Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEUANGAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan Akuntansi Keuangan

Dosen Pengampu :

Hari Stiawan M.Ak,. S.E.

Ditulis Oleh:

LUSI RAHMAWATI (211011200570)

NURUL FADHLY (211011200743)

RIBKA KHALIFAH (211011200912)

YAS’AA ATHALIA (211011201003)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2024
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Kas dan

Analisnya” dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah pelaporan akuntansi

keuangan. Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Hari Stiawan M.Ak,. S.E. selaku dosen

pengampu mata kuliah Pelaporan Akuntansi Keuangan dan juga terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami akan sangat

menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi, dan

semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita semua.

Tangerang Selatan, April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................... 3

BAB II ....................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 4

2.1 Pengertian dan Jenis – jenis Laporan Keuangan..................................................................... 4

2.2 Laporan Keuangan Pembuka BPJS Ketenagakerjaan ........................................................... 5

2.3 Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program JHT ...... 6

2.4 Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program Jkk ....... 8

2.5 Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program JKM..... 9

2.6 Hal Khusus Terkait Laporan ................................................................................................... 11

ii
BAB 1
LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan

barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungandengan tenaga kerja pada waktu sebelum,

selama, dan sesudah masakerja.Golongan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan, baik didalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan

jasaatau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pekerja dalam melakukan hubungan

kerja sering diabaikan terkait perlindungannya, sehingga perlindungan terhadap tenaga kerja

dimaksudkan untuk melindungi hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan

kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan

kesejahteraan pekerja/buruh.

Perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin berlangsungnya sistem

hubungan kerja secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat terhadap

pihak yang lemah. Pekerja dalam waktu tertentu atau borongan seperti buruh bangunan, baik

itu membangun rumah atau toko/warung dibeberapa daerah tidak diberikan perlindungan atas

pekerjaan mereka. Pekerjaan mereka kurang diperhatikan walaupun memiliki resiko yang

besar sehingga terabaikan dalam hal perlindungannya. Program jaminan sosial dibentuk untuk

mengurangi resiko dan menanggulanginya. Peran negara dalam mewujudkan upaya

pembangunan nasional adalah dengan menjamin dan mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja.

Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum

yang layak, oleh sebab itu dibuatlah program untuk menjamin perlindungan seluruh rakyat

1
Indonesia dalam program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang dimaksud dengan

SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan

penyelenggara jaminan sosial. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu

tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada

masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara Indonesia seperti halnya

berbagai negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan

finded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada

masyarakat pekerja di sektor formal.

Negara membentuk suatu program jaminan sosial yaitu, program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (Jamsostek) yang bergerak secara khusus mengatur jaminan sosial bagi tenaga

kerja swasta meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan Hari tua, dan

jaminan pemeliharaan kesehatan. Berdasarkan penjelasan Pasal 5 ayat (4) Undang-Undang

Nomor 40 Tahun2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, pembentukan BPJS

dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan dinamika perkembangan jaminan sosial dengan

tetap memberi kesempatan kepada BPJS yang telah adaatau baru,dalam mengembangkan

cakupan kepesertaan dan program jaminan sosial,artinya Jamsostek telah diperbaharui dengan

adanya BPJS. Dengan demikian upaya pemenuhan jaminan sosial yang adil dan merata untuk

seluruh rakyat Indonesia dapat terus dilaksanakan sejalan dengan program pembangunan

nasional Indonesia yang sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja dilakukan oleh Badan

Penyelenggara. Badan yang dimaksud adalah Badan Usaha Milik Negara(BUMN) yang

dibentuk dengan Peraturan Perundang Undangan6 . Bahwa telah diundangkannya Undang –

Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, maka

terbentuklah BPJS yang berlaku mulai Januari 2014 dan menjanjikan kesejahteraan kesehatan

2
bagi masyarakat Indonesia. BPJS merupakan lembaga baru yang dibentuk untuk

menyelenggarakan programjaminan sosial di Indonesia yang bersifat nirlaba.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan mengapa laporan keuangan harus disusun menjadi 4 jenis


