Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No.

1 Januari 2022

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI KOTA YOGYAKARTA

Desy Purnamasari
STIKes Banyuwangi
Email*: desypurnamasarii92@gmail.com

ABSTRAK

Target pemberian ASI eksklusif di dunia masih di bawah rekomendasi WHO yaitu sebesar 90%.
Cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional tahun 2020 adalah sebesar 66,06% melebihi target
Renstra berjumlah 40%. Dinas Kesehatan Provinsi DIY tahun 2020 bayi diberikan ASI eksklusif
sebesar 81,1% dan kota Yogyakarta belum mencapai target secara nasional yaitu 80%. Penyebab
ketidakberhasilan ASI eksklusif salah satunya adalah usia ibu, usia aman untuk menyusui adalah 20-35
tahun sesuai dengan masa reproduksi untuk memberikan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan usia ibu dengan pemberian ASI eksklsuif. Jenis penelitian kuantitatif dengan
pendekatan waktu case kontrol. Jumlah sampel sebanyak 102 responden yaitu 51 kelompok kasus dan
51 kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Variabel bebas usia
ibu dan variabel terikat pemberian ASI eksklusif. Uji statistik menggunakan Chi-Squaredan
perhitungan Odds Rasio (OR). Hasil Penelitian ada hubungan usia ibu dengan pemberian ASI
eksklusif dengan nilai P=0,005 (P<0,05) dan OR 3,125 (CI: 1,386-7,045). Menginterpretasikan usia
ibu yang beresiko tinggi beresiko 3,125 kali tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan
usia ibu yang beresiko rendah.

Kata Kunci: Usia ibu, ASI Eksklusif

ABSTRACT

The coverage of exclusive breastfeeding in the world is considered from WHO recommendation,
which is 90%. The scope in nationally at 2020, which is 66.06%, has exceeded the Strategic Plan target
of 40%. The Yogyakarta Provincial Health Office in 2020 was given exclusive breastfeeding at 81.1%
and the city of Yogyakarta had not yet reached the national target of 80%. One of the causes of the
failure of exclusive are the age of the mother; the safe age for breastfeeding is 20-35 years according to
the reproductive period in exclusive breastfeeding. The purpose of this study was find the relationship
between maternal age and exclusive breastfeeding. Quantitative research use a case-control
approach. The samples was 102 respondents, consist of 51 case groups and 51 control groups with
consecutive sampling. The independent variable is maternal age and the dependent variable is
exclusive breastfeeding. Statistical test using Chi-Square and the calculation of OR. The results
showed that there was a relationship between maternal age and exclusive breastfeeding with a value of
P=0.005 (P<0.05) and OR 3.125 (CI: 1.386-7.045). Interpreted that mothers who were at high risk had
3.125 times the risk of not giving exclusive breastfeeding compared to mothers who were at low risk.

