Anda di halaman 1dari 6

LOST IN TRANSITION: FINDING MY TRUE SELF

Live IG KAIA.temansejiwa pada hari Selasa, 02 April 2024

Apa itu lost in transition?

"Lost in transition" adalah frase yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kebingungan,
ketidakpastian, atau kehilangan yang muncul saat seseorang berada dalam masa perubahan atau
transisi dalam hidup mereka. Transisi ini bisa berupa perubahan dalam karier, hubungan, lingkungan,
atau fase hidup lainnya. Ketika seseorang merasa "lost in transition," mereka mungkin merasa tidak
yakin tentang langkah selanjutnya atau merasa tidak nyaman dengan perubahan yang sedang
terjadi. Secara harfiah, "lost in transition" bisa diartikan sebagai "hilang dalam transisi" atau
"tersesat dalam perubahan." Ini menggambarkan perasaan terombang-ambing atau kebingungan
yang muncul ketika seseorang sedang beradaptasi dengan perubahan yang signifikan dalam
kehidupan mereka.

Ketika sedang berada pada masa transisi hidup, apa seseorang dapat mengalami krisis identitas?

Seseorang bisa mengalami krisis identitas saat berada pada masa transisi hidup. Masa transisi, yang
seringkali ditandai oleh perubahan besar dalam kehidupan seseorang, seperti memasuki dunia kerja,
pindah ke tempat baru, memulai atau mengakhiri hubungan, atau menghadapi pertanyaan-
pertanyaan esensial tentang diri dan tujuan hidup, seringkali menjadi pemicu untuk krisis identitas.

Selama masa transisi, individu sering kali menemukan diri mereka terhadap tekanan untuk
menetapkan identitas mereka, dan ini bisa menjadi momen di mana mereka mulai mempertanyakan
nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka. Mereka mungkin merasa tidak pasti tentang siapa
mereka sebenarnya dan apa yang mereka inginkan dalam hidup mereka. Faktor-faktor seperti
ketidakpastian tentang masa depan, ekspektasi sosial, perubahan peran, dan kehilangan keterikatan
dengan lingkungan sebelumnya juga dapat memperumit proses identitas.

Mengapa seseorang merasa kehilangan identitas atau arah hidup ketika menghadapi perubahan?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa merasa kehilangan identitas atau arah hidup ketika
menghadapi perubahan:

1. Perubahan Peran atau Situasi: Ketika seseorang mengalami perubahan signifikan dalam
kehidupan mereka, seperti perubahan karier, status pernikahan, atau perubahan lingkungan,
peran dan situasi mereka bisa berubah secara drastis. Ini bisa menyebabkan ketidakpastian
tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku atau siapa sebenarnya diri mereka
dalam konteks baru tersebut.

2. Hilangnya Rasa Kepastian: Perubahan seringkali memicu hilangnya rasa kepastian tentang
masa depan. Ketika seseorang tidak yakin tentang apa yang akan terjadi selanjutnya atau
bagaimana mereka akan mengatasi perubahan tersebut, mereka mungkin merasa
kebingungan tentang arah hidup mereka.

3. Pertanyaan Identitas: Perubahan seringkali memicu pertanyaan tentang siapa sebenarnya


diri seseorang. Ketika orang menghadapi perubahan besar, mereka mungkin mulai
mempertanyakan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan keraguan tentang identitas mereka.
4. Kehilangan Keterikatan: Perubahan bisa menyebabkan seseorang kehilangan keterikatan
dengan lingkungan, komunitas, atau hubungan yang sebelumnya memberi mereka rasa
identitas dan arah. Ketika keterikatan ini hilang, seseorang mungkin merasa terputus dari
sumber identitas dan arah hidup mereka.

5. Tekanan Sosial dan Ekspektasi: Ekspektasi sosial dan tekanan untuk berhasil dalam konteks
baru juga dapat menyebabkan seseorang merasa kehilangan identitas atau arah hidup. Jika
seseorang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi atau mencapai tujuan yang
ditetapkan oleh orang lain, mereka mungkin merasa kebingungan dan kehilangan.