2. Jelaskan laporan keuangan pembuka BPJS Ketenagakerjaan
3. Jelaskan laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program
JHT
4. Jelaskan laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program
JKK
5. Jelaskan laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosisal Ketenagakerjaan – Program
JKM
6. Jelaskan beberapa hal yang khusus terkait laporan tersebut

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui mengapa laporan keuangan harus disusun menjadi 4 jenis


2. Untuk mengetahui laporan keuangan pembuka BPJS Ketenagakerjaan
3. Untuk mengetahui laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
– Program JHT
4. Untuk mengetahui laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
– Program JKK
5. Untuk mengetahui laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosisal Ketenagakerjaan
– Program JKM
6. Untuk mengetahui beberapa hal yang khusus terkait laporan tersebut

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Jenis – jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi pada suatu periode waktu tertentu
yang merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dengan
tujuan dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Dalam akuntansi,
terdapat empat jenis laporan keuangan yang biasa dibuat oleh perusahaan. Laporan laba rugi,
laporan perbuahan ekuitas, laporan arus kas dan neraca. Setiap perusahaan, baik perusahaan
besar, menengah maupun kecil wajib membuat laporan keuangan ini pada setiap periode.
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan
kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Dibagi menjadi 4 jenis untuk
memudahkan dalam pengelompokan, sehingga investor dapat dengan mudah memahami
kondisi keuangan dalam suatu perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Terdapat 4 jenis laporan keuangan yaitu:
1. Laporan Laba Rugi
Jenis laporan laba rugi ini melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil
dan laba (rugi) perusahaan selama suatu periode tertentu. Di dalam laporan ini terdapat
informasi ringkas mengenai jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional suatu
perusahaan serta laba yang didapatkan selama perusahaan tersebut beroperasi.
2. Laporan Perubahan Ekuitas.
Jenis laporan keuangan ini merupakan laporan yang timbul atas transaksi dengan
pemilik yang juga merupakan termasuk jumlah investasi, perhitungan deviden dan
distribusi lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah yang menggambarkan perputaran kas perusahaan, mengenai
jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu
periode tertentu.
4. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Neraca adalah bagian keuangan yang menampilkan informasi bagaimana posisi
keuangan dari perusahaan atau entitas pada suatu periode, biasanya dalam satu tahun.

4
Laporan keuangan harus disusun menjadi 4 jenis (neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan) untuk memberikan informasi yang lengkap dan terperinci
mengenai kondisi keuangan dan kinerja suatu entitas kepada para pemangku kepentingan
seperti investor, kreditur, dan manajemen. Dengan adanya keempat jenis laporan tersebut, para
pemangku kepentingan dapat memahami secara menyeluruh tentang aspek-aspek keuangan
yang relevan.

2.2 Laporan Keuangan Pembuka BPJS Ketenagakerjaan

Laporan keuangan pembuka BPJS Ketenagakerjaan adalah dokumen yang memberikan


gambaran tentang kondisi keuangan awal dari BPJS Ketenagakerjaan pada awal periode
akuntansinya. BPJS Ketenagakerjaan adalah badan yang bertanggung jawab untuk mengelola
program jaminan sosial bagi tenaga kerja di Indonesia, termasuk program Jaminan Hari Tua
(JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), dan Jaminan Pensiun (JP).
Berikut adalah beberapa elemen penting yang biasanya termuat dalam laporan keuangan
pembuka BPJS Ketenagakerjaan:
1. Aset
Ini mencakup semua harta yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan, seperti kas dan
bank, investasi, piutang dari iuran peserta, dan aset lainnya yang dapat dikonversi
menjadi kas.
2. Kewajiban
Merangkum semua utang dan kewajiban BPJS Ketenagakerjaan, termasuk kewajiban
kepada peserta dan penyedia layanan, serta kewajiban lain yang harus dibayar dalam
jangka pendek maupun panjang.

