Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : DIBYA PUTRI LARASATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856 835 011

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4012/Manajemen Berbasis Sekolah

Kode/Nama UT Daerah : 20/UPBJJ BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
1). Pendekatan goal-attainment dalam merumuskan tujuan sekolah menekankan pada
pencapaian tujuan yang jelas dan terukur sebagai fokus utama. Berikut adalah empat aspek
yang perlu dipertimbangkan oleh Kepala Sekolah dalam merumuskan tujuan sekolah
berdasarkan perspektif pendekatan goal-attainment:

1. Keterukuran (Measurability): Tujuan yang dirumuskan haruslah dapat diukur


secara konkret. Kepala Sekolah perlu memastikan bahwa setiap tujuan memiliki
indikator yang jelas untuk mengukur kemajuannya. Misalnya, jika tujuan sekolah
adalah meningkatkan tingkat kelulusan siswa, maka indikator yang dapat diukur
adalah persentase siswa yang lulus dalam setiap tahun pelajaran.

2. Relevansi (Relevance): Tujuan yang ditetapkan haruslah relevan dengan kebutuhan


dan visi-misi sekolah. Kepala Sekolah perlu memastikan bahwa setiap tujuan
mendukung pencapaian visi-misi sekolah dan sesuai dengan kebutuhan siswa, guru,
dan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Misalnya, jika visi-misi sekolah
menekankan pada pemberdayaan siswa secara holistik, maka tujuan yang dirumuskan
harus mencakup aspek-aspek pengembangan pribadi, akademik, dan sosial siswa.
3. Kesesuaian (Attainability): Tujuan yang ditetapkan haruslah dapat dicapai dengan
sumber daya yang tersedia. Kepala Sekolah perlu mempertimbangkan ketersediaan
dana, tenaga pengajar, sarana dan prasarana, serta dukungan dari pihak terkait lainnya
dalam menetapkan tujuan yang realistis. Tujuan yang terlalu ambisius atau tidak
realistis dapat mengakibatkan frustrasi dan kegagalan dalam pencapaian.

4. Keterkaitan (Alignment): Tujuan yang dirumuskan perlu saling terkait dan


mendukung satu sama lain serta mengarah pada pencapaian tujuan akhir sekolah.
Kepala Sekolah perlu memastikan bahwa setiap tujuan tidak bertentangan satu sama
lain dan secara keseluruhan mengarah pada pencapaian visi-misi sekolah. Misalnya,
jika salah satu tujuan adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, maka tujuan
lainnya seperti peningkatan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler juga
harus mendukung upaya tersebut.

Dengan memperhatikan keempat aspek tersebut, Kepala Sekolah dapat merumuskan tujuan
sekolah yang terukur, relevan, dapat dicapai, dan saling terkait, sehingga mampu
mengarahkan upaya sekolah menuju pencapaian yang optimal.

2). Dari wacana yang disebutkan, berikut adalah lima aspek dari tujuh aspek sekolah efektif
yang relevan:
1. Kepemimpinan yang Efektif: Memiliki kepala sekolah yang mampu memimpin
dengan jelas dan efektif, termasuk dalam merumuskan visi dan misi sekolah.

2. Manajemen yang Efektif: Mencakup penjadwalan yang teratur untuk proses belajar
mengajar dan juga memastikan ketertiban dan keamanan di lingkungan sekolah.
3. Keterlibatan Orangtua dan Masyarakat: Membangun hubungan yang baik antara
sekolah, orangtua, dan masyarakat untuk mendukung proses pembelajaran.
4. Pengelolaan Sumber Daya yang Efektif: Memastikan penggunaan sumber daya secara
efisien untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan pengembangan sekolah.

5. Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran: Menyusun jadwal belajar yang teratur dan
merumuskan strategi pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
3). Menurut Mulyasa (2025), tanggungjawab Kepala Sekolah dalam mengelola bidang
kesiswaan meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Merencanakan kegiatan dan program kesiswaan yang sesuai dengan visi, misi, dan
program sekolah.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler, dan
pengembangan kepribadian siswa.

3. Menyusun peraturan dan kebijakan terkait disiplin siswa serta mengawasi


penerapannya.
4. Membina hubungan baik antara sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat dalam
konteks kesiswaan.
5. Memastikan adanya layanan bimbingan dan konseling yang memadai bagi siswa.
6. Mengelola data dan informasi terkait prestasi, kepribadian, dan perkembangan siswa
secara sistematis.
7. Menilai dan memantau kesejahteraan serta kebutuhan siswa secara berkala.
8. Menangani permasalahan dan konflik yang terjadi di antara siswa secara adil dan
bijaksana.
9. Mempromosikan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung
pengembangan keterampilan dan minat mereka.

10. Berperan sebagai fasilitator bagi pengembangan kepemimpinan dan kemampuan


sosial siswa melalui berbagai kegiatan.
Tanggungjawab Kepala Sekolah dalam bidang kesiswaan ini sangat penting untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan holistik siswa.

4). Model revitalisasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan pendekatan yang
digunakan dalam pengelolaan sekolah dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
MBS bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen sekolah serta
memperkuat keterlibatan semua pihak terkait dalam proses pendidikan.

Berikut adalah penjelasan mengenai model revitalisasi MBS dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan, dengan memperhatikan komponen dan aspek yang disebutkan:
No Komponen Aspek Indikator
1 Organisasi Organisasi mengacu pada struktur Indikatornya
dan tata kelola sekolah. Dalam mencakup
MBS, perhatian diberikan pada pembentukan tim
penataan struktur organisasi yang manajemen sekolah
memungkinkan pengambilan yang efektif,
keputusan yang responsif dan pembagian tugas dan
efisien. tanggung jawab
yang jelas, serta
mekanisme
komunikasi yang
terbuka antara
semua stakeholder.
2 Kesiswaan menyoroti segala aspek yang enerapan pendekatan
berkaitan dengan peserta didik di pembelajaran yang
sekolah. Dalam konteks MBS, fokus berpusat pada siswa,
diberikan pada pembangunan pembinaan karakter,
lingkungan belajar yang kondusif serta peningkatan
bagi pertumbuhan dan kualitas
perkembangan peserta didik. pembelajaran dan
prestasi akademik
peserta didik.
3 Partisipasi Masyarakat menekankan pentingnya keterlibatan termasuk tingkat
orang tua/wali murid, komunitas partisipasi dalam
lokal, dan pihak terkait lainnya kegiatan sekolah,
dalam pengelolaan dan dukungan terhadap
pengembangan sekolah. Dalam program-program
MBS, partisipasi masyarakat pendidikan, dan
diwujudkan melalui berbagai keterlibatan aktif
kegiatan, seperti rapat orang tua, dalam pengambilan
pembentukan komite sekolah, serta keputusan terkait
kerja sama dengan lembaga dan dengan sekolah.
organisasi di lingkungan sekitar
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai