Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Membaca 2/PBIN4329.01

Nama : SUPARYONO
NIM : 042503101
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra 1
UPBJJ : 45/YOGYAKARTA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2023.1
SOAL :

Membaca 2

Tugas 1

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan baik.


1. Metode SQ3R memiliki lima langkah kegiatan. Apakah kelima langkah tersebut dapat
ditukar urutannya? Jelaskan pendapat Anda!
2. Skema adalah abstraksi pengalaman yang secara konstan mengalami pemantapan sesuai
dengan informasi baru yang diperoleh. Jelaskan pernyataan tersebut!
3. Kegiatan-kegiatan seperti karya wisata, berkunjung ke museum, menonton pementasan
drama akan dapat mengembangkan pengalaman untuk memperbaiki daya skema
pembaca. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
4. Jika Andri membaca sebuah wacana berjumlah 1250 kata dalam waktu lima menit, berapa
jumlah kata yang mampu dibaca Andri dalam satu menit? Tulis jawaban Anda dengan
menggunakan rumus.
5. Tuliskan rumus cara mengukur efektivitas membaca.
Jawaban :

Tugas 1
1. Metode SQ3R adalah metode membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu Survey,
Question, Read, Recite, dan Review. Urutan langkah-langkah ini tidak sebaiknya ditukar
karena masing-masing langkah memiliki peran penting dalam membantu pembaca
memahami dan mengingat bacaan dengan baik. Langkah pertama, yaitu Survey, membantu
pembaca memahami isi secara umum sebelum membaca. Langkah kedua, yaitu Question,
membantu pembaca membangun tujuan dan mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada.
Langkah ketiga, yaitu Read, membantu pembaca memahami isi secara mendalam. Langkah
keempat, yaitu Recite, membantu pembaca mengingat kembali dan mengorganisir informasi
yang telah dipahami. Langkah kelima, yaitu Review, membantu pembaca memperbaiki
pemahaman dan mengkonsolidasikan informasi yang telah dipelajari.
2. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa skema adalah abstraksi pengalaman yang terus
berkembang dan berubah sesuai dengan informasi baru yang diperoleh. Skema adalah
representasi mental yang digunakan oleh seseorang untuk memahami dunia di sekitarnya
dan dapat terbentuk dari pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada. Ketika seseorang
mengalami pengalaman baru atau mempelajari informasi baru, skema yang sudah ada dapat
diperbarui dan disesuaikan agar lebih akurat dan berguna. Sebagai contoh, ketika seseorang
belajar tentang teori baru, mereka dapat mengintegrasikan pengetahuan baru ini ke dalam
skema mereka sehingga skema tersebut menjadi lebih lengkap dan lebih akurat. Skema juga
dapat membantu seseorang memahami informasi baru dengan lebih mudah dan cepat.
Ketika seseorang membaca atau belajar tentang sesuatu yang sesuai dengan skema mereka,
mereka dapat memproses informasi tersebut dengan lebih mudah karena skema tersebut
sudah terbentuk dan terorganisir dengan baik di dalam pikiran mereka. Dalam hal ini,
pernyataan tersebut menunjukkan bahwa skema adalah abstraksi pengalaman yang terus
berkembang dan berubah sesuai dengan informasi baru yang diperoleh dan membantu
seseorang memahami dan menginterpretasikan dunia dengan lebih baik.

3. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kegiatan-kegiatan seperti karya wisata,


berkunjung ke museum, dan menonton pementasan drama dapat membantu seseorang untuk
memperbaiki daya skema pembaca. Skema pembaca adalah gambaran mental yang dimiliki
seseorang mengenai topik tertentu, yang dibentuk oleh pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan membaca. Skema pembaca berfungsi untuk membantu seseorang memahami
teks yang dibaca dengan lebih baik dan efektif, karena skema pembaca memungkinkan
seseorang untuk mengaitkan informasi baru yang diperoleh dengan pengetahuan dan
pengalaman yang sudah dimilikinya. Kegiatan-kegiatan seperti karya wisata, berkunjung ke
museum, dan menonton pementasan drama dapat membantu memperkaya pengetahuan dan
pengalaman seseorang, sehingga dapat membantu meningkatkan daya skema pembaca.
Misalnya, ketika seseorang berkunjung ke museum sejarah, ia dapat mempelajari informasi
baru tentang peristiwa sejarah yang mungkin belum pernah ia ketahui sebelumnya.
Informasi tersebut dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan daya skema pembaca
seseorang tentang topik sejarah. Dengan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih
banyak, seseorang juga dapat membaca teks dengan lebih efektif. Ia dapat dengan mudah
mengaitkan informasi baru yang diperoleh dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah
dimilikinya, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan efektivitas membaca. Oleh
karena itu, kegiatan-kegiatan seperti karya wisata, berkunjung ke museum, dan menonton
pementasan drama dapat membantu memperbaiki daya skema pembaca seseorang.

4. Untuk menghitung kecepatan membaca seseorang, kita perlu menghitung berapa jumlah
kata yang dibaca dalam waktu tertentu. Dalam kasus ini, Andri membaca sebuah wacana
berjumlah 1250 kata dalam waktu 5 menit. Untuk mencari jumlah kata yang dibaca dalam
satu menit, kita perlu membagi jumlah kata dengan waktu membaca dalam menit. Oleh
karena itu, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Reading speed = jumlah kata / waktu membaca

Maka, untuk mencari jumlah kata yang mampu dibaca Andri dalam satu menit, kita dapat
mengganti nilai waktu membaca dengan 1, dan menghitung:

Reading speed = 1250 kata / 5 menit = 250 kata/menit

Jadi, Andri mampu membaca sebanyak 250 kata dalam satu menit. Ini adalah kecepatan
membaca Andri yang dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk membaca sebuah
wacana berjumlah 1250 kata. Perlu dicatat bahwa kecepatan membaca seseorang dapat
berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti jenis teks, kompleksitas isi teks, dan
kemampuan membaca seseorang sendiri.

5. Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas membaca, di
antaranya:
a. Reading efficiency (efisiensi membaca): Reading efficiency = (jumlah informasi yang
diperoleh / waktu yang dibutuhkan untuk membaca) x 100%
Dalam rumus ini, jumlah informasi yang diperoleh dapat diukur dalam berbagai satuan,
seperti kata, paragraf, atau halaman. Efisiensi membaca mengukur berapa banyak informasi
yang dapat diperoleh seseorang dalam waktu tertentu.
b. Comprehension rate (tingkat pemahaman): Comprehension rate = (jumlah informasi yang
dipahami / jumlah informasi yang dibaca) x 100%
Dalam rumus ini, tingkat pemahaman mengukur seberapa baik seseorang memahami teks
yang dibacanya. Jumlah informasi yang dipahami dapat diukur dalam berbagai satuan,
seperti kata, kalimat, atau paragraf.
c. Vocabulary growth rate (tingkat pertumbuhan kosakata): Vocabulary growth rate = (jumlah
kata yang dipelajari / waktu yang dibutuhkan untuk membaca) x 100%
Dalam rumus ini, tingkat pertumbuhan kosakata mengukur seberapa cepat seseorang dapat
mempelajari kata-kata baru saat membaca. Jumlah kata yang dipelajari dapat diukur dalam
waktu tertentu, seperti satu jam atau satu hari. Perlu dicatat bahwa rumus-rumus di atas
hanyalah contoh dan terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas membaca
seseorang, seperti kemampuan membaca, motivasi, dan pengetahuan tentang topik yang
dibaca. Oleh karena itu, pengukuran efektivitas membaca harus dilakukan dengan hati-hati
dan tidak hanya berdasarkan pada rumus semata.

Anda mungkin juga menyukai