Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN STANDAR ERGONOMI PERKANTORAN DALAM

MENINGKATKAN KENYAMANAN & PRODUKTIVITAS PEGAWAI DI


KANTOR

Andina Putri
Nim.195264001

andinaputrirr@gmail.com

ABSTRAK

Ergonomi perkantoran dianggap penting bagi sebagian perusahaan maupun


lembaga karena sebagai bukti bahwa perusahaan atau lembaga tersebut tidak hanya
mementingkan kinerja perusahaan semata namun juga memperhatikan kondisi
lingkungan kerja dan sekitarnya untuk mewujudkan kepedulian pada kinerja pegawai
dan lingkungan dalam kantor. Interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain
yang berada di sekitar kantor menyadarkan bahwa perilaku pegawai didalanya
dipengaruhi juga oleh kondisi dan kenyamanan ruangan di dalamnya.
Keyword : ergonomi, kantor, pegawai

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada tahun 1970-an, di lingkungan kantor global, komputer jarang digunakan, dan
nyeri muskuloskeletal adalah salah satu masalah yang sering dijumpai. Kelompok besar
staf sekretaris bekerja 8-10 jam sehari dengan posisi badan yang tetap dengan istirahat
terbatas, pencahayaan tidak memadai, pengaturan kantor yang buruk, dan manajer yang
kuang memahami akan ergonomis. Banyak pekerja mulai mengeluh sakit dan nyeri.
Dari hal ini barulah mencari penyebab, dan untuk mengatasi masalah ini, insinyur
keselamatan dan fisioterapis memasuki lapangan ergonomi kantor, mengadaptasi
workstation untuk pekerja. Mereka menggunakan pengetahuan apa pun yang mereka
miliki, terdiri dari metode yang kurang divalidasi seperti bio-feed-back, pengukuran
sudut postur, elektromiografi, dan pengamatan berulang untuk mengatasi penyebab yang
diyakini masalah-masalah ini. Nyeri punggung semakin dilaporkan sebagai "penyakit
akibat kerja" mengacu pada penelitian yang lebih tinggi yaitu tekanan intradiscal di
tempat duduk tertentu, daripada berdiri posisi (Nachemson&Wilke).
Penelitian yag dilakukan oleh Volvo Corporation di Swedia untuk menunjukkan
bahwa cuti sakit dan istirahat di tempat tidur tidak menyembuhkan, tapi bertahan secara
jangka panjang. Hal ini cukup terkenal di dunia atletik dan pengobatan. Teknik yang
sesuai kontrol dalam menangani masalah ini jauh lebih efektif dalam mengurangi rasa
sakit, dan dalam pencegahan penyakit jangka panjang. Hal ini berbeda dengan pekerjaan
yang menuntut fisik, pekerja melaporkan mengalami lebih banyak rasa sakit, dan
berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi mereka, kondisi mereka berbeda dengan
mereka yang bekerja di pekerjaan yang kurang menuntut fisik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laestadius selama kurun waktu 6
bulan di tahun 2009 survei terhadap 3348 pekerja kantoran di kantor Bank Dunia di
Washington, D.C dengan 73% responden melaporkan memiliki gejala seperti sakit di
leher, bahu, lengan dan punggung. Nyeri harian dilaporkan dari leher dan bahu (21%),
tangan dan pergelangan tangan (10%), siku (3%), dan nyeri punggung bawah (13%).
Hanya 12% dari Staf Bank Dunia melaporkan telah mengambil cuti sakit akibat dari rasa
nyeri di sistem muskuloskeletal. Penelitian dari Perusahaan Volvo di Swedia
mengidentifikasi prevalensi nyeri, cuti sakit, cacat jangka panjang untuk dikaitkan
secara positif dengan usia, jenis kelamin (perempuan), merokok, kerja berat, bekerja
dengan mesin/peralatan bergetar, dan kepemimpinan yang buruk (Dimberg, 1986).

Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
dapat dibentuk adalah sebagai berikut: “Adakah hubungan antara peerapan standar
ergonomi perkantoran dengan peningkatan kenyamanan pegawai?”

Tujuan Penulisan
Membahas hubungan antara penerapan ergonomi perkantoran dengan
kenyamanan pegawai dalam bekerja.

PEMBAHASAN

Apa Itu Ergonomi?


Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan
efektif, nyaman, aman, dan efisien (Sutalaksana dkk., 2006).
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja.
Tidak semua pekerja memiliki ukuran yang dan setiap orang memiliki batas. Ergonomi
bertujuan untuk merancang workstation, work proses, peralatan, dan alat yang sesuai
dengan kebutuhan pegawai. Sebagai seorang pekerja, penting diketahui bagaimana cara
menyesuaikan workstation kantor agar sesuai dengan kebutuhan. Jika tempat bekerja
tidak sesuai dengan pekerja, pekerja lebih mungkin terkena risiko faktor yang dapat
menyebabkan cedera muskuloskeletal. Faktor risiko ergonomis utama di kantor antara
lain sebagai berikut:
 REPETITION: tugas atau gerakan tubuh yang dilakukan berulang-ulang.
 AWKWARD POSTURE: posisi tubuh yang menyimpang dari netral seperti
seperti memutar leher untuk melihat monitor atau meraih untuk menggunakan
mouse.
 STATIC FORCES: mempertahankan posisi untuk waktu yang lama (misalnya
duduk lama, melihat monitor dengan leher tertekuk, atau meraih untuk papan
ketik).
Setiap orang menanggapi faktor risiko ergonomis dengan cara yang berbeda. Sebagai
contoh, satu pekerja mungkin memiliki gejala cedera sementara pekerja lain melakukan
tugas yang sama mungkin tidak memiliki gejala. Faktor risiko ergonomis harus
diidentifikasi dan dikurangi untuk menurunkan risiko cedera bagi semua pekerja.
Bahkan para pekerja yang tidak mengalami rasa sakit harus memperhatikan ergonomi
secara serius untuk mengurangi risiko cedera.

Modern Ergonomics
Ergonomi modern dibangun di atas biomekanik fungsional seperti yang
didefinisikan oleh Frankel dan Nordin (1980): Fungsional biomekanik menggunakan
hukum fisika dan teknik konsep untuk menggambarkan gerak yang dialami oleh
berbagai tubuh segmen, dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh ini selama aktivitas
normal. Pada prinsipnya, posisi tubuh netral (bukan fleksi atau ekstensi) dan sedikit
usaha adalah tujuannya. Namun sangat penting, untuk memahami bahwa tubuh kita
adalah dirancang untuk bergerak, dan duduk dalam satu posisi tubuh untuk jangka waktu
yang lama. Kita perlu terus-menerus bervariasi dalam hal posisi. Dalam tinjauan
sistematis muskuloskeletal terkait pekerjaan gangguan, da Costa et al. (2010)
menemukan beban fisik yang berat, merokok, Indeks Massa Tubuh (BMI) tinggi,
psikososial tinggi tuntutan pekerjaan, dan tekanan penyakit penyerta untuk sembuh perlu
diperhatikan. Seorang individu yang lebih tua mungkin membutuhkan kacamata
(biasanya dari usia 40 tahun ke atas), dan banyak lagi lampu. Kebanyakan orang dengan
usia mengalami kekakuan pada mata lensa dengan masalah fokus yang menyertainya.
Postur dalam konteks ergonomi menurut Kamus Merriam-Webster ”adalah cara
tubuh Anda diposisikan ketika Anda sedang duduk atau berdiri”. Dari perspektif evolusi,
manusia pada mulanya adalah pemburu/pengumpul. Fungsi ini sangat menekankan pada
mengubah posisi dengan cepat, fleksibel dan penuh perhitungan. SEBUAH tubuh yang
kuat dan terlatih meningkatkan kelangsungan hidup dalam musuh lingkungan. Dari
sudut pandang anatomi tegak lurus, otot postural terutama mendukung tubuh berdiri, dan
duduk posisi. Ini bisa aktif untuk waktu yang lama, perlu hanya variasi moderat dari
perubahan posisi tubuh yang dapat membawa tubuh Anda sepanjang hari. Saat badan
sehat seimbang, kelelahan membutuhkan waktu lama untuk berkembang.

Ergonomi Dalam Perkantoran


Berdasarkan kesadaran balwa faktor lingkungan fisik memberikan sumbangan
yang cukup Berarti terhadap efisiensi perkantoran maka diperlukan suatu petunjuk yang
mampu melakukan identifikasi. Er- gonomi merupakan pilihan untuk memberikan
jawaban dalam menyusun lingkungan yang kondusif. Ergonomic, the study of
relationship of employees to their physical environment, is helpful in designing an
effective environment (Quible, 1984: 122), ide yang selaras juga disampaikan oleh
Kallaus dan Keeling yang menyatakan bahwa ergonomic is the science that explains the
relation- ship of workers to the physiological and psychological factor in their
environment (1987:403-404). Pada dasarya ergonomi merupakan ilmu yang membahas
pengaruh lingkung- an fisik terhadap psikis dan fisio- logis karyawan. Secara psixis kar-
yawn harus diaga selalu merasa senang, puas, aman, dan seba- gainya. Demikian pula
fisik kar- yawan harus dilaga agar selau shat, segar ,tidak cidera sehingga inamou
memberikan karya yang lerbaik. Produktivitas dan kualitas kera kantor sangat
dipengaruhi oleh ke- adaan lingkungan fisik. Aktivitas kantor terutara terkait dengan
pengolahan informasi sebagian be- bar melibatkan pemakaian mata secara luas dalam
bentuk membaca dan melihat. Bahkan secara tegas Suma'mur (1988) menyatakan bah-
wa ergonomi itu dimaksudkan untuk mencapai produktivitas dan efisiensi setinggi-
tingginya melalui pemanfa- alan factor manusia seoptimal- optimalnya. Lingkungan
fisik yang tidak kondusif akan menimbulkan penurunan produktivitas, moral pe- jawai
rendah. mangkir atau ab- sensi, dan tingkat kesalahan tinggi. Banyak komponen
dibicarakan oleh ergonomi dalam mendisain lingkungan kerja yang kondusif bagi kerja
perkantoran, yaitu; (1) cahaya (2) udara, (3) wama, dan (4) suara. Cahaya sangat penting
bagi peker- jaan kantor mengingat aktivitas di dalamnya banyak mempergunakan
pikiran dan mata yang luas. Cahaya yang baik harus dapat disiapkan agar menghasilkan
informasi yang memenuhi syarat. Cahaya yang baik memenuhi kebutuhan tuntutan pe-
kerjaan baik sacare kualitatif maupun kuantitatif Kedua aspek cahaya in dapat dipenuhi
Dalam waktu bersamaan walaupun me- makan biaya yang cukup besar. Kuantitas
cahaya menunjukkan besamya kebutuhan Denvinaran untuk tiap-tiap jenis pekerjaan
yang diukur dengan satuan footcandle. Sebagai ilustrasi perl dikemukakan bahwa
footcandle merupakan banyaknya cahaya yang dipan- carkan dari sebuah lilin ukuran
biasa pada sebuah benda yang jaraknya satu kaki dan lilin itu atau kurang lebin 30 48
centimeter (The Liang Gie, 1998). Berkaitan dengan ku- antitas cahaya, pekejaan kantor
diklasifikasikan menjadi empat ma- cam, yaitu pekerjaan yang memer- lukan
penglihatan: (1) sederhana, (2) sepintas lalu, (3) biasa, dan (4) tajam. Sudah barang tentu
mudah dipthami bahwa pekerjaan dengan penglihatan sederhana memerlukan kuantitas
cahaya yang paling sedikit. Sebaliknva pekoraan dengan penglihatan tajam memerlukan
ku- antitas cahaya yang terbesar, Untuk memperelas keterkaitan antara jenis pekeraam
kantor den kebu- than cahaya dapat diperta-tikan tabel berinut.

Kaitan Antara Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan


Menurut Sedarmayanti (2011), lingkungan kerja secara fisik dalam arti semua
keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, akan mempengaruhi pegawai baik
secaralangsung maupun secara tidak langsung. Sunyoto (2012:43) menjelaskan
bahwalingkungan kerja adalah salah satu komponen yang amat penting bagi karyawan
dalammelakukan pekerjaannya.Lingkungan yang ada di dalam sebuah kantor, memiliki
pengaruh yang cukup besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Dalam pengertian
lain juga disebutkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang tampak fisiknya
berhubungandengan organisasi perusahaan atau kantor. Semakin baik lingkungan kerja
yang diterapkan oleh sebuah kantor maka akan semakin baik pula produktivitas
seorangkaryawan dalam pekerjaannya. Hal ini akan mendorong motivasi, kreatifitas
daninovasi seorang karyawan.Lingkungan yang ada di dalam sebuah kantor dibedakan
menjadi dua, yaitulingkungan fisik dan lingkungan non fisik, Lingkungan fisik adalah
lingkungan yangdapat terlihat fisiknya yang dapat berperan secara langsung maupun
tidak langsung didalam ruangan kerja. Sedangkan lingkungan non fisik adalah
lingkungan yang tidakdapat terlihat fisiknya tetapi merupakan segala keadaan yang
berperan langsung

Kenyamanan Dalam Kantor


Para ahli sumber daya manusia juga mengatakan bahwa lingkungan kerja
merupakan salah satu dari beberapa faktor yang penting untuk meningkatkan kinerja
serta produktivitas karyawan. Lingkungan kerja ini dapat berupa fasilitas kerja, suasana
kerja yang didalamnya termasuk suhu ruangan, warna, sirkulasiudara, bau, kebisingan
serta keamanan dan keselamatan kerja.
Menurut Hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamananantara
lain:
1. Sirkulasi
Kenyamanan suatu ruangan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti
tidak adanya pembagian sirkulasi antara ruang satu denganlainnya. Sirkulasi dibedakan
menjadi dua yaitu sirkulasi di dalam ruangdan sirkulasi di luar ruang atau peralihan
antara dalam dan luar sepertifoyer atau lobby, koridor, atau hall.
2.Daya alam atau iklima.
Radiasi matahari dapat mengurangi kenyamanan terutama pada sianghari, sehingga
perlu adanya peneduh.b.Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang
sehinggatercipta pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikankenyamanan. Pada
ruang yang luas perlu diadakan elemen-elemenpenghalang angin supaya kecepatan
angin yang kencang dapatdikurangi.c. Jika temperatur ruang sangat rendah maka
temperatur permukaankulit akan menurun dan sebaliknya jika temperatur dalam
ruangtinggi akan mengalami kenaikan pula. Pengaruh bagi aktivitas kerjaadalah bahwa
temperatur yang terlalu dingin akan menurunkangairah kerja dan temperatur yang
terlampau panas dapat membuatkelelahan dalam bekerja dan cenderung banyak
membuat kesalahan
3. Kebisingan
Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisinganadalah salah satu
masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan parapekerja yang berada di
sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangikebisingan adalah dengan menggunakan
alat pelindung diri (ear muff, earplug).
4. Aroma atau bau-bauan
Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yangtidak sedap
akan tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapatdiatasi dengan
memindahkan sumber bau tersebut dan ditempatkan padaarea yang tertutup dari
pandangan visual serta dihalangi oleh tanamanpepohonan atau semak ataupun dengan
peninggian muka tanah.
5. Bentuk
Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standarmanusia agar
dapat menimbulkan rasa nyaman.
6. Keamanan
Keamanan merupakan masalah terpenting, karena ini dapat mengganggudan
menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan sajaberarti dari segi
kejahatan (kriminal), tapi juga termasuk kekuatankonstruksi, bentuk ruang, dan
kejelasan fungsi.
7. Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambahrasa nyaman
karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yangtidak sedap.
8. Keindahan
Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperolehkenyamanan
karena mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera.Untuk menilai keindahan
cukup sulit karena setiap orang memilikipersepsi yang berbeda untuk menyatakan
sesuatu itu adalah indah. Dalamhal kenyamanan, keindahan dapat diperoleh dari segi
bentuk ataupunwarna.
9. Penerangan
Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlumemperhatikan beberapa
hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitascahaya, daya penerangan, pemilihan
dan perletakan lampu. Pencahayaanalami di sini dapat membantu penerangan buatan
dalam batas-batastertentu, baik dan kualitasnya maupun jarak jangkauannya dalam
ruangan.
Secara tidak langsung hal-hal yang mempengaruhi kenyamanan kantorbila tidak
diperhatikan akan berpangaruh pula pada produktivitas kerja karyawan.Apabila
perhatian perusahaan terhadap kenyamanan kantor menurun makaproduktivitas kerja
karyawan juga otomatis akan menurun. Sehingga perusahaanharus tetap memperhatikan
serta menjaga kenyamanan kantor demi meningkatkanproduktivitas kerja karyawan, bila
produktivitas kerja karyawan meningkat makatujuan perusahaan pun akan dengan
mudah dan cepat tercapai

KESIMPULAN
Dalam meningkatkan produktivitas dan kenyamanan kerja karyawan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhinya, namun salah satunya adalah kenyamanan kantor.
Kenyamanan kantor juga akan mendukung segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan
karyawan di dalam kantor. Salah satu kenyamanan kantor yang harus diperhatikan
adalah lingkungan kantor yang didalamnya dapat berupa fasilitas kerja, suasana kerja
yang didalamnya termasuk suhu ruangan, warna, sirkulasiudara, bau, kebisingan serta
keamanan dan keselamatan kerja. Karyawan juga merupakan salah satu aset perusahaan,
ketika aset ini produktif maka tentu kinerja perusahaan akan meningkat. Oleh karena itu,
secara tidak langsung kantor yang nyaman serta memperhatikan aspek ergonomi akan
meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang akan berpengaruh juga pada kinerja
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Da Costa BR, Vieira ER. Risk-factors for work-related musculoskeletal disorders: A


systematic review of recent longitudinal studies. Am J Ind Med 2010; 53(3): 285-
323

Dimberg L, Wallin L, Eriksson B. Unpleasant atmosphere at work increases the risk of


musculoskeletal disorders. Lakartidningen (Swedish) 1991; 88(11): 981-5.

Frankel VH, Nordin M. Basic biomechanics of the musculoskeletal system. Philadelphia:


Lea and Febiger 1980.

Merriam- Webster. Posture. (Retrieved 2015 Feb 14) available from http://www.merriam-
webster.com/dictionary/posture. Html

Nachemson AL. Lumbar intradiscal pressure. Experimental studies on post-mortem


material. Acta Orthop Scand 1960; 43: 1-104 suppl.

Quible, Zane K. 1984. Administrative Office Managemen, an Introduction, third edition,


Virginia: Reston PublishingCompany Inc.

Taylor F. The principles of scientific management. New York, NY, USA and London,
UK: Harper & Brothers 1911, OCLC 233134, LCCN 11-010339.

The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Wilke HJ, Neef P, Caimi M, Hoogland T, Claes LE. New in vivo measurements of
pressures in the intravertebral disc in daily life. Spine 1999; 24(8): 755-62

Anda mungkin juga menyukai