Anda di halaman 1dari 54

Upaya Pencegahan dan

Pengendalian PTM
Terpadu di FKTP
( PJPD / DMGM)

Date Pelatihan Teknis Pandu 2022 1


TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan Pencegahan


Terpadu PTM di FKTP

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:

•Menjelaskan pengertian Penyakit jantung & pembuluh darah serta Diabetes


Melitus dan Gangguan Metabolik dan faktor risikonya
•Melakukan upaya promotif dan preventif PJPD dan DMGM
•Melakukan deteksi dini faktor risiko PJPD dan DMGM
Date 2
POKOK BAHASAN
1) Pengertian PTM
•Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
•Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
•Penyakit Paru Kronik
•Penyakit Kanker
•Gangguan Indera dan Fungsional

2) Upaya Promotif dan Preventif PJPD dan DMGM


3) Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DMGM
3
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak bisa
ditularkan dari orang ke orang dan perkembangannya berjalan
perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronik)

1) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


2) Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
3) Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi
4) Penyakit Kanker dan Kelainan Darah
5) Gangguan Indera dan Fungsional
Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 4
PENYAKIT JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 5


Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler),
yaitu penyakit yang menyangkut jantung itu sendiri dan
pembuluh-pembuluh darah.

Prioritas nasional
pengendalian Hipertensi
Penyakit Jantung PJK
dan Pembuluh Stroke
Darah (PJPD) di Penyakit Ginjal
Indonesia adalah: Kronis

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 6


PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR
RKD 2013 RKD 2018

1.4
Kanker 1.8
2
Penyakit Ginjal Kronis 3.8
12.1
Stroke 10.9
1.5
Penyakit Jantung 1.5
6.9
Diabetes Melitus 8.5
8.2
Kecelakaan 9.2
25.8
Hipertensi 34.1

Date 7
HIPERTENSI
Pengertian
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah secara menetap ≥ 140/90 mmHg.
 Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga penderita
tidak merasa sakit.
 Kompetensi 4A

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 8


KLASIFIKASI HIPERTENSI

Date 9
PENTING
• Pengontrolan Hipertensi dimulai dengan Pengukuran TD yang
akurat
• Survei menunjukkan medis dan paramedis jarang mengikuti
petunjuk pengukuran TD yang benar
• Kesalahan Klasifikasi TD karena :
• Cara pengukuran yang tidak akurat
• Variasi Tekanan Darah
• Kecenderungan TD yang meningkat saat ada tenaga medis

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 10


Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 11
DAMPAK MODIFIKASI GAYA HIDUP
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
Modifikasi Rekomendasi Penurunan TD (mmHg)

Berat badan Pertahankan IMT 18,5 – 22.9 kg/m2* 5-20mmHg/penurunan 10


kg
Diet sehat Konsumsi sayur & buah cukup, hindari 8-14 mmHg
lemak
Batasi garam Konsumsi garam < 1 sendok teh kecil 2-8 mmHg

Aktifitas fisik Olah raga teratur : jalan kaki 30-45 menit 4-9 mmHg
(3 km)/hari – 5 kali per-minggu

Batasi alkohol Laki-laki : 2 unit minuman/hari 2-4 mmHg


Perempuan : 1 unit minuman/hari

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 12


PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Pengertian :
Penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan dan penyumbatan
pembuluh arteri koroner akibat proses aterosklerosis, spasme atau
kombinasi keduanya.
Gejala dan Tanda :
 Rasa tertekan seperti ditimpa beban berat,
rasa sakit, terjepit, atau terbakar di dada
 Dirasakan seperti tercekik atau rasa sesak
 Lamanya 20 menit bahkan lebih.
 Disertai keringat dingin, rasa lemah,
berdebar
Kompetensi 3B 13
Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 14
STROKE
Disebut sebagai "serangan otak", disebabkan oleh kurangnya aliran
darah yang mengalir ke otak yang terkadang menyebabkan
pendarahan di otak.
Stroke dibedakan menjadi 2:
1) Stroke Iskemik
Sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak
inadekuat. Trombosis dan Emboli (serangan berat, saat
aktivitas)

