Sistem Dehidrasi
Sistem Dehidrasi
OLEH:
GEBY AMELIA SARTIKA
E10023200
D.1
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena Laporan semester ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bahan pakan dan
formulasi ransum Penulisan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi baik untuk penulis sendiri maupun untuk pembaca.
Demikian saya ucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat saya sebutkan semua, Terima kasih atas bantuannya sehingga
saya dapat menyelesaikan Laporan Semester ini. Akhir kata penyusunan
laporan ini semoga bermanfaat saya ucapkan Terima Kasih.
Geby Amelia
sartika
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
DAFTAR TABEL....................................................................................................6
BAB I.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN...................................................................................................7
1.1 Latar belakang................................................................................................7
1.2 Tujuan.............................................................................................................8
1.3 Manfaat.........................................................................................................10
BAB II....................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................12
2.1 Pengenalan bahan pakan..............................................................................12
2.2 Preparasi sampel...........................................................................................13
2.3 Formulasi ransum.........................................................................................13
2.4 Pencampuran ransum...................................................................................14
2.5 Pengenalan alat laboratorium.......................................................................15
BAB III..................................................................................................................20
MATERI DAN METODA.....................................................................................20
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................20
3.2 Materi...........................................................................................................20
3.3 Metoda..........................................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................22
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................22
4.1 Pengenalan bahan pakan..............................................................................22
4.1.1 Bahan pakan sumber protein.................................................................22
4.1.2 Bahan pakan sumber energi...................................................................23
4.1.3 Bahan pakan sumber mineral.................................................................23
4.1.4 Bahan pakan asal Limbah pertanian......................................................24
4.1.5 Hijauan tanaman pakan..........................................................................24
3
4.1.6 Bahan pakan palsuan.............................................................................25
4.3 Preparasi sampel...........................................................................................25
4.3 Formulasi ransum.........................................................................................27
4.4 Pencampuran Ransum..................................................................................29
4.5 Pengenalan alat laboratorium.......................................................................30
BAB V....................................................................................................................36
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................36
5.1 Kesimpulan...................................................................................................36
5.2 Saran.............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
LAMPIRAN...........................................................................................................40
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
serta mengatur proporsi dan kombinasi bahan pakan tersebut agar memenuhi
kebutuhan nutrisi yang diperlukan. Tujuan formulasi ransum adalah untuk
menciptakan pakan yang ekonomis, efisien, dan memberikan hasil yang
optimal dalam pertumbuhan dan produksi hewan ternak.
Pencampuran ransum adalah proses fisik yang dilakukan untuk
menggabungkan dan meratakan bahan-bahan pakan yang berbeda dalam
proporsi yang tepat untuk membentuk campuran pakan yang homogen. Proses
ini biasanya dilakukan menggunakan mesin pencampur pakan yang dirancang
khusus untuk mencampur bahan-bahan pakan dengan baik. Pencampuran
ransum sangat penting dalam formulasi pakan ternak karena memastikan
bahwa setiap bagian dari ransum mengandung nutrisi yang sama. Ini
membantu dalam mencapai konsistensi dalam kualitas pakan yang diberikan
kepada ternak, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan,
produksi, dan kesehatan ternak. Pencampuran yang baik juga membantu
dalam meminimalkan pemborosan bahan pakan dan memastikan efisiensi
nutrisi yang optimal.
Pengenalan alat laboratorium adalah proses mempelajari dan memahami
fungsi, cara kerja, dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam
laboratorium untuk melakukan percobaan, analisis, atau penelitian. Hal ini
meliputi pemahaman tentang berbagai macam alat laboratorium, seperti
mikroskop, spektrofotometer, pH meter, timbangan analitik, pipet, tabung
reaksi, dan lain sebagainya. Pengenalan alat laboratorium penting untuk
memastikan bahwa pengguna dapat menggunakan alat tersebut dengan benar
dan efisien. Hal ini juga membantu dalam menjaga keamanan dan kesehatan
dalam lingkungan laboratorium, serta mengurangi risiko kesalahan atau
kerusakan alat. Dengan memahami alat laboratorium dengan baik, pengguna
dapat melakukan percobaan atau analisis dengan hasil yang akurat dan dapat
diandalkan.
analisis proksimat merupakan alat yang penting dalam manajemen pakan
ternak. Dengan melakukan analisis proksimat secara berkala, peternak dapat
memastikan bahwa ternak mereka mendapatkan nutrisi yang optimal untuk
kesehatan, produktivitas, dan kualitas produk yang maksimal.
8
1.2 Tujuan
9
Tujuan dari praktikum "Preparasi Sampel" dalam konteks Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum adalah untuk memperkenalkan mahasiswa atau peserta
praktikum pada proses persiapan sampel pakan ternak sebelum analisis nutrisi
dilakukan. Proses ini melibatkan langkah-langkah seperti pengambilan
sampel, pengeringan, penggilingan, dan pelarutan sampel dalam pelarut yang
sesuai. Dengan mengikuti praktikum ini, peserta diharapkan dapat memahami
pentingnya preparasi sampel yang benar untuk memastikan hasil analisis
nutrisi yang akurat dan dapat diandalkan. Selain itu, praktikum ini juga dapat
meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar formulasi ransum dan
pengaruh preparasi sampel terhadap hasil akhir formulasi ransum yang efektif
dan efisien.
Tujuan dari praktikum "Formulasi Ransum" dalam konteks Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum adalah untuk memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada mahasiswa atau peserta praktikum dalam merancang
campuran pakan yang tepat untuk hewan ternak. Praktikum ini melibatkan
pemilihan bahan pakan yang sesuai, menghitung kebutuhan nutrisi hewan
ternak, dan merancang campuran pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi
tersebut. Dengan mengikuti praktikum ini, peserta diharapkan dapat mengerti
prinsip-prinsip dasar formulasi ransum, termasuk analisis kebutuhan nutrisi
hewan ternak, evaluasi ketersediaan bahan pakan, pemilihan bahan pakan
yang tepat, perhitungan kebutuhan nutrisi, formulasi campuran pakan, analisis
biaya, uji kelayakan, dan penyesuaian formulasi ransum jika diperlukan.
Praktikum ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang
pentingnya formulasi ransum yang tepat dalam mendukung pertumbuhan,
produksi, dan kesehatan hewan ternak.
Tujuan dari praktikum "Pencampuran Ransum" dalam konteks Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum adalah untuk memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada mahasiswa atau peserta praktikum dalam melakukan
pencampuran bahan-bahan pakan yang berbeda untuk membentuk campuran
pakan yang homogen. Praktikum ini melibatkan penggunaan mesin
pencampur pakan dan teknik pencampuran yang tepat untuk memastikan
campuran pakan yang dihasilkan merata dan mengandung nutrisi yang sama
di setiap bagian.
10
Dengan mengikuti praktikum ini, peserta diharapkan dapat mengerti prinsip-
prinsip dasar pencampuran ransum, termasuk pemilihan bahan pakan yang
sesuai, penggunaan mesin pencampur yang tepat, teknik pencampuran yang
benar, dan evaluasi kualitas campuran pakan yang dihasilkan. Praktikum ini
juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya
pencampuran ransum yang baik dalam mencapai konsistensi dalam kualitas
pakan yang diberikan kepada ternak, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan,
produksi, dan kesehatan hewan ternak.
Tujuan dari praktikum "Pengenalan Alat Laboratorium" dalam konteks
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum adalah untuk memperkenalkan
mahasiswa atau peserta praktikum pada berbagai alat laboratorium yang
digunakan dalam analisis nutrisi pakan ternak. Praktikum ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang fungsi, cara kerja, dan penggunaan alat-alat
laboratorium tersebut. Dengan mengikuti praktikum ini, peserta diharapkan
dapat mengerti berbagai macam alat laboratorium yang digunakan dalam
analisis nutrisi pakan ternak, termasuk mikroskop, spektrofotometer, pH
meter, timbangan analitik, pipet, tabung reaksi, dan lain sebagainya.
Praktikum ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan peserta
dalam menggunakan alat laboratorium dengan benar dan efisien, serta
memahami pentingnya keamanan dan kesehatan dalam lingkungan
laboratorium.
Tujuan praktikum bahan pakan dan formulasi ransum yang berjudul
Analisis proksimat adalah Mengungkap kandungan protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan air dalam bahan pakan, bagaikan menjelajahi harta
karun nutrisi yang tersembunyi. Mengetahui kebutuhan gizi ternak pada
berbagai tahap pertumbuhan dan produksi, ibarat memahami kebutuhan
individu ternak.
1.3 Manfaat
11
Manfaat praktikum bahan pakan dan preparasi sampel adalah preparasi
sampel yang berjudul preparasi sampel adalah untuk memberikan pemahaman
tentang ransum.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
Pakan bersirat merupakan Salah Satu hijauan pakan berserat merupakan salah satu
samber energi (Bain 2021).
14
komposisi dari berbagai jenis pakan yang tersedia dengan kebutuhan ternak
(Marsyah 2014).
Sektor peternakan merupakan salah satu penompang perekonomian
indonesia yang masih perlu diperhitungkan.oleh karena itu,untuk menghasilkan
ternak yang unggul diperlukan kualitas pakan ternak (ransum) yang baik
(Muklash 2015).
Pakan merupakan unsur utama kebutuhan ternak pakan bisa dikatakan
faktor penentu keberhasilan usaha ternak. Melalui pakan inilah harapan terhadap
produksi dapat di tambatkan. Ransum merupakan pakan yang diberikan selama 24
jam yang mengandung semua zat makanan dalam kuantitas, kualitas serta
perbandingan yang cukup untuk kebutuhan zat makanan yang diperlukan ternak
sesuai dengan tujuan pemeliharaan (Zuprizal 2015).
Bahan makanan ternak atau bahan pakan adalah segala sesuatu yang
diberikan ke ternak sebagai bahan pakan,baik tunggal maupun campuran,sebagai
nutrisi demi kelangsungan hidup (Astuti 2022).
Ransum merupakan campuran makanan yang diperhitungkan untuk
memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksinya.ternak ruminansia
(Sapi,kerbau,domba,dan kambing) memiliki spesifik dalam ransumnya dengan
kemampuannya yang tinggi dalam mencerna serat rumput,jerami dan lainnya
(Yulis 2022).
Metode bujur sangkar pearson adalah suatu metode atau prosedur
menentukan formulasi pakan yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan dan
secara ekonomis murah dan mudah di peroleh sehingga dapat memberi
kemudahan dan keuntungan (Restefi 2017).
Keberhasilan suatu peternakan di pengaruhi oleh berbagai faktor salah satu
yang paling penting adalah pakan ternak, hal ini disebab kan biaya produksi
tersebar dalam usaha peternakan adalah pakan (Rohayati 2019).
15
bahan pakan yang tersedia dengan perbandingan pakan,baik jumlah pakan
maupun mutu dari pakan tertentu agar campuran tersebut dapat memenuhi
pemeliharaan ternak yang akan mengkonsumsinya (Iswar 2018).
Ransum merupakan susunan dari beberapa bahan pakan dengan
perbandingan tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak.ransum
dicampur dari bahan-bahan yang mengandung gizi lengkap seperti
protein,lemak,serat kasar,vitamin dan mineral (Gobai 2015).
