1. Pembelajaran kontekstual akan berhasil apabila sasaran utamanya adalah
mencari makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian peserta didik. Hal ini akan terjadi apabila para pembelajar memahami tiga prinsip pokok, yaitu : kesaling bergantungan (interdependence), deferensiasi (defferentiation), dan c. Uraikan ketiga prinsip pokok Pembelajaran kontekstual tersebut! Jawab : Prinsip kesaling bergantungan (interdependence), mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsip kesaling bergantungan (interdependence), mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsip deferensiasi (defferentiation), menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untukmengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. 2. Ada tiga hal yang perlu dipahami terkait konsep pembelajaran CTL. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan. Menguraikan ketiga konsep pembelajaran CTL dimaksud! Jawab : CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami. Buka transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. CTL merupakan proses pembelajaran yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), Dengan mengaitkan dengan dunia nyata, pembelajaran akan lebih bermakna disebabkan para siswa akan dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan, sehingga siswa memiliki pengetahuan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Atau dengan kata lain, CTL konsep pembelajaran yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. 3. lmu, dan Teknologi dan masyarakat setiap saat mengalami perubahan, hal ini seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus-menerus meningkat, mulai dari penemuan yang sederhana sampai dengan teknologi yang super mutakhir. Namun demikian, perkembangan ilmu dan teknologi sering tidak dibarengi dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mengkhususkan adanya teknologi ramah lingkungan agar tidak memberikan dampak negatif yang merugikan masyarakat. Terkait hal tersebut, berikan contoh teknologi ramah lingkungan dan jelaskan dampak penggunaan teknologi tersebut! Jawab : Kincir Angin : Angin yang bisa dijadikan sebagai alternatif sumber energi pengganti bahan bakar fosil. Energi angin ini juga digunakan untuk menggerakan kincir tersebut yang kemudian menghasilkan jenis energi lainnya seperti energi listrik yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Sistem kincir angin inilah merupakan sumber energi yang ramah lingkungan yang tidak menyebabkan polusi udara. Tentunya hal ini berbeda dengan energi listrik yang dihasilkan oleh bahan bakar non terbarukan yang memberikan dampak butuh bagi atmosfer. Biogas : Kotoran merupakan sebab adanya karbondioksida dan metana pada kotoranlah yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan maupun listrik. Selain hemat biaya, bahan bakar biogas ini lebih ramah lingkungan dan menjadi solusi cerdas dalam pengelolaan limbah. Mobil Listrik : Ketersediaan bahan bakar yang semakin hari semakin menipis membuat banyak inovasi baru bermunculan. Karenanya, inovasi seperti mobil listrik yang lebih ramah lingkungan ini bisa menjadi salah satu solusinya Rooftop Garden : Sudah banyak bangunan yang memiliki taman yang luas di atap rumahnya, adanya taman ini adalah untuk menyerap panas yang mungkin bisa langsung berdampak panas pada rumah tersebut selain itu dengan adanya tanaman juga dapat mengurangi CO2. Ditambah lagi adanya tumbuhan di atap rumah ini membuat rumah jadi terlihat lebih indah dan menarik. Panel Surya : Inovasi ini juga disebut sebagai photovoltaic yang artinya cahaya listrik. Sel ini bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi matahari dan menyebabkan arus mengalir diantara dua lapisan yang muatannya berlawanan.
4. Penggunaan pendekatan interdisipliner dalam pembelajaran IPS (yang
terwujudkan oleh correlated dan intergrated) ideal dilakukan karena adanya keterkaitan antara ilmu sosial yang satu dengan yang lainnya. Namun demikian, bukan berarti hal itu tidak mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya. Pada umumnya hambatan tersebut terkait dengan: 1) Kurikulum; 2) Paradigma/pandangan Umum; dan 3) Input (guru). Terkait dengan hal tersebut, sebutkan dan tafsirkan hambatan pengunaan pendekatan interdisipliner dalam pembelajaran IPS di tempat saudara bekerja! Jawab : Pendekatan interdisipliner yang dicoba dilakukan dalam pembelajaran IPS disekolah mendapat beberapa kendala dalam pratek atau proses baik yang dilakukan oleh guru ataupun oleh siswa. Beberapa hambatan itu menurut saya dapat dibagi menjadi tiga penyebab, yaitu: 1) Kurikulum; 2) Paradigma/pandangan Umum; 3) Input (guru).Kurikulum IPS yang ada saat ini hanya sebatas pengorganisasian kompetensi dan materi serta praktek mengajar. Kurikulum belum menyediakan pendahuluan yang meliputi hakikat, tujuan dan tinjauan akademik dari pendidikan IPS yang seharusnya guru IPS ketahui. Selain 57Edunomic| Volume 4 No. 1 Tahun 2016itu seharusnya terdapat guideline untuk guru dalam mengajarkan IPS secara interdisipiliner, sehingga guru memiliki acuan dalam mengajar.Hambatan lainnya adalah adanya pandangan umum yang mengatakan bahwa IPS adalah sebutan untuk rumpun-rumpun ilmu sosial yang ada di sekolah, yang terdiri dari ilmu ekonomi, sosiologi, georgrafi dan sejarah. Dengan begitu pembelajaran IPS dilakukan terpisah-pisah seolah- olah ilmu sosial tersebut tidak saling terkait.Hambatan lainnya adalah input, yaitu guru. Latar belakang pendidikan guru IPS menjadi hambatan dalam melakukan pendekatan interdisipliner karena sebagian besar guru IPS di SMP berlatar belakang sarjana pendidikan yang monodisiplin. Sehingga pandangan dan ego monodisiplin itu seringkali muncul. Sebenarnya hal itu tidak masalah ketiga guru- guru IPS berusaha untuk memahami dan belajar hakikat dari pendidikan IPS. Kondisi ini diperkuat dengan dukungan pandangan umum tentang pendidikan IPS dan juga kurikulum IPS yang masih belum menunjukan pembelajaran IPS yang interdisipliner. Hal itu menjadi hambatan karen guru-guru IPS sangat tunduk pada kurikulum yang pada akhirnya tidak melakukan improvisasi dalam pelaksanaan pembelajaran (Al-Muchtar, 2014).Hambatan-hambatan yang ada pada pendekatan interdisipliner dapat diatasi. Pada kurikulum IPS sebaiknya dibuat panduan kurikulum yang lengkap dengan memperkenalkan: hakikat, tujuan, pendekatan dan organisasi materi yang ada dalam pendidikan IPS. Lalu dilengkapi dengan guidelinebagaimana mempraktekan pendekatan interdisipliner dalam pendidikan IPS. Dengan kelengkapan kurikulum seperti itu, guru IPS, orang tua siswa dan siswa itu sendiri akan memiliki dasar acuan untuk pembelajaran IPS. Perubahan mindset guru juga diperlukan, guru harus merubah paradigma berpikirnya, bahwa pendidikan IPS itu merupakan satu kesatuan,terintegrasi dan terkoneksi dengan ilmu sosial yang saling memiliki keterkaitan. Pola pikir dan motivasi untuk melakukan inovasi juga perlu dilakukan oleh guru, sehingga walaupun berasal dari pendidikan monodisiplin, guru IPS mau belajar dan mempraktekan interdisipliner dalam proses pembelajaran IPS. 5. Pembelajaran yang interaktif adalah proses belajar mengajar yang tidak didominasi guru, melainkan dicirikan dengan ikut terlibatnya siswa secara aktif di dalamnya. Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS di SD, guru dituntut memiliki kemampuan memberikan stimulus melalui pertanyaan serta merespons setiap pertanyaan atau jawaban siswa. Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh setiap guru, dengan demikian diharapkan ia dapat mengoptimalkan peranannya di kelas. Terkait dengan hal tersebut, uraikan ragam keterampilan bertanya yang harus dimiliki oleh guru beserta contohnya dalam pembelajaran IPS! Jawab : Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua kegiatan –kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan: Keterampilan Bertanya Dasar Komponen keterampilan bertanya dasar adalah : a. Jelas dan singkat Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa. Contoh pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi? b. Pemberian acuan Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dibahas. Contoh pertanyaan : Kita telah mengetahui bahwa transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya, daerah padat seperti apa yang dimaksudkan dalam pengertian transmigrasi tersebut? c. Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami. Contoh pertanyaan : Sebutkan nama-nama kota besar yang ada di pulau jawa? (pertanyaan sempit), Menurut pendapat anda apa ciri-ciri dari kota besar? (pertanyaan luas) d. Pemindahan giliran Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. Contoh : Bertanya kepada beberapa orang siswa dengan pertanyaan yang sama. e. Penyebaran Penyebaran pertanyaan berarti memberikan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru. Contoh : Memberikan pertanyaan yang berbeda kepada beberapa siswa yang sudah ditandai. f. Pemberian waktu berpikir Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya. Contoh : Coba kalian pikirkan, apa saja dampak dari ledakan penduduk? (menunggu 5-10 detik, kemudian menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab) g. Pemberian tuntunan Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan. Contoh : Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya. Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan. Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah : a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, Contoh : tingkatan kognitif, pemahaman à penerapan à analisis, sintesis à evaluasi. b. Pengaturan urutan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi. Contoh : Pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman penerapan, analisis, sintesis dan yang terakhir lanjut ke pertanyaan evaluasi. Dan seorang guru hendaknya memberikan waktu yang cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. c. Pertanyaan pelacak Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu : Klarifikasi Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain. Contoh pertanyaan: – Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud? Meminta peserta didik memberikan alas an Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya. Contoh pertanyaan: – Mengapa kamu mengatakan demikian? Meminta kesepakatan jawaban Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah diajukan. Contoh pertanyaan: – Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa? Meminta ketepatan jawaban Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat. Contoh pertanyaan : ▪ Guru : Bagaimana keadaan kaca jendela yang tidak pernah di bersihkan ?? ▪ Murid : berwarna hitam ▪ Guru : selain berwarna hitam, kaca tersebut akan terlihat … ?? (pertanyaan lanjutan untuk meminta ketepatan jawaban) ▪ Murid : kusam Meminta jawaban yang lebih relevan Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan. Contoh pertanyaan : Dapakah kamu member jawaban yang sesuai dengan keadaan sekarang ? Meminta contoh Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang diajukannya. Contoh pertanyaan : Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu? Meminta jawaban yang lebih kompleks Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas. d. Mendorong terjadinya interaksi Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah : ✓ Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya. ✓ Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.