1 PB
1 PB
DOI : 10.14710/mkmi.20.6.451-462
________________________
Penerapan Hygiene Sanitasi pada Pedagang Kaki Lima
Bella Rose Indira Hadi1*, Akas Yekti Pulih Asih1, Achmad Syafiuudin1
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Surabaya
*Corresponding author: bellarose018.km17@student.unusa.ac.id
Info Artikel : Diterima 23 Agustus 2021 ; Disetujui 15 November 2021 ; Publikasi 01 Desember 2021
ABSTRAK
Latar belakang: Pengolahan makanan tanpa memperhatikan kebersihan makanan dapat menimbulkan sumber
penyakit pada makanan akibat kontaminasi. Sekitar 20 juta kasus keracunan pangan setiap tahun karena rendah
keamanan pangan di Indonesia. Menurut BPOM tahun 2017 sebanyak 5.293 orang terpapar dan KLB sebanyak
2.041 orang sakit, 3 meninggal. Tahun 2018 KLB sebanyak 2.409 yang dirawat, 2.880 rawat jalan dan 121
orang meninggal. Kebanyakan peneliti membahas terkait hygiene sanitasi restoran dan kantin masih sedikit yang
membahas terkait hygiene sanitasi pedagang kaki lima.
Metode: Penelitian ini menggunakan literature review tradisional yang berasal dari google schoolar dan portal
garuda. Kata kunci dalam penelusuran hygiene sanitasi makanan pedagang, hygiene sanitasi makanan dan
hygiene sanitation street vendor ditemukan 34 artikel melalui tahap screening.
Hasil: Hasil menunjukan kepatuhan terhadap parameter hygiene sanitasi makanan belum dilakukan secara baik
oleh PKL disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan tidak mengikuti pembinaan hygiene sanitasi
makanan. Kegiatan pembinaan memberikan pre-test, post-test serta observasi tetapi tidak ada perubahan pada
pedagang kaki lima. Negara Vietnam dapat dijadikan sebagai contoh untuk diterapkan hygiene sanitasi makanan
pedagang oleh pedagang kaki lima di Indonesia.
Simpulan: Parameter hygiene sanitasi makanan belum terlaksana oleh PKL tidak menjaga kebersihan diri,
makanan dan lingkungan. Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh PKL dikarenakan tidak adanya kegiatan
pembinaan yang dilakukan. Terdapat peraturan seperti Peraturan Keputuan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 942 Tahun 2003 dan Peraturan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 23 tahun 1978.
Negara yang dipilih adalah negara maju seperti, negara Taiwan, Negara Vietnam, Negara Philippines, Negara
Afrika Selatan yang dibandingkan dengan Negara Indonesia.
ABSTRACT
Title: Application of Food Sanitation Hygiene to Street Vendors
Background: Food processing without paying attention to food hygiene can lead to sources of disease food due
to contamination. Around 20 million cases of food poisoning each year are due to low food safety in Indonesia.
According to BPOM in 2017, 5,293 people were exposed and 2,041 people were sick, 3 died. In 2018, 2,409
outbreaks were treated, 2,880 outpatients and 121 people died. Most researchers discuss the sanitation hygiene
of restaurants and canteens, there are still few discuss the sanitation hygiene street vendors.
Method: Study uses a traditional literature review from Google Schoolar and Garuda portal. Keywords in the
search for food sanitation hygiene traders, food sanitation hygiene and street vendor hygiene sanitation were
found to be 34 articles through screening stage.
Result: Results that compliance with food sanitation hygiene parameters has not been carried out properly by
street vendors due to the limited knowledge have and do not follow food sanitation hygiene guidance. Coaching
activity provided pre-test, post-test and observation but there was no change. Country of Vietnam can be used
as an example implementing food hygiene sanitation for street vendors in Indonesia.
Conclusion: Food sanitation hygiene parameters not implemented by street vendors do not personal hygiene,
food and environment. Lack of knowledge possessed by street vendors due to the absence coaching activities
carried. There regulations Minister Health the Republic Indonesia Number 942 2003 and Minister Health the
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
Republic Indonesia Number 23 of 1978. Selected countries are developed countries such as, Taiwan, Vietnam,
Philippines, South Africa compared Indonesia.