6. Ketakutan akan Kegagalan: Perubahan seringkali disertai dengan ketakutan akan kegagalan
atau tidak berhasil. Ketika seseorang tidak yakin apakah mereka akan berhasil mengatasi
perubahan tersebut, mereka mungkin merasa kehilangan arah hidup dan identitas.

Semua ini bersama-sama dapat menyebabkan seseorang merasa kehilangan identitas atau arah
hidup ketika menghadapi perubahan. Penting untuk mengakui dan memahami perasaan ini, serta
mencari dukungan dan bantuan jika diperlukan untuk membantu menavigasi perubahan tersebut
dengan lebih baik.

Memahami apa dan bagaimana tanda-tanda seseorang sedang mengalami krisis identitas?

Krisis identitas adalah kondisi psikologis yang ditandai oleh keraguan, kebingungan, dan pencarian
yang mendalam tentang siapa seseorang sebenarnya. Ini adalah fase di mana individu merasa sulit
untuk menentukan identitas mereka sendiri, termasuk nilai-nilai, kepercayaan, tujuan hidup, dan
peran dalam masyarakat.

Krisis identitas seringkali terjadi pada masa remaja dan awal dewasa, tetapi bisa juga terjadi pada
tahap hidup lainnya. Proses ini dijelaskan oleh psikolog Erik Erikson sebagai salah satu dari delapan
tahap perkembangan manusia, yang disebut tahap "Identitas versus Peran Kelelahan" dalam teori
psikososialnya.

Krisis identitas bisa muncul karena berbagai faktor, termasuk perubahan lingkungan, tekanan sosial,
pertanyaan eksistensial, pengalaman traumatis, atau konflik internal. Proses ini dapat melibatkan
pencarian makna hidup, eksplorasi nilai-nilai dan minat, serta mencoba peran dan identitas yang
berbeda untuk menemukan kesesuaian yang paling cocok.

Seseorang yang mengalami krisis identitas mungkin merasa bingung, tidak pasti, dan cenderung
mencari jawaban tentang siapa mereka sebenarnya. Proses ini bisa menjadi fase yang menantang,
tetapi juga merupakan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, penemuan diri, dan pembentukan
identitas yang kuat dan autentik. Dengan dukungan yang tepat dari teman, keluarga, atau
profesional kesehatan mental, individu dapat melewati krisis identitas dengan lebih baik dan
tumbuh menjadi diri yang lebih utuh dan memahami.

Tanda-tanda atau gejala seseorang sedang mengalami krisis identitas

Meskipun setiap orang akan mengalami krisis identitas secara berbeda, ada beberapa gejala
utama yang harus diwaspadai:

 Depersonalisasi: perasaan terputus dari pikiran, perasaan dan/atau tubuh seseorang.


 Kecemasan: peningkatan tingkat kecemasan yang dapat menyebabkan tingkat stres,
ketakutan, dan bahkan serangan panik yang lebih tinggi dalam kasus yang ekstrim

 Kebingungan: kesulitan mengambil keputusan atau terlibat dalam pemecahan masalah


karena kurangnya kejelasan seputar identitas seseorang

 Kurangnya arah: perasaan “tersesat” dan tidak memiliki tujuan atau ambisi dalam hidup

 Mempertanyakan nilai-nilai inti: meragukan keyakinan yang dipegang sebelumnya tentang


apa yang penting dan memikirkan kembali perasaan diri sendiri, sering kali mempertanyakan
aspek fundamental dari diri seperti keyakinan, nilai, tujuan, dan gaya hidup

Jika salah satu gejala di atas muncul, ada baiknya untuk mencari bantuan dan dukungan untuk
mencari pilihan yang dapat membantu seseorang mendapatkan kembali kejelasan dan membuat
keputusan yang tepat mengenai identitasnya. Selain itu, membiarkan diri sendiri meluangkan waktu
untuk memikirkan berbagai perspektif tanpa tekanan atau penilaian dapat menghasilkan hubungan
yang lebih sehat dengan diri sendiri dan peningkatan rasa sejahtera.

