Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DITA FITRIANA AZZAHRA

KELAS : 2C
MATKUL : B. INDONESIA

JAWABAN
1.
A. Ada beberapa macam madzhab pemerolehan bahasa yang dikenal, di antaranya:
1. Madzhab Behavioristik: Berfokus pada pengaruh lingkungan terhadap pemerolehan bahasa.
Salah satu tokohnya adalah B.F. Skinner, yang memperkenalkan konsep pembelajaran operant.
2. Madzhab Kognitif: Menganggap bahwa pemerolehan bahasa dipengaruhi oleh proses
kognitif dalam pikiran individu. Salah satu tokohnya adalah Jean Piaget, yang menekankan
pentingnya tahapan perkembangan kognitif dalam pemerolehan bahasa.
3. Madzhab Interaksional: Mengutamakan peran interaksi sosial dalam pemerolehan bahasa.
Tokoh utamanya adalah Lev Vygotsky, yang mengembangkan teori zona proksimal untuk
menjelaskan bagaimana individu belajar melalui interaksi dengan orang lain.

B. Tahapan pemerolehan bahasa pertama, kedua, dan bahasa asing merupakan konsep yang
penting dalam studi tentang pembelajaran bahasa.
1. Bahasa Pertama (L1): Bahasa pertama adalah bahasa yang dipelajari sejak lahir atau pada
masa anak-anak awal, biasanya bahasa yang digunakan dalam lingkungan keluarga atau
komunitas tempat individu dibesarkan. Proses pemerolehan bahasa pertama biasanya lebih
alami dan terjadi secara spontan tanpa adanya instruksi formal.
2. Bahasa Kedua (L2): Bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari setelah bahasa pertama
sudah dikuasai dengan baik. Pemerolehan bahasa kedua dapat terjadi dalam berbagai konteks,
seperti di sekolah, tempat kerja, atau melalui pengalaman berkomunikasi dengan penutur asli
bahasa tersebut.
3. Bahasa Asing: Bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari oleh seseorang yang tidak
termasuk dalam bahasa pertama atau bahasa kedua mereka. Biasanya, bahasa asing diajarkan
melalui pendidikan formal atau kursus khusus, dan proses pembelajarannya dapat lebih
sistematis dibandingkan dengan pemerolehan bahasa pertama atau kedua.

C. Tahapan perkembangan pemerolehan bahasa umumnya mengikuti pola yang serupa pada
sebagian besar individu. Berikut adalah tahapan umumnya:
1. Praproduksi: Pada tahap ini, bayi mulai mengeluarkan suara-suara awal, seperti tangisan,
suara-suaranya, dan reaksi vokal terhadap lingkungannya. Mereka juga mulai meniru suara-
suara yang mereka dengar.
2. Produksi Awal: Bayi mulai mengeluarkan suara-suaranya dengan artikulasi yang lebih jelas
dan mulai menghasilkan kata-kata pertamanya. Biasanya, kata-kata ini sederhana dan terdiri
dari satu suku kata.
3. Periode Tahap Kata: Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kosa kata mereka secara
signifikan. Mereka dapat menghasilkan kata-kata baru dan memahami makna dasar dari kata-
kata tersebut.
4. Tahap Kalimat Awal: Anak-anak mulai menggabungkan kata-kata untuk membentuk
kalimat sederhana. Kalimat-kalimat ini mungkin belum sempurna secara gramatikal, tetapi
mereka mulai memahami struktur dasar bahasa.
5. Tahap Kalimat Lebih Rumit: Pada tahap ini, anak-anak mulai menggunakan struktur kalimat
yang lebih kompleks dan mengembangkan kemampuan mereka dalam menyusun cerita atau
menjelaskan ide-ide yang lebih rumit.
6. Penguasaan Bahasa: Ini adalah tahap di mana anak-anak memiliki pemahaman yang
mendalam tentang bahasa dan mampu menggunakan bahasa dengan lancar dan fleksibel dalam
berbagai konteks komunikatif

2.
Salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar membaca dan menulis di
kelas rendah adalah model pembelajaran berbasis proyek. Model ini melibatkan siswa dalam
proyek-proyek yang relevan dan menarik, seperti membuat buku cerita bersama, menulis surat
kepada tokoh favorit mereka, atau membuat majalah kelas. Alasan memilih model ini adalah:
1. Relevansi: Proyek-proyek yang diberikan kepada siswa dalam model ini seringkali relevan
dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga siswa merasa terhubung dengan materi yang
dipelajari dan lebih termotivasi untuk belajar.
2. Keterlibatan Aktif: Model pembelajaran berbasis proyek mendorong keterlibatan aktif siswa
dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga aktif
terlibat dalam menciptakan sesuatu yang memiliki nilai bagi mereka.
3. Kreativitas: Dalam pembuatan proyek-proyek seperti membuat buku cerita atau majalah
kelas, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Hal ini dapat
meningkatkan minat mereka dalam pembelajaran membaca dan menulis.
4. Kolaborasi: Model ini memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok atau tim,
sehingga mereka dapat saling mendukung dan belajar satu sama lain. Hal ini juga memperkuat
keterampilan sosial mereka.
5. Pemberian Makna: Dengan terlibat langsung dalam proyek-proyek yang mereka buat sendiri,
siswa memiliki kesempatan untuk melihat makna dari apa yang mereka pelajari dalam konteks
yang nyata dan relevan bagi mereka.