3. Ekuitas
Menunjukkan nilai kekayaan bersih atau ekuitas yang dimiliki oleh BPJS
Ketenagakerjaan setelah dikurangi total kewajiban dari total aset. Ini mencerminkan
akumulasi dana yang disimpan untuk memenuhi kewajiban masa depan kepada peserta.
4. Pendapatan
Termasuk pendapatan yang diperoleh dari iuran peserta, pendapatan investasi, dan
sumber lainnya.
5. Beban
Meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk operasional, seperti biaya administrasi,
klaim yang dibayarkan, dan biaya lain yang terkait dengan penyediaan manfaat kepada
peserta.
6. Laporan Arus Kas

5
Memberikan informasi tentang aliran kas masuk dan keluar selama periode akuntansi,
memberikan gambaran tentang likuiditas dan kegiatan operasional BPJS
Ketenagakerjaan.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Menyediakan detail tambahan, penjelasan, dan informasi yang relevan untuk
membantu memahami posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas.
Laporan ini sangat penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas BPJS
Ketenagakerjaan terhadap publik dan pesertanya. Laporan keuangan yang jelas dan akurat
memungkinkan stakeholder memahami bagaimana dana tersebut dikelola dan diinvestasikan,
serta membantu dalam pengambilan keputusan strategis untuk masa depan. Laporan keuangan
pembuka khususnya berguna untuk menetapkan dasar atau benchmark awal keuangan dari
waktu ke waktu, memberikan insight tentang kesehatan finansial dan efektivitas pengelolaan
dana oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Dari laporan keuangan pembuka BPJS Ketenagakerjaan terdapat beberapa catatan


dibawah ini :
1. Laporan Keuangan Konsolidasian BPJS Ketenagakerjaan dan Entitas Anak serta
Laporan Keuangan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
2. Laporan Keuangan Konsolidasian BPJS Ketenagakerjaan dan Entitas Anak serta
Laporan Keuangan Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang dipublikasikan diambil
dari Laporan Keuangan untuk tahun 2022 yang berakhir tanggal 31 Desember 2022
yang telah diaudit oleh KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Dalam laporannya
tertanggal 30 Maret 2023 dengan opini Wajar Tanpa Modifikasian sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
3. Laporan Keuangan Publikasi di atas disajikan untuk memenuhi Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Peraturan
Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 sebagaimana tela diubah menjadi Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerinta Nomor
99 Tahun 2013 tentang Pengeloaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

2.3 Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan –


Program JHT

Pasal 1 Angka 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun


2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua menjelaskan bahwa Jaminan
Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT program penghimpunan dana yang
ditunjukan sebagai simpanan yang dapat digunakan oleh peserta, terutama jika penghasilan
yang bersangkutan terhenti karena berbagai sebab, seperti meninggal dunia, cacat total
tetap atau telah mencapai usia pensiun. Manfaat jaminan hari tua akan dibayarkan

6
kepada peserta berdasarkan akumulasi dan hasail pengembangannya jika peserta memenuhi
salah satu persyaratan berikut :
1. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia atau cacat total tetap.
2. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya lima tahun
dengan masa tunggu satu bulan.
3. Menjadi warga negara asing dengan pergi keluar negeri dan tidak kembali atau
menjadi Pegawai Negeri Sipil ( PNS )/TNI/POLRI.
4. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari
perusahaan sebelum usia 55 tahun telah memenuhi masa kepesertaan lima
tahun telah melewati masa tunggu 1 ( satu ) bulan terhitung sejak tenaga kerja
bersangkutan berhenti bekerja, selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan
tersebut BPJS Ketenagakerjaan melakukan pembayaran jht Manajemen kas adalah
sistem.

Laporan keuangan pembuka untuk Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,


khususnya pada Program Jaminan Hari Tua (JHT), merupakan dokumen yang
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dari dana tersebut pada awal periode
operasionalnya. Laporan ini penting untuk memberikan gambaran awal tentang aset,
kewajiban, dan ekuitas dana tersebut.

