Makalah Ibu Luluk I
Makalah Ibu Luluk I
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
SUMATERA SELATAN
2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamua'alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Deteksi Dini Penyulit
Dan Komplikasi Kegawatdaruratan Pada Persalinan Kala III dan Kala IV”
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Wassalamua'alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyulit dan komplikasi yang terjadi pada masa persalinan dapat
mengancam jiwa ibu. Untuk mendukung keterampilan seorang bidan
dalam menolong persalinan perlu memiliki pengetahuan yang luas serta
keahlian bidan dalam mengatasi resiko tinggi. Kemampuan tersebut
sangat penting bagi bidan karena apabila kejadian yang merugikan dapat
di prediksi dan dilakukan tindakan untuk pencegahan atau bidan siap
menanganinya secara efektif.
Persalinan adalah proses pengeluaran ( kelahiran ) hasil konsepsi
yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Pada proses
ini akan terjadi perubahan – perubahan baik perubahan fisiologis maupun
psikologis sebagai respon dari apa yang dirasakan dalam proses
persalinannya. Sehingga tidak tertutup kemungkinan pada persalinan
terjadinya kegawatdaruratan. Keadaan inilah yang dapat meningkatkan
Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia, sehingga sebagai penolong persalinan seorang bidan harus
memiliki peran, fungsi, dan tanggung jawab yang sangat penting, oleh
karena itu dibutuhkan kompetensi ( kewenangan yang didukung oleh
kemampuan) untuk memutuskan sesuatu.
Kompetensi inti bidan berdasarkan Permenkes 572 tahun 1996
tentang registrasi dan praktik bidan yang ada dalam kurikulum D-3
Kebidanan tahun 1996 berupa memberi asuhan yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya, memiliki persyaratan pengetahuan dan
ketrampilan dari ilmu sosial serta memberi asuhan antenatal bermutu
tinggi dioptimalkan selama kehamilan, yaitu deteksi dini , pengobatan, dan
rujukan (Sondakh, 2013: 101).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir sepontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2008).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secaraspontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu. Setelah
persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketubankeluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksidan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008: 37).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pendarahan pasca persalinan atau Homorrhagic post partum
(HPP) ?
2. Apa yang dimaksut dengan antonia uteri ?
3. Apa yang dimaksut dengan retensio plasenta ?
4. Apa yang dimaksut dengan emboli cairan ketuban ?
5. Apa itu robekan jalan lahir derajat 1 sampai 4 ?
6. Apa yang dimaksut dengan inversio uteri ?
7. Apa itu syok obstetrik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pendarahan pasca persalinan atau
Homorrhagic post partum (HPP)
2. Untuk mengetahui antonia uteri
3. Untuk mengetahui apa itu retensio plasenta
4. Untuk mengetahui emboli cairan ketuban
5. Untuk mengetahui apa itu robekan jalan lahir derajat 1 sampai 4
6. Untuk mengetahui inversio uteri
7. Untuk mengetahui apa itu syok obstetrik
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Atonia uteri
2. Retensio Plasenta
5. Inversio Uteri
6. Syok Obstetrik
C .Retensio Plasenta
c) Penyebab lain :
Kandung kemih penuh atau rectum penuh
Hal-hal diatas akan memenuhi ruang pelvis sehingga dapat
menghalangi terjadinya kontraksi uterus yang efisien. Karena itu
keduanya harus dikosongkan. Bila plasenta belum lepas sama sekali
tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas
akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera
dikeluarkan.
Gejala
1. Plasenta belum lahir setelah 30 menit
2. Perdarahan segera (P3)
3. Uterus berkontraski dan keras, gejalan lainnya antara lain
4. Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
5. Inversio uteri akibat tarikan dan
6. Perdarahan lanjutan
d. Emboli Cairan Ketuban
Emboli cairan amnion (emboli cairan ketuban) mengacu pada
perembesan cairan amnion kedalam sirkulasi darah ibu, emboli cairan
amnion ini terjadi karena efek pada membran amnion sesudah terjadi
ruptur membran tersebut atau sebagai akibat dari solusio plasenta parsial.
Emboli air ketuban menimbulkan syok yang sangat mendadak dan
biasanya berakhir dengan kematian. Salah satu syok dalam obstetrik yang
bukan disebabkan karena pendarahan.
Faktor risiko
1. Dispnea mendadak
2. Sianosis
3. Takipnea
4. Pendarahan
5. Nyeri dada
6. Batuk – batuk dengan sputum yang berbuih dan berwarna merah muda
7. Pasien bertambah gelisah dan cemas
8. Syok yang tidak sesuai dengan intensitas kehilangan darah
1. Tingkat I : Robekan hanya terdapat pada selaput lendir vagina dengan atau
tanpa mengenai kulit perineum
2. Tingkat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei
transversalis, tetapi tidak mengenai sfringter ani
3. Tingkat III : Robekan menganai seluruh perineum dan otot sfringter ani
4. Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rektum
f. Inversio Uteri
Faktor Risiko
1. Dijumpai pada kala III atau postpartum dengan gejala nyeri yang
hebat; pendarahan yang banyak sampai syok, apalagi bila plasenta
masih melekat dan sebagian sudah ada yang terlepas, dan dapat terjadi
strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan dalam:
a. Bila masih inkomplit, maka pada darahsimfisis uterus teraba
fundus uteri cekung kedalam
b. Bila komplit diatas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina
teraba tumor lunak.
c. Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi di atas dapat disimpulkan bawa atonia uteri adalah
tidak adanya kontraksi segera setelah plasenta lahir. Sebagian besar
perdarahan pada masa nifas (75 – 80%) adalah akibat adanya atonia uteri.
Retensio plasenta merupakan sisa plasenta dan ketuban yang msih
tertinggal dalam rongga rahim. Hal ini dapat menimbulkan perdarahan
postpartum dini atau perdarahan pospartum lambat (6-10 hari) pasca
postpartum.
Robekan jalan lahir adalah keadaan dimana serviks mengalami
laterasi pada lebih dari separuh pelahiran pervaginatum, sebagian besar
berukuran kurang dari 0.5 cm. Robekan yang dalam dapat meluas ke
sepertiga atas vagina.
Perdarahan kala IV atau primer adalah perdarahan sejak kelahiran
sampai 24 jam pascapartum.atau kehilangan darah secara abnormal, rata-
rata kehilangan darah selama pelahiran pervaginam yang ditolong dokter
obstetrik tanpa komplikasi lebih dari 500 ml.
Syok obstetrik adalah merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat keorgan - organ vital atau suatu
kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan
intensif pada kasus obstetrik.
B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi
para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Deteksi
dini penyulit dan komlikasi kegawatdaruratan pada persalinan kala III dan
IV yang ada dimakalah ini. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisannya, bahkan dan lain sebagainnya.
Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
saya harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat
memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, V.R dan L.K. Brown. 1996. Myles Textbook for Midwives. Edisi
ke-12. London: Churchill Livingstone.
Cuningham, F.G. dkk. 2005. Williams Obstetrics. Edisi ke-22. Bagian 39:911.
USA: McGrawHill
Bennett, V.R dan L.K. Brown. 1996. Myles Textbook for Midwives. Edisi
ke-12. London: Churchill Livingstone.