Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nazwa Ulfa Yuliani

Npm 2322101118
Kelas : 2C
Prodi : PGSD
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Rendah

JAWABAN
1. A. Ada beberapa macam madzhab pemerolehan bahasa yang dikenal, di antaranya:
1. Madzhab Behavioristik: Berfokus pada pengaruh lingkungan terhadap
pemerolehan bahasa. Salah satu tokohnya adalah B.F. Skinner, yang
memperkenalkan konsep pembelajaran operant.
2. Madzhab Kognitif: Menganggap bahwa pemerolehan bahasa dipengaruhi oleh
proses kognitif dalam pikiran individu. Salah satu tokohnya adalah Jean Piaget,
yang menekankan pentingnya tahapan perkembangan kognitif dalam pemerolehan
bahasa.
3. Madzhab Interaksional: Mengutamakan peran interaksi sosial dalam pemerolehan
bahasa. Tokoh utamanya adalah Lev Vygotsky, yang mengembangkan teori zona
proksimal untuk menjelaskan bagaimana individu belajar melalui interaksi
dengan orang lain.
B. Tahapan pemerolehan bahasa pertama, kedua, dan bahasa asing merupakan
konsep yang penting dalam studi tentang pembelajaran bahasa.
1. Bahasa Pertama (L1): Bahasa pertama adalah bahasa yang dipelajari sejak lahir
atau pada masa anak-anak awal, biasanya bahasa yang digunakan dalam
lingkungan keluarga atau komunitas tempat individu dibesarkan. Proses
pemerolehan bahasa pertama biasanya lebih alami dan terjadi secara spontan tanpa
adanya instruksi formal.
2. Bahasa Kedua (L2): Bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari setelah bahasa
pertama sudah dikuasai dengan baik. Pemerolehan bahasa kedua dapat terjadi
dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, tempat kerja, atau melalui pengalaman
berkomunikasi dengan penutur asli bahasa tersebut.
3. Bahasa Asing: Bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari oleh seseorang yang
tidak termasuk dalam bahasa pertama atau bahasa kedua mereka. Biasanya,
bahasa asing diajarkan melalui pendidikan formal atau kursus khusus, dan proses
pembelajarannya dapat lebih sistematis dibandingkan dengan pemerolehan
bahasa pertama atau kedua.
C. Tahapan perkembangan pemerolehan bahasa umumnya mengikuti pola yang
serupa pada sebagian besar individu. Berikut adalah tahapan umumnya:
1. Praproduksi: Pada tahap ini, bayi mulai mengeluarkan suara-suara awal, seperti
tangisan, suara-suaranya, dan reaksi vokal terhadap lingkungannya. Mereka juga
mulai meniru suara-suara yang mereka dengar.
2. Produksi Awal: Bayi mulai mengeluarkan suara-suaranya dengan artikulasi yang
lebih jelas dan mulai menghasilkan kata-kata pertamanya. Biasanya, kata-kata ini
sederhana dan terdiri dari satu suku kata.
3. Periode Tahap Kata: Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kosa kata
mereka secara signifikan. Mereka dapat menghasilkan kata-kata baru dan
memahami makna dasar dari kata-kata tersebut.
4. Tahap Kalimat Awal: Anak-anak mulai menggabungkan kata-kata untuk
membentuk kalimat sederhana. Kalimat-kalimat ini mungkin belum sempurna
secara gramatikal, tetapi mereka mulai memahami struktur dasar bahasa.
5. Tahap Kalimat Lebih Rumit: Pada tahap ini, anak-anak mulai menggunakan
struktur kalimat yang lebih kompleks dan mengembangkan kemampuan mereka
dalam menyusun cerita atau menjelaskan ide-ide yang lebih rumit.
6. Penguasaan Bahasa: Ini adalah tahap di mana anak-anak memiliki pemahaman
yang mendalam tentang bahasa dan mampu menggunakan bahasa dengan
lancar dan fleksibel dalam berbagai konteks komunikatif

2. Salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar membaca
dan menulis di kelas rendah adalah model pembelajaran berbasis proyek. Model ini
melibatkan siswa dalam proyek-proyek yang relevan dan menarik, seperti membuat
buku cerita bersama, menulis surat kepada tokoh favorit mereka, atau membuat
majalah kelas.

Alasan memilih model ini adalah:


1. Relevansi: Proyek-proyek yang diberikan kepada siswa dalam model ini
seringkali relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga siswa
merasa terhubung dengan materi yang dipelajari dan lebih termotivasi
untuk belajar.
2. Keterlibatan Aktif: Model pembelajaran berbasis proyek mendorong
keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya
menjadi penerima informasi, tetapi juga aktif terlibat dalam
menciptakan sesuatu yang memiliki nilai bagi mereka.
3. Kreativitas: Dalam pembuatan proyek-proyek seperti membuat buku cerita
atau majalah kelas, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan
kreativitas mereka. Hal ini dapat meningkatkan minat mereka dalam
pembelajaran membaca dan menulis.
4. Kolaborasi: Model ini memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam
kelompok atau tim, sehingga mereka dapat saling mendukung dan belajar satu
sama lain. Hal ini juga memperkuat keterampilan sosial mereka.
5. Pemberian Makna: Dengan terlibat langsung dalam proyek-proyek yang
mereka buat sendiri, siswa memiliki kesempatan untuk melihat makna dari apa
yang mereka pelajari dalam konteks yang nyata dan relevan bagi mereka.

3. A. Berikut adalah minimal tiga metode pembelajaran bahasa yang saya kuasai:

1. Metode Berbasis Komunikatif: Metode ini menekankan pada pengembangan


kemampuan komunikasi bahasa secara praktis. Siswa diajak untuk berinteraksi
dalam situasi-situasi komunikatif nyata, seperti bermain peran, berdiskusi, atau
melakukan tugas-tugas berbasis situasi. Fokusnya adalah pada penggunaan bahasa
dalam konteks sehari-hari dan membangun kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dengan lancar dan efektif.
2. Metode Audio-Visual: Metode ini menggunakan berbagai media audio dan
visual, seperti video, rekaman suara, gambar, dan presentasi multimedia untuk
memperkaya pembelajaran bahasa. Media-media ini membantu siswa dalam
memahami konteks, mengenali kosakata, dan meningkatkan pemahaman
mereka terhadap struktur bahasa. Penggunaan media-media ini juga dapat
membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa.
3. Metode Berbasis Tugas: Metode ini menekankan pada pembelajaran bahasa
melalui penyelesaian tugas-tugas nyata atau autentik. Siswa diberi tugas-tugas
yang menuntut mereka untuk menggunakan bahasa dalam konteks yang
bermakna, seperti menulis surat, membuat presentasi, atau memecahkan masalah
dalam situasi simulasi. Pendekatan ini membantu siswa mengalami bahasa dalam
situasi kehidupan nyata dan meningkatkan motivasi mereka karena tugas-tugas
tersebut relevan dengan kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

B. Prosedur pembelajaran bahasa adalah serangkaian langkah atau tahapan yang


dirancang untuk mengajarkan dan memperkuat keterampilan berbahasa kepada
siswa. Berikut adalah prosedur umum yang sering digunakan dalam pembelajaran
bahasa:

1. Perencanaan: Tahap awal prosedur pembelajaran bahasa melibatkan


perencanaan yang cermat oleh guru. Ini meliputi penetapan tujuan
pembelajaran yang jelas, pemilihan materi yang sesuai dengan kebutuhan
siswa, serta pengembangan strategi pengajaran yang efektif.
2. Pengantar: Guru memperkenalkan topik atau materi pembelajaran kepada
siswa. Pengantar ini dapat melibatkan aktivitas pendahuluan untuk
membangkitkan minat siswa dan menghubungkan materi dengan pengetahuan
atau pengalaman sebelumnya.
3. Pemaparan: Guru memberikan penjelasan atau pemaparan materi pembelajaran
kepada siswa. Pemaparan ini dapat melibatkan penggunaan media, contoh
konkret, dan ilustrasi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap konsep atau
struktur bahasa yang diajarkan
4. Praktik: Siswa diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan bahasa dalam
konteks yang bermakna. Ini bisa meliputi aktivitas seperti bermain peran,
berdiskusi kelompok, mengerjakan latihan soal, atau menyelesaikan tugas-tugas
berbasis situasi.
5. Penguatan: Setelah siswa berlatih menggunakan bahasa, guru memberikan
umpan balik atau penguatan positif terhadap kinerja siswa. Ini dapat berupa
pujian, koreksi, atau dorongan untuk meningkatkan kualitas penggunaan bahasa
mereka.
6. Evaluasi: Guru mengevaluasi pemahaman dan kemampuan siswa melalui
berbagai cara, seperti tes tertulis, tugas proyek, observasi, atau interaksi langsung.
Evaluasi ini membantu guru memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan
pengajaran sesuai kebutuhan mereka.
7. Refleksi: Siswa dan guru merefleksikan proses pembelajaran, mengidentifikasi
kekuatan dan area yang perlu diperbaiki, serta merencanakan langkah-langkah
selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.

4. Salah satu pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah yang saya
kuasai adalah Pendekatan Komunikatif. Pendekatan ini menekankan penggunaan
bahasa dalam situasi komunikatif yang nyata dan relevan bagi siswa.

Jelaskan mengenai Pendekatan Komunikatif:

1. Fokus pada Komunikasi: Pendekatan ini menempatkan fokus pada


pengembangan kemampuan komunikasi siswa dalam bahasa Indonesia. Siswa
diajak untuk berinteraksi secara aktif dalam situasi komunikatif, baik lisan
maupun tulisan, yang mencerminkan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Keterlibatan Aktif: Siswa diikutsertakan dalam aktivitas-aktivitas yang
menuntut keterlibatan aktif mereka dalam berbicara, mendengarkan, membaca,
dan menulis dalam bahasa Indonesia. Mereka didorong untuk menggunakan
bahasa untuk menyampaikan ide, menyatakan pendapat, dan berinteraksi
dengan orang lain.
3. Penggunaan Konteks Nyata: Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam
konteks-konteks yang relevan dengan kehidupan siswa, seperti percakapan sehari-
hari, situasi kelas, dan kegiatan sosial atau budaya. Hal ini membantu siswa
melihat nilai dan relevansi dari apa yang mereka pelajari.
4. Pembelajaran Berbasis Tugas: Siswa diberi tugas-tugas atau proyek-proyek
yang menuntut mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia secara praktis
dalam konteks yang bermakna. Misalnya, membuat cerita bersama, bermain peran
dalam situasi-situasi komunikatif, atau menyusun laporan tentang pengalaman
pribadi.
5. Pemberian Umpan Balik: Guru memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada siswa untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan komunikasi
mereka dalam bahasa Indonesia. Ini dapat berupa pujian atas kemajuan
mereka, koreksi atas kesalahan yang dibuat, atau saran untuk meningkatkan
kualitas komunikasi mereka.

Anda mungkin juga menyukai