Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FENI ERWANI

NIM : 835964099

1. Pembelajaran kontekstual akan berhasil apabila sasaran utamanya adalah


mencari makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan
keseharian peserta didik. Hal ini akan terjadi apabila para pembelajar memahami
tiga prinsip pokok, yaitu : kesaling bergantungan (interdependence), deferensiasi
(defferentiation), dan c. Uraikan ketiga prinsip pokok Pembelajaran kontekstual
tersebut!
Jawab :
 Prinsip kesaling bergantungan (interdependence), mengajarkan bahwa
segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling
berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para
pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya,
dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip
kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling
mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan
persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah.
 Prinsip kesaling bergantungan (interdependence), mengajarkan bahwa
segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling
berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para
pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya,
dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip
kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling
mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan
persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah.
 Prinsip deferensiasi (defferentiation), menyatakan bahwa segala sesuatu
diatur,
dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para
siswa untukmengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima
tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif,
membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi,
menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti.
2. Ada tiga hal yang perlu dipahami terkait konsep pembelajaran CTL. Pertama,
CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan. Menguraikan ketiga konsep
pembelajaran CTL dimaksud!
Jawab : CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Buka
transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan dari pada hasil. CTL merupakan proses pembelajaran yang
bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,
sosial dan kultural), Dengan mengaitkan dengan dunia nyata, pembelajaran akan
lebih bermakna disebabkan para siswa akan dihadapkan dengan peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan
kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan, sehingga siswa memiliki
pengetahuan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara
aktif pemahamannya. Atau dengan kata lain, CTL konsep pembelajaran yang
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
3. lmu, dan Teknologi dan masyarakat setiap saat mengalami perubahan, hal ini
seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus-menerus
meningkat, mulai dari penemuan yang sederhana sampai dengan teknologi yang
super mutakhir. Namun demikian, perkembangan ilmu dan teknologi sering tidak
dibarengi dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mengkhususkan
adanya teknologi ramah lingkungan agar tidak memberikan dampak negatif yang
merugikan masyarakat. Terkait hal tersebut, berikan contoh teknologi ramah
lingkungan dan jelaskan dampak penggunaan teknologi tersebut!
Jawab :
 Kincir Angin : Angin yang bisa dijadikan sebagai alternatif sumber energi
pengganti bahan bakar fosil. Energi angin ini juga digunakan untuk
menggerakan kincir tersebut yang kemudian menghasilkan jenis energi
lainnya seperti energi listrik yang dapat digunakan untuk berbagai macam
keperluan. Sistem kincir angin inilah merupakan sumber energi yang
ramah lingkungan yang tidak menyebabkan polusi udara. Tentunya hal ini
berbeda dengan energi listrik yang dihasilkan oleh bahan bakar non
terbarukan yang memberikan dampak butuh bagi atmosfer.
 Biogas : Kotoran merupakan sebab adanya karbondioksida dan metana
pada kotoranlah yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan
maupun listrik. Selain hemat biaya, bahan bakar biogas ini lebih ramah
lingkungan dan menjadi solusi cerdas dalam pengelolaan limbah.
 Mobil Listrik : Ketersediaan bahan bakar yang semakin hari semakin
menipis membuat banyak inovasi baru bermunculan. Karenanya, inovasi
seperti mobil listrik yang lebih ramah lingkungan ini bisa menjadi salah
satu solusinya
 Rooftop Garden : Sudah banyak bangunan yang memiliki taman yang
luas di atap rumahnya, adanya taman ini adalah untuk menyerap panas
yang mungkin bisa langsung berdampak panas pada rumah tersebut
selain itu dengan adanya tanaman juga dapat mengurangi CO2. Ditambah
lagi adanya tumbuhan di atap rumah ini membuat rumah jadi terlihat lebih
indah dan menarik.
 Panel Surya : Inovasi ini juga disebut sebagai photovoltaic yang artinya
cahaya listrik. Sel ini bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap
energi matahari dan menyebabkan arus mengalir diantara dua lapisan
yang muatannya berlawanan.

4. Penggunaan pendekatan interdisipliner dalam pembelajaran IPS (yang


terwujudkan oleh correlated dan intergrated) ideal dilakukan karena adanya
keterkaitan antara ilmu sosial yang satu dengan yang lainnya. Namun demikian,
bukan berarti hal itu tidak mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya. Pada
umumnya hambatan tersebut terkait dengan: 1) Kurikulum; 2)
Paradigma/pandangan Umum; dan 3) Input (guru). Terkait dengan hal tersebut,
sebutkan dan tafsirkan hambatan pengunaan pendekatan interdisipliner dalam
pembelajaran IPS di tempat saudara bekerja!
Jawab : Pendekatan interdisipliner yang dicoba dilakukan dalam pembelajaran
IPS disekolah mendapat beberapa kendala dalam pratek atau proses baik yang
dilakukan oleh guru ataupun oleh siswa. Beberapa hambatan itu menurut saya
dapat dibagi menjadi tiga penyebab, yaitu: 1) Kurikulum; 2)
Paradigma/pandangan Umum; 3) Input (guru).Kurikulum IPS yang ada saat ini
hanya sebatas pengorganisasian kompetensi dan materi serta praktek mengajar.
Kurikulum belum menyediakan pendahuluan yang meliputi hakikat, tujuan dan
tinjauan akademik dari pendidikan IPS yang seharusnya guru IPS ketahui. Selain
57Edunomic| Volume 4 No. 1 Tahun 2016itu seharusnya terdapat guideline
untuk guru dalam mengajarkan IPS secara interdisipiliner, sehingga guru
memiliki acuan dalam mengajar.Hambatan lainnya adalah adanya pandangan
umum yang mengatakan bahwa IPS adalah sebutan untuk rumpun-rumpun ilmu
sosial yang ada di sekolah, yang terdiri dari ilmu ekonomi, sosiologi, georgrafi
dan sejarah. Dengan begitu pembelajaran IPS dilakukan terpisah-pisah seolah-
olah ilmu sosial tersebut tidak saling terkait.Hambatan lainnya adalah input, yaitu
guru. Latar belakang pendidikan guru IPS menjadi hambatan dalam melakukan
pendekatan interdisipliner karena sebagian besar guru IPS di SMP berlatar
belakang sarjana pendidikan yang monodisiplin. Sehingga pandangan dan ego
monodisiplin itu seringkali muncul. Sebenarnya hal itu tidak masalah ketiga guru-
guru IPS berusaha untuk memahami dan belajar hakikat dari pendidikan IPS.
Kondisi ini diperkuat dengan dukungan pandangan umum tentang pendidikan
IPS dan juga kurikulum IPS yang masih belum menunjukan pembelajaran IPS
yang interdisipliner. Hal itu menjadi hambatan karen guru-guru IPS sangat
tunduk pada kurikulum yang pada akhirnya tidak melakukan improvisasi dalam
pelaksanaan pembelajaran (Al-Muchtar, 2014).Hambatan-hambatan yang ada
pada pendekatan interdisipliner dapat diatasi. Pada kurikulum IPS sebaiknya
dibuat panduan kurikulum yang lengkap dengan memperkenalkan: hakikat,
tujuan, pendekatan dan organisasi materi yang ada dalam pendidikan IPS. Lalu
dilengkapi dengan guidelinebagaimana mempraktekan pendekatan interdisipliner
dalam pendidikan IPS. Dengan kelengkapan kurikulum seperti itu, guru IPS,
orang tua siswa dan siswa itu sendiri akan memiliki dasar acuan untuk
pembelajaran IPS. Perubahan mindset guru juga diperlukan, guru harus
merubah paradigma berpikirnya, bahwa pendidikan IPS itu merupakan satu
kesatuan,terintegrasi dan terkoneksi dengan ilmu sosial yang saling memiliki
keterkaitan. Pola pikir dan motivasi untuk melakukan inovasi juga perlu dilakukan
oleh guru, sehingga walaupun berasal dari pendidikan monodisiplin, guru IPS
mau belajar dan mempraktekan interdisipliner dalam proses pembelajaran IPS.
5. Pembelajaran yang interaktif adalah proses belajar mengajar yang tidak
didominasi guru, melainkan dicirikan dengan ikut terlibatnya siswa secara aktif di
dalamnya. Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS di SD,
guru dituntut memiliki kemampuan memberikan stimulus melalui pertanyaan
serta merespons setiap pertanyaan atau jawaban siswa. Keterampilan bertanya
merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh
setiap guru, dengan demikian diharapkan ia dapat mengoptimalkan peranannya
di kelas. Terkait dengan hal tersebut, uraikan ragam keterampilan bertanya yang
harus dimiliki oleh guru beserta contohnya dalam pembelajaran IPS!
Jawab : Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir
semua kegiatan –kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas
guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan
bertanya lanjutan:
 Keterampilan Bertanya Dasar Komponen keterampilan bertanya dasar
adalah :
a. Jelas dan singkat Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan
kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan
dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat menjawabnya.
Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa. Contoh pertanyaan : Apakah yang dimaksud
dengan transmigrasi?
b. Pemberian acuan Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru
perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan
dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan
banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan
yang sedang dibahas. Contoh pertanyaan : Kita telah mengetahui bahwa
transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat
penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya, daerah padat seperti
apa yang dimaksudkan dalam pengertian transmigrasi tersebut?
c. Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan
pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan
cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang
khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian
siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami. Contoh pertanyaan :
Sebutkan nama-nama kota besar yang ada di pulau jawa? (pertanyaan
sempit), Menurut pendapat anda apa ciri-ciri dari kota besar? (pertanyaan
luas)
d. Pemindahan giliran Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih
pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh
seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada
siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa
pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi
jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.
Contoh : Bertanya kepada beberapa orang siswa dengan pertanyaan
yang sama.
e. Penyebaran Penyebaran pertanyaan berarti memberikan giliran untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu
diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan
pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang
duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.
Contoh : Memberikan pertanyaan yang berbeda kepada beberapa siswa
yang sudah ditandai.
f. Pemberian waktu berpikir Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang
memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang
harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan
jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan
pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta
atau menunjuk siswa untuk menjawabnya. Contoh : Coba kalian pikirkan,
apa saja dampak dari ledakan penduduk? (menunggu 5-10 detik,
kemudian menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab)
g. Pemberian tuntunan Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru
tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban
yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak
boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru
harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap
mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan. Contoh :
Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain
yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun
siswa menemukan jawabannya. Mengulangi penjelasan / informasi
sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
 Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan Keterampilan bertanya tingkat
lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar .
Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif Guru hendaknya mampu
mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat
fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, Contoh : tingkatan kognitif,
pemahaman à penerapan à analisis, sintesis à evaluasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan hendaknya
mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara
berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah
atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar
lagi. Contoh : Pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman
penerapan, analisis, sintesis dan yang terakhir lanjut ke pertanyaan
evaluasi. Dan seorang guru hendaknya memberikan waktu yang cukup
untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. c. Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik
masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu : Klarifikasi
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru
dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau
pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali
dengan kalimat lain. Contoh pertanyaan: – Dapatkah kamu menjelaskan
sekali lagi apa yang kamu maksud? Meminta peserta didik memberikan
alas an Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik
memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya. Contoh
pertanyaan: – Mengapa kamu mengatakan demikian? Meminta
kesepakatan jawaban Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain
untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah
diajukan. Contoh pertanyaan: – Siapa setuju dengan jawaban itu?
Mengapa? Meminta ketepatan jawaban Apabila jawaban yang diajukan
peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih
tepat. Contoh pertanyaan :
▪ Guru : Bagaimana keadaan kaca jendela yang tidak pernah di
bersihkan ??
▪ Murid : berwarna hitam
▪ Guru : selain berwarna hitam, kaca tersebut akan terlihat … ??
(pertanyaan lanjutan untuk meminta ketepatan jawaban)
▪ Murid : kusam Meminta jawaban yang lebih relevan Jika jawaban yang
diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka
guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban
yang lebih relevan. Contoh pertanyaan : Dapakah kamu member jawaban
yang sesuai dengan keadaan sekarang ? Meminta contoh Jika jawaban
yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas
jawaban yang diajukannya. Contoh pertanyaan : Dapatkah kamu memberi
satu atau beberapa contoh dari jawabanmu? Meminta jawaban yang lebih
kompleks Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana,
maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh
jawaban yang lebih luas.
d. Mendorong terjadinya interaksi Untuk mendorong terjadinya interaksi,
hal yang harus diperhatikan adalah :
✓ Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh
peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya
bersama teman dekatnya.
✓ Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang
bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada
seluruh peserta didik untuk didiskusikan.

Anda mungkin juga menyukai