Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

WALIMAH (PESTA PERNIKAHAN)

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Hadist Ahkam

Dosen pengampuh : Drs. Jazari, M.HI

Disusun oleh :

Muhammad Syafik 22201012009

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yangtelah dilimpahkan kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah inidengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “WALIMATUL


URSY”.Dimana makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Fiqh Munakahat.
Dalam makalah iniakan dibahas mengenai definisi dari walimatul ursy, dasar hukum,
tata caranya, dan hukummendatangi undangan walimatul ursy.

Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, penulis masih banyak mendapat


bantuan danmasukan dari berbagai pihak, maka dari itu , dalam kesempatan ini kami
mengucapkanterima kasih kepada :

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna ,sehingga kritik dan saran akan senantiasa penulis terima demi hasil yang
lebih baik untuk karya yang selanjutnya.

Malang, 05 Desember 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan adalah suatu peristiwa yang fitrah, tarbiyah, dan sarana paling agung
dalam memelihara keturunan dan memperkuat hubungan antar sesama manusia
yangmenjadi sebab terjaminnya ketenangan, cinta dan kasih sayang. Dalam masalah
perkawinan, Islam telah berbicara banyak, dimulai bagaimana cara mencari kriteria
bakal calon pendamping hidup hingga bagaimana memperlakukannya dikala resmi
menjadi sang penyejuk hati. Islam memiliki tuntunannya, begitu pula Islam
mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun
tetap mendapat berkah dan tidak melanggar tuntunan Rasulullah SAW, demikian
halnya dengan pernikahan yang sederhana namun tetap penuh pesona.

Telah membudaya dikalangan masyarakat umum, baik masyarakat dari lapisan


bawah maupun lapisan atas, ketika terlaksana pernikahan akan dilaksanakan pula
sebuah perayaan dalam rangka mensyukuri terselenggaranya momen tersebut. Dalam
merayakannya itupun sangat variatif. Ada yang dilaksanakan secara kecil-kecilan
dengan hanya sebatas menjamu para undangan dengan makanan sekedarnya atau
bahkan ada yang merayakannya secara besar-besaran, dengan memakan waktu
berhari-hari dan dengan beraneka ragam hiburan dan makanan yang disajikan hingga
terkesan berlebihan.

Setiap ada pernikahan selalu dibarengi dengan resepsi pernikahan


(walimatul’ursy), acara semacam itu sudah dianggap lumrah dan telah membudidaya
bagi setiap lapisan masyarakat dimanapun tempat tinggalnya, hanya saja cara dan
sistemnya saja yang berbeda tergantung adat atau kebiasaan yang berlaku
dilingkungan tempat tinggalnya,sedangkan maksud dan tujuan yang terkandung dari
mengadakan resepsi pernikahan(Walimatul’ursy) itu tidak lain hanya untuk
menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaan atas pernikahan yang telah terjadi sebagai
rasa bahagia yang dinikmati tidak hanya oleh pengantin laki-laki dan pengantin
perempuan saja melainkan bersama handai taulan dan masyarakat di sekitar
lingkungan kita.

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam makalah ini terarah, maka penulis


merumuskan masalah-masalah tersebut dengan rincian sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari walimatul’ursy dan dalilnya ?


2. Bagaimana tata cara pelaksanaan walimatul’ursy dalam Islam dan masyarakat
muslim ?
3. Bagaimana hukum mendatangi undangan walimatul’ursy ?
C. Tujuan Penulisan

Untuk mempermudah tercapainya arah serta sasaran yang diharapkan, maka penulis
merumuskan beberapa tujuan yang hendak dicapai, diantaranya:

1. Menjelaskan pengertian dari walimatul’ursy dan dalilnya.


2. Mengetahui tata cara pelaksanaan walimatul’ursy dalam Islam dan
masyarakat muslim.
3. Menerangkan hukum mendatangi undangan walimatul’ursy.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Walimah

Walimah berasal dari bahasa arab ( ‫ )ِا ْج َت َم َع‬yang artinya adalah Al-Jam‟u yaitu
berkumpul, sebab antara suami dan istri berkumpul, bahkan sanak saudara, kerabat,
dan para tetangga. Walimah juga berasal dari bahasa arab Al-walimah yang artinya
adalah makanan pengantin, maksudnya adalah makanan yang disediakan khusus
dalam acara pesta perkawinan, atau juga bisa diartikan sebagai makanan untuk para
tamu undangan atau yang lainnya.

Ibnu Katsir, mengemukakan bahwa walimah adalah:

‫الطعام الذي يصنع عند العرش‬

“Yaitu makanan yang dibuat untuk pesta perkawinan”

Walimatul’ursy adalah makanan yang dihidangkan berkaitan dengan


berlangsungnyaakad nikah. Mayoritas ulama menganggapnya sebagai sunnah
muakkad (perbuatan yangsangat dianjurkan) berdasarkan sabda Nabi Saw:

“Selenggarakanlah walimah walau (hanya) dengan seekor domba” (HR. Muslim).

Dalam kamus hukum, walimatul ursy adalah makanan pesta pengantin atau
setiap makananuntuk undangan dan lain sebagainya.

