Makalah Penyakit Yang Diderita Ibu Selama Kehamila1
Makalah Penyakit Yang Diderita Ibu Selama Kehamila1
KEHAMILAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
TINGKAT 2A AKBID
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Sebagai bahan untuk melengkapi tugas kelompokr, dengan tema ”Penyakit
Tidak lupa ucapan terima kasih kami hanturkan kepada dosen Ibu Yoan
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
Oleh karena itu, kami menyambut baik kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk perbaikan dan masukan di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami selaku tim penulis berharap agar anda selaku pembaca dapat
puas dan mendapatkan informasi yang kami sampaikan. Dan atas perhatiannya kami
Penulis
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
1. Anemia........................................................................................................ 3
2. Apendisitis.................................................................................................. 5
3. Asma........................................................................................................... 7
4. Penyakit Jantung......................................................................................... 8
5. Penyakit serebrovaskuler............................................................................ 11
6. Konstipasi Berat.......................................................................................... 12
7. Diabetes....................................................................................................... 12
8. Hipertensi ................................................................................................... 14
9. Preeklampsia............................................................................................... 17
10. TORCH....................................................................................................... 22
11. Rubela......................................................................................................... 23
12. Cytomegalovirus (CMV)............................................................................ 24
13. Herpes Simpleks tipe II............................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ibu hamil dapat mengalami penyakit yang dapat
memepengaruhi janin yang dikandungnya sehingga beberapa
upayapencegahan agar ibu janin yang dikandung tidak mengalami kecacatan
sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat sesuai harapan keluarga,
beberapa penyakit yang mungkin dialami ibu tersebut antara lain
(Rukiyah,dkk 2013 : 301)
Saat hamil, kondisi kesehatan ibu akan menentukan sehat-tidaknya
pertumbuhan janin. Namun sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi
penyebab menurunnya daya tahan ibu yang kemudian memicu munculnya
beberapa penyakit. Apa saja aneka penyakit yang kerap muncul dan
bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pendarahan Tidak sedikit wanita hamil
mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester
pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa
kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan
keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa
penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul
dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera
diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis
yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa
diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan
pemeriksaan laboratorium.
B. Rumusan masalah
Apa sajakah penyakit yang dialami oleh ibu selama kehamilan ?
C. Tujuan
1. Umum : Untuk mengetahui apa saja penyakit – penyakit yang di
derita ibu selama hamil
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus tentang
penyakit – penyakit yang di derita ibu selama hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Selama ibu hamil dapat mengalami penyakit yang dapat memepengaruhi janin
yang dikandungnya sehingga beberapa upayapencegahan agar ibu janin yang
dikandung tidak mengalami kecacatan sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat
sesuai harapan keluarga, beberapa penyakit yang mungkin dialami ibu tersebut antara
lain (Rukiyah,dkk 2013 : 301)
A. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang
beredar/konsentrasi hemoglobin menurun. Hal ini disebabkan selama
kehamilan, terjadi peningkatan volume darah total, sehingga seakan-akan
darah calon ibu tampak kekurangan. Meskipun anemia sendiri jarang
menciptakan krisis kedaruratan akut selama kehamilan, namun pada
hakekatnya setiap masalah kedaruratan dapat diperberat oleh anemia yang
ada. Pada kehamilan 36 minggu, volume darah ibu meningkat rata-rata 40-
50% diatas keadaan normal. Walaupun eritropoesi diperkuat dan volume
eritrosit meningkat, namun lebih banyak plasma ditambahkan kedalam
sirkulasi ibu. Akibatnya, konsentrasi hemoglobin maupun hemtokrit menurun
selama kehamilan,
Pada ibu hamil, anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi,
anemia yang berat bisa mengganggu jantung juga, keluhan sering berdebar
pada pasien anemia kemungkinan karena sudah sampai stadium membebani
jantung. Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian
tambahan pil zat besi. Anemia pada kehamilan, berefek buruk pada janin yang
dikandung, pasokan zat asam janin kurang dari normal. Gangguan plasenta
dan perdarahan pasca persainan sering terjadi pada ibu hamil selama anemia.