3.
A. Berikut adalah minimal tiga metode pembelajaran bahasa yang saya kuasai:
1. Metode Berbasis Komunikatif: Metode ini menekankan pada pengembangan kemampuan
komunikasi bahasa secara praktis. Siswa diajak untuk berinteraksi dalam situasi-situasi
komunikatif nyata, seperti bermain peran, berdiskusi, atau melakukan tugas-tugas berbasis
situasi. Fokusnya adalah pada penggunaan bahasa dalam konteks sehari-hari dan membangun
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan lancar dan efektif.
2. Metode Audio-Visual: Metode ini menggunakan berbagai media audio dan visual, seperti
video, rekaman suara, gambar, dan presentasi multimedia untuk memperkaya pembelajaran
bahasa. Media-media ini membantu siswa dalam memahami konteks, mengenali kosakata, dan
meningkatkan pemahaman mereka terhadap struktur bahasa. Penggunaan media-media ini juga
dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa.
3. Metode Berbasis Tugas: Metode ini menekankan pada pembelajaran bahasa melalui
penyelesaian tugas-tugas nyata atau autentik. Siswa diberi tugas-tugas yang menuntut mereka
untuk menggunakan bahasa dalam konteks yang bermakna, seperti menulis surat, membuat
presentasi, atau memecahkan masalah dalam situasi simulasi. Pendekatan ini membantu siswa
mengalami bahasa dalam situasi kehidupan nyata dan meningkatkan motivasi mereka karena
tugas-tugas tersebut relevan dengan kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

B. Prosedur pembelajaran bahasa adalah serangkaian langkah atau tahapan yang dirancang
untuk mengajarkan dan memperkuat keterampilan berbahasa kepada siswa. Berikut adalah
prosedur umum yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa:
1. Perencanaan: Tahap awal prosedur pembelajaran bahasa melibatkan perencanaan yang
cermat oleh guru. Ini meliputi penetapan tujuan pembelajaran yang jelas, pemilihan materi
yang sesuai dengan kebutuhan siswa, serta pengembangan strategi pengajaran yang efektif.
2. Pengantar: Guru memperkenalkan topik atau materi pembelajaran kepada siswa. Pengantar
ini dapat melibatkan aktivitas pendahuluan untuk membangkitkan minat siswa dan
menghubungkan materi dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya.
3. Pemaparan: Guru memberikan penjelasan atau pemaparan materi pembelajaran kepada
siswa. Pemaparan ini dapat melibatkan penggunaan media, contoh konkret, dan ilustrasi untuk
memudahkan pemahaman siswa terhadap konsep atau struktur bahasa yang diajarkan
4. Praktik: Siswa diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan bahasa dalam konteks yang
bermakna. Ini bisa meliputi aktivitas seperti bermain peran, berdiskusi kelompok, mengerjakan
latihan soal, atau menyelesaikan tugas-tugas berbasis situasi.
5. Penguatan: Setelah siswa berlatih menggunakan bahasa, guru memberikan umpan balik atau
penguatan positif terhadap kinerja siswa. Ini dapat berupa pujian, koreksi, atau dorongan untuk
meningkatkan kualitas penggunaan bahasa mereka.
6. Evaluasi: Guru mengevaluasi pemahaman dan kemampuan siswa melalui berbagai cara,
seperti tes tertulis, tugas proyek, observasi, atau interaksi langsung. Evaluasi ini membantu
guru memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pengajaran sesuai kebutuhan mereka.
7. Refleksi: Siswa dan guru merefleksikan proses pembelajaran, mengidentifikasi kekuatan dan
area yang perlu diperbaiki, serta merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.

4.
Salah satu pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah yang saya kuasai adalah
Pendekatan Komunikatif. Pendekatan ini menekankan penggunaan bahasa dalam situasi
komunikatif yang nyata dan relevan bagi siswa. Jelaskan mengenai Pendekatan Komunikatif:
1. Fokus pada Komunikasi: Pendekatan ini menempatkan fokus pada pengembangan
kemampuan komunikasi siswa dalam bahasa Indonesia. Siswa diajak untuk berinteraksi secara
aktif dalam situasi komunikatif, baik lisan maupun tulisan, yang mencerminkan penggunaan
bahasa dalam kehidupan sehari hari.
2. Keterlibatan Aktif: Siswa diikutsertakan dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut
keterlibatan aktif mereka dalam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam
bahasa Indonesia. Mereka didorong untuk menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide,
menyatakan pendapat, dan berinteraksi dengan orang lain.
3. Penggunaan Konteks Nyata: Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam konteks-
konteks yang relevan dengan kehidupan siswa, seperti percakapan sehari hari, situasi kelas,
dan kegiatan sosial atau budaya. Hal ini membantu siswa melihat nilai dan relevansi dari apa
yang mereka pelajari.
4. Pembelajaran Berbasis Tugas: Siswa diberi tugas-tugas atau proyek-proyek yang menuntut
mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia secara praktis dalam konteks yang bermakna.
Misalnya, membuat cerita bersama, bermain peran dalam situasi-situasi komunikatif, atau
menyusun laporan tentang pengalaman pribadi.
5. Pemberian Umpan Balik: Guru memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa
untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dalam bahasa
Indonesia. Ini dapat berupa pujian atas kemajuan mereka, koreksi atas kesalahan yang dibuat,
atau saran untuk meningkatkan kualitas komunikasi mereka

Anda mungkin juga menyukai