Sedangkan definisi yang terkenal pada kebanyakan ulama, walimatul’ursy


diartikan dengan pesta pernikahan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah atas telah
terlaksananya akad perkawinan dengan menghidangkan makanan. Walimatul ursy
dilaksanakan atau diadakan ketika acara akad nikah berlangsung, atau sesudahnya,
atau ketika hari perkawinan (mencampuri istrinya) atau sesudahnya. Walimatul’ursy
juga bisa diadakan menurut adat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Walimah adalah istilah yang terdapat dalam literatur arab yang secara arti kata
berarti jamuan yang khusus untuk perkawinan dan tidak digunakan untuk penghelatan
di luar perkawinan. Sedangkan definisi yang terkenal di kalangan ulama, walimatul
‘ursy diartikan dengan perhelatan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah atas telah
terlaksananya akad perkawinan dengan menghidangkan makanan.

Walimah nikah atau walimatul urs adalah perayaaan pengantin sebagai ungkapan
rasa syukur atas pernikahannya, dengan mengajak sanak saudara beserta masyarakat
untuk ikut berbahagia dan menyaksikan peresmian pernikahan tersebut, sehingga
mereka dapat ikut serta menjaga kelestarian keluarga yang dibinanya. Jadi, pada
dasarnya walimah nikah merupakan suatu pengumuman pernikahan pada masyarakat.

Agama Islam menganjurkan agar setelah melangsungkan akad nikah kedua


mempelai mengadakan upacara yang ditujukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Allah dan ekspresi kebahagiaan kedua mempelai atas nikmat perkawinan yang
mereka alami. Upacara tersebut dalam Islam dikonsepsikan sebagai walimah.
Manfaat walimah adalah agar supaya keluarga, tetangga dan handaitaulan ikut
menyaksikan dan mendoakan mempelai berdua.

Walimah diadakan ketika acara akad nikah berlangsung, atau sesudahnya, atau
ketika hari perkawinan (mencampuri istrinya) atau sesudahnya. Bisa juga diadakan
tergantung adat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Sehubungan dengan
walimah, adat kebiasaan masing-masing daerah dapat dipertahankan bahkan
dilestarikan sepanjang tidak menyalahi prinsip ajaran Islam. Dan apabila adat
kebiasaan yang berhubungan dengan walimah tersebut bertentangan dengan syariat
Islam, setuju atau tidak, harus ditinggalkan.

Apabila kita melihat hadis Rasulullah saw., maka walimah pernikahan yang utama
dilakukan adalah setelah suami isteri menikmati malam pertamanya, sudah
berhubungan badan. Pratek Rasulullah tersebut mengisyaratkan bahwa sebaiknya
resepsi pernikahan itu dilakukan secepat mungkin, bahkan kalau bisa hari itu juga
atau besoknya. Hal ini mengingat bahwa resepsi adalah salah satu cara
mengumumkan pernikahan, dan mengumumkan pernikahan lebih cepat tentu lebih
baik, demi menghindari fitnah. Untuk konteks Indonesia, resepsi seringkali
dibayangkan dengan sesuatu acara yang sangat meriah sehingga membutuhkan
banyak dana. Hal ini kemudian mengakibatkan sejumlah pasangan menunda acara
resepsi pernikahannya sampai bebarapa bulan ke depan.

Resepsi pernikahan tidak mesti mewah cukup dengan mengundang tetangga,


kawan, kerabat, untuk makan bersama, sekalipun tidak memakai daging atau lainnya.
Dengan diundurnya resepsi ke beberapa bulan ke depan dengan dalih agar lebih
meriah, tentu hal ini sama dengan mengambil hal yang mubah hukumnya dan
meninggalkan hal yang sunnah. Namun demikian, Islam sangatlah bijak. Adat
kebiasaan setempat terkadang harus dihormati dan dijadikan sebagai hukum. Bagi
orang yang resepsi pernikahannya diundur ke beberapa bulan ke depan dengan dalih
adat dan lainnya, hal itu sah-sah saja.

Walimah yang dianjurkan Islam adalah bentuk upacara yang tidak berlebih-
lebihan dalam segala halnya. Dalam walimah dianjurkan pada pihak yang berhajat
untuk mengadakan makan guna disajikan pada tamu yang menghadiri walimah.
Namun demikan, semua itu harus disesuaikan dengan kemampuan kedua belah pihak.
Islam melarang upacara tersebut dilakukan, bila ternyata mendatangkan kerugian bagi
kedua mempelai maupun kerugian dalam kehidupan masyarakat.

Setelah akad acara nikah maupun walimah selesai, dianjurkan bagi mempelai laki-
laki untuk tinggal di rumah mempelai wanita selama beberapa hari. Untuk mempelai
wanita yang masih perawan, pihak keluarga si wanita dapat menahan menantunya
selam tujuh hariberturut-turut. Adapun bagi mempelai wanita yang janda, pihak
keluarga dapat menahan menantu laki- laki selama tiga hari berturut-turut.

Dari beberapa versi mengenai pengertian walimatul ursy diatas maka jumhur
ulamasepakat bahwa mengadakan walimatul ursy itu hukumnya sunnah mu’akkad,
bukankategori perintah wajib, karena kandungan makna yang terpenting dari
walimatul ursy adalah memberikan hidangan makanan kepada masyarakat sebagai
wujud kebahagiaanyang diraihnya berupa terlaksananya sebuah pernikahan, dan
walimatul ursy ini tidak berbeda jauh dengan pesta-pesta lainnya.

B. Dasar Hukum Walimah

Ulama sepakat tentang pentingya pesta perayaan nikah, meskipun mereka


berbeda pendapat tentang hukumnya. Beberapa ulama berpendapat hukum untuk
mengadakanwalimah pernikahan adalah wajib, sementara beberapa ulama lainnya
berpendapat hukumnyaadalah sunnah mu’akad.

Agama Islam mengajarkan bahwa perkawinan merupakan peristiwa yang ‫صسلم‬


taut disambutdengan rasa syukur dan gembira. Walimah dalam islam tergolong
perbuatan yang mustahab(dianjurkan). Walimatul Ursy memiliki nilai tersendiri
melebihi perhelatan yang lainnya, sebagaimana perkawinan itu mempunyai nilai
tersendiri dalam kehidupan melebihi peristiwalainnya.

Jumhur ulama sepakat bahwa mengadakan walimatul ursy itu hukumnya


sunnahmuakkad. Hal ini berdasarkan hadits Rasululah Saw.

)‫ ما اولم على زينب اولم بشاة(رواه البخري و مسلم‬،‫ مااولم رسول هللا (ص) على شيءمن نساءه‬: ‫عن انس قال‬

“Dari Anas, ia berkata “Rasulullah Saw. belum pernah mengadakan walimah untuk
istri-istrinya, seperti beliau mengadakan walimah untuk Zainab, beliau mengadakan
walimah untuknya dengan seekor kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Beberapa hadits tersebut diatas menunjukkan bahwa walimatul’ursy itu boleh


diadakan dengan makanan apa saja, sesuai kemampuan. Hal itu ditunjukkan oleh
Nabi Muhammad Saw, bahwa perbedaan-perbedaan walimatul’ursy beliau bukan
membedakan atau melebihkan salah satu dari yang lain, tetapi semata-mata
disesuaikan dengan keadaan ketika sulit atau lapang.
Jumhur ulama berpendapat, bahwa walimah merupakan suatu hal yang sunnah
dan bukan wajib. Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang walimatul‘ursy. Beliau
menjawab, “ Segala puji bagi Allah. Kalau walimatul ‘ursy hukumnya adalah sunah,
dan diperintahkan menurut kesepakatan ulama. Bahkan sebagian mereka ada yang
mewajibkan, karena menyangkut tentang pemberitahuan nikah dan perayaannya,
serta membedakan antara pernikahan dan perzinahan.

C. Tata Cara Pelaksanaan Walimah

Dalam Islam pelaksanaan walimah ada beberapa cara yang dianjurkan oleh
Islam.Tata cara pelaksannaannya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hendaknya mengadakan walimahnya semampunya dan tidak berlebihan


sehingga tidak memberatkan diri.
Islam mengajarkan kepada orang yang melaksanakan pernikahan untuk
mengadakan walimatul ursy, tetapi tidak memberikan bentuk minimum atau
bentuk maksimum dari walimatul ursy. Hal ini memberi isyarat bahwa
walimatulursy itu diadakan sesuai kemampuan seseorang yang melaksanakan
perkawinannya, dengan catatan, agar dalam pelaksanaan walimatul ursy tidak
ada pemborosan, kemubadziran, lebih-lebih disertai dengan sifat angkuh
danmembanggakan diri.
Sebagai perbandingan dikemukakan beberapa bentuk walimatul „ursy
yangdiadakan di zaman Rasulullah Saw, seperti disebutkan dalam hadits
berikut:
“Dari‫و‬Aisyah, setelah seorang mempelai perempuan dibawa ke rumah
mempelailaki-laki dari golongan Anshar, maka Nabi Saw. bersabda “Ya
Aisyah, tidak adakah kamu mempunyai permainan, maka sesungguhnya orang
Anshar tertarik pada permainan.”(HR. Bukhari dan Ahmad).
2. Mengundang keluarga, tetangga dan sahabat yang dikenal untuk
menghubungkan tali silaturahmi. Diutamakan mengundang orang-orang yang
baik dan shalih. Rasulullah bersabda:
“Janganlah engkau bersahabat kecuali dengan orang beriman. Dan janganlah
memakan hidanganmu kecuali orang yang bertakwa.”(Adu Dawud, At-
Tirmidzi)
3. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya dan melupakan orang
miskin,karena itu termasuk perbuatan yang dibenci. Rasulullah bersabda:
“Makanan paling buruk ialah makanan yang disuguhkan saat walimah yang
hanya mengundang orang-orang kaya dan melupakan kaummiskin.(Shahih
Bukari dan Muslim)
4. Dilarang mengisi walimah dengan kegiatan dan acara-acara yang
mengundangmaksiat dan melanggar perintah Allah.
5. Wajib menghadiri walimah bagi yang diundang jika tidak ada halangan (udzur
syar‟i)
6. Memisahkan tempat untuk undangan laki-laki dan undangan perempuan.
7. Tidak memamerkan pemerian kepada calon istri, memakai pakaian pesta
yangmembuka aurat, atau pakaian yang berlebihan , baik pengantin
maupunundangan.

Adapun pandangan Manhaj Salaf tentang proses dan tata cara pelaksanaan
walimatul’ursy yang menyimpang dari ajaran agama Islam di zaman modern
adalah sebagai berikut:

a. Seputar pelaksanaan walimatul’ursy.


i. Wanita bermake-up (tabarruj)
Bagi pengantin wanita dan tamu undangan yang wanita dilarang
berlebih-lebihan dalam memakai make-up karena make-up (tabarruj)
ialah mengungkapkan atau menunjukkan kecantikan wajah. Baik
kecantikan itu di bagian wajah atau pada anggota-anggota badan yang
lain. Al-Bukhari pernah berkata, “tabarruj adalah seorang wanita yang
memperlihatkan kecantikan wajahnya.” Untuk menjaga kehormatan,
seorang wanita yang telah berakal lagi balig hendaklah ia
menghindarkan dirinya dari make-up (tabarruj).
ii. Nyanyian dan hiburan dalam walimatul ursy
Hiburan tersebut maksudnya adalah pada batasan-batasan yang
Islami, akantetapi, bila mengeksploitasi kekejian yang mengandung
birahi dalam hiburan dan nyanyiannya maka haram hukumnya.
iii. Bercampurnya wanita dan pria (ikhtilath)
Biasanya, dalam sebuah resepsi pernikahan yang baik, menata
komposisinya antara undangan laki-laki dan perempuan dengan cara
tidak mencampurnya. Hal ini untuk menghindari “zina mata” dan
“zina hati”. Hal ini berdasarkanfirman Allah:
‫َو اَل َتْقَر ُبو۟ا ٱلِّز َنٰٓى ۖ ِإَّن ۥُه َك اَن َٰف ِح َش ًة َو َس ٓاَء َس ِبياًل‬
Artinya:“Janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya hal
iniadalah perbuatan kotor dan keji. (QS. Al-Isra‟:32)
Islam sangat preventif sekali dalam menanggapi zina. Islam tidak
sajamelarang perbuatan zina, melainkan juga melarang segala
perbuatan yang mendekati zina, diantaranya menyuruh laki-laki
menundukkan pandanganterhadap wanita
‫ُقْل ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن َيُغ ُّض وا ِم ْن َأْبَص اِرِهْم َو َيْح َفُظوا ُفُروَج ُهْم ۚ َٰذ ِلَك َأْز َك ٰى َلُهْم ۗ ِإَّن َهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َيْص َنُعو‬
‫َن‬
Artinya:“katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah
merekamenundukkan sebagian pandangannya dan menjaga
kemaluannya.(QS. An- Nur: 30)
Maksud dari ayat diatas, kita harus bisa membatasi pandangan
kepada lawan jenis yang bukan mahromnya sehingga gejolak nafsu
seks dapat kita redamdan kita kendalikan. Berdasarkan pemahaman
diatas, perilaku zina dalam pandangan Islam tidak terbatas pada
terjadinya persetubuhan antara laki-lakidan wanita yang bukan
istrinya. Akan tetapi pandangan mata terhadap lawan jenis yang bukan
mahromnya pun termasuk perbuatan zina: Dua mata itu bisaberzina,
dan zinanya adalah melihat (yang bukan mahromnya). (HR. Bukhari).
Hendaknya tempat untuk tamu undangan dipisah antara laki-laki
dan perempuan. Hal ini dimaksudkan agar pandangan terpelihara,
mengingatketika menghadiri pesta semacam ini biasanya tamu
undangan berdandannya beda dan tak jarang pula yang melebihi
pengantinnya.
iv. Standing party (makan sambil berdiri)
Menyuguhkan makanan sambil berdiri dan tidak menyediakan
tempat duduk untuk makan dilarang oleh Islam. Alasannya, ajaran
Islam mempunyai tatacara yang sopan, yaitu bila mana seseorang
makan atau minum haruslah duduk dengan baik.
v. Hanya mengundang orang-orang kaya saja
Rasululah Saw. bersabda :
“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda,
“makanan yang paling jelek adalah pesta perkawinan yang tidak
mengundang orang yang mau datang kepadanya (miskin), tetapi
mengundang orang yang enggan datang kepadanya (kaya).
Barangsiapa tidak menghadiri undangan, maka sesungguhnyaia telah
durhaka kepada Allah dan Rasulnya.” (HR. Muslim).
b. Seputar biaya Walimatul ursy
Biaya pernikahan yang tidak boleh dan menyimpang dengan ajaran
Islamadalah apabila pernikahan tersebut dilangsungkan secara berlebih-
lebihan, bermegah-megahan, serta memaksakan diri dengan berhutang kepada
orang laindan saling membangga-banggakan diri atas pernikahan yang mewah
tersebut.Bentuk penyimpangan seputar biaya walimatul ursy adalah sebagai
berikut:
i. Tradisi berlebih-lebihan ini bukan tradisi umat Islam bahkan tradisi ini
diambil dari umat Nasrani pada tata cara pernikahan mereka. Dan
merupakan halyang telah maklum bahwa tidak diperkenankan
menyerupai orang-orang kafir berdasarkan sabda Nabi: “Barangsiapa
menyerupai suatu kaum, maka iatermasuk darinya.” (HR. Abu Daud).
ii. Mubazir dan sikap berlebih-lebihan dalam menyiapkan tradisi ini jelas
bertentangan dengan ajaran Islam. Islam adalah agama yang
pertengahan, tidak berlebihan dan tidak pula dikurangkan. Tidak
memaksakan sesuatu yang tidak kita mampu, dan tidak melarang
selama kita masih mampu selama masih dalam batas kewajaran. Allah
SWT berfirman :
‫َيا َبِني آَد َم ُخ ُذ وا ِزيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُلوا َو اْش َر ُبوا َو اَل ُتْس ِرُفواۚ ِإَّنُه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفيَن‬
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (Al-A‟raf: 31)
Hal ini memberi isyarat bahwa walimah itu diadakan sesuai
dengan kemampuan seseorang yang melaksanakan perkawinannya,
agar dalam pelaksaan walimah tidak ada pemborosan, kemubaziran,
berlebih-lebihan serta menimbulkan sifat angkuh dan membanggakan
diri.
c. Seputar tamu undangan
Adab bagi tamu undangan adalah sebagai berikut :
i. Menghadiri undangan walimah apabila dia diundang.
Rasul bersabda: “Apabila kalian diundang pada acara walimah,
maka datangilah” (HR Bukhari Muslim).
Namun jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk hadir
(misal yang mengundang berlainan provinsi yang untuk kesana butuh
waktu dan biaya yang tidak sedikit, atau kita sedang sakit), maka
ucapan dan doa melalui telepon dan sms atau media lain
diperkenankan. Memenuhi undangan walimah hukumnya wajib,
meskipun orang yang diundang sedang berpuasa.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam:
“Apabila seseorang dari kalian diundang makan, maka penuhilah
undangan itu. Apabila ia tidak berpuasa, maka makanlah
(hidangannya), tatapi jika ia sedang berpuasa, maka hendaklah ia
mendo‟akan (orang yang mengundangnya)” (HR. Muslim)
ii. Berpakaian rapi dan sopan serta tetap menutup aurat bagi wanita dan
tidak berlebih-lebihan dalam berhias.
iii. Tidak mengajak orang yang tidak diundang oleh tuan rumah. Namun
bagi mereka yang tidak diundang diperbolehkan meminta ikut kepada
yang diundang tersebut, selama diperkirakan bahwa tuan rumah akan
mengijinkannya.
iv. Tidak sekedar untuk memuaskan nafsu perut, tetapi harus diniati untuk
mengikuti perintah syariat, menghormati saudaranya,
mengunjunginya dan menjaga dirinya dari timbulnya buruk sangka
jika dia tidak memenuhi undangan itu.
v. Meninggalkan acara walimah sesegera mungkin jika terdapat
kemaksiatan disana. Hendaknya kita menghindari terjadinya acara
minum-minuman keras dan judi, karena jelas dilarang syariat Islam,
seperti dalam ayat berikut:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَّنَم ا اْلَخ ْم ُر َو اْلَم ْيِس ُر َو اَأْلْنَص اُب َو اَأْلْز اَل ُم ِر ْج ٌس ِم ْن َع َمِل الَّشْيَطاِن َفاْج َتِنُبوُه‬