(Rukiyah,dkk 2013 : 301-302)
Gejala anemia :
1. Pucat
2. Lesu
3. Lidah, bibir, kuku pucat
4. Gampang mengantuk
5. Cepat letih
6. Mata berkunang-kunang
Pada ibu hamil anemia dapat menyebabkan :
1. Dapat menyebabkan perdarahan waktu persalinan sehingga
membahayakan jiwa ibu
2. Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan
3. Berat badan bayi dibawah berat normal
Cara Menannggulangi :
1. Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau
seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.
2. Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet / minimal 90 tablet selama
hamil.
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia
yaitu :
1. Kehamilan triwulan I
- Beri makanan porsi kecil tapi sering
- Makanan yang segar-segar contohnya susu, sop, buah-buahan,
biskuit dan lain-lain.
2. Kehamilan triwulan II
- Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan
meningkatkan makanan zat pembangun berupa lauk pauk dan zat
pengatur yaitu sayur dan buah.
- Perlu tambahan konsumsi makan sehari-hari seperti :
Nasi / pengganti :0,5 piring
Sayuran :1,5 mangkok
Ikan / pengganti :0,5 potong
Susu :1 gelas
Tempe / pengganti : 1 potong
Air : 2 gelas
3. Kehamilan triwulan III
- Jumlah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan
triwulan II
- Minum tablet tambah darah 1 butir / hari (minimal 90 butir selama
hamil)
(Ratna,2011 :199-201)
B. Apendisitis
Apendisitis merupakan salah satu gangguan bedah abdomen paling
serius yang mengkomplikasi kehamilan, namun insiden apendisitis tidak
dipengaruhi oleh kehamilan, berkisar dari 1 dalam 1000 sampai 1 dalam 3000
pasien ibu hamil. Tetapi risiko ibu meningkat karena gejala dan
tandaapendisitis cenderung ditutupi oleh kehamilan lanjut. Jika apendisitis
akan perforasi selama kehamilan lanjut, maka uterus yang membesar akan
menyulitkan omentum untuk membatasi infeksi intra persalinan (Rukiyah,dkk
2013 : 302).
Diagnosis :
Tatalaksana :
a. Tatalaksana umum
Pasang jalur intravena dan berikan cairan Ringer Laktat atau NaCL 0,9
%
Segera rujuk ibu kerumah sakit
b. Tatalaksana Khusus
Lakukan laparotomi eksploratif (tidak pandang usia gestasi) dan
apendektomi.
Berikan tokolisis dengan hati-hati
Berikan antibiotika kombinasi sebelum pembedahan samapai 48 jam
bebas demem :
Ampisilin 2g IV tiap 6 jam
Ditambah gentamisin 5 mg/kg BBI . V. Tiap 24 jam
Ditambah metronidazol 500 mgl. V. Tiap 8 jam
Apendektomi bukan merupakan indikasi untuk sekaligus melakukan
seksio sesaria. (Buku Saku 2013 : 201).
C. Asma
Asma didefinisikan sebagai dispne paroksimal yang disertai oleh
bunyi tambahan yang disebabkan oleh spasme pipa bronkus/pembengkakan
mukosa bronkus. Ditandai oleh bronkokonstriksi reversible, serangan asma
dapat dicetuskan oleh allergen, infeksi saluran napas, polutan lingkungan.
Obstruksi jalan pernapasan akibat sepasang bronkus, edema mukosa dan
peningkatan reaktif dalam sekresi bronkus, edema mukosa dan peningkatan
reaktif dalam sekresi bronkus (Rukiyah,dkk 2013 : 302).
Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat atau
malah berkurang. Dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak
memengaruhi kehamilan. Penyakit asma yang berat dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan
pertukaran O2 dan CO2. Pengawasan hamil dan pertolongan persalinan dapat
berlangsung biasa, kecuali terdapat indikasi pertolongan persalinan dengan
tindakan operasi. Bila bidan berhadapan dengan kehamilan disertai asma
sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat melakukan
pengawasan bersama. (Manuaba,2010 :336)
D. Penyakit jantung
Perubahan kardiovaskular selama kehamilan juga peningkatan curah
jantung, volume darah dan konsumsi oksigen juga dapat menyokong gagal
jantung, bila seorang pasien menderita penyakit jantung. Dahulu, penyakit
jantung reumatik, terutama stenosis mitralis, bertanggung jawab bagi sebagian
besar kasus penyakit jantung selama kehamilan. Pada tahun-tahun belakangan
ini, komplikasi jantung demem reumatik sangat jarang terjadi. Sementara
lebih banyak wanita penyakit jantung kongenita mungkin menjadi hamil.
Curah jantung meningkat dini dalam kehamilan, dan peningkatan bermakna
telah dibuktikan pada umur kehamilan 12 minggu. Curah jantung terus
meingkat sampai 28-32 minggu. Dengan aktifitas fisik, curah jantung
cendrung meningkat lebih besar pada pasien hamil dari pada pasien tidak
hamil. Selama persalinan kala 1, curah jantung ibu meningkat moderat,
selama persalinan kala II, usaha ekspulsif yang hebat akan disertai dengan
curah jantung yang lebih besar. . (Rukiyah,dkk 2013 : 302-303)
Volume darah meningkat pada trimester pertama namun volume darah
ibu berkembang paling cepat selalu trimester kedua, kemudian meningkat
jauh lebih lambat selama trimester keiga. Karena air tubuh total meningkat
sepanjang kehamilan, maka edema lazim menyertai kehamilan normal. Edema
kehamilan normal tidak boleh dikacaukan dengan penimbunan cairan
sekunder terhadap penyakit ginjal/jantung. Konsumsi oksigen mulai
meningkat selama bulan kedua kehamilan. Peningkatan terutama disebabkan
oleh kebutuhan metabolik janin yang diperberat oleh kebutuhan peningkatan
jaringan ibu, terutama uterus dan payudara. (Rukiyah,dkk 2013 : 302-303)
Gangguan jantung (gagal jantung) adalah sindrom klinis akibat
kelainan struktural maupun fungsional jantung yang menyebabkan
terganggunya fungsi pengisian dan pengosongan ventrikel. (Buku Saku,2013 :
197)
Diagnosis
Diagnosis gangguan jantung kadang sulit dilakukan karena perubahan
fisiologis pada kehamilan sering menyerupai tanda dan gejala gangguan
jantung. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat mendukung
kecurigaan adanya penyakit jantung pada kehamilan.
- Dispneu atau ortopneu yang memberat
- Batuk di malam hari
- Hemoptisis
- Pingsan
- Nyeri dada
- Sianosis
- Jari tabuh
- Distensi vena leher yang menetap
- Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih
- Murmur diastolik
- Kardiomegali
- Aritmia yang menetap
- Split bunyi jantung kedua yang menetap
Faktor Predisposisi
Tatalaksana
Kehamilan dengan gangguan jantung klas III dan IV beresiko sangat tinggi
Jika seorang ibu hamil adalah penderita kelainan jantung klas III dan IV, ada 2
kemungkinan penanganan, yaitu :
Terminasi kehamilan
Meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat.
Ibu dalam posisi setengah duduk.
Persalinan dilakukan dengan seksio sesarea
Berikan furosemid agar volume darah berkurang dan beban jantung menurun.
Di samping itu, berikan juga oksigen. Jika terdapat gagal napas, lakukan
intubasi dan ventilasi mekanik.