2) Stroke Perdarahan
Pecahnya pembuluh darah otak. terjadi apabila pembuluh
darah otak mengalami penyumbatan atau pecah.
Kompetensi 3B
Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 15
Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 16
DETEKSI DINI STROKE
FAKTOR RISIKO RISIKO HATI-HATI RISIKO
1) Stroke TINGGI RENDAH
Prone Tekanan darah >140/90 120-139/80- <120/80
mmHg atau 89 mmHg mmHg
Profile tidak
diketahui
Fibrilasi atrium Denyut Saya tidak Denyut
jantung tidak tahu jantung
teratur teratur
Merokok Perokok Mencoba Bukan
berhenti perokok
Kolesterol total >240 200 – 239 <200 mg/dL
mg/dL atau mg/dL
tidak
diketahui
Diabetes Ya Borderline Tidak
Aktivitas/latihan Malas Kadang- Aktivitas
kadang latihan
teratur
Diet Berat Sedikit Berat badan
badan kelebihan normal
berlebihan berat badan
Stroke di keluarga Ya Tidak tahu Tidak
TOTAL SKOR Risiko Hati-hati Risiko
tinggi rendah

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 17


2) Montreal Cognitif
Assesment (MoCA)-Ina

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 18


PENYAKIT GINJAL KRONIS

Penyakit ginjal kronis , biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya


menahun. Pada awalnya tidak ditemukan gejala yang khas sehingga
penyakit ini sering terlambat diketahui.
•PGK didefinisikan sebagai kelainan pada urin atau
darah atau kelainan morfologi yang berlangsung lebih
dari 3 bulan, disertai dengan bila ditemukan satu atau
lebih tanda :
1.Albumin urin
2.Terdapat sedimen urin yang abnormal,
3.Elektrolit abnormal,
4.Riwayat transplantasi ginjal,
5.Penurunan LFG : < 60 ml/mnt/ 173m2

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 19


Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 20
FAKTOR RISIKO UTAMA PENYAKIT GINJAL
KRONIS DI INDONESIA

Hipertensi
Prevalensi Hipertensi 34,1 %
34,1 % Prevalensi Terendah sebesar 22,2% dan Prevalensi Tertinggi
Obesitas sebesar 44,1 %
Prevalensi Obesitas 21,8 %
21,8 % Prevalensi Terendah sebesar 10,3% Prevalensi Tertinggi sebesar
30,2 %
Diabetes

Prevalensi Diabetes Melitus (diagnosis) 2,0 %


Melitus

2,0%
Prevalensi Terendah sebesar 0,9% Prevalensi Tertinggi sebesar 3,4 %

Sumber : Riskesdas, 2018


21
Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 22
DIABETES MELITUS DAN
GANGGUAN METABOLIK

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 23


DIABETES MELITUS
Pengertian Klasifikasi
1. Diabetes Melitus Tipe 1
• Defisiensi insulin absolut akibat destruksi sel
• Diabetes Melitus (DM) beta. Penyebab: infeksi virus dan idiopatik.
Merupakan suatu kelompok 2. Diabetes Melitus tipe 2
Defisiensi insulin secara relatif, dapat berupa :
penyakit metabolik dengan • Defek sekresi insulin lebih dominan dari pada
resistensi insulin
karakteristik hiperglikemia yang • Resistensi insulin lebih dominan dari defek
sekresi insulin.
terjadi karena kelainan sekresi
3. Diabetes Melitus Tipe lain
insulin, kerja insulin atau kedua- • Defek genetik fungsi sel beta
• Defek genetik kerja insulin
duanya. • Penyakit eksokrin pankreas
• Endokrinopati
• Karena obat/zat kimia
• Infeksi
• Imunologi (jarang)
• Sindroma genetik lain
4. Diabetes Melitus Kehamilan (Gestasional)
TANDA, GEJALA DAN KRITERIA DIAGNOSTIK
Diabetes ditegakkan atas dasar KRITERIA DIAGNOSTIK DM T2
pemeriksaan kadar gula darah
Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa
Dianjurkan pemeriksaan glukosa secara
Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL
enzimatik dg bahan plasma darah vena.
 Glukosa darah sewaktu adalah
Pemantauan hasil pengobatan dapat pemeriksaan gula darah pada suatu waktu
dilakukan dg glukometer. Diagnosis tidak (kapan saja) tanpa mempertimbangkan
dianjurkan atas dasar adanya glukosuria jadwal atau waktu makan tertentu.
atau
Keluhan Klasik, yaitu:
Sering kencing (poliuri) Glukosa Darah Puasa ≥ 126 mg/dL
Cepat lapar (polifagia)
Sering haus (polidipsi) Glukosa plasma > 200 mg/dL 2 jam setelah
Berat badan menurun cepat tanpa penyebab yang TTGO
jelas. HbA1c > 6,5%

Keluhan Klasik, yaitu: lemah badan, kesemutan,  Puasa disini adalah tidak adanya asupan
gatal. Mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan makanan selama minimal 8 jam.
pruritus vulva pada wanita
5 PILAR PENGELOLAAN DIABETES MELITUS SESUAI
STANDAR