‫َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬


Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya minum khamr (arak),
berjudi, berkorban untuk berhala (sesajen) dan mengundi nasib dengan
anak panah adalah perbuatan keji, termasuk pekerjaan syaitan. Karena
itu tinggalkan agar kamu beruntung. (QS: Al-Maidah: 90).
vi. Mendo’akan yang punya hajat (tuan rumah).
Do’a yang disunnahkan untuk diucapkan adalah:
“Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka dan berkahilah apa-
apayang Engkau karuniakan kepada mereka”
vii. Mendoakan kepada kedua mempelai dengan do’a.
Do’a yang disunnahkan untuk diucapkan adalah:
‫َباَر َك ُهللا َلُك مَا َو َباَر َك َع َلْيُك مَا َو َج َم َع َبْيَنُك َم ا ِفي َخْيٍر‬
“Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi pernikahanmu, serta
semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan”
Dan tidak diperbolehkan mengucapkan doa Birrafa‟ wal banin”,
Ucapan semoga mempelai murah rezeki dan banyak anak tersebut,
dilarang dalam Islam. Hal ini sesuai dengan hadits:
Dari Al-Hasan bahwa Aqil bin Abi Talibkawin dengan seorang
wanita dari Jasyam. Para tamu mengucapkan selamat dengan ucapan
jahiliyah: “Bir rafa’wal banin”.
Aqil bin Abi Talib mencegah, katanya:
“Jangan mengatakan demikian karena Rasulullah melarangnya”.
Paratamu bertanya: “Lalu, apa yang harus kami ucapkan ya Aba
Zaid?” Aqil menjelaskan, ucapkanlah:
“Mudah-mudahan Allah memberi kaliankeberkahan dan melimpahkan
atas kalian keberkahan”. Demikian ucapan yangdiperintahkan Rasul
(H.R An-Nasai,Ibnu Majah, dll).
d. Seputar Adab busana dan Tata Rias pengantin.
i. Menutup aurati
ii. Tidak berpakaian dan berhias berlebih-lebihan
iii. Mempelai pria tidak menggunakan sutera
iv. Mempelai wanita tidak menyambung rambut
v. Mempelai wanita tidak menipiskan alis
vi. Tidak mengikir gigi bagi mempelai wanita

D. Hukum Menghadiri Undangan Walimatul ‘Ursy

Untuk menunjukkan perhatian, memeriahkan, dan menggembirakan orang


yangmengundang, maka orang yang diundang walimatul ursy wajib mendatanginya.
Menurut pendapat ulama, menghadiri hajat pernikahan adalah wajib hukumnya jika
orang yang bersangkutan ada kesempatan dan tidak ada halangan.

a. Pasal 61 Tentang Hukum Walimah: Bahwa hukum sedekah walimah atas


pengantin adalah sunnah, dan hukum menepati undangan walimah itu wajib
ain, kecuali ada udzur, dan tidak wajib datang untuk makan dari makanan
walimah.
b. Pasal 62 Tentang Uzur Walimah: Tidak wajib mendatangi sedekah walimah
sebab diketahui terdapat udzur, malah kadang terjadi haram, karena di tempat
tersebut terdapat salah satu munkar. Adapun sebagian halangan walimah ialah
sebagai berikut:
 Terdapat arak untuk minum-minuman.
 Terdapat seperangkat alat musik.
 Terdapat wanita sama membuka aurat.
 Terdapat bentuk (rupan) binatang sempurna terletak di atas.
 Dan sebagainya.