(Buku Saku,2013 : 197-199)
E. Penyakit serebrovaskuler
Penyakit serebrovaskuler juga perdarahan subraknoid, perdarahan
intraserebral/sumbatan pembuluh darah serebral juga tidak biasa terjadi tetapi
merupakan komplikasi kehamilan yang berat. Mortalitas ibu berkisar dari 30-
45%. Sumber perdarahan subraknoid biasanya suatu anomaly arterivenosa /
suatu aneurisma, yang pertama dapat berdarah selama pertengahan kedua
kehamilan. Secara umum, hubungan antara kehamilan dan perdarahan
intracranial mungkin kebetulan saja, meskipun hipertensi dapat mencetuskan
rupture anomlai vaskuler yang ada sebelumnya (Rukiyah,dkk 2013 : 303).
F. Konstipasi Berat
Konstipasi juga keluhan umum selama kehamilan juga dapat
disebabkan oleh kebiasan buang air besar yang tidak teratur, hipotoni otput
polos generalisata, kompresi usus bagian bawah oleh uterus yang membesar
(Rukiyah,dkk 2013 : 304)
G. Diabetes
Diabetes melitus adalah salah satu komplikasi medis terlazim dari
kehamilan. Heiperglikemia dengan / tanpa ketoasidosis / hipoglikemi dapat
menciptakan masalah kedaruratan akut yang membutuhkan perhatian segera.
Jika memang diduga ada diabetes, dokter menyarankan ibu untuk diet.
Diabetes pada ibu hamil antara lain bisa menyebabkan preeklampsia dan
keguguran / persalinan prematur. Dampaknya pada janin bisa berupa kelainan
congenital (cacat bawaan) dan glant baby / lahir dengan berat lebih dari 4000
gram (Rukiyah, dkk 2013 : 304).
Diagnosis
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Penatalaksanaan diabetes melitus dilakukan secara terpadu oleh dokter
spesialis penyakit dalam, dokter obstetri dan ginekologi, ahli gizi, dan
dokter spesialis anak.
Sedapat mungkin rujuk ibu kerumah sakit untuk mendapatkan
penatalaksanaan yang adekuat.
Jelaskan kepada pasien bahwa peatalaksanaan diabetes melittus dapat
mengurangi resiko memiliki bayi besar, menurangi kemungkinan
terjadinya hipoglikemi neonatal dan mengurangi kemungkinan bayi
mengidap diabetes di usia dibawah ketiak.
b. Tatalaksana Khusus
Tujuan peatalaksanaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar
glukosa darah puasa <95 mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan
<120 mg/dl
Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien:
Tentukan berat badan ideal :BB Ideal = 90% x (TB-100)
Kebutuhan kalori = (BB Ideal x 25) + 10 – 30% tergantung aktivitas
fisik +300 kal untuk kehamilan.
Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat
kegemukan. Bila kurus, ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan
untuk peningkatan BB.
Pemberian insulin dilakukan dirumah sakit dan dipertimbangkan bila
pengaturan diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa
darah.
Pemberian insulis dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5
unit/kgBB/hari.
Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus
uteri, USG dan kardiotokografi.
Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu
sejak usia kehamilan 36 minggu.
Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal,
tawarkan persalinan efektif dengan induksi maupun seksio sesaria untuk
mencegah distosia bahu.
Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah ersalin. Ibu
dengan riwayat diabetes melitus perlu diskrining diabetes setiap 3 ahun
seumur hidup.
(Buku Saku,2013 : 202-205)
H. Hipertensi
Hipertensi pada saat kehamilan merupakan komplikasi serius yang
membutuhkan evaluasi seksama. Selama kehamilan normal, resistensi
vaskuler perifer menurun sebagai akibat vaskulator yang mengalami dilatasi.
Tekanan sistolik dan diatolik keduanya cendrung untuk turun pada trimester
kedua dan kemudian kembali normal saat mendekati aterm. Jika resistensi
perifer meningkat, terjadilah hipertensi (Rukiyah dkk, 2013 : 304)
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam
pada wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah
tinggi (≥ 140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein
urine dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
(Buku Saku,2013 : 109)
Faktor Predisposisi
Kehamilan kembar
Penyakit trofoblas
Hidramnion
Diabetes melitus
Gangguan vaskuler plasenta
Faktor herediter
Riwayat preeklampsia sebelumnya
Obesitas sebelum hamil
1. Hipertensi Kronik
Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan
menetap setelah persalinan.