Berikut adalah beberapa elemen utama yang biasanya termuat dalam laporan
keuangan pembuka untuk Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program JHT:
1. Aset
Bagian ini mencakup semua aset yang dimiliki oleh dana, seperti kas dan setara kas,
investasi, piutang, dan aset lancar lainnya. Aset tetap seperti peralatan dan bangunan
juga dapat termasuk.
2. Kewajiban
Ini meliputi semua kewajiban yang harus dipenuhi oleh dana, seperti kewajiban kepada
peserta dalam bentuk manfaat yang belum dibayarkan, pinjaman jangka panjang, dan
kewajiban jangka pendek lainnya.
3. Ekuitas
Merupakan total ekuitas yang diinvestasikan dalam dana, termasuk cadangan dan
surplus yang diakumulasi dari waktu ke waktu.
4. Pendapatan dan Beban
Meskipun bukan bagian dari laporan posisi keuangan (balance sheet), pendapatan dan
beban dana tersebut biasanya juga dilaporkan untuk menunjukkan bagaimana dana
tersebut menghasilkan pendapatan dari investasi dan bagaimana beban diatur, termasuk
biaya administrasi dan klaim yang dibayar.
5. Catatan Kaki
Detail tambahan dan penjelasan mengenai angka-angka yang tercatat, kebijakan
akuntansi yang diterapkan, serta informasi penting lain yang mempengaruhi
pemahaman atas keuangan dana.

Tujuan dari laporan ini adalah untuk menyediakan transparansi kepada


stakeholder, yang meliputi peserta program JHT, pemerintah, dan publik tentang
bagaimana dana tersebut dikelola dari segi keuangan. Laporan ini juga berfungsi

7
sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan oleh manajemen dana
terkait operasional di masa depan.

Pengelolaan dana JHT sendiri bertujuan untuk memberikan jaminan kepada


pekerja ketika mereka mencapai usia pensiun, dengan memberikan manfaat berupa
uang tunai yang dikumpulkan dari iuran selama periode kerja mereka. Akurasi dan
kepatuhan terhadap standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan sangat
krusial untuk menjaga kepercayaan dan keberlanjutan dari program jaminan sosial ini.

2.4 Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan –


Program Jkk

Laporan keuangan pembuka untuk Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, khususnya


untuk Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), adalah dokumen yang memberikan
gambaran mengenai posisi keuangan program pada awal periode akuntansi. Program JKK ini
dirancang untuk memberikan perlindungan kepada pekerja terhadap risiko kecelakaan kerja
yang bisa menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja, atau kematian.
Berikut adalah elemen-elemen utama yang biasanya terdapat dalam laporan keuangan
pembuka untuk Program JKK:
1. Aset
• Kas dan Setara Kas: Jumlah uang yang tersedia dalam bentuk tunai atau dalam
bank yang dapat digunakan untuk operasional sehari-hari.
• Investasi: Investasi yang dilakukan dari dana yang dikumpulkan, yang mungkin
termasuk obligasi, saham, atau instrumen keuangan lainnya.
• Piutang Iuran: Jumlah iuran yang belum diterima dari perusahaan atau
lembaga yang mendaftarkan karyawannya dalam program JKK.
• Aset Lancar Lainnya: Ini bisa mencakup persediaan atau aset lain yang mudah
diuangkan dalam waktu satu tahun.
2. Kewajiban
• Kewajiban Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu dekat,
termasuk klaim yang belum dibayarkan.
• Kewajiban Jangka Panjang: Kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu
tahun ke depan, yang bisa termasuk pinjaman atau kewajiban lain terhadap
pihak ketiga.
3. Ekuitas
• Modal Dana: Jumlah total modal yang disetorkan untuk pendanaan awal
program.
• Cadangan: Cadangan yang disisihkan untuk memenuhi klaim masa depan atau
kerugian investasi.

8
• Surplus/Defisit: Kelebihan atau kekurangan pendapatan atas beban selama
periode sebelumnya.
4. Pendapatan
• Pendapatan Iuran: Pendapatan utama program, yang berasal dari iuran yang
dibayarkan oleh perusahaan untuk setiap karyawannya.
• Pendapatan Investasi: Hasil dari pengelolaan dana investasi.
5. Beban
• Beban Klaim: Beban utama yang terkait langsung dengan klaim kecelakaan
kerja yang diajukan dan disetujui.
• Beban Administrasi: Biaya operasional dan administrasi untuk menjalankan
program, termasuk gaji staf, sewa kantor, dan biaya lainnya.
6. Laporan Arus Kas
• Arus Kas dari Operasional: Kas yang dihasilkan atau digunakan dalam
operasi sehari-hari.
• Arus Kas dari Investasi: Kas yang dihasilkan atau digunakan dalam aktivitas
investasi.
• Arus Kas dari Pendanaan: Kas yang dihasilkan atau digunakan dalam
aktivitas pendanaan.

7. Catatan atas Laporan Keuangan


• Memberikan penjelasan lebih rinci mengenai aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, dan beban. Ini termasuk metodologi akuntansi yang digunakan,
kebijakan akuntansi signifikan, dan informasi penting lainnya yang
mempengaruhi pemahaman atas keuangan program.
Laporan keuangan pembuka ini penting untuk menetapkan dasar transparansi keuangan dan
membantu dalam pengawasan serta evaluasi efektivitas dan efisiensi program JKK dalam
melindungi hak pekerja.

2.5 Laporan keuangan pembuka Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan –


Program JKM
Laporan keuangan pembuka untuk Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Program
Jaminan Kematian (JKM) adalah dokumentasi penting yang menggambarkan kondisi awal
keuangan dari program tersebut pada permulaan periode operasionalnya. Program Jaminan
Kematian dirancang untuk memberikan manfaat kepada ahli waris pekerja yang meninggal,
baik karena sebab alamiah atau kecelakaan, di luar lingkungan kerja.

9
Elemen-elemen utama dalam laporan keuangan pembuka untuk Program JKM biasanya
mencakup:
1. Aset
• Kas dan Setara Kas: Menunjukkan jumlah uang yang tersedia yang dapat
segera digunakan untuk keperluan program.
• Investasi: Aset keuangan yang dikelola untuk menghasilkan pendapatan
tambahan dan mendukung kelangsungan program.
• Piutang Iuran: Uang yang harus diterima dari perusahaan atau pekerja yang
terdaftar dalam program.
• Aset Lancar Lainnya: Termasuk aset yang mudah diuangkan dalam waktu
dekat.
2. Kewajiban
• Kewajiban Jangka Pendek: Termasuk utang yang harus segera dibayar, seperti
klaim yang sudah disetujui namun belum dibayar.
• Kewajiban Jangka Panjang: Kewajiban yang berjangka lebih lama, seperti
pinjaman atau kewajiban lainnya kepada pihak ketiga.
3. Ekuitas
• Modal Dana: Jumlah dana yang diinvestasikan untuk memulai dan menjaga
program.
• Cadangan: Sisihan dari pendapatan untuk menghadapi kebutuhan masa depan
atau kerugian yang tak terduga.
• Surplus atau Defisit: Selisih total pendapatan dan total biaya selama periode
tertentu.
4. Pendapatan
• Pendapatan dari Iuran: Ini merupakan sumber pendapatan utama, berasal dari
iuran yang dibayarkan oleh pekerja atau perusahaan.
• Pendapatan Investasi: Hasil dari investasi yang dilakukan dengan
menggunakan dana yang tersedia.
5. Beban
• Beban Klaim: Termasuk pembayaran manfaat kepada ahli waris pekerja yang
meninggal.
• Beban Administrasi dan Operasional: Biaya yang terkait dengan pengelolaan
program, termasuk gaji, sewa, dan biaya operasional lainnya.
6. Laporan Arus Kas
• Arus Kas Operasional: Detail mengenai kas yang masuk dan keluar dari
aktivitas operasional harian.

10
• Arus Kas Investasi: Pemasukan dan pengeluaran dari aktivitas investasi.
• Arus Kas Pendanaan: Kas yang diperoleh atau dibayarkan untuk kegiatan
pendanaan.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
• Menyediakan informasi lebih lanjut mengenai aset, kewajiban, pendapatan, dan
beban, serta menjelaskan kebijakan akuntansi dan estimasi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan pembuka ini sangat penting sebagai alat untuk transparansi,
pengawasan, dan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan strategis dan pengelolaan dana di
masa yang akan datang. Melalui laporan ini, pemangku kepentingan dapat mengukur kesehatan
finansial dari program, memastikan bahwa dana tersebut dikelola dengan baik dan bertanggung
jawab dalam melindungi hak-hak pekerja.