452
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
screening ditemukan sebanyak 34 artikel yang terdiri dari 30 artikel nasional dan 4 artikel internasional.
Sampel
Pedagang kaki lima
Metode Penelitian
Literature Review Tradisional
Sumber Artikel
Google Schoolar (hygiene sanitasi makanan
pedagang): 1390 artikel
Portal Garuda (hygiene sanitasi makanan):
50 artikel
Tahapan Screening
Screening 1: memilih jurnal tidak berbayar
Screening 2: review judul hingga abstrak
Screening 3: review latar belakang hingga
pembahasan
Pengumpulan Data
Google Schoolar (hygiene sanitasi makanan
pedagang): 25 artikel dan
(hygiene sanitation street vendor): 4 artikl
Portal Garuda (hygiene sanitasi makanan):
5 artikel
Analisis Data
Kesimpulan
453
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
454
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
455
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
Kebersihan diri penjamah makan , Responden mengidap penyakit menular sebanyak 19 responden. Responden tidak membuang Lia (2017)
peralatan dalam pengolahan makanan sampah setiap harinya dan peralatan tidak dikeringkan menggunakan lap kering hanya
ditiriskan saja.
456
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
457
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
458
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
kepada para PKL sekaligus observasi dengan digunakan sisa kemarin. Sebanyak 2123 konsumen
memberikan pre-test dan post-test. Kegiatan pre-test mengalami resiko penyakit akibat terkontaminasi
dan post-test dilakukan 3 kali kunjungan. bakteri E.coli. Penyuluhan yang dilakukan memiliki
Kunjungan pertama, dilakukan dengan pemberian kendala pada waktu, PKL saat melakukan
pre-test tentang pengetahuan PKL yang berupa pembinaan sibuk dengan dagangan sehingga tidak
pertanyaan-pertanyaan mengenai hal kebersihan membuat fokus PKL dalam menjawab26.
tangan, cara mengolah dan memilih bahan makanan,
air bersih dan cara mencuci, penyebab kontaminasi Perspektif dan Rekomendasi Hygiene Sanitasi
makanan dan bahan tambahan makanan. Hasil pre- Makanan pada PKL
test menunjukan bahwa 80% PKL telah memahami Pemilihan lokasi berjualan PKL memiliki
terkait kebersihan tangan, cara mengolah dan syarat yang sudah diatur dalam Kemenkes RI
memilih bahan makanan, air bersih dan penyebab Nomor 942 Tahun 2003 Tentang Pedoman
kontaminasi makanan. Tetapi PKL belum Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan
memahami mengenai bahan tambahan makanan menjelaskan dalam meningkatkan mutu kebersihan
(BTM) dan penyebab penggunaan BTM. makanan dari lokasi harus jauh dari sumber
Kunjungan kedua, dilakukan dengan kegiatan pencemaran seperti pembuangan sampah, limbah,
pembinaan kepada PKL yang telah menjadi jalan raya yang padat dan rumah potong hewan.
responden. Pembinaan yang diberikan berupa Lokasi PKL telah ditetapkan oleh Pemerintah
personal hygiene, sanitasi lingkungan dan Daerah Kabupaten/Kota disetiap Provinsi Indonesia.
pengunaan BTM pembinaan BTM menjelaskan PKL dapat menerapkan peraturan yang telah dibuat
resiko bahaya pengunaan BTM. Kunjungan ketiga, di daerah masing-masing supaya dapat
dengan memberikan post-test yang isinya sama mempaktikan dan menjaga kebersihan saat berjualan
dengan pre-test. Hasil post-test menunjukan bahwa serta menjaga kebersihan lingkungan sehingga
PKL lebih memahami mengenai proses hygiene makanan yang dijajakan tidak mengalami
sanitasi makanan tetapi masih belum paham akan kontaminasi.
risiko pengunaan BTM. Kegiatan observasi kepada Parameter hygiene sanitasi makanan pada PKL
PKL dimulai dengan melihat persiapan, pengolahan di Indonesia tentang personal hygine, fasilitas
makanan, penyajian makanan dan food handler. sanitasi, bahan baku makanan, tempat penyimpanan,
Kegiatan observasi dilakukan sebanyak dua kali penyajian makanan, tingkat pengetahuan PKL,
kunjungan. Kunjungan pertama bersamaan dengan peralatan, jumlah kuman, dan sanitasi tempat jualan.
pemberian pre-test dan kunjungan kedua bersamaan Namun terdapat parameter yang belum diteliti
dengan pemberian post-test. Hasil observasi seperti pemeriksaan kesehatan dan proses
menunjukan telah melakukan pengolahan dan pengolahan makanan. Peraturan terkait hygiene
penyajian dengan baik. Karena PKL telah memilih sanitasi makanan pada PKL sebagai pedoman dalam
bahan makanan yang layak untuk diolah dan melihat meningkatkan hygiene sanitasi makanan. Langkah-
tanggal kadaluarsa pada bahan makanan. Tetapi langkah dalam mengawasi hygiene dan sanitasi
masih terdapat dua PKL yang belum menerapkan makanan mulai dari produksi, penyimpanan,
terkait hygiene dan sanitasi makanan dengan tidak pejualan sehingga pembeli mendapatkan makanan
menyediakan tempat sampah, kain lap hanya 1 dan yang berkualitas dan tidak terkontaminasi7. Terdapat
tidak ada tempat penampungan air cucian25. peraturan yang mengatur hygiene dan sanitasi
Penyuluhan menjadikan 24 PKL menjadi makanan (i) Peraturan Keputuan Menteri Kesehatan
responden. Terdapat tiga PKL yang pernah Republik Indonesia Nomor 942 Tahun 2003 tentang
mengikuti penyuluhan sebelumnya. Hasil Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan
penyuluhan menunjukan bahwa, tingkat Jajanan. (ii) Peraturan Keputusan Menteri
pengetahuan sebelum penyuluhan tingkat Kesehatan RI Nomor 23 tahun 1978 tentang
pengetahuan PKL masuk kategori buruk sedangkan Pedoman Cara Produksi Yang Baik Untuk
setelah penyuluhan tingkat pengetahuan PKL masih Makanan.
dikategorikan cukup. Hasil sebelum penyuluhan Penyuluhan yang dilakukan untuk
terkait praktik hgiene dapat dikatakan baik meningkatkan pengetahuan seseorang PKL agar
meskipun terdapat beberapa PKL yang masih makanan tidak terkontaminasi oleh bakteri atau
kurang dalam praktik hygiene. Sedangkan hasil sumber lainya. Masih minimnya penyuluhan yang
setelah penyuluhan tetap sama dengan hasil sebelum diberikan oleh petugas kesehatan maupun
dilakukan penyuluhan. mahasiswa kesehatan saat mengambil data.
Hasil sebelum penyuluhan terkait Penyuluhan dengan pemberian pre-test, post-test
pemeriksaan E.coli tidak terdapat sampel makanan dan wawancara. Dengan memastikan jawaban benar
yang mengandung bakteri E.coli. Namun, setelah yang diberikan oleh PKL dilakukan observasi. Hasil
penyuluhan terdapat satu jenis PKL yang makanan dari penyuluhan menunjukan bahwa PKL belum
terkandung bakteri E.coli sebanyak 30 sampel memahami terkait BTM dan tidak ada perbedaan
makanan. Penyebab terkontaminasi makanan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
dengan bakteri E.coli dikarenakan sambal yang Meskipun terdapat kendala bahwa PKL saat
459
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
diwawancara tidak ingin mengatakan yang negara tetapi Indonesia memiliki peraturan khusus
sebenarnya terkait hygiene dan sanitasi makanan yang diatur oleh Pemerintah Daerah terkait
dengan jujur karena takut dan membuat alasan27. kebersihan, penataan dan pembinaan PKL.
Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan Indonesia tidak ada larangan seperti Negara Taiwan
setempat kurang lebih 6 bulan sekali baik observasi kepada PKL yang memiliki riwayat penyakit
maupun pemberian post-test dan pre-test. Metode menular sehingga masih terdapat beberapa PKL
penyuluhan lainnya bisa dengan dilakukan yang memiliki riwayat penyakit menular. Mencuci
perlombaan kebersihan makanan. Kegiatan ini dapat tangan setelah dari toilet sebagian besar PKL
menumbuhkan persaingan PKL dalam menjaga Indonesia tidak mencuci tangan dengan sabun hanya
kebersihan makanan serta menerapkan hygiene air saja dan beberapa PKL masih ada yang mencuci
sanitasi makanan secara maksimal. tangan dengan sabun setelah dari toilet. Sedangkan
persamaan hygiene sanitasi makanan pada PKL
Penerapan Hygiene Sanitasi Makanan oleh PKL Negara Indonesia dengan Negara Taiwan tidak
Luar Negeri dengan PKL Indonesia memiliki sertifikat layak berjualan serta tidak
PKL Negara Afrika Selatan memiliki adanya pemeriksaan kesehatan kepada PKL secara
pengetahuan yang baik dan sadar terkait keamanan berkala.
pangan selama mempersiapkan makanan serta PKL Negara Vietnam memiliki keamanan
memisahkan makanan matang dan mentah. Namun pangan, kebersihan peralatan, bahan makanan,
PKL tidak memiliki pengetahuan tentang peraturan pengetahuan umum keamanan pangan, pengetahuan
pencairan makanan dan menyiratkan keamanan umum memilih bahan makanan dan bahan
pangan yang buruk. PKL tidak mencuci tangan pengawet, pengetahuan peraturan daerah, dan
setelah menyentuh badan, memegang uang, kebersihan cara mengolah makanan yang telah
membuang sampah, menyentuh peralatan yang memenuhi syarat sedangkan pada personal hygiene
kotor, dan sebelum menyajiakan makanan tidak belum memenuhi syarat dikarenakan kurang
mencuci tangan dengan sabun. Penyajian makanan menjaga kebersihan mulai dari pakaian dan tidak
tidak tertutup sehingga dapat terkena debu atau menerapkan cuci tangan. Perbedaan hygiene sanitasi
serangga. Pemanasan makanan dilakukan dengan makanan pada PKL Negara Indonesia dengan
suhu tinggi yang cukup lama yang menyebabkan Negara Vietnam dari beberapa parameter diatas
keracunan makanan28. Indonesia belum menemukan PKL yang memiliki
Perbedaan hygiene sanitasi makanan pada semua parameter yang memenuhi syarat. Sedangkan
PKL Negara Indonesia dengan Negara Afrika persamaan hygiene sanitasi makanan pada PKL
Selatan, sebagian besar tingkat pengetahuan PKL Negara Indonesia dengan Negara Vietnam PKL
Negara Afrika Selatan memahami keamanan sama-sama tidak memperhatikan kebersihan pakaian
pangan, sedangkan PKL Indonesia memiliki dan cuci tangan30.
pengetahuan yang baik berdasarkan tingkat PKL Negara Phillipines dalam tingkat
pendidikannya. Namun, belum bisa mempraktikan personal hygiene tidak menggunakan penutup
dengan baik dalam menjaga kebersihan tangan PKL kepala, tidak menggunakan celemek, berbicara saat
Afrika Selatan tidak mencuci tangan setelah menyajikan, tidak mengenakan masker dan meniup
memegang barang dan sebelum menyajikan kemasan pastik. Sedangkan tingkat sanitasi sebagian
makanan. PKL Indonesia tidak mencuci tangan besar PKL memiliki tempat sampah tetapi tidak
setelah dari toilet. Sedangkan persamaan hygiene terpilih, penyajian menggunakan penjepit, makanan
sanitasi makanan pada PKL negara Indonesia yang tersimpan dalam lemari es tidak terlalu banyak
dengan Negara Afrika Selatan penyajian makanan dan teknik mencuci peralatan seperti sendok dan
tidak dalam kondisi tertutup. wadah direndam dengan waktu yang cukup lama31.
PKL di Negara Taiwan sedikit yang Perbedaan hygiene sanitasi makanan pada
mengetahui kontaminasi bumbu atau rempah- PKL Negara Indonesia dengan Negara Philippines
rempah yang berasal dari bahan kimia. PKL tidak PKL Indonesia sedikit yang menggunakan pencapit
memahami dalam menangani foodborne. PKL tidak dalam menyajikan makanan dan wadah
memiliki sertifikat yang sah terkait pemeriksaan penyimpanan makanan diletakkan pada etalase
kesehatan karenakan tidak diatur dengan baik dan bukan lemari es. Sedangkan persamaan hygiene
ketat. Pemerintah Taiwan melarang PKL yang sanitasi makanan pada PKL Negara Indonesia
memiliki riwayat penyakit Hepatitis A, lesi kulit dengan Negara Philippines memiliki personal
atau gejala menular lainnya tidak diperbolehkan hygiene yang buruk, tidak tersedia tempat sampah
dalam mengolah makanan dan berjualan. Personal terpilah, serta teknik pencucian direndam dahulu.
hygiene PKL dengan keterbatasan air PKL
mengganti dengan sapu tangan atau handuk bersih, SIMPULAN
mencuci tangan setelah dari toilet29. Berdasarkan penelitian review artikel yang
Perbedaan hygiene sanitasi makanan pada telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa
PKL Negara Indonesia dengan Negara Taiwan Parameter hygiene sanitasi makanan belum
meskipun tidak memiliki sertifikat dimasing-masing terlaksana dengan baik oleh PKL karena tidak
460
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
diterapkan dari sebagian besar oleh PKL serta tidak Dan Sumber Pencemarannya Albiner. Usu
memiliki pengetahuan terkait hygiene sanitasi Digit Libr. 2002;(Tabel 1):1–18.
makanan. PKL tidak menjaga hygiene sanitasi 2. Dwinanda Acr& R. Ada 20 Juta Kasus
seperti tidak mencuci tangan, tidak menjaga Keracunan Pangan Per Tahun Di Indonesia.
kebersihan diri, tidak menggunakan celemek atau 2019; Available From:
sarung tangan, menggunakan air pencuci yang Https://Republika.Co.Id/Berita/Q0qmtn414/Ad
jarang diganti, tidak adanya fasilitas kebersihan a-20-Juta-Kasus-Keracunan-Pangan-Per-
seperti sapu, tempat sampah, dan pengki. Tahun-Di-Indonesia
Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh 3. Rachmayanthi Rad. Literature Review:
PKL dikarenakan tidak adanya penyelengaraan Analisis Higiene Sanitasi Makanan Dengan
kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah Keberadaan Bakteri E. Coli Pada Makanan
setempat ataupun kegiatan penelitian. PKL yang Jajanan. 2020;
pernah mengikuti kegiatan pembinaan hanya 3 4. Bpom. Laporan Tahunan Badan Pengawasan
orang dari 24 PKL. Kegiatan pembinaan yang telah Obat Dan Makanan Tahun 2017. Bpom.
dilakukan oleh PKL yang sebelumnya tidak 2017;116.
memiliki kontaminasi makanan setelah dilakukan 5. Nuraini Novia. Hubungan Pola Konsumsi
pembinaan terdapat kontaminasi e.coli pada Jajan Dengan Kejadian Diare Pada Siswa
makanan tersebut. Hal ini kurangnya strategi dalam Kelas Iii Dan Iv. 2018;
menyampaikan pembinaan kepada PKL. Dengan 6. Bpom. Laporan Tahunan Pusat Data Dan
memastikan PKL telah memahami dari kegiatan Informasi Obat Dan Makanan Tahun 2019. J
pembinaan dapat dilakukan dengan cara observasi Chem Inf Model. 2019;53(9):1689–99.
ke setiap PKL yang dilakukan petugas kesehatan 7. Kontributor Solo Lz& Tmva. 85 Siswa Di
atau petugas pengawas dari daerah tersebut. Boyolali Keracunan Usai Santap Jajanan
Terdapat peraturan yang mengatur yaitu, Sekolahan. 2020; Available From:
Peraturan Keputuan Menteri Kesehatan Republik Https://Regional.Kompas.Com/Read/2020/02/
Indonesia Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman 05/20584951/85-Siswa-Di-Boyolali-
Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan dan Keracunan-Usai-Santap-Jajanan-Dari-Kantin-
Peraturan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor Sekolah?Page=All
23 tahun 1978 tentang Pedoman Cara Produksi 8. Azis R, Pambudi Nur, Studi P, Masyarakat
Yang Baik Untuk Makanan. Langkah-langkah Kesehatan Fi, Surakarta Um. Analisis Kualitas
dalam mengawasi hygiene sanitasi makanan mulai Kebersihan Lingkungan Pada Warung
dari produksi, penyimpanan, dan penjualan sehingga Tradisional "Angkringan" ( Studi Literture
konsumen mendapatkan kualitas makanan serta Review). 2020;
tidak terkontaminasi. 9. Salwa F. Literature Review: Ubungan Keadaan
Perbandingan hygiene sanitasi makanan pada Sanitasi Lingkungan Dengan Kualitas
PKL Negara Indonesia dengan luar negeri. Negara Makanan Dikawasan Tempat Wisata. 2020;
yang dipilih adalah negara maju seperti, negara 10. Lestari Trp. Keamanan Pangan Sebagai Salah
Taiwan, Negara Vietnam, Negara Philippines, Satu Upaya Perlindungan Hak Masyarakat
Negara Afrika Selatan yang dibandingkan dengan Sebagai Konsumen. Aspir J Masal Sos.
Negara Indonesia. Setiap negara memiliki 2020;11(1):57–72.
permasalahan sendiri. Pada Negara Taiwan yang 11. Windraswara R & Rosida N. Hygiene Dan
tidak memahami akibat dari kontaminasi pada Sanitasi Pedagang Jajanan Di Lingkungan
rempah-rempah yang berasal dari bahan kimia serta Sd/Mi. Jurnal Of Health Education.
tidak adanya sertifikat kesehatan. Namun, 2017;2(1):80–5.
pemerintah melarang PKL yang memiliki penyakit 12. Puskesmas K, Duri Aur, Jambi K. Hubungan
untuk berjualan. Pada Negara Vietnam memiliki Pengetahuan, Motivasi, Dan Peran Petugas
kemanan pangan dan menjaga kebersihan makanan Terhadap Kondisi. 2015;4(1):1–8.
tetapi tidak memperhatikan kebersihan diri. Pada 13. Sembiring Gg, Dharma S & Marsaulina I.
Negara Philippines tidak menjaga kebersihan diri, Penilaian Higiene Dan Sanitasi Penjualan
merencam cucian peralatan yang terlalu lama serta Makanan Pecel Dan Pemeriksaan Bakteri
meniup bungkus plastik makanan. pada Negara Salmonella Di Kecamatan Medan Helvetia.
Afrika Selatan kurang menjaga kebersihan makanan 2015;
seta melakukan pemanasan makanan dengan suhu 14. Hasanah Va. S Sikap Konsumen Terhadap
tinggi. Sementara pada Negara Indonesia juga tidak Kondisi Hygiene Sanitasi Penjual Makanan
menjaga kebersihan makanan, kebersihan diri serta Pedagang Kaki Lima (PKL) Trisula Taman
minimnya pengetahuan yang dimiliki terkait Bungkul Surabaya. 2013;2.
hygienei sanitasi makanan. 15. Tulis K, Diajukan I, Salah S, Syarat S.
Tinjauan Pengolahan Sanitasi Makanan Pada
DAFTAR PUSTAKA Pedagang Kaki Lima Di Desa Simalingkar A
1. Siagian A. Mikroba Patogen Pada Makanan Kecamatan Pancur Batu. Poltekkes Mdan.
461
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 20(6), 2021
462