Diet
Management

Oral Anti
Diabetic And or Physical Activity
Insulin Injection

Monitring Education
Deteksi dini di
posbindu PTM
• Orang sehat memeriksakan
kesehatan minimal 1 tahun
sekali
• Orang berisiko memeriksakan
kesehatan 3 bulan sampai 6
bulan sekali setiap tahun
• Orang sakit sebulan sekali ke
fasilitas pelayanan kesehatan

CPA for Makassar 031020


DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

CEK
TEKANAN
Deteksi Dini
DARAH
Gangguan
Penglihatan &
CEK Pendengaran
KADAR
GULA
DARAH

DETEKSI DINI
CEK
KANKER
LINGKAR LEHER RAHIM
PERUT/BMI
UNTUK
PEREMPUAN

28
1. BERAT BADAN :
Persiapan :
a.Ambil Timbangan dari Kotak Karton dan Keluarkan Dari
Bungkus Plastiknya.
b.Letakkan Alat Timbang Pada Lantai Yang Keras dan
Datar.
c. Warga Posbindu PTM Yang Akan Ditimbang Diminta
Membuka Alas Kaki Dan Jaket Serta Mengeluarkan Isi
Kantong yang Berat seperti Kunci.
d.Pastikan Timbangan Pada Nilai Pengukuran Pada Angka
0.
Prosedur : Sesuai Tatalaksana Penimbangan.

29
2. TINGGI BADAN :
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan
untuk mendapatkan data tinggi badan semua
kelompok umur.

Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan
ketelitian 0,1 cm.
Prosedur : sesuai tatalaksana

30
3. LINGKAR PERUT :
Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
Gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.
2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan
apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran.

31
MENGUKUR LINGKAR PERUT (LP)
Tetapkan batas atas ujung lengkung tulang pangkal
panggul, tandai dengan spidol

3
5

Ambil titik tengah,


Tandai dengan spidol point 2 dan 3

2 4 7
6
PENGUKURAN BADAN LEBIH
/OBESITAS
• Pengukuran berat badan dan KLASIFIKASI OBESITAS PADA ORANG DEWASA
tinggi badan dilakukan untuk BERDASARKAN IMT
mendapatkan nilai IMT Kategori IMT
obesitas. Kekurangan berat badan
Sangat Kurus < 17,0
• Penilaian imt menggunakan tingkat berat
Kekurangan berat badan
rumus : Kurus 17 - < 18,5
tingkat ringan
IMT = berat badan (kg) Normal 18,5 - 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan
Tinggi badan (m)² (Overweight) tingkat ringan
> 25,0 - 27,0

• Cut off ≥ 27 penentu kategori Obese


Kelebihan berat badan
> 27,0
obesitas (dewasa asia) tingkat berat
Sumber : Permenkes no.41 thn 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang

33
PEMANTAUAN BERAT BADAN DENGAN
KARTu PANTAU BB
PEMANTAUAN BERAT BADAN
DENGAN CARTA OBESITAS
• Dapat diunduh pada :
http://p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/daftar-informasi-publik/daftar-peraturan-keputusan-
kebijakan-pedoman-kie-terkait-p2ptm

Atau melalui QR Code


PENGUKURAN BADAN LEBIH
/OBESITAS DENGAN CARTA
4. PEMERIKSAAN KADAR GULA
DARAH
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (analyzer)
 Test strip gula darah dan kolesterol
 Auto lancet (autoclix)
 Lancet
 Pipet ukuran 40ul untuk panel test strip dan 15 ul untuk
single test strip
 Alkohol 70%
 Kapas
 Tissue kering

37
PEMERIKSAAN DENGAN GLUKOMETER
(DISESUAIKAN JENIS GLUKO-METER) :
INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN
KADAR GULA DARAH
 Masukkan tes strip bila Glukosa
Glukosa Gula Darah
gambar strip tes muncul Kriteria Darah Puasa
Plasma 2 jam
Sewaktu
setelah TTGO
 Bersihkan ujung jari (jari (mg/dL)
(mg/dL)
(mg/dL)

manis/jari tengah/telunjuk) Diabetes > 126 > 200 > 200*

dengan kapas yang telah Prediabete 100 - 140-199 140-199**


diberi alkohol 70%, s 125

keringkan. Normal < 100 < 140 <100

 Tusukkan lancet/autoclix pada Catt :