Keyword: Mother age, exclusive breastfeeding

131
Purnamasari, Hubungan Usia Ibu dengan Pemberian…

PENDAHULUAN ASI eksklusif tidak hanya memiliki


Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah potensi untuk mencegah kematian,
makanan yang didapatkan bayi sejak tetapi juga memiliki efek pencegahan
awal kelahiran sampai bayi berusia tidak langsung terhadap infeksi
enam bulan tanpa memberikan gastrointestinal, infeksi respirasi,
makanan atau minuman terkecuali penyakit alergi dan penyakit-penyakit
obat-obatan, vitamin, dan mineral. kronik tidak menular yang akan
Pada hari pertama kelahiran sampai terlihat dalam kehidupan selanjutnya
bayi berusia 3 hari produksi kolostrom seperti obesitas, diabetes dan penyakit
merupakan ASI yang berwarna limfoma. Meskipun manfaat ASI
kekuningan kaya akan antibodi yang eksklusif sangat jelas dan banyak
berfungsi meningkatkan imunitas kampanye kesehatan masyarakat untuk
sehingga menurunkan risiko kematian mempromosikan menyusui secara
bayi. Kandungan Ig (immunoglobulin), eksklusif, tetapi keinginan menyusui
lactose, protein pada ASI hari ke masih rendah (Negin et al., 2016).
empat hingga sepuluh menjadi lebih Terget WHO terhadap capaian ASI
sedikit namun kandungan lemak dan eksklusif adalah 90%, sedangkan
kalori lebih banyak. ASI memiliki angka pemberian ASI eksklusif
enzim tertentu yang tidak dimiliki mayoritas negara-negara di dunia
oleh susu formula, dimana enzim masih di bawahnya. Di Indonesia
tersebut memiliki fungsi sebagai zat sendiri target pemberian ASI eksklusif
penyerap dan tidak mengganggu enzim tingkat nasional yaitu 80%. Pemberian
lain yang ada di usus (Kemenkes RI, ASI secara eksklusif dapat mencegah
2020). 13% (800.000) dari total kematian
Untuk mengoptimalkan pertumbuhan balita di dunia (WHO, 2014). Laporan
anak ASI eksklusif harus diberikan statistik sebesar 92,3% wanita di
selama enam bulan penuh ppertama Australia menyusui sejak bayi lahir,
kehidupan bayi. ASI eksklusif namun hanya 17,6% yang terus
memiliki potensi yang besar untuk menyusui secara eksklusif sampai bayi
menurunkan kematian dan kesakitan. berusia enam bulan dan penurunan

132
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

terbesar terjadi antara usia dua bulan dalam. Faktor luar berasal dari
dan enam bulan (Charkick et al., maraknya promosi untuk
2017). menggunakan susu formula, faktor dari
Pada tahun 2020 jumlah pemberian nakes, dukungan lingkungan yang
ASI eksklusif secara Nasional berasal dari keluarga dan suami, dan
mencapai 66,06% dari target Renstra adanya faktor lain seperti sosial dan
yang sebesar 40%. Nusa Tenggara budaya. Sedangkan faktor yang berasal
Barat merupakan provinsi yang dari ibu dan anak merupakan faktor
memenuhi target cakupan pemberian dari dalam, seperti bayi lahir prematur
ASI eksklusif, dan cakupan pemberian dan bayi yang membutuhkan
ASI terendah diperoleh Provinsi perawatan. Faktor dari ibu meliputi
Papua Barat (33,96%). Dua provinsi tingkat pengetahuan, tingkat
yang masih dibawah target nasional pendidikan, riwayat persalinan,
adalah Maluku dan Papua Barat pekerjaan, usia, dan keadaan
(Kemenkes RI, 2020). psikologis (Roesli, 2008).
Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Usia yang paling optimal untuk hamil,
Istimewa Yogyakarta (DIY) pada melahirkan, dan menyusui bagi ibu
tahun 2020 mencatat jumlah bayi yang adalah 20 tahun - 35 tahun dan
mendapat ASI eksklusif adalah sebesar biasanya disebut sebagai usia
81,1%. Kota Yogyakarta merupakan reproduksi sehat. Hal ini dikarena pada
satu dari lima kabupaten yang dimiliki masa ini organ reproduksi dan
oleh DIY yang belum mencapai target psikologi ibu telah siap untuk
cakupan ASI (73,25%) dan empat menerima kehadiran bayi. Sehingga
kabupaten lainnya telah melebihi usia ini merupakan usia yang tepat
target seperti Sleman 85%, Bantul dalam memberikan ASI secara
82,03%, Kulonprogo 80,36% dan eksklusif. Tingkat kesuksesan praktik
Gunung Kidul 78,01% % (Profil ASI selama enam bulan lebih tinggi
Kesehatan Provinsi DIY, 2020). pada ibu yang berusia muda
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi dibandingkan usia tua. Selain itu
oleh faktor dari luar dan faktor dari semakin meningkatnya usia ibu