Pada industri pakan konsentrat,bahan baku di masukkan kemesin mixer,
teknik mixing adalah pencampuran beberapa bahan baku pakan yang bertujuan
untuk memperole hasil adukan yang homogen.hasil pencampuran yang baik akan
meningkatkan pertumbuhan ternak,karena homogenitas pencampuran mendukung
penampilan produksi ternak (Amin 2022).
Pakan berperan sangat penting dalam usaha peternakan,biaya produksi
paling tinggi dalam usaha peternakan adalah biaya pakan dan diperkirakan
sebanyak 70% kualitas pakan akan dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari
pemilihan bahan baku yang digunakan (Ichwan 2016).
Pencampuran ransum adalah proses dimana semua bahan dicampur
menjadi satu kemudian bahan diaduk dalam mesin mixer untuk mendaptkan hasil
merata. Hal ini dilakukan untuk mendaptkan hasil yang maksimal pada komposisi
ransum yang dicetak (Aristo 2015).
Ransum adalah susunan beberapa pakan ternak unggas yang didalamnya
harus mengandung nutrisi sebagai satu kesatuan dalam jumlah,waktu dan proporsi
yang dapat mencakup semua kebutuhan (Sutrisna 2015).
Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik
yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang
diperlukan bagi pertumbuhan,perkembangan,dan produksi agar pertumbuhan dan
produksi maksimal,jumlah dan kandungan zat-zat makanan harus memadai
(Sahara 2014).
2.5 Pengenalan alat laboratorium
16
para pelajarnya. Dari klasifikasinya laboratorium dapat dibagi menjadi dua yaitu
laboratorium pendidikan dan laboratorium riset. Laboratorium pendidikan adalah
lab yang digunakan oleh lembaga pendidikan khususnya tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Sedangkan laboratorium riset merupakan lab yang digunakan oleh para
praktisi, peneliti, ataupun ilmuwan dalam upaya untuk menemukan sesuatu atau
meneliti suatu hal yang baru demi perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) Pada laboratorium kimia terdapat banyak sekali alat yang
digunakan untuk praktik. Sehingga untuk mempergunakannya kita harus
mengenal jenis alat beserta fungsinya agar nantinya tidak terjadi kesalahan fatal.
Karena salah satu yang mempengaruhi keselamatan pada saat beraktivitas di
laboratorium adalah penggunaan alat-alat tersebut, apakah kita mengetahui
dengan benar prosedur penggunaan alat-alat laboratorium serta bagaimana
karakteristik alat tersebut (Amelia 2017).
Laboratorium merupakan salah satu tempat untuk melakukan pengukuran,
eksperimen, riset ilmiah maupun pelatihan. Tentunya dalam melakukan semua
kegiatan tersebut didukung oleh beberapa peralatan yang akan menunjang
kegiatan tersebut. Sehingga sangat perlu untuk mengenali alat laboratorium dan
fungsinya. Jenis Laboratorium Berdasarkan Fungsinya Sebelum mengenal alat
dan bahan laboratorium, sebaiknya kenali juga beberapa jenis laboratorium
berdasarkan fungsinya yaitu Laboratorium Kimia Laboratorium kimia ini
biasanya akan berhubungan dengan analisa kimia kualitatif maupun kuantitatif.
Analisa kimia kualitatif ini akan berhubungan dengan kimia organik, biokimia,
maupun kimia anorganik. Sedangkan analisis kimia kuantitatif ini berhubungan
dengan penetapan kadar senyawa atau kadar unsur maupun uji mutu.Laboratorium
Mikrobiologi Sebelum anda mengetahui pengenalan alat laboratorium
mikrobiologi lengkap, Laboratorium ini biasanya digunakan untuk melakukan
kegiatan praktikum yang berhubungan dengan analisa mengenai mikrobiologi.
Analisa ini akan berhubungan juga dengan uji bakteri baik positif maupun negatif,
dan uji jamur.Laboratorium Fisika Sedangkan laboratorium fisika ini sangat
berhubungan dengan analisa secara fisik produk, seperti uji kekentalan, uji
kebocoran maupun uji organoleptik. Tentunya masih banyak lagi jenis-jenis
laboratorium, namun ketiga jenis laboratorium ini memiliki peralatan
laboratorium standar yang sama. Alat-Alat
17
Laboratorium dan Fungsinya Alat laboratorium merupakan alat yang digunakan
untuk menunjang kegiatan laboratorium, beberapa alat standar ini juga sering
digunakan sebagai alat-alat praktikum kimia. Sebelum anda menggunakannya,
sebaiknya pahami fungsi maupun cara kerja dari alat-alat berikut ini Gelas Ukur
Peralatan yang paling sering digunakan yaitu gelas ukur dan fungsinya adalah
untuk mengukur volume larutan. Dalam mengukur volume, bisa anda gunakan
dengan membaca angka pada tinggi gelas ukur. Lalu anda juga bisa melakukan
pengukuran ketelitian tinggi dengan bantuan menggunakan pipet volume. Gelas
Beaker Gelas beaker sebagai salah satu alat alat lab kimia yang berfungsi untuk
Digunakan sebagai wadah untuk menyimpan maupun membuat larutan Untuk
mengukur volume larutan maupun bahan yang tidak membutuhkan tingkat
ketelitian tinggi Sebagai tempat untuk memanaskan larutan diatas hot plate,
seperti beker glass yang berbahan kaca borosilat. Sebagai tempat untuk
memanaskan cairan, mencampur larutan, membawa sampel cair maupun padat
dan mereaksikan bahan. Sebagai tempat untuk menampung larutan titrasi maupun
filtrate hasil penyaring (Kania 2021).
Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam
laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat
berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bila
tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja dalam
laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat
disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain
yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan
alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap
kemungkinan bahaya (Setiawati, 2019).
Dalam mengukur suatu zat atau bahan hendaknya menggunakan suatu alat.
Alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur. Akan
tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah
satu contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi
yaitu pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari
18
ketelitian praktikan 2 (Rohman, 2017). pengukuran dengan pipet ukur ini tidak
terlepas juga dari ketelitian praktikan .
Pengenalan alat dan bahan yang dipakai saat praktikum meliputi macam-
macam alat dan bahan, mengetahui nama-nama alat, mengetahui sifat dari bahan
kimia, memahami fungsi serta cara kerja alat dan bahan tersebut. Setiap alat
dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi
yang spesifik. Alat-alat tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, aluminium, plastik, dan lain-lain. Peralatan
tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab
itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan suatu hasil penelitian
(Chang 2015).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-
macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga
perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan
porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat
gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas
wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu
takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat
lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring,
timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi
masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan
praktikum (Subroto, 2020).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh
lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu
wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca,
tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang- kadang
mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet,
buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar- benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin
19
perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan
kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya
dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya mengering sendiri (Day 2019 ).
Serat kasar, bagaikan sapu alami, merupakan komponen penting dalam analisis
proksimat. Analisis ini, ibarat mikroskop canggih, menguak kandungan zat gizi
makro dalam bahan makanan dan pakan ternak. Memahami serat kasar dengan
tepat bagaikan membuka kunci gerbang menuju pencernaan yang sehat dan
kualitas pangan yang optimal (Goering 2017).
21
BAB III
MATERI DAN METODA
3.2 Materi
Alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum pengenalan bahan
pakan di antaranya yaitu, buku panduan prktikum (diktat), pena, penggaris, buku
tulis, plastic ziplock, tepung tulang, tepung buah naga, serbuk gergaji, tepung
daun indigovera dan tepung rumput ilalang.
Alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum preparasi sampel di
antaranya yaitu, buku panduan praktikum (diktat), pena, buku tulis, terpal 1×1, tali
rapia, selotip, kertas labeb, gunting, plastic bening 10kg, timbangan digital dan
sampel daun rumput gajah yang sudah di keringkan.
Alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum formulasi ransum di
antaranya yaitu, buku panduan praktikum (diktat), laptop, table komposisi bahan
pakan (hari hartaditable).
Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum pencampuran ransum di
antaranya yaitu, buku panduan praktikum (diktat), dan bahan masing-masing
kelompok.
Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum pengenalan alat
laboratorium di antaranya yaitu, buku panduan praktikum (diktat), pena, buku
tulis, oven 105°C, oven 60°C, tanur, water bath, desikator, cawan porselen,
soxhlet, destilator, destruktor, neraca analitik dan pompa vakum.
Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum bahan pakan dan
formulasi ransum yang berjudul analisis poksimat adalah proksimat di antaranya,
cawan porselen, eksikator, oven 105, penjepit, neraca analitik, tanur, pembakar
bunzen, labu destruksi, labu destilasi, destilator, gelas ukur, batu didih, pemanas
22
listrik, labu Erlenmeyer, biuret, corong, pipet, katalis campuran, H2SO4 pekat,
H2SO4 0,3 N, NaOH 40%, NaOH 0,3 N, indicator campuran,soxhlet, kertas
saring bebas lemak, sarung tangan karet, kapas bebas lemak, oven, pinset,
kloroform, corong buncher, pompa vacuum, aseton, kertas saring No. 41, NaOH
1,5 N.
23
3.3 Metoda
Langkah – langkah yang dilakukan pada penentuan kadar air yang pertama
yaitu cawan porselen yang telah dicuci bersih, dikeringkan di dalam oven selama
1 jam pada suhu105°C. cawan kemudian didinginkan didalam desikator sekitar 10
24
sampai 20 menit danditimbang. Lalu sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan
dimasukkan ke dalam cawan porselen. Cawan porselen dan sampel tersebut
dikeringkan dalam oven 105°C selama 12 – 6 jam. Setelah itu cawan dan sampel
dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama 10 – 20 menit
sampai diperoleh berat yang tetap.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penentuan kadar abu yang
pertama yaitu cawan porseled yang telah dicuci bersih dikeringkan di dalam oven
sekitar 1 jam pada temperatur 105 °C. Kemudian didinginkan dalam desikator
sekitar 10 – 20 menit dan ditimbang dengan teliti. Lalu sampel ditimbang
sebanyak 3gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Selanjutnya bakar
awan porselen berisi sampel dalam tanur bersuhu 600 °C. Sampel terbakar selama
4 – 5 jam dan sampai warna sampel berubah menjadi putih semuanya kemudian
matikan tombol tanur lalu biarkan cawan di dalam tanur hingga suhu turun
mencapai 120 °C sebelum dipindahkan ke dalam desikator. Setelah dingin cawan
ditimbang.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penentuan protein kasar yang
pertama yaitu timbang sampel dengan teliti sebanyak 3gram dan masukkan ke
dalam labu destruksi, tambahkan 2gram katalis campuran dan 5 ml H2SO4 pekat.
Panaskan campuran tersebut dalam lemari asam untuk melakukan proses
destruksi. Destruksi dihentikan bila larutan sudah menjadi hijau terangn atau
jernih, lalu didinginkan dalam lemari asam. Proses destilasi siapkan larutan ke
dalam labu destilasi dan diencerkan dengan 600 ml aquades. Masukkan beberapa
buah batu didih. Kemudian siapkan labu Erlenmeyer yang berisi 25ml H2SO40,3
N dan dua tetes indikator campuran (Merhyl red 0.1%) dan hubungkan ke sistem
destilasi yakni bagian ujung pipa kedalam larutan yang ada pada erlenmeyer.