* dalam 2 kali pengukuran
ujung jari secara tegak lurus, ** perlu konfirmasi Toleransi Glukosa Terganggu/ Gangguan Toleransi
Glukosa (TTGO), Namun bila tidak memungkinkan dapat dilakukan
cepat dan tidak terlalu dalam. pemeriksaan gula darah 2 jam PP 38
PEMERIKSAAN DENGAN
GLUKOMETER

39
Pre-diabetes
KOMPLIKASI DIABETES
Indonesia termasuk tiga negara di dunia dengan
jumlah penderita prediabetes tertinggi pada Cataract CVA
penduduk dewasa berusia 20-79 tahun (27,7 juta Retinopathy
penduduk), setelah Cina (48,6 juta) dan Amerika Blindness Premature coronary artery
disease (angina, MI, CHF)
Serikat (36,8 juta).
International Diabetes Federation 2017, Autonomic (Gastroparesis,
Nephropathy diarrhea)
(renal failure)

Pre Diabetes Impotence


Menyebabkan komplikasi
Progresi menjadi Diabetes Peripheral
Vascular Disease
Mengobati Pre-diabetes lebih murah (amputation)

dibanding Diabetes
Peripheral Neuropathy (pain,
loss of sensation
INDIVIDU DICURIGAI PREDIABETES JIKA
MEMPUNYAI RIWAYAT BERIKUT
1. Kelebihan berat badan (IMT ≥25) dan setidaknya
mempunyai 1 faktor risiko tambahan (point 1 )
a. Mempunyai riwayat keluarga menderita DM
b. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik
c. Hipertensi (≥ 140/90 mmhg atau sedang menjalani
pengobatan hipertensi)
d. Kadar kolesterol HDL <35 mg / dl dan / atau kadar
trigliserida> 250 mg / dl
2. Mempunyai riwayat prediabetes sebelumnya
3. Mempunyai riwayat diabetes gestasional
DETEKSI DINI PREDIABETES DI POSBINDU
PRINSIP PENATALAKSANAAN DM SESUAI STANDAR

• Penatalaksanaan DM sesuai standar adalah upaya prevensi


sekunder untuk mencegah terjadinya komplikasi, disabilitas,
kematian dini dan peningkatan pembiayaan kesehatan.
• Penatalaksanaan standar sesuai pedoman praktek klinis
(PPK) DM
• Percepatan penemuan dini kasus DM melalui posbindu PTM
dan pandu PTM
• Rujukan dan penatalaksanaan DM sesuai standar di FKTP (5
pilar)
• DM tanpa komplikasi  tuntas dilakukan penatalaksanaan di
FKTP (masuk prolanis dan memperoleh akses pengobatan
kronis 30 hari non kapitasi)
PENATALAKSANAAN DM DALAM JKN

Skrining Preventif Primer

Sehat/Risiko rendah Risiko Tinggi

Perilaku hidup sehat Skrining Preventif


(edukasi, olahraga) Sekunder

High Risk but Diagnosa penyakit


Un-diagnosed as Chronic kronis

Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder & Tersier


• Gaya hidup sehat (Disease Management Program
• Konseling pada Faskes primer  PROLANIS  PPDM - PPHT

Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
Paparan Resmi PT Askes (Persero) BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya www.ptaskes.com
POLA MAKAN
DIET SEHAT KALORI SEIMBANG

Batasi
DAMPAK KONSUMSI DAMPAK KONSUMSI DAMPAK KONSUMSI
GARAM BERLEBIH GULA BERLEBIH LEMAK BERLEBIH

7/5/2022 47
BAGAIMANA CARANYA ?

CPA for Makassar 031020


CPA for Makassar 031020
Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 50
AYO...PRAKTEK
DETEKSI DINI

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 51


Praktek pengukuran tekanan darah

Praktek pengukuran kolesterol darah

Praktek pengukuran kolesterol darah

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 52


Evaluasi

Apa saja persiapan pengukuran TD

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 53


Persiapan pengukuran
1. Pasien sebaiknya duduk nyaman bersandar dan lengan
ditopang setinggi jantung.
2. Kaki menyentuh lantai dan tidak bersilang
3. Tidak ada cemas, nyeri , stres
4. Tidak ada kafein dan Nikotin 30 menit sebelum pengukuran.
5. Tidak sedang minum obat adrenergic stimulants , seperti
phenylephrine / pseudoephedrine
6. Kandung kemih tidak penuh
7. Tidak menggunakan baju yang ketat.
8. Tempat pengukuran yang nyaman
9. Istirahat 5 menit sebelum pengukuran
10. Pasien tidak berbicara saat sedang pengukuran

Date Pelatihan Teknis Pandu 2021 54

Anda mungkin juga menyukai