Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Cegah Stunting dengan Gimuntasi (Gizi, Imunisasi dan Sanitasi)
Sub Pokok Bahasan : Stunting, Gizi, Imunisasi dan Sanitasi
Sasaran : Ibu- ibu yang mempunyai Bayi dan Balita
Tempat : Balai Desa
Pukul : 08.30 – 09.30 WITA

A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Pencegahan stunting dapat dilakukan
dengan memperhatikan 3 (tiga) komponn penting antara lain dari segi Gizi, Imunisasi dan
Sanitasi.
Pada tahun 2018 diketahui bahwa prevalensi kejadian stunting secara nasional
adalah 30,8 %, dimana terdiri dari 12,8 % sangat pendek dan 17,1 % pendek, yang berarti
telah terjadi penurunan sebanyak 6,4 % pada tahun 2013 (37,2 %). Sedangkan prevalensi
kejadian stunting di Propinsi Maluku menurut Data Riskesdas tahun 2013 masih di atas
angka nasional >37,2% dan pada tahun 2018 prevalensi kejadian stunting masih di atas
angka secara nasional yaitu >30,8%. Peta prevalensi balita pendek tahun 2017 di propinsi
Maluku masih masuk kategori merah yaitu dengan angka 30 s/d <40%.
Stunting merupakan indikator keberhasilan kesejahteraan, pendidikan dan pendapatan
masyarakat. Dampaknya sangat luas mulai dari dimensi ekonomi, kecerdasan, kualitas, dan
dimensi bangsa yang berefek pada masa depan anak. Anak usia 3 tahun yang stunting sever
(-3 < z ≤ 2) pada laki-laki memiliki kemampuan membaca lebih rendah 15 poin dan
perempuan 11 poin dibanding yang stunting mild (z > -2). Hal ini mengakibatkan penurunan
intelegensia (IQ), sehingga prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan
sekolah. Bila mencari pekerjaan, peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan
tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic
productivity hypothesis) dan tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat mengenal
apa yang dimaksud dengan Cegah Stunting dengan Gimuntasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan mengenai Cegah Stunting dengan
Gimuntasi, diharapkan masyarakat mampu memahami:
1. Cegah Stunting dengan Gimuntasi
2. Kapan proses terjadinya stunting dan cirri-ciri stunting
3. Penyebab stunting
4. Dampak stunting

C. Materi (Terlampir)

D. Media
 Materi cegah stunting, leaflet dan sound sistem

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Setting Tempat
Keterangan :
Materi

: Penyuluh
Meja Meja

: fasilitator

: Observer

: Moderator

G. Kegiatan Penyuluh
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
a. Salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memberikan respon
e. Menggali pengetahuan peserta e. Memberikan respon
2. 35 menit Inti :
Menyampaikan Materi :
a. Cegah Stunting dengan a. Menyimak
Gimuntasi
b. Kapan proses terjadinya stunting b. Menyimak

dan cirri-ciri stunting


c. Menyimak
c. Penyebab stunting
d. Dampak stunting d. Menyimak

Memberi kesempatan untuk audien Bertanya


untuk bertanya
3. 15 menit Evaluasi materi :
Memberikan 5 pertanyaan yang Menjawab pertanyaan
berkaitan dengan materi
4. 5 menit Penutup :
a.Salam penutup a. Menjawab salam

H. Evaluasi Lisan
a) Pencegahan Stunting dengan Gimuntasi
b) Kapan proses terjadinya stunting dan ciri-ciri stunting
c) Penyebab stunting
d) Dampak stunting
SOSIALISASI DAN PENYULUHAN CETING DENGAN GIMUNTASI
(CEGAH STUNTING DENGAN GIZI, IMUNISASI DAN SANITASI)

1. Pengertian Stunting
Kesehatan pada anak dimulai dari sejak masa kandungan. Selama 9 bulan bayi
mendapatkan asupan dari ibu. Asupan yang sehat dan bergizi selama masa kandungan
bisa menciptakan anak sehat dan cerdas. Tentu hal ini juga untuk mencegah berbagai
macam gangguan tumbuh kembang anak nantinya. Salah satunya adalah stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak
saat anak berusia 2 tahun. Normalnya untuk usia 5 tahun tinggi badannya mencapai 110
cm. Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek
dibandingkan tinggi orang lain pada umumnya (yang seusia).

2. Penyebab stunting
Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional seperti
berikut ini:
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan
gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
2. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi.1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau
bahan makana mahal.
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran dini
berkualitas. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari t rumah tangga masih BAB di ruang
terbuka dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air minum bersih.

3. Dampak stunting
Stunting bisa berdampak pendek dan panjang. Dampak pendeknya membuat anak
tidak cerdas dan dampak panjangnya bisa kehilangan IQ sebesar 10-15 poin atau sekitar
45%. Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan,
peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan
yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan
tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan,
produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara.
Selain itu dari aspek estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan kelihatan lebih
menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya
angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta
fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang
terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan
berikutnya dan sulit diperbaiki. Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi
dalam jangka waktu panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi
mikro.

4. Pencegahan stuning
Stunting bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya, yaitu :
a. Gizi
1. Memberikan makanan tambahan pada bumil
2. Mengkomsumsi Tablet Tambah Darah
3. Mengurangi kekurangan yodium dengan menggunakan garam beryodium
4. Menanggulangi kecacingan pada bumil
5. Mendorong inisiasi (IMD) untuk mendapatkan ASI Jolong/colostrum
6. Mendorong pemberian ASI Ekslusif
7. Mendorong ibu mencuci tangan dengan benar
8. Pemberian MP-ASI sesuai kebutuhan yang bergizi seimbang, serta ASI yang
diteruskan hinggga 24 bulan
9. Menyediakan obat cacing
b. Imunisasi
Memberikan imunisasi lengkap seperti : HB 0, DPT, BCG, Hepetitis, Campak dan
Polio selain itu juga melakukan pencegahan dan pengobatan diare
c. Sanitasi
1. Biasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
2. Buang air besar (BAB) di JAMBAN yang bersih dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Tahuna Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Unicef


Indonesia.Oktober 2012.
Laporan Tahunan Indonesia. 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar
2013.
http://www.stbm-indonesia.org/dkconten.php?id=5433
http://kualitasnews.com/stunting-dan-dampak-kehidupannya-kedepan/
http://catatanseorangahligizi.wordpress.com/2012/01/06/stunting/

Anda mungkin juga menyukai