Setelah itu tuangkan perlahan – lahan 200 ml NaOH 40% dan segera hubungkan
dengan destilator. Penyulingan dilakukan agar N dari cairan tersebut tertangkap
oleh H2SO4 yang ada dalam erlenmeyer. Lalu erlenmayer berisi sulingan diambil
dan dititer kembali dengan NaOH 0,3 N. Perubahan dari biru kehijauan
menandakan titik akhir titrasi kemudian bandingkan dengan titrasi blanko.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penetuan lemak kasar di
antaranya, pertama timbang sampel dengan teliti sebanyak 1gram dan bungkus
dengan kertas saring bebas lemak, lalu keringkan dalam oven 105°C selama 5jam.
Dinginkan sampel di dalam desikator selama 10 – 20 menit, setelah dingin lalu
25
sampel di timbang. Sampel yang sudah di timbang lalu di masukan ke dalam
tabung ekstraksi soxhlet kemudian soxhlet diisi dengan pelarut lemak lewat
kondensor dengan menggunakan corong. Lalu alat pendingin di alirkan dan
pemanas di hidupkan. Lakukan ekstraksi selama 16jam sampai pelarut di dalam
soxhlet terlihat jernih. Setelah jernih, lalu matikan pemanas dan tunggu bebrapa
menit, lalu sampel di keluarkan dari soxhlet dan di keringkan dalam oven 105°C
selama 5jam, kemudian sampel di dinginkan dalam desikator selama 10 – 20
menit, lalu timbang.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penentuan serat kasar di
antaranya, pertama keringkan kertas saring whatman no.41 didalam oven105°C
selama 1 jam dan kemudian ditimbang. Timbang 1gram sampel dan masukkan ke
dalam gelas piala. Tambahkan 50ml H2SO4 0,3 N dan didihkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit tambahkan dengan cepat 50ml NaOH 1,5 N dan didihkan
kembali selama 30 menit. Cairan disaring melalui kertas saring yang telah
diketahui beratnya di dalam corong bucher yang telah dihubungkan dengan
pompa vakum. Kertas saring Bersama residu dicuci berurutan dengan 50 ml H2O
panas, 50 ml H2S04 0,3 N,50 ml H2O panas dan aseton. Lalu kertas saring berisi
residu dimasukkan ke dalam cawan porselen bersih dan kering oven. Cawan berisi
sampel dikeringkan dalam oven 105°C sampai didapat berat yang konstan,
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kemudian dibiarkan sampel dalam
cawan hingga tak berasap. Kemudian cawan bersama isinya dimasukkan ke dalam
tanur 600 °C selama 3 – 4jam. Setelah itu isi cawan berubah menjadi abu yang
berwarna putih, cawan lalu dikeluarkan dari tanur dan didinginkan dalam
desikator kemudian ditimbang.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penentuan kadar abu yang
pertama yaitu cawan porseled yang telah dicuci bersih dikeringkan di dalam oven
sekitar 1 jam pada temperatur 105 °C. Kemudian didinginkan dalam desikator
sekitar 10 – 20 menit dan ditimbang dengan teliti. Lalu sampel ditimbang
sebanyak 3gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Selanjutnya bakar
awan porselen berisi sampel dalam tanur bersuhu 600 °C. Sampel terbakar selama
4 – 5 jam dan sampai warna sampel berubah menjadi putih semuanya kemudian
matikan tombol tanur lalu biarkan cawan di dalam tanur hingga suhu turun
mencapai 120 °C sebelum dipindahkan ke dalam desikator. Setelah dingin cawan
ditimbang.
26
Langkah – langkah yang di lakukan pada penentuan protein kasar yang
pertama yaitu timbang sampel dengan teliti sebanyak 3gram dan masukkan ke
dalam labu destruksi, tambahkan 2gram katalis campuran dan 5 ml H2SO4 pekat.
Panaskan campuran tersebut dalam lemari asam untuk melakukan proses
destruksi. Destruksi dihentikan bila larutan sudah menjadi hijau terangn atau
jernih, lalu didinginkan dalam lemari asam. Proses destilasi siapkan larutan ke
dalam labu destilasi dan diencerkan dengan 600 ml aquades. Masukkan beberapa
buah batu didih. Kemudian siapkan labu Erlenmeyer yang berisi 25ml H2SO40,3
N dan dua tetes indikator campuran (Merhyl red 0.1%) dan hubungkan ke sistem
destilasi yakni bagian ujung pipa kedalam larutan yang ada pada erlenmeyer.
Setelah itu tuangkan perlahan – lahan 200 ml NaOH 40% dan segera hubungkan
dengan destilator. Penyulingan dilakukan agar N dari cairan tersebut tertangkap
oleh H2SO4 yang ada dalam erlenmeyer. Lalu erlenmayer berisi sulingan diambil
dan dititer kembali dengan NaOH 0,3 N. Perubahan dari biru kehijauan
menandakan titik akhir titrasi kemudian bandingkan dengan titrasi blanko.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penetuan lemak kasar di
antaranya, pertama timbang sampel dengan teliti sebanyak 1gram dan bungkus
dengan kertas saring bebas lemak, lalu keringkan dalam oven 105°C selama 5jam.
Dinginkan sampel di dalam desikator selama 10 – 20 menit, setelah dingin lalu
sampel di timbang. Sampel yang sudah di timbang lalu di masukan ke dalam
tabung ekstraksi soxhlet kemudian soxhlet diisi dengan pelarut lemak lewat
kondensor dengan menggunakan corong. Lalu alat pendingin di alirkan dan
pemanas di hidupkan. Lakukan ekstraksi selama 16jam sampai pelarut di dalam
soxhlet terlihat jernih. Setelah jernih, lalu matikan pemanas dan tunggu bebrapa
menit, lalu sampel di keluarkan dari soxhlet dan di keringkan dalam oven 105°C
selama 5jam, kemudian sampel di dinginkan dalam desikator selama 10 – 20
menit, lalu timbang.
