Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

PDGK4106 PENDIDIKAN IPS DI SD

TITIK WAHYUNI
NIM 858069543
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UPBJJ PONTIANAK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillah,
Alhamdulillah, rasa syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang telah memberikan
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas 2 mata kuliah Pendidikan IPS di SD
yang diampu oleh Bapak Drs. Suparman, M.Pd. dapat terselesaikan pada waktunnya.
Adapun proses penyusunan tugas ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Adanya motivasi, bantuan berupa referensi, serta bimbingan berbagai pihak pada akhirnya
laporan tugas 2 mata kuliah Pendidikan IPS di SD pun dapat diselesaikan oleh penulis dengan
cukup baik. Terlepas dari itu, tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis.

Terima Kasih
PEMBAHASAN

SOAL
1. Jelaskan yang dimaksud globalisasi dan tujuan pengajarannya!

2. Jelaskan hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS!

3. Jelaskan sasaran pendekatan kognitif yang berorentasi proses penelitian!

4. Bagaimana kaitan antara emosi, nilai dan sikap serta perilaku sosial dengan tuntutan untuk
menjadi siswa aktor sosial!

5. Jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial!

JAWABAN

Jawaban Soal Nomor 1


Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Bagi seorang pelajar,
globalisasi memudahkannya untuk mencari informasi atau ilmu pengetahuan dengan cepat.
Globalisasi juga memungkinkan pelajar untuk menguasai bahasa asing, menumbuhkan
kreativitas, serta meningkatkan kemampuan belajar.
Jika berbicara tentang pengajaran, berarti masuk dalam ranah pendidikan. Maka kita
sebut dengan globalisasi pendidikan. Globalisasi pendidikan merupakan sebuah proses yang
mengandung arti bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan menembus batas
negara melalui jaringan kerjasama, pembukaan cabang lembaga pendidikan oleh sebuah negara
di negara-negara lain karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Selain itu, globalisasi dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterima serta dapat
memeprsiapkan diri untuk menghadapi kehidupan di masa depan dengan persiapan diri dalam
segala aspek keterampilan dan kemampuan yang mumpuni.
Dari tujuan pengajaran globalisasi kita bisa mengambil manfaat dan pelajaran dalam
memecahkan masalah yang sama. Kita sadar tidak hanya masalah pembauran yang dihadapi oleh
beberapa negara, masih banyak masalah dan isu yang lebih besar, seperti urbanisasi, kepadatan
penduduk, pencemaran lingkungan, perdagangan bebas, dan lain-lain. Hal ini bertujuan
membentuk warga negara yang memiliki kepedulian terhadap masalah dan isu global.

Jawaban Soal Nomor 2


Hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS adalah pendidikan IPS
berkaitan dengan peraturan-peraturan tingkah laku dalam masyarakat yang ditetapkan oleh
pemerintah. Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah hukum yang
berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah hukum adalah suatu keadaan yang
memperlihatkan ketidakselarasan antara kepentingan satu individu/kelompok dengan
individu/kelompok lain, yang ditandai adanya pelanggaran terhadap tatanan hukum yang
berlaku. Di sinilah pentingnya kesadaran hukum dimiliki oleh setiap individu atau anggota
masyarakat sehingga suasana tertib, aman dan damai dapat terwujud.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian aspek-aspek hukum melalui pendidikan IPS
akan berkontribusi besar terhadap upaya penanaman pemahaman peserta didik di dalam
permasalahan hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum. Demikian pentingnya mengintegrasikan
atau menghubungkan antara kajian aspek-aspek hukum dengan pendidikan sosial, antara lain
dapat dilihat dari tujuan atau fungsi dihubungkannya kedua bidang tersebut.
Dalam pendidikan dan pengajaran IPS, masyarakat sebagai suatu sistem dapat dijadikan
sebagai suatu paket kegiatan pembelajaran. Pengajaran IPS, di antaranya bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik terhadap lingkungannya, bagaimana siswa berinteraksi dengan
lingkungannya, membentuk warga negara yang baik. Berkaitan dengan pengenalan siswa
terhadap lingkungan maka kegiatan IPS dapat dimulai dari lingkungan yang terdekat sampai
yang terjauh.
Jawaban Soal Nomor 3
Pendekatan Kognitif yang berorentasi proses penelitian adalah pendekatan yang berfokus
pada bagaimana individu merespons dan memecahkan masalah dalam situasi tertentu.
Pendekatan ini berfokus pada bagaimana informasi diterima, dikodekan, diinterpretasi, disimpan,
dikonteksualisasikan, dan digunakan untuk berpikir dan bertindak. Sasaran dari pendekatan ini
adalah untuk memahami bagaimana orang memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Sasaran penelitian kognitif adalah untuk mengungkap proses berpikir yang terlibat
dalam pembelajaran dan memahami bagaimana proses-proses ini dapat mempengaruhi
pembelajaran. Peneliti kognitif akan menggunakan berbagai teknik untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan menjelaskan proses berpikir yang terlibat dalam pembelajaran. Berikut
prosedur baku pendekatan tersebut kognitif yang berorientasi proses penelitian.