Diagnosis
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu
Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan
ginjal.
Tatalaksana
a. Tatalaksana umum
Anjurkan istirahat lebih banyak
Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu kan
menggaggu perfusi serta tidak ada bukti-bukti bahwa tekanan
darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu.
Berikan suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari
mulai dari usia kehamilan 20 minggu
Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm
Jika denyut jantung janin <100 kali/ menit atau >180 kali/menit,
tangani seperti gawat janin
Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan
terminasi kehamilan.
2. Hipertensi gestasional
Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang tumbuh setelah kehamilan 20
minggu dan menghilang setelah persalinan.
Diagnosis
Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Tidak ada riwayar hipertensi sebelum hamil, tekanan darah
normal diusia kehamilan <12 minggu
Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati
dan trombositopenia
Diagnosis pasti ditegakan pasca persalinan.
Tatalaksana
a. Tatalaksana umum
Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria) dan kondisi janin
setiap minggu
Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia
ringan.
Jika kondisi janin memburu katauter jadi pertumbuhan janin
terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala
preeklampsia dan eklampsia
Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
(Buku Saku,2013 :109)
I. Preeklampsia
Preeklampsia adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat
selama masa kehamilan. Bila tekanan darah meningkat, tubuh anda menahan
air dan protein bisa ditemukan dalam urin. Hal ini juga disebut sebagai
toxemia / pregnancy induced hypertension (PIH). Penyebab pasti terjadinya
kasus preeklampsia belum diketahui. (Rukiyah dkk, 2013 :304)
Preeklampsia dibagi menjadi 2 yaitu preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringan
tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali
ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami
kejang dan jatuh dalam koma. (Prawirohardjo,2014 :542)
1) Pre Eklampsia Ringan
a) Pengertian
Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan / atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
b) Patofisiologi
Penyebab pre eklampsia ringan belum diketahui secara jelas.
Penyakit ini dianggap sebagai “maladaption syndrome” akibat
vasospasme general dengan segala akibatnya.
c) Gejala Klinis
Gejala klinis pre eklampsia ringan meliputi
1. Kenaikan tekanan sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg
atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20
minggu atau lebih sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg,
diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
2. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2 (+2)
3. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumboskral, wajah atau
tangan.
4. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2
kali berturut-turut minggu.
5. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia
berat.
d) Pemeriksaan dan Diagnosis
1. Kehamilan lebih 20 minggu.
2. Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan
pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat.
3. Edema tekan pada pretibial, dinding perut, lumbosakral, wajah
atau tungkai.
4. Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24 jam, kualitatif (++)
e) Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan :
- Banyak istirahat (berbaring, tidur/miring).
- Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
- Sedativa ringan : tablet Phenobarbital 3 x 30 mg atau
diazepam 3 x 2 mg peroral selama 7 hari.
- Roborantia
- Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
- Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit.
Trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi
ginjal.
2. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan
berdasarkan kriteria.
Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukan
adanya perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia seperti :
- Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2
kali berturut-turut ( 2 minggu )
- Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre
eklampsia berat.
Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka pre
eklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat. Bila dalam perawatan di
rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm
maka pederita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perwatan lalu
disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama ibu hamil dapat mengalami penyakit yang dapat memepengaruhi janin
dikandung tidak mengalami kecacatan sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat
sesuai harapan keluarga, beberapa penyakit yang mungkin dialami ibu tersebut antara
lain.
1. Anemia
2. Apendisitis
3. Asma
4. Penyakit Jantung
5. Penyakit serebrovaskuler
6. Konstipasi Berat
7. Diabetes
8. Hipertensi
9. Preeklampsia
10. TORCH
11. Rubela
B. Saran