Langkah – langkah yang di lakukan pada penentuan serat kasar di
antaranya, pertama keringkan kertas saring whatman no.41 didalam oven105°C
selama 1 jam dan kemudian ditimbang. Timbang 1gram sampel dan masukkan ke
dalam gelas piala. Tambahkan 50ml H2SO4 0,3 N dan didihkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit tambahkan dengan cepat 50ml NaOH 1,5 N dan didihkan
kembali selama 30 menit. Cairan disaring melalui kertas saring yang telah
diketahui beratnya di dalam corong bucher yang telah dihubungkan dengan
27
pompa vakum. Kertas saring Bersama residu dicuci berurutan dengan 50 ml H2O
panas, 50 ml H2S04 0,3 N,50 ml H2O panas dan aseton. Lalu kertas saring berisi
residu dimasukkan ke dalam cawan porselen bersih dan kering oven. Cawan berisi
sampel dikeringkan dalam oven 105°C sampai didapat berat yang konstan,
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kemudian dibiarkan sampel dalam
cawan hingga tak berasap. Kemudian cawan bersama isinya dimasukkan ke dalam
tanur 600 °C selama 3 – 4jam. Setelah itu isi cawan berubah menjadi abu yang
berwarna putih, cawan lalu dikeluarkan dari tanur dan didinginkan dalam
desikator kemudian ditimbang.
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
b.Protein nabati
Bahan pakan protein nabati adalah sumber protein yang berasal dari
tumbuhan. Beberapa contoh bahan pakan protein nabati meliputi Kacang-
kacangan (misalnya kedelai, kacang tanah, kacang hijau) Biji-bijian (misalnya
jagung, gandum, sorgum) Dedak (misalnya dedak padi, dedak gandum) Hijauan
(misalnya rumput-rumputan, legum) Limbah pertanian (misalnya jerami, ampas
tahu) Limbah agroindustri (misalnya bungkil kelapa sawit, bungkil kedelai)
29
Bahan-bahan ini
30
sering digunakan dalam pakan ternak untuk menyediakan protein yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan produksi.
Tabel 2. Protein nabati
Bahan pakan Bentuk fisik Tekstur Warna Bau
Lamtoro Tepung Halus Hijau Tela
Bungkil Tepung Halus Coklat Apek
Ampas tahu Tepung Kasar Putih Apek
Sumber: Hasil Praktikum Pengenalan Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum Kelas D
Angkatan 2023, Fakultas Peternakan Universitas Jambi Tahun 2024
31
4.1.3 Bahan pakan sumber mineral
Bahan pakan sumber mineral adalah bahan pakan yang mengandung
mineral yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan hewan. Mineral yang
penting untuk hewan meliputi kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium,
sulfur, besi, tembaga, seng, selenium, dan iodin. Beberapa sumber mineral dalam
pakan ternak meliputi Sumber mineral anorganik, seperti garam mineral, fosfat
mineral, dan oksida besi. Sumber mineral organik, seperti proteinat mineral
(misalnya proteinat seng, proteinat tembaga) dan mineral kompleks aminoasam.
Mineral yang terdapat dalam bahan pakan alami, seperti kalsium dalam tulang
ikan atau kerang, fosfor dalam tulang ikan atau tepung tulang, dan magnesium
dalam rumput-rumputan. Mineral penting bagi hewan untuk fungsi tubuh yang
optimal, termasuk pembentukan tulang, kontraksi otot, transmisi impuls saraf, dan
berbagai proses biokimia lainnya.
32
Tabel 4. Sumber Mineral
Bahan pakan Bentuk fisik Warna Bau
Garam Halus Putih Hambar
Tepung Halus Coklat Terasi
tulang
Kulit telur Tepung Putih Apek
Sumber: Hasil Praktikum Pengenalan Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum Kelas D
Angkatan 2023, Fakultas Peternakan Universitas Jambi Tahun 2024
33
kambing, dan domba. Rumput raja (Paspalum conjugatum) Rumput ini tahan
terhadap kondisi lingkungan yang keras dan cocok untuk pakan sapi, kerbau, dan
kuda. Alfalfa (Medicago sativa) Merupakan legum yang kaya protein dan sering
digunakan untuk pakan sapi, kuda, dan kambing. Setaria (Setaria sphacelata):
Rumput ini sering ditanam sebagai pakan sapi, kerbau, dan kuda. Kacang-
kacangan hijau (misalnya kacang hijau, kacang tanah): Selain bijinya, daun-
daunnya juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Hijauan tanaman pakan
memiliki nilai gizi yang baik dan penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
hewan ternak, terutama serat, protein, dan mineral.
Tabel 6. Hijauan Tanaman pakan
Rumput hijauan Bentuk Nama latin
Rumput benggala Sedikit berserat Panicum macimum
Calopogonium Serat Kacang asu
Sumber: Hasil Praktikum Pengenalan Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum Kelas D
Angkatan 2023, Fakultas Peternakan Universitas Jambi Tahun 2024
34
4.3 Preparasi sampel
35
persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat
diandalkan. Proses ini dapat meliputi langkah-langkah seperti pengambilan
sampel, penghancuran, pengeringan, penggilingan, ekstraksi, pemisahan, dan
pengecilan ukuran sampel. Pengambilan sampel dilakukan untuk memilih bagian
atau jumlah sampel yang mewakili keseluruhan populasi atau bahan yang
akan dianalisis. Penghancuran atau penggilingan dilakukan untuk membuat
sampel menjadi homogen dan mempermudah pengambilan subsampel yang
representatif. Pengeringan dapat dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang
berlebihan pada sampel. Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat atau
komponen tertentu dari sampel menggunakan pelarut atau metode lainnya.