Kapan seseorang merasa kehilangan arah hidup dan identitas?

Seseorang dapat merasa krisis identitas dalam berbagai tahap kehidupan dan dalam berbagai situasi.
Beberapa momen atau kondisi di mana seseorang mungkin mengalami krisis identitas meliputi:

1. Masa Remaja dan Awal Dewasa: Ini adalah periode yang umumnya dikaitkan dengan krisis
identitas. Seseorang mungkin mulai mempertanyakan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup
mereka saat mereka mencoba menemukan identitas diri mereka yang sejati.

2. Transisi Fase Hidup: Transisi antara fase hidup yang berbeda, seperti dari remaja ke dewasa
muda, dari lajang menjadi pasangan, atau dari bekerja menjadi pensiun, bisa menjadi saat-
saat krisis identitas. Perubahan peran dan tanggung jawab dalam transisi semacam ini dapat
membuat seseorang merasa kebingungan tentang identitas mereka.

3. Perubahan Karier atau Pendidikan: Perubahan besar dalam karier atau pendidikan juga
dapat memicu krisis identitas. Ketika seseorang mulai mempertanyakan apakah karier atau
jalur pendidikan yang mereka pilih benar-benar mencerminkan siapa mereka, mereka dapat
mengalami keraguan tentang identitas mereka.

4. Krisis Pribadi: Krisis pribadi seperti penyakit serius, kehilangan orang yang dicintai, atau
kegagalan yang signifikan juga dapat menyebabkan krisis identitas. Peristiwa-peristiwa ini
dapat membuat seseorang meragukan keyakinan dan nilai-nilai mereka serta menyebabkan
mereka mencari makna hidup yang baru.

5. Krisis Spiritual atau Eksistensial: Pertanyaan tentang makna hidup, tujuan eksistensi, atau
peran dalam dunia juga dapat memicu krisis identitas. Seseorang mungkin merasa
terombang-ambing atau kebingungan tentang bagaimana mereka memahami diri mereka
sendiri dalam konteks spiritual atau eksistensial.

6. Perubahan Lingkungan: Perubahan lingkungan fisik atau sosial, seperti pindah ke kota baru
atau masuk ke lingkungan sosial yang berbeda, juga dapat memicu krisis identitas. Ketika
seseorang tidak lagi merasa dikenali atau merasa nyaman dalam lingkungan baru, mereka
mungkin merasa kebingungan tentang identitas mereka.
Krisis identitas tidak selalu terjadi pada saat-saat yang jelas atau dramatis; kadang-kadang itu adalah
proses bertahap yang terjadi seiring waktu. Ini adalah momen yang penting dalam perkembangan
pribadi seseorang, yang sering mengarah pada refleksi yang mendalam, eksplorasi nilai-nilai dan
minat, dan pencarian makna hidup yang mendalam.

Dampak negatif apabila seseorang mengalami krisis identitas

Krisis identitas dapat memiliki dampak negatif yang signifikan, termasuk:

1. Kecemasan dan Depresi: Merasa bingung atau tidak yakin tentang siapa mereka sebenarnya
dapat menyebabkan kecemasan dan depresi yang serius.
2. Perasaan Kehilangan dan Kehampaan: Orang yang mengalami krisis identitas mungkin
merasa kehilangan atau tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
3. Konflik dalam Hubungan: Ketidakpastian tentang identitas diri dapat memengaruhi
hubungan dengan orang lain, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.
4. Perilaku Merusak: Beberapa individu mungkin mencoba mengatasi krisis identitas dengan
menggunakan perilaku merusak seperti penyalahgunaan zat atau perilaku berisiko lainnya.
5. Ketidakmampuan untuk Mengambil Keputusan: Kesulitan dalam memahami siapa diri
mereka sebenarnya dapat menyebabkan kesulitan dalam membuat keputusan yang penting
dalam hidup.
6. Kurangnya Kepuasan Hidup: Ketidakpastian tentang identitas diri dapat mengurangi tingkat
kepuasan hidup seseorang secara keseluruhan.
7. Pengalaman Isolasi Sosial: Orang yang mengalami krisis identitas mungkin merasa terisolasi
secara sosial karena sulit untuk merasa terhubung dengan orang lain.
8. Gangguan Kesehatan Mental: Krisis identitas yang tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan gangguan kesehatan mental yang lebih serius seperti gangguan kepribadian
atau gangguan makan.

Bagaimana cara untuk dapat menemukan kembali diri kita yang sebenarnya?

Menghadapi krisis identitas bisa menjadi proses yang menantang, tetapi ada beberapa langkah yang
dapat Anda ambil untuk membantu menemukan kembali diri Anda yang sebenarnya:

1. Refleksi Diri: Ambil waktu untuk merenung dan merenung tentang siapa Anda, nilai-nilai apa
yang Anda pegang teguh, minat apa yang memberi Anda kepuasan, dan apa yang benar-
benar penting bagi Anda dalam hidup.

2. Jurnal atau Catatan: Mencatat pemikiran, perasaan, dan pengalaman Anda dapat
membantu Anda memproses dan mengklarifikasi pikiran Anda. Jurnal juga dapat menjadi
alat untuk menemukan pola-pola dalam pemikiran dan perasaan Anda.

3. Eksplorasi Minat dan Hobi: Cobalah hal-hal baru dan eksplorasi minat dan hobi yang
mungkin Anda abaikan atau lupakan. Ini dapat membantu Anda menemukan kegembiraan
baru dan memperluas pemahaman Anda tentang diri Anda sendiri.

4. Berkomunikasi dengan Orang yang Dipercaya: Berbicara dengan teman, anggota keluarga,
atau profesional kesehatan mental yang dipercaya dapat memberi Anda perspektif yang
berharga dan dukungan saat Anda menjalani krisis identitas.
5. Terima Perubahan: Terima kenyataan bahwa perubahan adalah bagian alami dari
kehidupan. Cobalah untuk melihat perubahan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan
pembelajaran, bukan sebagai ancaman terhadap identitas Anda.

6. Pertimbangkan Nilai dan Tujuan Hidup: Tinjau kembali nilai-nilai Anda dan tetapkan tujuan
hidup yang berarti bagi Anda. Bertindak sesuai dengan nilai-nilai Anda dapat membantu
Anda merasa lebih konsisten dengan diri Anda sendiri.

7. Praktikkan Self-Care: Jaga kesehatan fisik, emosional, dan mental Anda dengan melakukan
aktivitas yang menyenangkan dan memelihara diri sendiri. Ini termasuk olahraga, meditasi,
tidur yang cukup, dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang Anda cintai.

8. Terima Diri Sendiri: Ingatlah bahwa mengalami krisis identitas adalah bagian normal dari
perjalanan manusia. Terima diri Anda sendiri dan berikan diri Anda kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang melalui proses ini.

9. Bantuan Profesional: Jika Anda merasa kesulitan menavigasi krisis identitas sendiri, jangan
ragu untuk mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental seperti psikolog
atau konselor. Mereka dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk
membantu Anda menemukan kembali diri Anda yang sebenarnya.

Setiap orang memiliki perjalanan yang unik dalam mengatasi krisis identitas, dan tidak ada
pendekatan yang satu ukuran cocok untuk semua. Cobalah berbagai strategi dan temukan apa yang
paling membantu Anda dalam menemukan kembali diri Anda yang sebenarnya.

Perawatan lanjutan untuk Krisis Identitas

Jika krisis identitas menimbulkan tekanan yang signifikan dan mengganggu kemampuan Anda untuk
berfungsi secara normal, dokter atau ahli kesehatan mental dapat membantu. Bicaralah dengan
mereka tentang perasaan Anda dan perubahan atau stres yang Anda alami dalam hidup.

Tergantung pada tingkat keparahan masalah identitas Anda dan dampak yang ditimbulkannya, ada
beberapa pilihan pengobatan.

Psikoterapi

Terapi dapat membantu mengatasi beberapa masalah mendasar yang mungkin berkontribusi
terhadap krisis identitas Anda. Salah satu pendekatan yang dikenal sebagai terapi perilaku kognitif
(CBT) berfungsi untuk mengatasi pikiran dan perilaku negatif yang dapat menyebabkan masalah
pada pandangan Anda tentang diri sendiri.

Terapi Kelompok

Beberapa penelitian menemukan terapi kelompok bermanfaat dalam mengatasi krisis identitas,
terutama pada remaja. Salah satu penelitian melaporkan hasil positif setelah mengikuti terapi
narasi kelompok, yang berfokus pada membantu orang menemukan suara mereka melalui cerita
yang mereka ceritakan sendiri.

Temuan serupa lainnya dicatat setelah terapi realitas berbasis kelompok, yang memperkuat
kekuatan membuat pilihan yang baik.

Pengobatan
Jika gejala Anda disertai dengan kecemasan atau depresi, dokter Anda mungkin juga menyarankan
atau meresepkan obat (obat anti cemas atau anti depresan) untuk membantu mengatasi kondisi
tersebut.

Dampak positif ketika seseorang mengetahui atau menemukan identitas diri yang sesungguhnya

Mengetahui atau menemukan identitas diri yang sesungguhnya dapat memiliki banyak dampak
positif, antara lain:

1. Kepuasan dan Kesejahteraan Emosional: Mengetahui siapa diri sebenarnya dapat


memberikan rasa kepuasan dan kesejahteraan emosional yang kuat karena individu merasa
lebih autentik dan terhubung dengan diri mereka sendiri.
2. Keyakinan dan Keterampilan Pengambilan Keputusan yang Meningkat: Dengan memahami
nilai-nilai, minat, dan tujuan mereka sendiri, individu yang memiliki identitas yang jelas
cenderung memiliki keyakinan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan dan
mengatasi tantangan dalam hidup.
3. Hubungan yang Lebih Memuaskan: Orang yang memiliki identitas yang jelas cenderung lebih
mudah membentuk hubungan yang mendalam dan bermakna dengan orang lain karena
mereka dapat mengekspresikan diri mereka secara autentik.
4. Keterampilan Koping yang Meningkat: Mengetahui identitas diri yang sesungguhnya dapat
membantu seseorang mengatasi stres dan kesulitan dengan lebih efektif karena mereka
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang siapa mereka dan apa yang penting bagi
mereka.
5. Pencapaian Tujuan Hidup yang Lebih Tinggi: Dengan memiliki pemahaman yang jelas
tentang identitas diri mereka, individu cenderung dapat mengarahkan energi dan usaha
mereka ke arah pencapaian tujuan hidup yang lebih bermakna dan memuaskan.
6. Peningkatan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Keseluruhan: Dengan merasa lebih
terhubung dengan diri mereka sendiri dan hidup secara sesuai dengan nilai-nilai dan minat
mereka, individu cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik secara keseluruhan.
7. Kreativitas dan Inovasi yang Meningkat: Orang yang memiliki pemahaman yang jelas tentang
identitas diri mereka seringkali lebih berani untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dan
mengejar minat atau bakat unik, yang dapat menghasilkan kreativitas dan inovasi yang lebih
besar.
8. Pengaruh Positif pada Lingkungan Sosial: Individu yang memiliki identitas yang kuat dan jelas
seringkali menjadi contoh yang kuat dan memberikan inspirasi bagi orang lain dalam
lingkungan mereka.

Anda mungkin juga menyukai