133
Purnamasari, Hubungan Usia Ibu dengan Pemberian…

dikaitkan dengan semakin bertanggungjawab memberikan


bertambahnya pengalaman dalam informasi, himbauan, sosialisasi, dan
menyusui, matangnya pola pikir dan pengawasan terhadap program ASI
bekerja. Selain itu pada usia ini eksklusif selama 6 bulan pertama
(Bahriyah, 2017; Hidayati, 2012). kelahiran bayi (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan penelitian Hidayati Untuk meningkatkan cakupan
(2012) Ibu dengan usia reproduksi pemberan ASI eksklusif bidan harus
sehat memiliki kemampuan memberikan informasi yang jelas
menghasilkan ASI lebih banyak mengenai ASI sejak awal masa
dibandingkan dengan ibu dengan usia kehamilan, melakukan IMD saat
>35 tahun. Sedangkan usia <20 tahun persalinan, dan mendukung pemberian
dikaitkan dengan belum siapnya ASI (Kemenkes RI, 2017).
psikologis untuk menjadi ibu dan Salah satu tindakan untuk
beresiko mengalami depresi dan ASI menanggulangi tingginya angka
tidak keluar ketika menyusui kematian balita yaitu dengan
(Hidayati, 2012). pemberian ASI eksklusif. Puskesmas
Anak yang tidak mendapat ASI sebagai sarana pelayanan kesehatan
eksklusif ketika bayi memiliki resiko dasar memiliki peranan penting untuk
mengalami masalah kesehatan seperti mengkampanyekan pemberian ASI
gizi buruk dan masalah kecerdasan eksklusif pada balita. Puskesmas
atau intelligent quotient (IQ). Oleh Wirobrajan belum mencapai target
sebab itu, memberikan ASI eksklusif ASI eksklusif dan Puskesmas Jetis
menjadi hal yang penting agar anak telah mencapai target ASI eksklusif
dapat berkompetisi, dan tumbuh yang berada di Kota Yogyakarta.
optimal (Dini, 2017).
Ibu dalam melakukan praktik METODE PENELITIAN
menyusui telah diatur pemberiannya Penelitian ini menggunakan jenis
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No penelitian kuantitatif dan pendekatan
33 tahun 2012 bahwa pemerintah dan waktu case kontrol. Populasi dalam
pemerintah daerah bertugas dan penelitian yaitu ibu yang mempunyai

134
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

anak usia >06-24 bulan. Kelompok adalah 51 sampel. Untuk


kasus dalam penelitian ini adalah ibu mengantisipasi sampel dropout,
yang memberikan ASI dan mencampur peneliti menambahkan jumlah
dengan susu formula dan atau ibu yang responden 10% menjadi 56 kelompok
tidak memberikan ASI secara kasus dan 56 kelompok kontrol.
eksklusif, sedangkan kelompok kontrol Pengambilan sampel menggunakan
merupakan ibu yang benar-benar consecutive sampling dengan
hanya memberikan ASI selama 6 bulan pengujian Chi-Square. Hubungan dua
pada anaknya. Penghitungan sampel variabel ditunjukkan berdasarkan batas
menggunakan rumus MSD sehingga kemaknaan P-value< 0,05, perhitungan
menghasilkan jumlah sampel 102. Odds Rasio (OR) dan tingkat
Pembagian kelompok kasus dan kepercayaan/Confidence Interval(CI)
kelompok kontrol yaitu 1:1 dengan 95% (Dahlan, 2016).
jumlah responden tiap kelompok

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Tabel Distribusi Usia Ibu dan Pemberian ASI

Variabel Pemberian ASI Jumlah


Kasus Kontrol
n % n % n %
Usia
Resiko Tinggi 35 68,60 21 41,2 56 54,9
Resiko Rendah 16 31,40 30 58,8 46 45,1

Berdasarkan tabel 1 dari 51 responden kontrol ASI eksklusif lebih banyak


didapatkan bahwa angka tidak diberikan oleh ibu dengan usia resiko
diberikannya ASI eksklusif lebih rendah yaitu sebanyak 30 responden
tinggi pada kelompok ibu resiko tinggi (58,8%) dibandingkan usia ibu yang
yaitu 35 ibu (68,6%) sedangkan ibu beresiko tinggi sebanyak 21 (41,2%)
dengan resiko rendah yaitu 16 responden.
responden (31,4%). Pada kelompok

135
Purnamasari, Hubungan Usia Ibu dengan Pemberian…

Tabel 2. Pengujian Chi-Square usia dengan praktik pemberian ASI eksklusif

Variabel Pemberian ASI p-value OR (95% C I)


Kasus Kontrol
n % n %
Usia Ibu
Resiko Tinggi 35 68,6 21 41,2 0,005 3,125
Resiko Rendah 16 32,4 30 58,8 (1,386-7,045)

Berdasarkan tabel diatas dengan p ASI dipengaruhi oleh usia ibu. Usia
value 0,005 dalam penelitian ini <20 tahun berkaitan dengan masih
menunjukkan bahwa usia ibu berkembangnya organ reproduksi
mempengaruhi praktik ASI eksklusif. termasuk payudara, adanya tuntutan
Selain itu ibu dengan usia resiko tinggi sosial, kematangan psikologis, dan
memiliki peluang 3,125 kali lebih tekanan sosial yang meningkatkan
banyak untuk tidak melakukan praktik resiko depresi dimana hal-hal ini dapat
ASI eksklusif dibandingkan ibu resiko mempegaruhi produksi ASI. Selain itu
rendah. pada usia ini biasanya memiliki belum
Usia yang tidak reproduktif (< 20 dan memiliki pengalaman sehingga
>35) tahun lebih besar tidak menyebabkan ibu bingung dan tidak
melakukan praktik pemberian ASI tahu untuk bagaimana merawat dan
eksklusif dibandingkan ibu berusia menyusui bayi.
reproduktif (20 tahun-35 tahun) karena (Nurbayanti, 2016). Sedangkan ibu
ibu memiliki lebih banyak pengalaman dengan usia >35 tahun berkaitan
positif dalam memberikan ASI dan dengan penurunan organ reproduksi
juga kemampuan dalam pengambilan seperti payudara sehingga akan
keputusan tentang makanan yang baik berpengaruh terhadap kemampuan
untuk anaknya. untuk menyusui secara eksklusif dan
Penelitian Hidayati (2012) dan Hasyim kemampuan untuk produksi ASI
(2020) menunjukkan bahwa pemberian (Hasyim, 2016: Hidayati, 2012).

136
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

Penelitian lainnya dari Ekstrom et al hal ini disebabkan pada usia ini
(2011) menjelaskan bahwa usia ibu mayoritas ibu sudah tidak lagi
>25 tahun berpeluang lebih besar produktif atau bekerja diluar rumah
dalam menyusui dibandingkan ibu (Nurbayanti, 2016).
yang lebih muda. Menurut Hidayati Dalam penelitian ini pada ibu
(2012) Ibu dengan usia reproduktif multipara selain adanya pengalaman
memiliki kemampuan laktasi yang menyusui sejak kehamilan mereka
baik, dapat meningkatkan keberhasilan juga telah mempersiapkan kebutuhan
yang lebih besar untuk melakukan sehari-hari, ekonomi, dan menyiapkan
praktik dalam memberikan ASI secara psikologis mereka untuk menghadapi
eksklusif. masa menyusui. Sedangkan pada ibu
Penelitian Nurbayanti (2016) dan primipara kurangnya pengalaman
Hasyim (2020) menjelaskan bahwa ibu untuk menyusui mengakibatkan
yang hamil, melahirkan dan terjadinya kecemasan dan perasaan
melakukan proses laktasi dapat tegang setelah melahirkan. Kondisi
menjalankan perannya dengan psikologis ibu yang demikian dapat
maksimal jika ibu berusia 20-35 tahun menyebabkan terganggunya produksi
dan merupakan usia yang baik bagi ibu hormon oksitosin yang berfungsi untuk
untuk hamil, melahiran, dan laktasi, mengeluarkan ASI sehingga ASI tidak
karena pada usia tersebut tingkat lancar. Menurut penelitian Kamariyah
kematangan, kekuatan untuk berfikir, (2014) menunjukkan bahwa kondisi
serta keterpaparan informasi ASI psikologis ibu berkaitan dengan
eksklusif akan lebih baik sehingga pengeluaran ASI.
akan mempengaruhi peningkatan
pemberian ASI eksklusif. KESIMPULAN
Usia > 35 tahun, meskipun ibu telah Penelitian ini diperoleh hasil bahwa
memiliki pengalaman yang banyak usia ibu berhubungan dengan
dalam pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif. Kesempatan
namun, peluang untuk mendapatkan untuk dapat melakukan praktik ASI
informasi tentang ASI akan berkurang, secara eksklusif lebih banyak

