Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

1. Siti Muflikha (2120202158)


2. Putra Anom (2130202250)
3. Rusmaniar (2130202257)

Dosen Pengampu:
Rendi Saputra M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lainnya”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Rendi Saputra M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu
akhlak. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi penulis
dan juga bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Palembang, 08 Mei 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Dan Ilmu Akhlak ................................................... 3


B. Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Jiwa.............................. 4
C. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid .................................... 5
D. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tasawuf .................................. 6
E. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Hukum .................................... 7
F. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Filsafat ..................................... 8
G. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Pendidikan ............................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu ilmu dipelajari karena ada manfaatnya. Diantara ilmu-ilmu itu
ada yang memberikan manfaat dengan segera dan ada pula yang dipetik
buahnya setelah agak lama dimalkan dengan segala ketekunan.
Pada hakikatnya setiap ilmu pengetahuan antara yang satu dengan
yang lainnya itu saling berhubungan. Akan tetapi hubungan tersebut ada
yang sifatnya berdekatan, pertengahan, bahkan ada pula yang jauh. Pada
pembahasan kali ini kita akan mengkaji bersama tentang ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan ilmu akhlak, yaitu diantaranya ilmu tasawuf, ilmu
tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan, filsafat.1
Konsep akhlakul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan
tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya,
tetapi juga terhadap penciptanya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan
bersumber dari Al-Qur’an. Namun tidak semua orang mengetahui atau
percaya akan hal itu. Ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia
dalam menggali ilmu-ilmu yang ada dalam Alqur’an itu sendiri. Oleh karena
itu penting sekali permasalahan hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu
lainnya ini diangkat.2 Dalam uraian ini hubungan Ilmu Akhlak hanya akan
dibatasi pada ilmu-ilmu yang memiliki hubungan yang sangat erat
sebagaimana tersebut di atas. Ilmu-ilmu yang erat hubungannya dengan
Ilmu Akhlak tersebut dapat dikemukakan pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang akan kami ambil sebagai acuan
pada makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian akhlak dan ilmu akhlak?
2. Bagaimana hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa?

1
Amin, Ahmad. 2013. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang.
2
http://pipitvanessa.blogspot.com/2015/10/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu-
ilmu.html di akses 07 Mei 2024 Pukul 13.00 WIB

1
3. Bagaimana hubungan Ilmu akhlak dengan ilmu tauhid?
4. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Tasawuf?
5. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Hukum?
6. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Filsafat?
7. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak dan ilmu akhlak.
2. Untuk mengetahui hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa.
3. Untuk mengetahui hubungan Ilmu akhlak dengan ilmu tauhid.
4. Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Tasawuf.
5. Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Hukum.
6. Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Filsafat.
7. Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak dan Ilmu Akhlak


Perkataan akhlak berasal dari bahasa arab jama’ dari khuluqun,
yang menurut bahasa diartikan budi pekerti, perangai, tindak laku atau
tabi’at, adab, atau tingkah laku. Kalimat tersebut mengandung segi-
segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat
hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk, yang
berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media
yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk
dan antara makhluk dengan makhluk.3
Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah, terdapat pengertian
menurut para ahli:
1. Menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini dibagi dua, ada yang
berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang
berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran
dan pertimbangan, kemudia dilakukan terus-menerus maka jadilah suatu
bakat dan akhlak.
2. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak
adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong
perbuatan-perbuatan yang sontan tanpa memerlukan pertimbangan
pikiran. Jadi, akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang
dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
3. Menurut Prof Dr. Ahmad Amin dalam bukunya al akhlak merumuskan
pengertian akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah
manusia kepada lainnya menyetakan tujuan yang harus dituju oleh

3
Suhayib 2016. Studi Akhlak. Jogjakarta: Kalimedia

3
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak adalah


ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan
yang tercela tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.

Ilmu akhlak bisa juga diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan


tentang baik dan buruk, mempelajari tentang sifat-sifat terpuji dan cara-cara
untuk memilikinya, serta meempelajari tentang sifat-sifat tercela dan cara-
cara untuk menghindarinya.

Dalam bahasa Indonesia selain menerima perkataan akhlak, etika


dan moral yang masing-masing berasal dari bahasa arab, yunani, dan latin,
juga dipergunakan beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau
hampir sama dengan perkataan akhlak ialah, susila, kesusilaan, tata susila,
budi pekerti, kesopanan, sopan santun, adab, perangai, tingkah laku,
perilaku dan kelakuan.

B. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)


Ilmu jiwa menyelidiki dan membicarakan kekuatan perasaan,
paham, mengenal ingatan, kehendak dan kemerdekaannya, khayal, rasa
kasih, kelezatan dan rasa sakit, sedang pelajaran akhlak sangat
menginginkan apa yang dibicarakan oleh ilmu, bahkan ilmu jiwa adalah
pendahuluan yang tertentu bagi akhlak. Pada masa akhir-akhir ini terdapat
dalam ilmu jiwa suatu cabang yang disebut ilmu jiwa masyarakat. Ilmu ini
menyelidiki akal manusia dari jurusan masyarakat. Yakni menyelidiki soal
bahasa dan bagaimana bekasnya terhadap akal, adat kebiasaan suatu bangsa
yang mundur dan bagaimana perkembangan susunan masyarakat. Dan
bagaimana cabang ini memberi bekas yang langsung pada etika, melebihi
dari ilmu jiwa perseorangan. Menurut para sufi, akhlak seseorang
bergantung pada jenis jiwa yang berkuasa dalam dirinya
Ilmu Jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak
dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa dapat diketahui psikologis yang

4
dimiliki seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat serta dekat
dengan Tuhan, misalnya akan melahirkan perbuatan sikap yang senang
pula, sebaliknya jiwa yang kotor, banyak berbuat kesalahan dan jauh dari
Tuhan akan melahirkan perbuatan yang jahat, sesat dan menyesatkan orang
lain.
Dengan demikian ilmu jiwa mengarahkan pembahasannya pada
aspek batin manusia dengan cara penginterpretasikan perilakunya yang
tampak. Melalui bantuan informasi yang diberikan ilmu jiwa, atau potensi
kejiwaan yang diberikan al-Qur’an, maka secara teoritis ilmu Akhlak dapat
dibangun dengan kokoh. Hal ini lebih lanjut dapat kita jumpai dalam uraian
mengenai akhlak yang diberikan Quraish Shihab, dalam buku terbarunnya,
Wawasan al-Qur’an. Ia mengatakan bahwa: “Kita dapat berkata bahwa
secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui bahwa terdapat manusia yang
berkelakuan baik, dan juga sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa dan ilmu akhlak bertemu
karena pada dasarnya sasaran keduanya adalah manusia. Ilmu akhlak
melihat dari apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa
(psikologi) melihat tentang apa yang menyebabkan terjadinya suatu
perilaku.
C. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid adalah ilmu usuluddin , ilmu pokok-pokok agama, yakni
menyangkut aqidah dan keimanan, sedangkan akhlaq yang baik menurut
pandangan Islam, harus berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup sekedar
disimpan dalam hati, melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang
nyata dan dalam bentuk amal saleh atau tingkah laku yang baik.4
Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang mambahas tentang bagaimana
cara mengesakan Tuhan. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid ini
sekurang-kurangnya dapat dilihat melalui empat analisa sebagai berikut:

4
Riyadi, Hendar 2008 Tauhid Ilmu. Bandung: Nuansa

5
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, Ilmu Tauhid sebagaimana
diuraikan di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi dzat, sifat dan
perbuatan-Nya.
2. Dilihat dari segi fungsinya, Ilmu Tauhid menghendaki agar seseorang
yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman dengan
dalil-dalilnya, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid
meneladani terhadap subyek yang ada dalam rukun iman.
3. Dilihat dari erat kaitannya antara iman dan amal shalih. Dapat diuraikan
kalau suatu keimanan dalam Ilmu Tauhid sangat erat dengan perbuatan
baik dalam Ilmu Akhlak. Dimana Ilmu Tauhid sebagai landasannya,
sedangkan Ilmu Akhlak memberikan penjabaran dan pengalaman dari
Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak mulia tidak akan ada artinya, dan
sebaliknya pula akhlak mulia tanpa tauhid tidak akan kokoh.
Hubungan antara tauhid dan akhlaq tercermin dalam hadits Rasulullah saw.
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
)‫ اكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا (رواه الترمذى‬.A
“Orang mu’min yang sempurna imannya ialah yang terbaik budi
pekertinya.” (H.R Tirmidzi)
Jelaslah bahwa akhlaqul karimah adalah mata rantai iman. Sebagai contoh,
malu (berbuat kejahatan) adalah salah satu dari pada akhlaqul mahmudah.
Nabi dalam salah satu haditsnya menegaskan bahwa “malu itu adalah
cabang dari pada iman.”
D. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah amat
menonjol, karena bertasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian
ibadah seperti shalat, puasa, haji, zikir, dan lain sebagainya, yang semuanya
itu dilakukan dalam rangka mendekatkatkan diri kepada Allah, ibadah yang
dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan
akhlak.5

5
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf,. Bandung: CV Pustaka Setia

6
Jadi ilmu tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara
seseorang mendekatkan dirinya kepada Allah. Definisi lain tentang tasawuf
adalah mengambil jalan hidup secara zuhud (al-zuhd), yakni menjauhkan
diri dari gemerlapnya dunia dengan segala bentuknya, disertai dengan
pelaksanaan berbagai bentuk ibadah kepada Allah.

Dalam hubungan ini Harun Nasution lebih lanjut mengatakan,


bahwa ibadah dalam islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan
akhlak. Ibadah dalam Al-qur’an dikaitkan dengan takwa, dan takwa berarti
melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya, yaitu orang yang
berbuat baik dan jauh dari yang tidak baik. Inilah yang dimaksud dengan
ajaran amar ma’ruf nahimunkar, mengajakan orang pada kebaikan dan
mencegah orang dari hal-hal yang tidak baik. Tegasnya orang yang
bertakwa adalah orang yang berakhlak mulia. Harun Nasution lebih lanjut
mengatakan, kaum sufilah, terutama yang pelaksanaan ibadahnya
membawa kepada pembinaan akhlak mulia dalam diri mereka.
E. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum
Pokok pembicaraan dua ilmu ini ialah perbuatan manusia, dan
tujuan keduanya hampir sama, yaitu mengatur perbuatan manusia untuk
kebahagiaan mereka. Akan tetapi lingkungan Ilmu Akhlak lebih luas.
Akhlak memerintahkan berbuat apa yang berguna dan melarang berbuat
segala apa yang mudlarat, dengan ilmu hukum tidak demikian, karena
banyak perbuatan yang terang berguna tidak diperintahkan oleh ilmu
hukum, seperti berbuat baik kepada fakir miskin dan perlakuan baik antara
suami istri. Demikian juga beberapa perbuatan yang mendatangkan
kemudlaratan tidak dicegah oleh imu hukum, umpamanya dusta dan dengki.
Ilmu hukum tidak menyampuri urusan ini, karena ilmu hukum tidak
perintah dan tidak melarang, kecuali apabila dapat menjatuhi hukuman
kepada oran yang menyalahi perintah dan larangannya.
Perbedaa lainnya ialah bahwa ilmu hukum melihat segala perbuatan
dari jurusan buah dan akibatnya yang lahir, sedangkan akhlak menyelami

7
gerak jiwa manusia yang batin (walaupun tidak menimbulkan perbuatan
lahir) dan juga menyelidiki perbuatan yanglahir.
Lebih jelas kita katakan bahwa : Ilmu hukum itu dapat berkata :
“jangan mencuri jangan membunuh” , tetapi tidak tidak dapat berkata
sesuatu tentang kelanjutannya, sedang etika bersamaan dengan ilmu hukum
didalam mencegah pencurian dan pembunuhan, dapat menambah dengan
katanya : “jangan berfikir dalam keburukam”. Jangan mengkhayalkan yang
tidak berguna. Ilmu hukum dapat menjaga hak milik manusia, dan
mencegah orang yang akan melanggarnya, akan tetapi tidak dapat
memerintah kepada sipemilik agar mempergunakan miliknya untuk
kebaikan adapun yang dapat memerintahkan ialah Akhlak.
F. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan
pikiran. Filsafat melakukan penyelidikan segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat
bukan mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari
adalah hakikat dari fenomena. Bagian-bagiannya meliputi:
a. Metafisika: penyelidikan di balik alam yang nyata
b. Kosmologia: penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
c. Logika: pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika: pembahasan tentang tingkah laku manusia
e. Theodicea: ketuhanan tentang ketuhanan
f. Antropologia: pembahasan tentang manusia

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu


komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan
bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang dan akhir
membentuk rumah tangganya sediri dan terlepas dari filsafat. Demikian
juga dalam etika dalam proses perkembangannya, sekalipun masih diakui
sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang
mempunyai identitas sendiri.

8
Etika dianggap sebagai bagian dari filsafat atau pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Di dalamnya etika mau
mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau
bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral. Melalui filsafat ini, etika berusaha untuk
mengerti mengapa, atau dasar apa kita harus hidup menurut norma-norma
tertentu.
G. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
lmu pendidikan dalam berbagai literatur banyak berbicara mengenai
berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan
pendidikan. Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan
adalah identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjadi hamba
Allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri
kepada-Nya. Pendidikan dalam pelaksanaanya memerlukan dukungan
orang tua dirumah, guru di sekolah serta pimpinan tokoh masyarakat di
lingkungan. Semua lingkungan ini merupakan bagian integral dari
pelaksanaan pendidikan, yang berarti pula tempat dilaksanakannya
pendidikan akhlak untuk meciptakan akhlak yang baik bagi generasi bangsa
Ilmu pendidikan sering dijumpai dalam berbagai literatur dan
banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan
tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dalam pandangan Islam
banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak. Sementara
itu, Muhammad Athiyah al-abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi
pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpilkan
bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah tujuan sebenarnya dari
pendidikan.
Hakikat pendidikan adalah menyiapkan dan mendapingi seseorang
agar memperoleh kemajuan dalam menjalani kesempurnaan. Kebutuhan
manusia terhadap pendidikan beragama seiring dengan beragamnya
kebutuhan manusia. Ia membutuhkan pendidikan fisik untuk menjaga
keseharan fisiknya, ia membutuhkan pendidikan akal agar jalan pikirnya

9
sehat, ia membutuhkan pendidikan sosial agar membawanya mampu
bersosialisasi, ia membutuhkan pendidikan agama untuk membimbing
rohnya menuju Allah, ia membutuhkan pula pendidikan akhlak agar
perilakunya seirama dengan akhlak yang baik.
Pendidikan akhlak merupakan benang perekat yang merajut semua
jenis pendidikan di atas dengan kata lain, semua jenis pendidikan di atas
harus tunduk pada kaidah-kaidah akhlak.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia
karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi
manusia yang lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf,
tauhid, psikologi, sosiologi, pendidikan, filsafat dan hukum adalah
untuk mengetahui apakah keadaaan rohani dan jasmani baik individu
ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis tulis untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Akhlak tentang hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu
lainnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan
sempurna. Karena itu, saran dan masukan dari pembaca sangat Penulis
harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Amin, Ahmad. 2013. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang.

Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf,. Bandung: CV Pustaka Setia

Riyadi, Hendar 2008. Tauhid Ilmu. Bandung: Nuansa

Suhayib 2016. Studi Akhlak. Jogjakarta: Kalimedia

Website:

http://pipitvanessa.blogspot.com/2015/10/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu
ilmu.html

12

Anda mungkin juga menyukai