Pemisahan dapat dilakukan untuk memisahkan komponen-komponen yang
berbeda dalam sampel, misalnya pemisahan antara cairan dan padatan, atau
pemisahan antara senyawa organik dan anorganik. Pengecilan ukuran sampel
dilakukan untuk mengurangi volume sampel tanpa mengurangi informasi yang
diperlukan dalam analisis atau pengujian selanjutnya. Selain langkah-langkah di
atas, preparasi sampel juga dapat mencakup proses labeling, pengemasan, dan
penyimpanan yang sesuai untuk memastikan integritas sampel terjaga sebelum
dilakukan analisis atau pengujian lebih lanjut
36
Gambar diatas menunjukan hasil Preparasi sampel pengambilan 10% dari batang
rumput kumpai.
4.3 Formulasi ransum
Formulasi ransum adalah proses merancang campuran pakan yang optimal
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hewan ternak sesuai dengan fase pertumbuhan
atau tujuan produksi. Formulasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan
komposisi nutrisi yang tepat, ketersediaan bahan pakan, harga bahan pakan, dan
kebutuhan hewan ternak yang bersangkutan. Dalam formulasi ransum, beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah kebutuhan nutrisi dasar
seperti protein, energi, serat, vitamin, dan mineral jenis dan jumlah bahan pakan
yang tersedia; persyaratan spesifik hewan ternak yang akan diberi ransum; dan
ketersediaan pakan lokal atau bahan pakan alternatif yang dapat digunakan.
Tujuan formulasi ransum adalah untuk menyediakan pakan yang seimbang
nutrisinya, ekonomis, dan dapat mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan
produksi hewan ternak secara optimal. Proses formulasi ini biasanya dilakukan
oleh ahli nutrisi hewan berdasarkan pengetahuan ilmiah dan pengalaman praktis
dalam bidang pakan ternak (Muri 2024).
AYAM FASE
Komoditas GROWER
PK 20,45%
ME 2.908.00
37
Tabel 8. Bahan pakan dan kandungan
38
4.4 Pencampuran Ransum
39
4.5 Pengenalan alat laboratorium
Gambar 4. Desikator
Desikator adalah alat yang digunakan dalam laboratorium untuk
menyimpan bahan-bahan yang perlu dikeringkan atau dijaga dari kelembaban
udara. Fungsi utama desikator adalah menciptakan lingkungan yang kering di
sekitar bahan yang disimpan di dalamnya. Beberapa fungsi desikator antara lain
Mengeringkan bahan Desikator dapat digunakan untuk mengeringkan bahan yang
perlu dipertahankan kekeringannya, seperti kristal, bahan kimia, atau instrumen
optik yang sensitif terhadap kelembaban. Melindungi bahan dari kelembaban
Desikator dapat digunakan untuk melindungi bahan-bahan yang mudah teroksidasi
atau rusak akibat paparan kelembaban, seperti logam atau bahan kimia tertentu
(Sari 2017).
Gambar 5. Tanur
Tanur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memanaskan bahan
atau sampel dengan suhu tinggi. Tanur memiliki berbagai fungsi tergantung pada
jenisnya dan kondisi operasionalnya, namun secara umum, fungsi tanur antara
lain:
40
Memanaskan sampel: Tanur digunakan untuk memanaskan sampel atau bahan
kimia dengan suhu yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Ini penting dalam
berbagai proses laboratorium seperti pengeringan, penguraian termal, atau reaksi
kimia yang memerlukan suhu tinggi. Proses pirolisis: Tanur dapat digunakan
untuk melakukan pirolisis, yaitu proses pemecahan suatu bahan organik menjadi
gas, uap, dan zat-zat lainnya dengan memanaskan bahan tersebut dalam kondisi
tanpa oksigen atau sedikit oksigen (Rahmawati 2021).
Gambar 7.soxhlet
Soxhlet adalah alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan
ekstraksi berulang pada suatu zat padat dengan menggunakan pelarut. Fungsi
41
utama Soxhlet adalah untuk mendapatkan komponen yang larut dalam pelarut dari
sampel padat yang diekstraksi (Kesuma 2018).
Gambar 8.Destilator
Destilator adalah alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan
proses destilasi, yaitu pemisahan zat-zat berbeda dalam suatu campuran
berdasarkan perbedaan titik didih mereka. Destilator biasanya digunakan untuk
menghasilkan air murni dari air yang mengandung mineral atau untuk
memisahkan komponen- komponen dari campuran cair tertentu. Beberapa fungsi
destilator antara lain: Pemurnian air: Destilator digunakan untuk menghasilkan air
murni dengan cara menguapkan air dari larutan atau campuran yang mengandung
mineral atau zat-zat terlarut lainnya, kemudian mengembalikan uap air tersebut
menjadi air murni.
Gambar 9.Destruktor
Destruktor adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menghancurkan
atau memusnahkan bahan kimia atau sampel yang tidak diinginkan dengan aman.
Fungsi utama destruktor adalah untuk menghilangkan residu atau sisa-sisa bahan
kimia yang tidak bisa atau tidak boleh dibuang ke saluran air atau sampah
domestik (Yanti 2020).
42
Gambar 10.Titrasi
Titrasi adalah metode kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan yang tidak diketahui dengan menggunakan larutan
standar yang diketahui konsentrasinya. Fungsi utama titrasi adalah untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mengukur volume larutan
standar yang diperlukan untuk bereaksi sepenuhnya dengan larutan yang akan
diuji.
43
Gambar 12.Neraca analitik
Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk menimbang bahan kimia
atau zat dalam jumlah yang sangat kecil dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Fungsi utama neraca analitik adalah untuk mengukur massa suatu zat dengan
presisi yang tinggi, sehingga cocok digunakan dalam laboratorium kimia, farmasi,
dan laboratorium lainnya yang memerlukan pengukuran massa yang akurat.
Gambar 14.Oven 60
Oven 60 umumnya digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, farmasi,
dan bioteknologi untuk berbagai aplikasi yang memerlukan suhu rendah atau
stabil.
44
Penting untuk menggunakan oven sesuai dengan petunjuk penggunaan dan
pedoman keamanan yang berlaku untuk menghindari risiko kerusakan pada
sampel atau bahan yang disimpan dalam oven (Yanti 2020).
Analisis proksimat kadar air merupakan bagian penting dari analisis proksimat secara keseluruhan,
yang berfokus pada penentuan kadar air dalam bahan pangan dan hasil pertanian. Air merupakan
komponen penting dalam bahan pangan, yang mempengaruhi kesegaran, tekstur, stabilitas, dan
nilai gizinya.
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Prabu kesuma (2018). Preparasi adalah suatu proses yang Mana digunakan
untuk mengubah Contoh Batuan yang trah dipich Pada soat
Sampung menjadi bahan yang Siap untuk Dianalint
Amelia (2020) Pengenalan alat laboratorium
Anderyani astuti (2032) Bahan Polkan den formasi Rantum Peterom kan
Ani fitriani (2017) metode Priparasi sampel
Aristo (2015) Kurniawan to Probandingan Penggunaan dua Jenis Ransum
terhadap Pritambahan bobes badon heran (PBBH, konsumsi
kansum dan konventi Ran Sum ayam Broiler
Arnak Secara Physik.
Ati Rohayati (2019) Formulah Ransum birbant Bahan Paton iskal Pinas katahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa barak
Bain. A (2021) Revitarsasi sistem pengelolaan bahan Pakan 10 kal Untuk
Merasadkan swasımbada Pakan ternak didaerah Ponding
Seminar Teknologi agribisnis Piternakan (STAPJ Pakartas
Piernakan universtar dendras foldirman 8, 18-29.
Berthod L (2014) A solid phase extraction approach for the Identification of
Pharmaceutical. Sanlige adsorption me cha msms Jurnal of
Phara lutacal Analysis(2), 117-189
Chang, R. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Day dan underwood (2019) Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan
Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia,
Banjarbaru.
E Sahara (2014) Pimbirian Ransum komput birbasy Bañan berbasis bahan baka
lokas fermentasi terhadap to nsumsi Pirtambahan bobur badan,
birat badan dan biraf svar tik lokar Sumatera Slatan
Fakultas Pertanian (2019) dar Pıtırnakan universitas Tout nyok Dhien,
midan, Indonesia
Fiqih Dahniar widiyanti (2020) kahan misode Preparah somfi, Dan Jeeksi
korbamazepin dan torbamazepin-10-11-Po ksi da Daram
cairan hayat, menggunakan kckT.
Gaman, E. H., & Sherman, D. L. (2019). Food chemistry (4th ed.). New York, NY: Springer.
Gede bidura (2016) bahan ajar bahan makan Ternak Program Stu di
Peternakan fakultor Piternakan universtas udayana Pin Pasar
47
Gibson, S. B. (2019). Nutrition and physical activity for healthy aging (3rd ed.). Boca Raton,
FL: CRC Press.
Goering, H. K., & Van Soest, P. J. (1970). Forage fiber analyses. Agricultural Research Service,
US Department of Agriculture.
Ichwan (2016) membuat ransam ayam ras Pidoging Jakaria agromidia pustaka.
Ida bagus 6060 Pratama (2014) Penuntun Praktikum
Pengenalan bahan Patan
Imam mukhlash (2015) Rancang Bangun dan imprimentasi Fisten Pindatung
keputusan birbaths Web untuk menentukan formulasi
Ransum Pakan terinak Jurusan matematica, Fakultas
matematika, institat Trenorogi Sipuinti nopam ber (175)
Jakarta.
Kania (2021) Pengenalan alat laboratorium mikrobiologi
Laeliocattleya, R. A., & Wijaya, J. (2018). Pengaruh variasi komposisi grist gandum (Triticum
asetivum L.) terhadap kadar air dan kadar abu tepung terigu. Jurnal Ilmu
Pangan dan Hasil Pertanian, 2(1), 1-10.
Lauristo Safrisistus Restefi (2017) sistem pindutang lipulosan Perhitungan
formulasi Ransum Pakan ayam Pikrar birbasis WEB dingan
menggunakan mitode Budur sangkar (SQciare PEARSON
METHOD) Departemen informatika Sekaiah Tings; THE
noiosi Adisuts Pto Jogjakarta.
M. amin (2022) Pengamalar organouptik.hamoginitas Dan daya Simpan pakan
karsinfrat yang dipro Sis dengan tiknik Pincampuran bubida
M. Iswar (2018) Pingimbangan desain mesin Pircampar Bahan pakan ternak.
Rady Sutrisna (2015) Pingaruh fansam dengan Prisentase serat kasar yang
berbeda terhadap Performa ayam Jantan TIPL midium umur 3-
8 minggu.
Muri (2024) Driparasi Sampil Program skid farmasi Fakultas matematika dan
ilmu Pengetahuan alam universitat indoncha vagyatorta.
Puta ari astawa (2015) makalah tutorial Pakan ternak raminanda fatuitas
Piternakon universitas udayana
Putu mayasari (2016) Preparosi Sampil Darah dan carine
Yuzar marsyah (2014) Laporan Akhr AVES PEEPER: Sistem Formulasi ransum
unggas berbasis mobik minusu Per nakan modern.
Zuprizal(2015) Formaras Ransum institut Pirtanian bogor
49
50
51
LAMPIRAN
Hari Ke-dua
Diketahui :
Hari Ke-tiga
Diketahui :
52
Kadar Air (%,Y) = 69%
Kadar Bahan Kering (%) = %
Atau
= 100% 69% = 31%
Hari Ke-empat
Diketahui :
53
pencampuran ransum 1 pencampuran ransum
54