137
Purnamasari, Hubungan Usia Ibu dengan Pemberian…

mengalami keberhasilan pada ibu Intervention. International Journal


of Nursing and Midwifery, 3 (8).
dengan usia 20-35 tahun yang
termasuk usia resiko rendah. Hashim, S., Ishak, A., dan Muhammad, J.
(2020). Unsuccessful Exclusive
Breastfeeding and Associated
DAFTAR PUSTAKA Factors among the Healthcare
Providers in East Coast, Malaysia.
Bahriyah, F. (2017). Hubungan Pekerjaan
Korean Journal of Family
dan Usia Ibu Terhadap Pemberian Medicine.
https://doi.org/10.4082/kjfm.19.006
ASI Eksklusif Pada Bayi. Riau:
0
Jurnal Endurance.
Hidayati. (2012). Usia Ibu dalam
Pemberian ASI Ekslusif.
Charkick, S. J., Fielder, A., Picombe, J
Yogyakarta: Jurnal Universitas’
dan McKellar, L. (2017).
Aisyiyah Yogyakarta.
Determined to Breastfeed’: A Case
Study of Exclusive Breastfeeding
Kamariyah N. (2014). Kondisi psikologi
Using Interpretative
mempengaruhi produksi ASI ibu
Phenomenological Analysis,”
menyusui di BPS ASKI Pakis Sido
Women and Birth. Retrieved from
Kumpul Surabaya. Jurnal Ilmiah
Doi: 10.1016/j.wombi.2017.01.002.
Kesehatan: Vol2, No 7.
Dahlan, M.S. (2016). Statistik untuk
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan
Kedokteran dan Kesehatan.
Indonesia. Jakarta: Kementerian
Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Daerah
Kemenkes, RI. (2017). Kebijakan
Istimewa Yogyakarta. (2020).
pemerintah tentang kesehatan ibu
Profil Kesehatan Provinsi
dan anak. Jakarta: Kementerian
DIY.Yogyakarta
kesehatan.
Dini, K. (2017). Dukungan Ibu Mertua
Kemenkes RI.(2012). Peraturan
Dan Karakteristik Ibu Terhadap
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012
Perilaku Pemberian ASI
Tentang “Kewajiban Ibu
Eksklusif.Jurnal Imliah WIDYA.
Memberikan ASI pada Bayinya
Volume 4 Nomor 234 1 Januari
Secara Eksklusif”. Jakarta:
Juli2017 hal 234-242.ISSN 2337-
Kementerian kesehatan.
6686.ISSN-L 2338-3321.
Negin, J., Coffman, J., Vizintin, dan P.,
Ekstrom, A., Guttke, K., Marika, L dan
Greenow, CR. (2016). The
Wahn, E.H. (2011). Lont Term
Influence Of Grandmother On
Effect of Professional
Breastfeeding Rates: Systematic
Breastfeeding Support An

138
Jurnal Bina Cipta Husada Vol. XVIII No. 1 Januari 2022

Review. BMC Pregnancy and


Childbirt.

Nurbayanti, E.S, (2016). Karakteristik


Ibu Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Di
Puskesmas Temon II Kulon Progo
Yogyakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakart.

Roesli, U. (2008). Mengenal ASI


Eksklusif. Jakarta: Trubus
Agriwidya

WHO. (2014). WHA. Global Nutrition


Targets 2025: Breastfeeding Policy
Brief. World Health Organization.

139

Anda mungkin juga menyukai