Apabila ditempat (majelis) terdapat salah satu bentuk munkar tidak


dihilangkan ketika hadir, maka tidaklah wajib menghadiri undangan itu.
Tetapi haram bagi orang yang sengaja datang, karena datang ke tempat
munkar hukumnya haram, kecuali ada kemampuan melarang munkar tersebut
hingga hilang. Ketika datang mampu menghilangkan munkar, maka hadirnya
ke majelis tersebut wajib.(Al Bajuri: II/138).

c. Pasal 63 Tentang Haram Hadlir Dalam Majelis


Haram bagi seseorang datang dengan sengaja bila mengerti di tempat
itu terdapat munkar seperti orang meminum arak, memakai pakaian haram,
sutera (murni) dan cincin emas dan terdapat bentuk binatang yang terletak dia
atas dan (atau) pagar, kalau memang tidak dihilangkan dengan kehadirannya.
(Al Bajuri: II/128-129).

Agama islam mengajarkan bahwa perkahwinan merupakan peristiwa yang


patut disambut dengan rasa syukur dan gembira. Walimah dalam islam tergolong
perbuatan yang mustahab (dianjurkan). Oleh kerana itu Nabi mengajarkan agar
peristiwa perkahwinan dirayakan dengan suatu peralatan atau walimah.

Nabi Muhammad SAW bersabda ketika Ali melamar fathimah, “harus ada
walimah”. (sanad hadits tidak cacat). Ini menunujukkan keharusan walimah yang
semakna dengan wajib. Disebutkan pula dalam hadits yang diriwayatkan Abu Asy-
Syaikh dan thabrani dalam kitab Al-Ausath dari Abu Hurairah RA secara marfu “
walimah adalah hak dan sunah. Siapa yang diundang lalu ia tidak menghadiri
undangan itu,maka ia telah berbuat maksiat.” Secara tekstual, hak menunjukkan
kewajiban.

Ahmad berkata “walimah hukumnya sunah” Mayoritas ulama mengatakan


bahwa hukumnya mandub (dianjurkan) . Ibnu Baththal berkata Aku tidak mengetahui
ada seseorang ulamak yang mewajibkan walimah.” Seolah-olah ia tidak tahu adanya
perbedaan pendapat. Ia membuktikan hokum mandub dengan ucapan Syafi`I . “Aku
tidak tahu ada seseorang yang diperintahkan mengadakan walimah selain
Abdulrahman bin Auf, dan aku tidak tahu bahwa Nabi SAW tidak mengadakan
walimah.”
Diriwayatkan dari Atha ` ia berkata : Ibnu Abbas diundang makan saat ia
sedang mengurusi masalah perairan. Lalu ia berkata kepada kaum itu, “ penuhilah
undangan saudaramu! Sampaikan salam kepadanya, dan beritahu ia bahawa aku
sibuk.” (HR. Abdurrazzaq).

Adapun wajibnya mendatangi undangan walimatul ursy apabila:

1. Tidak ada udzur Syar’i


2. Dalam walimah itu tidak diselenggarakan untuk perbuatan munkar
3. Tidak membedakan kaya dan miskin.

Dasar hukum wajibnya mendatangi undangan walimatul ursy adalah hadits


Nabi Saw. sebagai berikut :

“Jika salah seorang diantaramu diundang makan, hendaklah diijabah


(dikabulkan, jika iamenghendaki makanlah, jika ia menghendaki tinggalkanlah.”
(HR. Bukhari dan Ahmad).

Jika undangan itu bersifat umum, tidak tertuju kepada orang-orang tertentu,
maka tidak wajib mendatangi, tidak juga sunnah. Misalnya, orang yang
mengundang berkata “Wahaiorang banyak! Datangilah setiap orang yang kau
temui.”

Nabi Muhammad Saw. bersabda:“Anas berkata, “Nabi Saw. menikah lalu


masuk bersama istrinya. Kemudian ibuku,Ummu Sulaim membuat membuat kue,
lalu menempatkannya pada bejana. Lalu iaberkata, “wahai saudaraku, bawalah ini
kepada Rasulullah Saw. lalu aku bawa kepadabeliau. Maka, sabdanya
“letakkanlah.” Kemudian, sabdanya lagi.”Undanglah si Anudan si Anu, dan
orang-orang yang kau temui.” Lalu, saya mengundang orang-orang yang
disebutkan dan saya temui.”(HR. Muslim).

Ada ulama yang berpendapat bahwa hukum menghadiri undangan adalah


wajibkifayah. Namun, ada juga ulama yang mengatakan sunnah, akan tetapi,
pendapat pertamalah yang lebih jelas. Adapun hukum mendatangi undangan
selain walimah,menurut jumhur ulama, adalah sunnah muakkad. Sebagian
golongan Syafi‟i berpendapatwajib. Akan tetapi, Ibnu Hazm menyangkal bahwa
pendapat ini dari Jumhur Sahabat danTabi‟in, karena hadits-hadits diatas
memberikan pengertian tentang wajibnya menghadiriundangan, baik undangan
mempelai maupun walinya.

Dalam “Fathul Bari” Al-Hafidh berkata “undangan itu wajib didatangi,


apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Pengundangnya mukallaf, merdeka, dan berakal sehat.


b. Undangannya tidak dikhususkan kepada orang-orang yang kaya saja,
sedangkanorang yang miskin tidak.
c. Undangan tidak ditujukan hanya kepada orang yang disenangi dan dihormati.
d. Pengundangnya beragama Islam (pendapat yang lebih sah)
e. Khusus pula di hari yang pertama (pendapat yang terkenal)
f. Belum didahului oleh orang lain. Kalau ada undangan lain maka undangan
yang pertama harus didahulukan
g. Tidak diselenggarakan kemungkaran dan hal-hal lain yang menghalangi
kehadirannya
h. Yang diundang tidak ada udzur syarak Baghawi berkata: “Undangan yang ada
udzur, atau tempatnya jauh sehinggamemberatkan, maka boleh tidak usah
hadir.”

Syarat-syarat wajib menghadiri undang walimah menurut Ibnu Hajar


sebagaimana disebutkan dalam kitab Fath al- Bari adalah sebagaimana berikut:

 Apabila lebih dari satu undangan Pengundangnya adalah orang mukallaf,


merdeka dan dewasa membelanjakan harta bendanya. Undangan tidak
hanya ditujukan kepada orang-orang kaya, sedang orang-orang fakir tidak
ikut diundang tidak terlihat adanya kecenderungan pihak pengundang
untuk mencari hati seseorang, karena senang atau takut kepadanya
(dengan kata lain, tidak ikhlas dalam penyelenggaraanwalimah untuk
mengikuti sunnah).
 Walimah yang diselenggarakan pada hari pertama (apabila
penyelenggaraannya lebih dari satu hari).tidak kedahuluan undangan lain,
undangan yang lebih dulu, lebih banyak dipenuhi. Apabila lebih dari satu
undanganuntuk waktu yang bersamaan diterima dalam satu waktu, maka
yang lebih dekat hubungan kerabatnya lebih diutamakan, apabila tidak ada
hubungan kerabatnya, maka yang maka yang lebih dekat hubungan
ketetanggaannya lebih diutamakan.
 Tidak mendahulukan undangan lain: undangan yang lebih dulu diterima
lebih berhak diterima. Apabila lebih dari satu undangan untuk waktu yang
bersamaan diterima dalam satu waktu yang sama maka yang lebih dekat
hubungan kerabatnya lebih dahulukan tidak terdapat kemungkaran dalam
walimah.

Memperhatikan syarat-syarat tersebut, jelas bahwa apabila walimatul’ursy


dalam pesta perkawinan hanya mengundang orang-orang kaya saja,
hukumnya adalah makruh. Nabi Saw. bersabda:
“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda, “makanan
yang paling jelek adalah pesta perkawinan yang tidak mengundang orang
yang mau datang kepadanya (miskin), tetapi mengundang orang yang enggan
datang kepadanya (kaya). Barangsiapa tidak menghadiri undangan, maka
sesungguhnya ia telah durhaka kepada Allah dan Rasulnya.”(HR. Muslim).
Dalam riwayat lain juga disebutkan:
“Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, “sejelek-jelek makanan ialah makanan
walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya akan tetapi
meninggalkan orang-orang miskin.”(HR. Bukhari).
E. Tips Menekan Biaya Pernikahan Dalam Walimatul ‘Ursy
1. Tempat
Untuk menekan biaya, mempelai bisa menyelenggarakan pernikahan di
masjid, rumah, gedung, dan sebagainya. Untuk gedung, tak perlu lokasi yang
strategis, karena biasanya harganya pun melambung. Siapapun yang sudah
berniat untuk menghadiri pernikahan tak akan terhalang oleh lokasi yang tak
strategis. Yang penting akses jalannya baik, mudah dicari, tidak macet dan
area parkirnya luas.Dengan anggaran terbatas, pilihan untuk
menyelenggarakan pernikahan dirumah memang dirasa paling rasional. Tapi
pertimbangkan juga biaya sewa tenda. Tendayang mewah, biaya sewanya
kadang lebih mahal daripada kita mengadakan perhelatan di gedung.
2. Tamu yang diundang
Jumlah orang yang ingin di undang, tentu akan terkait dengan kapasitas
tempat yangakan disewa dan makanan yang harus kita sediakan. Misalnya,
kita mengundnag 100 orang, berarti berusaha menyediakan makanan dua kali
lipat dari jumlah undangan.Alasannya, mempertimbangkan orang yang kita
undang akan membawa pasangan,saudara atau anak mereka.Untuk undangan,
tak perlu mahal, karena umumnya setelah dibaca akhirnya akandibuang.
3. Pakaian
Untuk melakukan penghematan, kita bisa menyewa, bukannya membeli
baju pengantin. Atau bisa menggunakan baju pengantin orang tua. Tentu saja
yang masihlayak pakai dan pas di tubuh. Bisa juga mempercantik baju
tersebut dengan memodifikasinya. Begitu juga dengan sepatu atau sandal.
4. Wedding organizer
Untuk menyiapkan teknis acara pernikahan memang menyita banyak
waktu, perhatian dan pikiran. Agar tak terlalu repot mengurus detail
pernikihan maka wedding organizer adalah pilihan yang tepat. Memang akan
ada tambahan biaya, tapi kalau jasa wedding organizernya professional dan
memiliki catatan prestasi bagus dalam menyelenggarakan pernikahan, akan
membantu dalam menekan jumlah anggaran. Kita bisa memilih wedding
organizer yang mengerti kondisi keuangan kita.

F. Hikmah Walimatul ‘Ursy


Adapun hikmah dari disuruhnya mengadakan walimah ini adalah rangka
mengumunkan pada khalayak ramai bahwa kad nikah telah terjadi sehingga
semua pihak mengetahuinya dan tidak ada tuduhan dikemudian hari. Ulama
Malikiyah dalam tujuan untuk mengumumkan perkahwinan itu lebih penting
daripada walimah dari menghadirkan dua orang saksi dalam akad perkahwinan.
Satu hal yang harus diketahui bahwa tak satupun ketetapan yang di amanahkan
syari’ah yang tak mempunyai hikmah. Dan adapun hikmah diadakannya
walimatul’ursy dalam pesta perkawinan mempunyai beberapa
keuntungan(hikmah), antara lain sebagai berikut:
1. Merupakan rasa syukur kepada Allah SWT.
2. Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tuanya.
3. Sebagai tanda resminya adanya akad nikah.
4. Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri.
5. Sebagai realisasi arti sosiologi dari akad nikah.
6. Sebagai pengumuman bagi masyarakat, bahwa antara mempelai telah resmi
menjadisuami istri sehingga masyarakat tidak curiga terhadap perilaku yang
dilakukan olehkedua mempelai.
7. Dapat melaksanakan perintah Rasulullah SAW, yang menganjurkan kaum
musliminuntuk melaksanakan Walimatul’ursy walaupun hanya dengan
menyembelih seekor kambing.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Walimatul usry berasal dari bahasa arab (‫ (الولم‬yang berarti makanan pengantin.
Jadi, inti maksud dari walimah ini adalah makanan yang disediakan sebagai rasa
syukurn atas terselenggarakannya pernikahan (akad nikah). Ini juga sebagai ungkapan
rasa syukur pengantin maupun keluarga atas kebahagiaan mereka. Hukum walimah
itu sendiri adalah sunnah muakad. Ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa
walimatul ursy sunnahnya dilaksanakan selama tiga hari. Sebagian ada lagi yang
berpendapat bahwa walimatul ursy dilaksanakan selama tujuh hari. Namun yang
terjadi pada masyarakat umumnya, walimatul ursy dilaksanakan satu sampai dua hari
saja.

Dalam mengadakan walimatul ursy ada beberapa adab yang perlu diperhatikan.
Seperti, mengadakan walimatul ursy sesederhana mungkin. Mengundang sanak
saudara, tetangga dan teman-teman dekat (diutamakan orang-orang shaleh).
Memisahkan tempat duduk antara laki-laki dan perempuan. Berias sederhana (tidak
berlebihan), baik untuk pengantin maupun untuk tamu undangan. Tidak memilih-
milih dalam mengundang orang kaya atau miskin dan tidak mengadakan hiburan
yang memberikan mudharat daripada manfaat. Bagi setiap orang yang mendapatkan
undangan untuk menghadiri walimah, maka hukumnya wajib mendatanginya kecuali
apabila ada udzur syar‟i. Misalnya, sakit, jarak yang jauh sehingga memerlukan
banyak biaya dan waktu untuk sampai pada acara. Dalam hal ini doalah yang
diutamakan bagi mereka yang udzur untuk datang. Undangan walimatul ursy ini
dibagi menjadi undangan khusus, yang hukumnya wajib dihadiri dan undangan
umum, yang hukumnya boleh menghadiri atau tidak, karena undangan umum ini
bersifat menyeluruh kepada banyak orang.
B. Saran

Setiap ada pernikahan selalu dibarengi dengan resepsi pernikahan


(walimatul’ursy), acara semacam itu sudah dianggap lumrah dan telah membudidaya
bagi setiap lapisan masyarakat dimanapun tempat tinggalnya, hanya saja cara dan
sistemnya saja yang berbeda tergantung adat atau kebiasaan yang berlaku
dilingkungan tempat tinggalnya, sedangkan maksud dan tujuan yang terkandung dari
mengadakan resepsi pernikahan (Walimatul’ursy) itu tidak lain hanya untuk
menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaan atas pernikahan yang telah terjadi sebagai
rasa bahagia yang dinikmati tidak hanya oleh pengantin laki-laki dan pengantin
perempuan saja melainkan bersama handai taulan dan masyarakat di sekitar
lingkungan kita.

Walimatul’ursy yang tumbuh dimasyarakat merupakan walimatul’ursy yang


sudah kental dengan adat dan kebiasaan di masyarakat itu pula. Dengan makalah ini,
penulis harapkan walimatul’ursy yang kental akan adat istiadat tidak melupakan pula
hukum islam. Sehingga walimah yang sederhana, walimah yang melestarikan budaya
dan tidak menyimpang dari agama.
Daftar Pustaka

Azhar Basyir, Ahmad. 1999. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta:UII Press

Bagir, Muhammad. 2008. Fiqih praktis 2. Bandung: Karisma

Hatta, Ahmad dkk. 2013. Bimbingan Islam untuk Hidup Muslim. Jakarta:Maghfirah
Pustaka

Mubarok, Mufti. 2008. Ensiklopedi Walimah. Surabaya: PT. Java Pustaka Media
Utama

Sabiq, Sayyid. 1993. Fikih Sunnah. Bandung: PT. Al Ma’arif

Syariffudin, Amir. 2007. Hukum Perkawinan di Indonesia. Jakarta: Kencana

Tihami. 2009. Fikih Munakahat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai