Anda di halaman 1dari 57

Workshop PANDU PTM di FKTP oleh Provinsi 14-15 Nov 2022

Upaya Pencegahan, Pengendalian dan


Penanggulangan PTM di FKTP
(PJPD & DM)
Alfrina Hany
Dalam waktu 2 JPL peserta webinar diharapkan mampu :

§ Memahami upaya pencegahan, pengendalian,


penanggulangan PTM di FKTP pada Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah (Hipertensi, Penyakit Jantung

Tujuan Topik Koroner, Stroke, Penyakit Ginjal Kronis)

§ Memahami upaya pencegahan, pengendalian,


penanggulangan PTM di FKTP pada Penyakit Diabetes
Mellitus dan Obesitas
….Key Fact (WHO 2021)….
§ Cardiovascular diseases (CVDs) are the leading cause of death globally.
§ An estimated 17.9 million people died from CVDs in 2019, representing 32% of
all global deaths. Of these deaths, 85% were due to heart attack and stroke.
§ Over three quarters of CVD deaths take place in low- and middle-income
Key Fact (WHO
countries.
§ Out of the2021)
17 million premature deaths (under the age of 70) due to
noncommunicable diseases in 2019, 38% were caused by CVDs.
§ Most cardiovascular diseases can be prevented by addressing behavioural risk
factors such as tobacco use, unhealthy diet and obesity, physical inactivity and
harmful use of alcohol.
§ It is important to detect cardiovascular disease as early as possible so that
management with counselling and medicines can begin.
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi

• Riwayat Keluarga • Hipertensi


• Umur • Merokok
• Jenis Kelamin • DM
• Ras • Dislipidemia
• Obesitas
• Kurang aktivitas fisik
• Pola makan tidak sehat dan
seimbang
• Stres
• Konsumsi alkohol

FAKTOR RISIKO BERSAMA????????


§ 1. Hipertensi
§ 2. Penyakit Jantung Koroner
PENYAKIT § 3. Stroke
JANTUNG DAN § 4. Penyakit Ginjal Kronis
PEMBULUH
DARAH § Pengertian, Tanda dan Gejala, Penatalaksanaan,
Pencegahan, Pengendalian
Pengertian
§ Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap ≥
PJPD 140/90 mmHg.
§ Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga
penderita tidak merasa sakit.
Hipertensi Klasifikasi:

§ Primer/esensial
§ Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi
§ Sekunder/ non esensial
§ Hipertensi yang diketahui penyebabnya.
§ Sekitar 5-10% akibat penyakit ginjal
§ Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Pengertian
§ Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap ≥
PJPD 140/90 mmHg.
§ Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga
penderita tidak merasa sakit.
Hipertensi Klasifikasi:

§ Primer/esensial
§ Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi
§ Sekunder/ non esensial
§ Hipertensi yang diketahui penyebabnya.
§ Sekitar 5-10% akibat penyakit ginjal
§ Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
11

KLASIFIKASI HIPERTENSI

PJPD

Hipertensi

Sumber : JNC VII, 2003


PENAPISAN DAN DETEKSI DINI HIPERTENSI
(INASH 2020)
PJPD

Hipertensi
13

KLASIFIKASI HIPERTENSI
>> Pengontrolan Hipertensi dimulai dengan
Pengukuran TD yang akurat
<< Survei menunjukkan medis dan paramedis
PJPD jarang mengikuti petunjuk pengukuran TD yang
benar
Kesalahan Klasifikasi TD karena :

Hipertensi Cara pengukuran yang tidak akurat


Variasi Tekanan Darah
Kecenderungan TD yang meningkat saat
ada tenaga medis
14

KLASIFIKASIAlur
HIPERTENSI
panduan inisiasi obat

PJPD

Hipertensi

ESC, 2018
DAMPAK MODIFIKASI GAYA HIDUP TERHADAP PENURUNAN 15

TEKANAN DARAH
Modifikasi Rekomendasi Penurunan TD (mmHg)

Berat badan Pertahankan IMT 18,5 – 22.9 kg/m2* 5-20mmHg/penurunan 10 kg

Diet sehat Konsumsi sayur & buah cukup, hindari lemak 8-14 mmHg

Batasi garam Konsumsi garam < 1 sendok teh kecil 2-8 mmHg

Aktifitas fisik Olah raga teratur : jalan kaki 30-45 menit 4-9 mmHg
(3 km)/hari – 5 kali per-minggu

Batasi alkohol Laki-laki : 2 unit minuman/hari 2-4 mmHg


Perempuan : 1 unit minuman/hari

PANDU 2019
16

Tata Laksana Hipertensi

PJPD

Hipertensi
Penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan dan penyumbatan
pembuluh arteri koroner akibat proses aterosklerosis, spasme atau
kombinasi keduanya

Sindroma koroner akut adalah serangan jantung, berupa kumpulan gejala yang berhubungan
dengan trauma miokardial akut akibat penyakit jantung koroner.
Suatu keadaan gawat darurat jantung sebagai akibat iskemia miokard

Normal Awal terbentuknya plak Akumulasi plak Bentukan clot


18

KLASIFIKASI HIPERTENSI
Gejala dan Tanda :
§ Rasa tertekan seperti ditimpa beban berat, rasa
sakit, terjepit, atau terbakar di dada
§ Dirasakan seperti tercekik atau rasa sesak
PJPD § Lamanya 20 menit bahkan lebih.
§ Disertai keringat dingin, rasa lemah, berdebar

Penyakit Jantung
Koroner
Klasifikasi Sindrom Koroner Akut
IMA-EST IMA-NEST APTS

• Indikator oklusi • Angina pektoris • Angina pektoris


total arteri akut tanpa elevasi akut tanpa elevasi
koroner segmen ST (ST segmen ST
• Memerlukan depresi, inversi T, • Tanpa
reperfusi T datar, pseudo peningkatan
secepatnya baik normalisasi, tanpa bermakna
dengan perubahan) biomarka jantung
fibrinolitik • Peningkatan
maupun IKP bermakna
• Angina pektoris biomarka jantung
akut disertai
elevasi segmen
ST persisten di 2
sadapan yang
bersebelahan

PERKI, 2018
Algoritma
evaluasi dan
tatalaksana
SKA

PERKI, 2018
Stroke Iskemik Stroke Perdarahan

Keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang timbul secara


mendadak (akut) berupa defisit neurologis fokal atau global, yang
berlangsung lebih dari 24 jam tanpa adanya penyebab lain kecuali
gangguan vaskuler.
STROKE
Disebut sebagai "serangan otak", disebabkan oleh kurangnya aliran
darah yang mengalir ke otak yang terkadang menyebabkan
pendarahan di otak.
Stroke dibedakan menjadi 2:
1) Stroke Iskemik
Sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak
inadekuat. Trombosis dan Emboli (serangan berat, saat
aktivitas)

2) Stroke Perdarahan
Pecahnya pembuluh darah otak. terjadi apabila
pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau
pecah.
PANDU 2019
24
DETEKSI DINI STROKE 25

1)Stroke FAKTOR RISIKO RISIKO


TINGGI
HATI-HATI RISIKO
RENDAH
Prone Tekanan darah >140/90
mmHg atau
120-139/80-
89 mmHg
<120/80
mmHg
Profile tidak
diketahui
Fibrilasi atrium Denyut Saya tidak Denyut
jantung tidak tahu jantung
teratur teratur
Merokok Perokok Mencoba Bukan
berhenti perokok
Kolesterol total >240 200 – 239 <200 mg/dL
mg/dL atau mg/dL
tidak
diketahui
Diabetes Ya Borderline Tidak
Aktivitas/latihan Malas Kadang- Aktivitas
kadang latihan
teratur
Diet Berat Sedikit Berat badan
badan kelebihan normal
berlebihan berat badan
Stroke di keluarga Ya Tidak tahu Tidak
TOTAL SKOR Risiko Hati-hati Risiko
tinggi rendah
26

2) Montreal
Cognitif
Assesment
(MoCA)-
Ina
CME stroke, 2011
29
PENYAKIT GINJAL KRONIS

Penyakit ginjal kronis , biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya


menahun. Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas sehingga
penyakit ini sering terlambat diketahui.
•PGK didefinisikan sebagai kelainan pada urin atau
darah atau kelainan morfologi yang berlangsung
lebih dari 3 bulan, disertai dengan bila ditemukan
satu atau lebih tanda :
1.Albumin urin
2.Terdapat sedimen urin yang abnormal,
3.Elektrolit abnormal,
4.Riwayat transplantasi ginjal,
5.Penurunan LFG : < 60 ml/mnt/ 173m2
PANDU 2019
30
FAKTOR RISIKO UTAMA PENYAKIT GINJAL
KRONIS DI INDONESIA

Hiperten
Prevalensi Hipertensi 34,1 %
34,1 %

si
Prevalensi Terendah sebesar 22,2% dan Prevalensi
Obesitas Tertinggi sebesar 44,1 %
Prevalensi Obesitas 21,8 %
21,8 % Prevalensi Terendah sebesar 10,3% Prevalensi Tertinggi
sebesar 30,2 %
Diabetes
Melitus

Prevalensi Diabetes Melitus (diagnosis) 2,0 %


2,0% Prevalensi Terendah sebesar 0,9% Prevalensi Tertinggi
sebesar 3,4 %
Sumber : Riskesdas, 2018
32
Gaya hidup sehat Strategi pendekatan Menilai estimasi
berbasis tim resiko dalam 10 tahun
pada usia 40-75 tahun

ACC/AHA Guideline on the Primary Prevention of Cardiovascular Disease, 2019


CARTA/TABEL PREDIKSI RISIKO ASCVD risk Calculator

Menentukan
resiko
penyakit
jantung dan
stroke dalam
10-tahun

ESC, 2018; AHA/ACC 2013


Konsumsi makanan sehat: Sayur,buah, biji bijian, protein nabati dan hewani, i
Mengurangi: lemak trans, daging olahan, minuman manis dan tinggi ka
Untuk dewasa dengan overweight restriksi kalori untuk penurunan

Aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit terakumulasi dalam semin
Atau Aktivitas fisik berat 75 menit seming

Dewasa dengan DMT2 penting perubahan gaya hidup, aktivitas fisik sesuai rekomend
dan jika diperlukan farmakoterapi, metformin adalah lini pertama, diikuti deng
pertimbangan sodium-glucose cotransporter 2 inhibitor atau glucagon-l
peptide-1 receptor agon
Intensitas aktivitas fisik
Intensitas METs Contoh
Sedentary 1-1,5 Duduk, berbaring, menonton TV
Ringan 1,6- Berjalan santai, memasak, pekerjaan
2,9 rumah tangga yang ringan
Sedang 3,0- Jalan cepat (2,4-4mph), bersepeda
5,9 (5-9 mph), berdansa, yoga aktif,
berenang santai
Berat >6 Jogging, bersepeda (≥10mph),
single tennis, berenang
• Pasien yang merokok dibantu dan sangat disarankan untuk
berhenti merokok
7

Aspirin tidak rutin digunakan untuk pencegahan karena minim


nya manfaat
8

• Intervensi non farmakologis direkomendasikan untuk semua dewasa dengan


hipertensi. Target tekanan darah pada pasien dengan farmakoterapi secara
9 umum <130/80 mm Hg

ACC/AHA Guideline on the Primary Prevention of Cardiovascular Disease, 2019


§ Terapi statin merupakan lini pertama dalam pencegahan penyakit aterosklerosis jantung dan
pembuluh darah (ASCVD) pada pasien dengan peningkatan LDL ≥190 mg/dL, pasien dengan DM
dan usia 40 to 75, dan pasien resiko tinggi

ACC/AHA Guideline on the Primary Prevention of Cardiovascular Disease, 2019


Pencegahan PJPD

1 Meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu


Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas
fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres

2 Melakukan pola hidup “PATUH” bagi penyandang PTM


khususnya PJK, yaitu Periksa kesehatan secara rutin, Atasi
penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap aktivitas fisik
dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang, Hindari
asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya
¼
¼
Buah
Karbohidrat

Piring Makanku

Air
¼ Lauk Putih
¼ Sayuran Pauk
(Protein)
Batas Aman Konsumsi GGL

Gula 50 gram ( 4 sendok makan ) per hari

Garam 2000 miligram natrium / 5 gram garam ( 1 sdt)

Lemak 67 gram ( 5 sendok makan minyak )

Pesan Kesehatan Permenkes 30


tahun 2013
“Konsumsi Gula lebih dari 50 gram, Natrium lebih dari 2000
mili gram, atau Lemak total lebih dari 67 gram per orang per
hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan
jantung”
Prediksi Risiko PJPD

§ Instrumen prediksi factor risiko


§ Menilai estimasi resiko dalam 10 tahun pada usia 40-75
tahun
§ Umur, jenis kelamin, tekanan darah, merokok, total
kolesterol/IMT, riwayat DM
§ CARTA Sub Regional B (SEAR B)
§ Pasien DM atau tidak
§ Laki-laki atau perempuan (kiri/kanan)
§ Blok usia (sesuai angka depan usia)
§ TD (lihat di kanan)
§ Kolesterol (mg/dL)
§ Warna pada titik temu TD dan Kolesterol/IMT
§ Penilaian menentukan tata laksana

Langkah menggunakan CARTA/Tabel prediksi risiko


§ Seorang laki-laki usia 55 tahun
§ TIDAK mempunyai Riwayat DM
§ TD Sistole 145 mmHg
§ Kolesterol 250 (mg/dL)
§ IMT 28
§ Tentukan Berapa TINGKAT RISIKO PJPD?

§ Ada data yang kurang?

Langkah menggunakan CARTA/Tabel prediksi risiko


§ Penjelasan
1. Jelaskan pada pasien bahwa dokter membutuhkan ECG dan jelaskan prosedurnya.
2. Jelaskan bahwa tes ini hanya sebentar, aman dan tidak menyakitkan, ini merupakan cara untuk
mengevaluasi fungsi jantung.
3. Jawab setiap pertanyaan pasien, tenangkan dan persiapkan pasien dengan baik.

§ Persiapan pasien
1. Anjurkan pasien untuk berbaring di tengah tempat tidur dengan kedua tangan di sisi tubuh.
2. Jika pasien tidak dapat berbaring dengan posisi datar, bantu dengan posisi semi
fowler.
3. Jaga privacy pasien, buka lengan, kaki dan dada pasien.

MEREKAM ECG 12 LEAD


1. Hubungkan mesin ECG dengan stop kontak, jika mesin menggunakan baterai charge, mungkin
tidak perlu.
2. Pasangkan satu / semua elektrode pada dada pasien, tergantung pada mesin yang
digunakan.
3. Yakinkan semua lead terpasang dengan benar, dan hidupkan mesin.
4. Anjurkan pasien untuk rileks, berbaring dan bernapas dengan normal, anjurkan pasien. untuk
tidak berbicara selama perekaman ECG untuk mencegah distorsi ECG.
5. Atur kecepatan perekaman ECG dalam 25 mm/detik. Jika perlu masukkan data-data
tentang pasien. Lakukan kalibrasi / standarisasi mesin tergantung dari instruksi yang
ada.
6. Tekan auto dan lakukan perekaman ECG.
7. Amati hasil dari perekaman, setelah perekaman matikan mesin.
8. Lepas elektrode dan bersihkan kulit pasien.

Tahap – tahap dalam perekaman ECG


Key point Chapter 27 Management of P

perekaman ekg Supplemental right


precordial leads
a
h
t
c
T
t
p
w
c
V5R V3R V1R r
V4R V2R s

r
Mid-clavicle c
Anterior axillary line t
c
Horizontal p
RA LA
plane of V4–V6
p
V1 V3 V5 t
V2 V4 p
r
q
ECG machine
I
ECG
T
strip
d
e
p
E
l
RL LL v
t
t
t
m
d
b
Figure 27-2 ECG electrode placement. The standard left pre-
cordial leads are V1—fourth intercostal space, right sternal bor- W
der; V2—fourth intercostal space, left sternal border; V3—diago-
nally between V2 and V 4; V 4 —fifth intercostal space, left T
midclavicular line; V5—same level as V4, anterior axillary line; V6 t

Anda mungkin juga menyukai