Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK :

1. ARYA ABDUL AZIIZ


2. AZIZ WIJAYA SAPUTRA
3. ILHAM DWI OKTAVIA
4. ALDI CAHYO SAPUTRA
5. NOVAN WAHYU INDRA
6. FARANDI ANGESTI SARJONO

KELAS : PPG PRAJABATAN PJOK B

TOPIK 4
RUANG KOLABORASI TK1
telah mempelajari mengenai pendekatan CRT. Sekarang cobalah untuk melakukan studi
kasus bersama dengan kelompok Anda.

Contoh kasus 1
Pak Budi merupakan guru Ekonomi. Hari ini pak Budi akan menyampaikan materi
mengenai kewirausahaan. Sekolah Pak Budi terletak di daerah dataran tinggi dan peserta
didik Pak Budi sebagian besar memiliki orang tua yang bermata pencaharian petani.
Bagaimana kegiatan dan tugas yang sebaiknya diberikan Pak Budi?
Diskusikanlah kasus tersebut dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching!

Terbentuknya tindakan berwirausaha pada dasarnya merupakan proses tertanamnya nilai-nilai


sosial dan kepribadian dalam diri peserta didik, yang berupa kesadaran yang terjadi di dalam
diri peserta didik mengenai kemampuan mereka membaca potensi lingkungan tempat tinggal
dan potensi diri mereka. Dalam hal ini peluang untuk menjadikan lingkungan sekitar sebagai
dasar dari pembelajaran berwirausaha dan mereka diharapkan mampu menerapkan
kewirausahaan dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar mereka. Seperti contoh
kasus di atas yang menunjukkan bahwa pengajaran terjadi di lingkungan dataran tinggi yang
notabene mata pencahariannya merupakan seorang petani. (1) Maka kita perlu memberi
pemahaman terlebih dahulu, tanaman apa yang dapat tumbuh subur di daerah dataran tinggi
menyesuaikan dengan keadaan dan cuaca. Misalnya tanaman kelapa dan tebu yang biasanya
ditanam di daerah tropis, jika dipaksakan menanam di daerah dataran tinggi hasilnya tidak
akan memuaskan. Setiap daerah menunjukkan keadaan yang berbeda-beda dan tentunya
memiliki ciri khas masing-masing. (2) Nilai-nilai budaya/kearifan lokal dari sisi agama dan
tradisi/budaya yang ditanamkan oleh orang tua peserta didik akan memberikan kontribusi
terhadap perilaku peserta didik dalam berwirausaha. (3) Selain mengajarkan potensi alam,
pendidik juga perlu memberi pemahaman kepada peserta didik untuk dapat membaca peluang
pasar yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai potensi mereka dalam mengembangkan
wirausaha. Pengembangan aspek kewirausahaan dilakukan oleh pendidik melalui proses
pemahaman materi terstruktur dan sesuai dengan tuntutan pasar pertanian, sehingga peserta
didik dapat memperoleh teori sekaligus aplikasi nyata dalam bisnis pertanian yang
sesungguhnya. Petani di Indonesia sebagian besar masih berorientasi pada produksi, sehingga
mereka selalu berada pada posisi yang menerima harga, bukan penentu harga. Umumnya
petani masih menganggap usahanya sebagai suatu rutinitas untuk pemenuhan kebutuhan
hidupnya, sehingga mereka seringkali tidak berfikir untuk mengembangkan usahanya.
Berikut beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan dengan pendekatan CRT, antara lain:
a. Kegiatan awal untuk memantik ide atau imajinasi peserta didik seperti:
1. Bertanya tentang bagaimana lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik
2. Meminta peserta didik bercerita tentang potensi alam mereka
3. Meminta peserta didik bercerita tentang mata pencaharian orang disekitar/keluarga
4. Apa saja wirausaha yang banyak dijumpai di lingkungan tempat tinggal mereka
5. Pendidik bersama peserta didik mencari informasi dari
ensiklopedia. b. Kegiatan Inti
1. Menonton video tentang mata pencaharian sebagai seorang petani di dataran tinggi
2. Peserta didik mengamati ragam mata pencaharian dan industri di dataran tinggi
3. Peserta didik menerima LKPD potensi alam, sumer daya dan wirausaha di dataran
tinggi
4. Peserta didik mengamati dan mengelompokkan gambar sesuai wilayahnya
5. Peserta didik menganalisis karakteristik masing-masing gambar sesuai wilayahnya
6. Peserta didik menggali informasi mengenai karakteristik wilayah mereka
7. Peserta didik membuat infografis mengenai potensi lingkungan tempat tinggal mereka
8. Peserta didik bermain peran penjual (petani) dan pembeli
Contoh Kasus 2
Bonar adalah seorang siswa bersuku Batak yang berasal dari Sumatera. Saat memasuki
SMP, Bonar dan keluarganya pindah rumah ke daerah Cianjur. Sebagian besar siswa di
sekolah ini berasal dari suku Sunda. Bonar merasa kesulitan untuk beradaptasi karena
perbedaan budaya.
Diskusikanlah cara guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan
berpihak pada peserta didik.
Selain kedua contoh kasus di atas, Anda juga dapat menceritakan kasus serupa yang
pernah Anda temukan atau mungkin pernah Anda alami. Bagikanlah bersama rekan dan
dosen untuk menjadi bahan diskusi pada kegiatan ini. Kemudian kerjakanlah tugas

Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didikmerupakan
suatu hal yang sangat penting. Berikut beberapa cara guru dapat mencapai tujuanini:
 Membangun Hubungan Positif : Guru dapat mengambil waktu untuk membangunhubungan
positif dengan setiap peserta didik. Mengenal minat, kebutuhan, dankeunikan masing-masing
siswa dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebihmendukung
 Mendorong Komunikasi Terbuka : Guru harus menciptakan atmosfer di mana pesertadidik
merasa nyaman untuk berbicara dan berbagi. Mendorong komunikasi terbukamemungkinkan
siswa untuk mengungkapkan pemikiran, ide, dan perasaan merekatanpa takut dicemooh atau
dihakimi.
 Menanggapi Kebutuhan Khusus : Memahami dan merespons kebutuhan khusus setiap
peserta didik adalah langkah penting. Ini termasuk pemahaman tentang gaya belajar,tingkat
keterampilan, serta kebutuhan khusus fisik atau emosional. Memberikandukungan yang
sesuai akan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
 Menyediakan Ruang Keterbukaan : Guru dapat menciptakan ruang di mana pesertadidik
merasa bebas untuk berekspresi dan mengemukakan pendapat mereka.Menghormati dan
menghargai berbagai pandangan serta memberikan ruang untuk perbedaan pendapat adalah
aspek penting dari lingkungan belajar yang positif
 Menerapkan Disiplin Positif : Guru dapat mengadopsi pendekatan disiplin yang positif dan
mendidik, yang lebih berfokus pada pembelajaran daripada hukuman. Inimembantu
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif pesertadidik.
 Merancang Pembelajaran Inklusif : Merancang pembelajaran yang dapat diakses olehsemua
peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda adalah kunci untukmenciptakan lingkungan
inklusif. Menggunakan berbagai metode pengajaran dansumber daya dapat membantu
memenuhi kebutuhan beragam siswa.
 Menghargai Keanekaragaman : Guru dapat merayakan keanekaragaman dalam
kelas,termasuk perbedaan budaya, bahasa, dan latar belakang. Ini bisa dilakukan melalui
pembelajaran konten yang mencakup berbagai perspektif dan merayakan berbagai perayaan
budaya.
 Memberikan Dukungan Emosional : Memberikan dukungan emosional kepada peserta didik
dalam situasi yang sulit atau stres dapat membantu menciptakanlingkungan belajar yang
aman. Guru dapat menjadi sumber dukungan dan pemahaman bagi peserta didik

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang
positif dan mendukung, memungkinkan peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal.

Anda mungkin juga menyukai