Mayer mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi yang
menggabungkan kata-kata dan gambar. "Kata" merujuk pada verbalisasi materi, seperti teks tercetak atau terucap, sedangkan "gambar" mencakup grafik statistik, ilustrasi, foto, peta, animasi, dan video. Dalam konteks pembelajaran, multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan lebih dari satu media, seperti kombinasi teks, grafik, animasi, suara, dan video. Multimedia dalam pembelajaran dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan sinergi antara berbagai media. Penggunaan multimedia yang tepat dapat memberikan manfaat besar bagi guru dan peserta didik. Teori lama tentang multimedia pembelajaran menyoroti pentingnya integrasi pendengaran dan visual untuk meningkatkan pemahaman. Guru yang efektif harus memahami kelebihan, keterbatasan, dan strategi untuk mengintegrasikan multimedia seperti audio, video, teks, dan visual dalam pengajaran. Variabel-variabel yang mempengaruhi cara peserta didik menafsirkan multimedia perlu dipahami, bersama dengan strategi guru dan peserta didik untuk membuat konten audio, video, teks, dan visual yang bermakna. Literasi audio dan video menjadi faktor kunci, memerlukan keterampilan mendengarkan dengan perhatian penuh dan interpretasi pesan audio, serta kemampuan untuk mengonsumsi dan memproduksi video secara berarti. Literasi teks juga diakui sebagai komponen dasar, dengan penekanan pada pemahaman dan produksi teks. Sementara itu, literasi visual menekankan interpretasi pesan visual dan keterlibatan peserta didik dalam menciptakan visual untuk berkomunikasi. Guru diharapkan untuk mendukung pengembangan literasi visual dengan latihan keterampilan analisis visual dan mendorong peserta didik untuk menyertakan gambar dalam tugas mereka guna meningkatkan pemahaman. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan aspek integral dari peningkatan pendidikan secara menyeluruh, mencakup kemampuan, kepribadian, dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah melalui integrasi teknologi, seperti yang dijelaskan oleh Sutama yang mengidentifikasi teknologi multimedia sebagai salah satu produk yang efektif untuk tujuan tersebut. Wina Sanjaya memperinci bahwa multimedia terdiri dari empat unsur, yaitu media audio, visual, tekstual, dan audiovisual. Analisis penerapan keempat unsur tersebut dalam pembelajaran dijelaskan lebih lanjut dalam konteks pengembangan pembelajaran. Meningkatkan pembelajaran dengan audio dapat memberikan dimensi baru pada lingkungan kelas, memperluas dan memperdalam pengalaman belajar peserta didik. Keuntungan penggunaan audio melibatkan ketersediaan, kemudahan penggunaan, dan portabilitas, memberikan peserta didik akses ke berbagai jenis audio. Manfaat lain meliputi merangsang imajinasi, menyediakan pesan lisan, memberikan informasi terkini, dan mendukung pembelajaran bahasa asing. Namun, penggunaan audio juga memiliki keterbatasan, seperti masalah hak cipta, kesulitan memantau perhatian peserta didik, kesulitan menentukan kecepatan penyajian informasi, dan konten materi audio yang tetap. Jenis audio digital seperti streaming audio, podcast, dan radio internet dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran, memberikan berbagai sumber audio untuk mendukung pembelajaran peserta didik. Ada berbagai jenis format audio digital seperti MP3, MP4, dan AAC. Beberapa contoh perangkat lunak untuk memproduksi media audio seperti MIDI dan perangkat lunak synthesizer. Pengintegrasian video dalam pembelajaran memberikan sejumlah manfaat signifikan, termasuk peningkatan keterlibatan dan motivasi peserta didik serta pengembangan kemampuan multimodal, keterampilan pemecahan masalah, dan peningkatan pengetahuan. Video dapat digunakan di berbagai konteks pembelajaran, dari kelas hingga individu, dan menyajikan keuntungan seperti penggambaran gerakan, pengamatan bebas risiko, dramatisasi, pembelajaran afektif, penyelesaian masalah, dan pemahaman budaya. Namun, ada keterbatasan yang perlu dipertimbangkan, seperti kecepatan tetap, ketidakcocokan dengan beberapa topik, tingkat kompleksitas, dan kurangnya ketepatan dalam menyajikan informasi abstrak. Integrasi video memerlukan perencanaan yang cermat, penggunaan fitur video yang mendukung pembelajaran, dan penyesuaian pelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Jenis video pendidikan mencakup dokumenter, dramatisasi, mendongeng, dan kunjungan lapangan virtual, yang dapat digunakan dengan baik untuk mendukung pembelajaran di kelas. Produksi video melibatkan tahap perencanaan, rekaman, dan pengeditan, dengan peserta didik terlibat aktif dalam setiap langkah untuk meningkatkan level belajar mereka. Penggunaan teks dalam pembelajaran memberikan keuntungan berupa ketersediaan sumber informasi yang luas, fleksibilitas, portabilitas, kemudahan penggunaan, dan personalisasi konten. Namun, ada kekurangan, seperti tingkat bacaan yang mungkin tidak sesuai dengan kemampuan semua peserta didik, pengenalan kosakata yang terlalu banyak, dan sifat pasif teks yang tidak interaktif. Integrasi teks dilakukan melalui tugas berbasis proyek, memungkinkan peserta didik menggabungkan bahan teks tambahan dan meningkatkan pemahaman mereka. Guru bertanggung jawab untuk menemukan sumber teks yang mendukung pembelajaran, dan komite Common Core State Standards menawarkan rekomendasi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Ada dua jenis utama bahan teks, yaitu teks sastra dan teks informasi, dengan penekanan yang lebih besar pada konsumsi dan produksi teks informasi seiring perkembangan peserta didik. Produksi teks oleh peserta didik dapat dilakukan dalam bentuk digital menggunakan berbagai aplikasi, memungkinkan revisi yang mudah dan kreativitas dalam penyajian informasi. Penggunaan media visual dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan keterbatasan. Keuntungan meliputi ketersediaan, rentang bahan, kemudahan persiapan, murah, kemudahan penggunaan, interaktivitas, dan kesamaan persepsi. Keterbatasan melibatkan sifat dua dimensi, teks berlebih dalam satu visual, kebutuhan perangkat keras besar, dan biaya. Integrasi visual dapat meningkatkan pembelajaran dengan memberikan referensi konkret, memotivasi peserta didik, menarik perhatian langsung, memberikan informasi ulang, mengingat pelajaran sebelumnya, dan mengurangi upaya belajar. Pemilihan dan jenis media visual perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan standar, informasi yang akurat, keterbacaan, kesederhanaan, penggunaan warna, komunikasi jelas, dan daya tarik visual. Jenis media visual mencakup representasi, mnemonik, organisasi, relasional, transformasional, dan interpretatif. Pembuatan media visual melibatkan perencanaan dengan storyboard, pemilihan format presentasi digital, dan tangkapan visual digital yang mempertimbangkan elemen komunikatif dan menghindari pelanggaran hak cipta.