2.6 Hal Khusus Terkait Laporan

BPJS Ketenagakerjaan mengelola beberapa program utama, yaitu Jaminan Hari Tua
(JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM). Masing-masing
program ini memiliki karakteristik khusus yang tercermin dalam laporan keuangannya. Berikut
adalah penjelasan tentang aspek-aspek khusus dari laporan keuangan untuk tiap program
tersebut:
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
Tujuan: Memberikan jaminan finansial kepada pekerja setelah pensiun atau ketika tidak lagi
bekerja.
Pendapatan: Utamanya berasal dari iuran yang dipotong dari gaji pekerja dan kontribusi dari
perusahaan.
Aset: Selain kas dan investasi, termasuk tagihan iuran yang belum dibayar oleh perusahaan.
Beban: Terutama melibatkan pembayaran manfaat kepada peserta yang telah memenuhi syarat
pensiun atau berhenti bekerja.
Ekuitas: Termasuk akumulasi dana yang diinvestasikan dan hasilnya yang siap digunakan
untuk membayar manfaat di masa depan.
2. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Tujuan: Menyediakan perlindungan bagi pekerja terhadap risiko cedera atau penyakit akibat
kecelakaan kerja.
Pendapatan: Berasal dari iuran khusus yang ditujukan untuk program JKK.
Aset: Investasi dan piutang iuran dari perusahaan.
Beban: Termasuk pembayaran klaim medis, santunan sementara tidak mampu bekerja, dan
biaya rehabilitasi.

11
Kewajiban: Menggambarkan klaim yang telah diterima tapi belum dibayar dan estimasi klaim
masa depan.
3. Jaminan Kematian (JKM)
Tujuan: Memberikan manfaat kepada ahli waris pekerja yang meninggal, baik karena alasan
alami maupun kecelakaan.
Pendapatan: Sumber utama adalah iuran yang dibayar oleh pekerja dan perusahaan.
Aset: Termasuk piutang iuran dan hasil dari investasi dana.
Beban: Utama adalah pembayaran manfaat kematian kepada ahli waris.
Ekuitas: Menunjukkan dana yang tersedia untuk manfaat masa depan dan kondisi keuangan
secara keseluruhan.

Aspek Khusus dalam Laporan Keuangan Program-program ini:


Pengelolaan Risiko: Laporan keuangan harus mencerminkan bagaimana setiap program
mengelola risiko terkait dengan klaim yang harus dibayar. Ini termasuk estimasi liabilitas untuk
klaim masa depan.
Investasi: Detail tentang bagaimana dana dari tiap program diinvestasikan, mengingat
pentingnya menghasilkan pendapatan tambahan untuk mendukung pembayaran manfaat.
Ketentuan Regulasi: Setiap program harus mematuhi regulasi pemerintah, termasuk tingkat
kontribusi minimum dan syarat pembayaran manfaat. Laporan keuangan harus mencerminkan
kepatuhan terhadap regulasi-regulasi tersebut.
Transparansi dan Akuntabilitas: BPJS Ketenagakerjaan bertanggung jawab kepada publik
dan pemangku kepentingan lainnya untuk menunjukkan pengelolaan dana yang efisien dan
efektif. Laporan keuangan harus jelas, akurat, dan memberikan gambaran yang lengkap tentang
keadaan finansial setiap program.

Laporan keuangan untuk tiap program ini harus disajikan secara terpisah untuk memastikan
bahwa setiap dana dan pengeluarannya diawasi dengan ketat dan sesuai dengan tujuan program
masing-masing. Ini membantu dalam meningkatkan kepercayaan publik dan memastikan
keberlanjutan jangka panjang dari setiap program.

12
CONTOH LAPORAN KEUANGAN BPJS DANA JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN

13
BAB III
KESIMPULAN

BPJS Ketenagakerjaan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk tenaga kerja
yang tersebar di Indonesia dan merupakan Badan Hukum Publik yang dikelola oleh negara.
BPJS ketenagakerjaan tidak hanya berkontribusi untuk para tenaga kerja dan pengusaha saja,
namun juga memberikan kontribusi untuk peningkatan ekonomi dan menyejahterakan
masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada prosedur
pemindahan arsip inaktif pada gedung arsip BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa
Timur dapat disimpulkan bahwa prosedur pemindahan arsip inaktif pada gedung arsip BPJS
Ketenagakerjaan beracuan pada PERDIR/19/082018 dan sudah sesuai dengan teori.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/kinerja-badan.html

15

Anda mungkin juga menyukai