualitas dan Standar yang Kurang karena pembangunan swadaya sering
dilakukan dengan sumber daya terbatas, ada risiko bahwa kualitas infrastruktur atau layanan yang
dibangun mungkin tidak memenuhi standar yang diharapkan. Hal ini dapat mengakibatkan masalah
keselamatan, kesehatan, atau ketahanan jangka panjang. Tergantung pada Dukungan Eksternal meskipun
tujuannya adalah untuk meningkatkan kemandirian, pembangunan swadaya sering kali masih bergantung
pada bantuan dan dukungan dari pihak eksternal seperti pemerintah, organisasi non-pemerintah, atau
lembaga donor. Ketergantungan ini dapat mengurangi kontrol masyarakat atas proses pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai