Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ILMU AKHLAK

DENGAN ILMU LAINNYA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Akhlak Tasawuf semester Ganjil 2022/2023

Dosen pengampu:
Drs. H. Abd. Karim, M.Ag.

Oleh:
Putra Irvani Ikmiliansyah (21882030008)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat


dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan salah
satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menempuh mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan ilmu akhlak dan ilmu lainnya. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas
dari sumbangsih para orang-orang terdekat penulis, karena itu dengan tulus
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf IAI TABAH Kranji Paciran
Lamongan yang telah membimbing kami dalam menjelaskan gambaran tentang
materi makalah yang kami tulis.
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
memberikan kami kesempatan untuk berkunjung di perpustakaan sebagai
daftar buku rujukan.
3. Teman-teman program Studi Tadris Bahasa Inggris semester 2 yang telah
membantu kami dalam menjalankan kegiatan diskusi tentang makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal
itu dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata. Saran
dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
penulis, namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Kranji, 23 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu lain......................................................3
B. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain......................................................4
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebelum melangkah lebih jauh membahas materi, seharusnya perlu
dimengerti bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan terlebih dahulu.1 sedangkan ilmu akhlak adalah
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, dan menerangkan apa yang harus
diperbuat oleh sebagian manusia terhadap sesamanya dan menjelaskan tujuan
yang hendak dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
yang lurus yang harus diperbuat. Ilmu Akhlak sering disamakan dengan etika,
namun diantara keduanya memiliki perbedaan yaitu etika menentukan baik dan
buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur akal pikiran, sedangkan ilmu
akhlak menentukannya dengan tolak ukur ajaran agama. Dengan demikian
objek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap
suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
Kaitannya dengan akhlak seseorang, itu tidak terlepas dari tingkah laku
(sikap) dengan sesama dan penciptanya (Tuhannya). Maka dalam hal ini ilmu
akhlak tentunya mempunyai hubungan-hubungan yang terkait dengan ilmu-
ilmu lainnya, baik dari segi tujuan, konsep dan kontribusi ilmu akhlak terhadap
ilmu-ilmu tersebut dan sebaliknya bagaimana kontribusi ilmu lain terhadap
ilmu akhlak.
Setiap ilmu yang ada semuanya saling berkaitan dan saling berhubungan,
kadang kala untuk menjelaskah sebuah pembahasan seseorang membutuhkan
ilmu lain untuk menemukan jawabannya. Misalnya seseorang yang ingin
belajar shalat, maka ia harus bisa membaca teks bacaan arab. Maka kali ini
makalah yang saya susun ini akan membahas tentang hubungan ilmu akhlak

1
Zahrudin Ar, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Ahlak. (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2004), 4.
dengan ilmu lainnya. Yakni ilmu tauhid, tasawuf, psikologi, hukum islam,
pendidikan dan filsafat.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana persamaan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya?
2. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan persamaan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya.
2. Untuk menjelaskan ilmu akhlak dengan ilmu lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu lain


Dalam hakekatnya ilmu akhlak memiliki persamaan dengan ilmu-ilmu
lain. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu akhlak merupakan ilmu yang
membahas tentang perbuatan manusia, baik itu perbuatan yang baik maupun
perbuatan yang buruk. Karena mengkaji tentang perbuatan manusia. Ilmu lain
yang dimaksud dalam hal ini meliputi ilmu tauhid, tasawuf, psikologi, hukum
islam, pendidikan dan filsafat. Berikut adalah persamaan antara ilmu akhlak
dengan ilmu-ilmu tersebut.
1. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid
Persamaan antara keduanya terletak didalam kajian yang aada yakni
dalam dua ilmu tersebut tentang keimanan. Yang mana keimanan juga dapat
menjadi bahan dasar pembentukan akhlakul karimah.
2. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf
Persamaan antara akhlaq dan tasawuf sesuai dengan firman Allah yaitu
sebagai rahmat bagi seluruh alam, saling menyayangi dan tidak sombong,
apa bila kita berakhlaq maka kita tidak akan sombong, para sufipun juga
tidak sombong karena mereka tidak memikirkan duniawi.
3. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu psikologi
Dilihat dari segi objek studinya, ilmu jiwa membahas mengenai gejala-
gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku manusia. Melalui ilmu ini
dapat diketahui sifat-sifat psikologis yang dimiliki seseorang. Begitupun
ilmu akhlak yang mana psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi
bagaimana akhlak yang dimiliki seseorang tersebut.
4. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu hukum islam
Pokok pembicaraan mengenai persamaan akhlak dengan hukum adalah
perbuatan manusia. Dimana perbuatan merupakan cerminan baik dan
buruknya hidup kita di dunia dan di akhirat. Tujuannya mengatur hubungan

3
manusia untuk kebahagiannya dalam hidup. Didalam ilmu hukum islam
juga berbicara tentang akhlak.
5. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan
Pendidikan pada dasarnya juga mengajarkan bagaimana kita
berperilaku yang baik terhadap orang tua, guru, dan juga teman. Jadi antara
ilmu akhlak dan pendidikan juga terdapat persamaan dalam segi perilaku
dan tindakan.
6. Persamaan ilmu akhlak dengan ilmu
Ilmu filsafat dan ilmu akhlak pada dasarnya sama-sama membicarakan
tentang manusia. Dalam ilmu akhlak bukan hanya tentang perbuatan namun
juga fikiran manusia terhadap sesuatu. Begitupun dalam ilmu filsafat juga.
B. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain
Ilmu akhlak memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya
adalah dengan ilmu tauhid, tasawuf, psikologi, hukum islam, pendidikan dan
juga filsafat. Berikut penjelasan mengenai hubungan ilmu akhlak dengan ilmu-
ilmu tersebut.
1. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang cara-cara
meng-Esakan Allah, sebagai suatu sifat yang terpenting diantara sifat Allah
yang lainnya. Pada intinya ilmu tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk
memahami dan meyakini adanya Allah dengan segala sifat dan perbuatan-
Nya.
Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf adalah ilmu tauhid akan
mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini
merupakan salah satu akhlak yang mulia. Ilmu tauhid hadir sebagai pemberi
landasan bagi ilmu akhlak, sedangkan ilmu akhlak adalah penjabaran dan
pengalaman bagi ilmu tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang baik tidak akan ada
artinya, dan sebaliknya akhlak tanpa tauhid tidak akan menjadi kokoh.
Selain itu, ilmu tauhid memberikan arahan terhadap ilmu akhlak, dan akhlak
memberi isi terhadap arahan tersebut.

4
Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya, dan akhlak
yang mulia tanpa tauhid tidak akan kokoh. Selain itu tauhid memberi arah
terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut, disinilah
letak hubungan yang erat dekat antara tauhid dan akhlak.2
2. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Tasawuf adalah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan
duniawi untuk bertaqarub kepada tuhan. Dengan demikian, jiwa manusia
akan menjadi bersih, mencerminkan akhlak mulia, dan menemukan
kebahagian spiritual.
Dalam kajian Tasawuf, terdapat satu asa yang disepakati, Tasawuf
adalah moralitas yang berasaskan islam. Dalam hal ini, seluruh ajaran islam
dari segala aspeknya adalah prinsip moral.3
Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf yaitu ketika mempelajari
Tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits mementingkan
akhlak. Al-Qur’an dan Hadits menekankan kejujuran, persaudaraan,
keadilan, tolong menolong, murah hati, pemaaaf, sabar, baik sangka,
menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikiran lurus, nila-nilai ini
yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan kedalam dirinya
sejak kecil.
3. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu psikologi
Berbicara dalam hal relevansi dan hubungan ilmu akhlak dengan ilmu
psikologi sebenarnya merupakan bahasan yang sangat strategis. Karena
antara akhlak dengan ilmu psikologi memiliki hubungan yang sangat kuat
dimana, objek sasaran penyidikan psikologi adalah terletak pada domain
perasaan, khayal, paham, kamauan, ingatan, cinta dan kenikmatan.4

2
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2013), 23.
3
Abuddin Nata, 17.
4
Zahrudin Ar, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Ahlak. (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004), 56.

5
Sedangkan akhlak sangat menghajatkan apa yang dibicarakan oleh ilmu
jiwa, bahkan ilmu jiwa adalah pendahuluan tertentu bagi akhlak.5
Dengan lain perkataan, ilmu jiwa sasarannya meneliti paranan yang
dimainkan dalam perilaku manusia, karenanya dia meneliti suara hati
(dhamir), kamauan (iradah), daya ingatan, hafalan dan pengertian, sangkaan
yang ringan (waham) dan kecenderungan-kecenderungan (wathif) manusia.
Itu semua menjadi lapangan kerja jiwa, yang menggerakan manusia untuk
berbuat dan berkata. Oleh karena itu ilmu jiwa merupakan muqaddimah
yang pokok sebelum mengadakan kajian ilmu ahlak.6
4. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu hukum islam
Pokok pembicaraan ilmu akhlak dengan ilmu hukum adalah perbuatan
manusia. Tujuannya pun hampir sama, yaitu mengatur perbuatan manusia
demi terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan, dan kebahagiaan.
Cara kita bertindak terdapat pada kaidah-kaidah hukum dan akhlak . Akan
tetapi, ruang lingkup ilmu akhlak lebih luas. Ilmu akhlak memerintahkan
perbuatan yang bermanfaat dan melarang perbuatan yang membahayakan,
sedangkan ilmu hukum tidak sedemikian karena banyak perbuatan yang
jelas-jelas bermanfaat, tetapi tidak diperintahkan oleh ilmu hukum.
Hukum islam memiliki lingkup pembahasan lebih lengkap disbanding
ilmu akhlak. Dalam hal ini, semua perbuatan yang dinilai baik atau buruk
oleh akhlak, akan mendapat kepastian hukum tertentu. Dengan demikian,
pertalian antara hukum islam dan akhlak lebih erat dibandingkan dengan
hukum positif atau etika filsafat. Setiap perbuatan yang dinilai oleh akhlak
pasti mendapatkan kepastian hukum islam berupa salah satu dari lima
kategori, yaitu wajib, sunnah, mubah, haram, dan makruh. Sebaliknya,
untuk segala perbuatan yang diputuskan hukumnya oleh hukum islam,
akhlak selalu memberikan penilaian tentang baik buruknya.Ini adalah
manifestasi dari luasnya ruang lingkup hukum islam yang menilai setiap
perbuatan. Disamping itu, ilmu hukum hanya mempelajari atau melihat

5
Ahmad amin. Etika (ilmu ahlak). (Jakarta : Bulan Bintang, 1988), 15.
6
Ahmad Musthofa. Ahlak Tasawuf. (Bandung : Pustaka Setia, 1997), 22.

6
tingkah laku dari segi luar saja, sedangkan ilmu akhlak disamping melihat
dari sisi batin.7
5. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan
Antara ahlak dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan yang
sangat mendasar dalam hal teoritik dan pada tatanan praktisnya. sebab,
dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan
perilaku, ahlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa
memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Apabila
siswa diberi pelajaran “Ahlak”, pendidikan mengajarkan bagaimana
seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya dan
penciptanya (Tuhan).
Dengan demikian, posisi ilmu pendidikan strategis sekali jika dijadikan
pusat perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju
perilaku yang baik. oleh karena itu, dibutuhkan beberapa unsur dalam
pendidikan untuk bisa dijadikan agen perubahan sikap dan perilaku
manusia. Dari tenaga pendidik (pengajar) misalnya, perlu memiliki
kemampuan profesionalitas dalam bidangnya. Unsur lain yang perlu
diperhatikan adalah materi pengajaran. Apabila materi pengajaran yang
disampaikan oleh pendidik menyimpang dan mengarah keperubahan
perilaku yang menyimpang, inilah suatu keburukan dalam pendidikan dan
begitu pula sebaliknya.8
Lingkungan sekolah dalam dunia pendidikan merupakan tempat
bertemunya semua watak. Perilaku dari masing-masing anak yang
berlainan. Kondisi anak yang sedemikian rupa dalam interaksi antara anak
satu dengan yang lainnya akan saling mempengaruhi juga pada kepribadian
anak. Dengan demikian lingkungan pendidikan mempengaruhi jiwa anak
didik. Dan akan diarahkan kemana anak didik dan perkembangan
kepribadian.9

7
Rosihin Anwar. Akhlak tasawuf. (Bandung :CV. Pustaka setia 2010), 40-41.
8
Zahrudin Ar, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Ahlak. (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004), 59-60.
9
Ahmad Musthofa. Ahlak Tasawuf. (Bandung : Pustaka Setia, 1997), 109-110.

7
6. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran.
Filsafat memiliki bidang-bidng kajiannya mencakup berbagai diiplin ilmu
antara lain :
a. Metafisika : penyelidikan dibalik alam yang nyata
b. Kosmologi : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
c. Logika : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika : pembahsan tentang tingah laku manusia
e. Theodica : pembahasan tentang ke-Tuhanan
f. Antropologia : pembahasan tentang manusia
Dengan demikian jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen
dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian
filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang dan akhirnya
membentuk disiplin ilmu itu sendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga
etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai
bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang
mempunyai identitas sendiri.10

BAB III
PENUTUP

10
Zahrudin Ar, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Ahlak. (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004), 60-61.

8
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa ilmu
akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan
ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang lebih
baik.
Semua ilmu yang tertulis diatas mempunyai persamaan dengan ilmu
akhlak didalam bidang kajian dan tujuannya. Ilmu akhlak tentunya
mempunyai hubungan-hubungan yang terkait dengan ilmu-ilmu lainnya, baik
dari segi tujuan, konsep dan kontribusi ilmu akhlak terhadap ilmu-ilmu tersebut
dan sebaliknya bagaimana kontribusi ilmu lain terhadap ilmu akhlak.
B. Saran.
Demikian makalah ini yang dapat kami tulis, kami berharap agar
makalah kami bisa membantu dalam memahami materi. Dan apabila ada
kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami mohon kritik dan
sarannya,guna memperbaiki kesalahan yang ada.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ar, Zahrudin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Ahlak. 2004, Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, 2013, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Amin, Ahmad. Etika (ilmu ahlak). 1988, Jakarta : Bulan Bintang.
Musthofa, Ahmad. Ahlak Tasawuf. 1997, Bandung : Pustaka Setia.
Anwar, Rosihin. Akhlak tasawuf. 2010, Bandung :CV. Pustaka setia.

10

Anda mungkin juga menyukai