Anda di halaman 1dari 3

Richard E.

Mayer mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi yang


menggabungkan kata-kata dan gambar. "Kata" merujuk pada verbalisasi materi, seperti teks
tercetak atau terucap, sedangkan "gambar" mencakup grafik statistik, ilustrasi, foto, peta,
animasi, dan video. Dalam konteks pembelajaran, multimedia dapat diartikan sebagai
penggunaan lebih dari satu media, seperti kombinasi teks, grafik, animasi, suara, dan video.
Multimedia dalam pembelajaran dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
memanfaatkan sinergi antara berbagai media. Penggunaan multimedia yang tepat dapat
memberikan manfaat besar bagi guru dan peserta didik.
Teori lama tentang multimedia pembelajaran menyoroti pentingnya integrasi
pendengaran dan visual untuk meningkatkan pemahaman. Guru yang efektif harus
memahami kelebihan, keterbatasan, dan strategi untuk mengintegrasikan multimedia seperti
audio, video, teks, dan visual dalam pengajaran. Variabel-variabel yang mempengaruhi cara
peserta didik menafsirkan multimedia perlu dipahami, bersama dengan strategi guru dan
peserta didik untuk membuat konten audio, video, teks, dan visual yang bermakna. Literasi
audio dan video menjadi faktor kunci, memerlukan keterampilan mendengarkan dengan
perhatian penuh dan interpretasi pesan audio, serta kemampuan untuk mengonsumsi dan
memproduksi video secara berarti. Literasi teks juga diakui sebagai komponen dasar, dengan
penekanan pada pemahaman dan produksi teks. Sementara itu, literasi visual menekankan
interpretasi pesan visual dan keterlibatan peserta didik dalam menciptakan visual untuk
berkomunikasi. Guru diharapkan untuk mendukung pengembangan literasi visual dengan
latihan keterampilan analisis visual dan mendorong peserta didik untuk menyertakan gambar
dalam tugas mereka guna meningkatkan pemahaman.
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan aspek integral dari peningkatan
pendidikan secara menyeluruh, mencakup kemampuan, kepribadian, dan tanggung jawab
sebagai warga masyarakat. Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
adalah melalui integrasi teknologi, seperti yang dijelaskan oleh Sutama yang
mengidentifikasi teknologi multimedia sebagai salah satu produk yang efektif untuk tujuan
tersebut. Wina Sanjaya memperinci bahwa multimedia terdiri dari empat unsur, yaitu media
audio, visual, tekstual, dan audiovisual. Analisis penerapan
keempat unsur tersebut dalam pembelajaran dijelaskan lebih lanjut dalam konteks
pengembangan pembelajaran.
Meningkatkan pembelajaran dengan audio dapat memberikan dimensi baru pada
lingkungan kelas, memperluas dan memperdalam pengalaman belajar peserta didik.
Keuntungan penggunaan audio melibatkan ketersediaan, kemudahan penggunaan, dan
portabilitas, memberikan peserta didik akses ke berbagai jenis audio. Manfaat lain meliputi
merangsang imajinasi, menyediakan pesan lisan, memberikan informasi terkini, dan
mendukung pembelajaran bahasa asing. Namun, penggunaan audio juga memiliki
keterbatasan, seperti masalah hak cipta, kesulitan memantau perhatian peserta didik, kesulitan
menentukan kecepatan penyajian informasi, dan konten materi audio yang tetap. Jenis audio
digital seperti streaming audio, podcast, dan radio internet dapat diintegrasikan ke dalam
pembelajaran, memberikan berbagai sumber audio untuk mendukung pembelajaran peserta
didik. Ada berbagai jenis format audio digital seperti MP3, MP4, dan AAC. Beberapa contoh
perangkat lunak untuk memproduksi media audio seperti MIDI dan perangkat lunak
synthesizer.
Pengintegrasian video dalam pembelajaran memberikan sejumlah manfaat signifikan,
termasuk peningkatan keterlibatan dan motivasi peserta didik serta pengembangan
kemampuan multimodal, keterampilan pemecahan masalah, dan peningkatan pengetahuan.
Video dapat digunakan di berbagai konteks pembelajaran, dari kelas hingga individu, dan
menyajikan keuntungan seperti penggambaran gerakan, pengamatan bebas risiko,
dramatisasi, pembelajaran afektif, penyelesaian masalah, dan pemahaman budaya. Namun,
ada keterbatasan yang perlu dipertimbangkan, seperti kecepatan tetap, ketidakcocokan
dengan beberapa topik, tingkat kompleksitas, dan kurangnya ketepatan dalam menyajikan
informasi abstrak. Integrasi video memerlukan perencanaan yang cermat, penggunaan fitur
video yang mendukung pembelajaran, dan penyesuaian pelajaran sesuai kebutuhan peserta
didik. Jenis video pendidikan mencakup dokumenter, dramatisasi, mendongeng, dan
kunjungan lapangan virtual, yang dapat digunakan dengan baik untuk mendukung
pembelajaran di kelas. Produksi video melibatkan tahap perencanaan, rekaman, dan
pengeditan, dengan peserta didik terlibat aktif dalam setiap langkah untuk meningkatkan
level belajar mereka.
Penggunaan teks dalam pembelajaran memberikan keuntungan berupa ketersediaan
sumber informasi yang luas, fleksibilitas, portabilitas, kemudahan
penggunaan, dan personalisasi konten. Namun, ada kekurangan, seperti tingkat bacaan yang
mungkin tidak sesuai dengan kemampuan semua peserta didik, pengenalan kosakata yang
terlalu banyak, dan sifat pasif teks yang tidak interaktif. Integrasi teks dilakukan melalui
tugas berbasis proyek, memungkinkan peserta didik menggabungkan bahan teks tambahan
dan meningkatkan pemahaman mereka. Guru bertanggung jawab untuk menemukan sumber
teks yang mendukung pembelajaran, dan komite Common Core State Standards menawarkan
rekomendasi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Ada dua jenis utama bahan teks,
yaitu teks sastra dan teks informasi, dengan penekanan yang lebih besar pada konsumsi dan
produksi teks informasi seiring perkembangan peserta didik. Produksi teks oleh peserta didik
dapat dilakukan dalam bentuk digital menggunakan berbagai aplikasi, memungkinkan revisi
yang mudah dan kreativitas dalam penyajian informasi.
Penggunaan media visual dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan keterbatasan.
Keuntungan meliputi ketersediaan, rentang bahan, kemudahan persiapan, murah, kemudahan
penggunaan, interaktivitas, dan kesamaan persepsi. Keterbatasan melibatkan sifat dua
dimensi, teks berlebih dalam satu visual, kebutuhan perangkat keras besar, dan biaya.
Integrasi visual dapat meningkatkan pembelajaran dengan memberikan referensi konkret,
memotivasi peserta didik, menarik perhatian langsung, memberikan informasi ulang,
mengingat pelajaran sebelumnya, dan mengurangi upaya belajar. Pemilihan dan jenis media
visual perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan standar, informasi yang akurat,
keterbacaan, kesederhanaan, penggunaan warna, komunikasi jelas, dan daya tarik visual.
Jenis media visual mencakup representasi, mnemonik, organisasi, relasional,
transformasional, dan interpretatif. Pembuatan media visual melibatkan perencanaan dengan
storyboard, pemilihan format presentasi digital, dan tangkapan visual digital yang
mempertimbangkan elemen komunikatif dan menghindari pelanggaran hak cipta.

Anda mungkin juga menyukai