masalah hipotesis data kesimpulan

Pendekatan ini didorong oleh ide bahwa proses berpikir manusia dapat didekati dengan
menggunakan model matematika dan komputasi yang lebih sederhana. Pendekatan ini juga
menekankan pentingnya menggunakan kompleksitas untuk meningkatkan kualitas proses
berpikir dan pemecahan masalah. Meskipun pendekatan ini awalnya berfokus pada masalah-
masalah yang memiliki solusi yang dapat ditemukan secara matematis, seiring berjalannya
waktu, pendekatan ini juga telah menggunakan kompleksitas untuk menjelajahi bagaimana orang
berpikir dan memecahkan masalah. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk memahami
bagaimana kompleksitas dapat mempengaruhi proses berpikir dan pemecahan masalah.

Jawaban Soal Nomor 4


Pengertian
Emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan
mental yang hebat atau meluap-luap. Nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam
keseluruhan sistem kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau
tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak sesuatu dicapai. Nilai juga merupakan ukuran
untuk menetapkan baik dan buruk. Nilai dapat dibangun dalam satu tatanan atau sistem yang bisa
merupakan sistem nilai perseorangan atau kelompok. Sikap adalah suatu kondisi kesiapan mental
dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan arah atau pengarah yang
dinamis terhadap respons atau tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya.
Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial dapat dikembangkan dalam suasana
pembelajaran formal dan informal. Kaitannya antara emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial
merupakan dimensi sosial dan personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS untuk
membentuk karakter siswa menjadi aktor sosial. Sebagai aktor sosial, seseorang perlu memiliki
kematangan dimensi intelektual. Hal ini dapat disebut dengang pembentukan karakter siswa
merupakan cara paling baik untuk memastikan para siswa memiliki kepribadian dan karakter
yang baik dalam hidupnya. Pembentukan karakter siswa dalam suatu sistem pendidikan adalah
keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang
dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap, dan saling berhubungan antara pengetahuan
nilai-nilai perilaku tersebut dengan sikap maupun emosi yang kuat untuk melaksanakannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter siswa untuk menjadi
aktor sosial adalah proses yang terkait dengan nilai-nilai perilaku, dan berhubungan dengan sikap
atau emosi yang kuat untuk membentuk suatu karakter unik, menarik, dan berbeda dengan orang
lain.

Jawaban Soal Nomor 5


Model Inkuiri Sosial yang termasuk dalam Model Yurisprudensial, melalui tahap-tahap
berikut ini:
A. Tahap Orientasi
Dalam tahap ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan dengan
GBPP) yang akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa
sosial di kelas, sekolah atau masyarakat sekitar sekolah.
B. Tahap Hipotesis
Tahap hipotesis dilakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi
perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan pemecahan masalah.
Hipotesis yang baik, diperlukan beberapa kriteria yaitu; (1) Valid atau mempunyai kejelasan
untuk melakukan pengujian (menguji apa yang seharusnya diuji), (2) Kompatibilitas, yaitu
kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa atau guru yang pernah diperoleh, dan (3)
Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.
C. Tahap Definisi
Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan secara konseptual secara definitif tentang
latihan-latihan yang terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian dan
pemahaman yang selaras pada setiap siswa.
D. Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika konklusif dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah reliabel antara
hipotesis dengan dasar logika, maka tahap selanjutnya yaitu tahap justifikasi dengan fakta-fakta.
E. Tahap Pembuktian
Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai. Misalnya,
melalui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul, kemudian diadakan analisis
data untuk disimpulkan dan ditentukan hipotesis diterima atau ditolak.
F. Tahap Generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah dapat
disusun afirmasi terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang dihasilkan hendaknya
disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Dalam metode inkuiri sosial, guru tidak hanya menjadi pembimbing, tetapi juga guru
sebagai sumber informasi data yang diperlukan dalam membuat hipotesis. Selain itu, pada
metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan
kreatifitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri. Maka dari itu, dengan
metode inkuiri sosial siswa akan menemukan pengetahuan baru yang lebih tinggi tarafnya
sekalipun siswa mungkin tidak dapat merumuskannya secara lengkap. Banyak pengetahuan
dipelajarinya dengan memperoleh bimbingan yang lengkap, bahkan dengan memberitahukan
aturan-aturan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Hendracipta, dkk. (2017). Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui


Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.

Hernawan, A. H. 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Hidayati. (2004). Bahan Ajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
Jogjakarta : UNY.

Rizqi, Y. F. (2020). Implementasi Nilai Karakter Pada Pembelajaran IPS Untuk


Mengantisipasi Isu Global Di Sekolah Menengah Pertama. Historika, 23(1), 41-
58.

Sardjiyo, dkk. (2008). Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suhada, Idad. (2010). Pendidikan IPS di SD/MI. Bandung: Solo Press.

Wahyuti, S. M. (2015). Pengembangan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pemahaman


Multikultural Dalam Bimbingan Konseling, 2, 26–34. Jurnal.

Ketapang, 16 Mei 2023

Titik Wahyuni

Anda mungkin juga menyukai