a. Tempat Pelaksanaan kegiatan ini adalah di RT 014/006, Kampung Kalapa Nunggal, Desa Kadu Ronyok, Kec Cisata, Kab. Pandeglang-Banten. b. Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan dimulai dari tanggal 8 Mei 2024 s.d 15 Mei 2024. Waktu No Materi Metode (Hari/Tanggal) Perkenalan dan pengisian - Wawancara 1 Rabu, 8 Mei 2024 formulir - Formatif Menyampaikan tujuan dan - Ceramah 2 Kamis, 9 Mei 2024 program pembinaan - Diskusi Menentukan barang/produk 3 Jumat, 10 Mei 2024 - Diskusi yang akan di buat Memberikan materi tentang - Presentasi 4 Sabtu, 11 Mei 2024 barang/produk materi kegiatan Menyiapkan alat dan bahan yang - Kooperatif 5 Minggu, 12 Mei 2024 diperlukan dalam pembuatan - Kolaborasi barang/produk Praktik pembuatan - Kooperatif 6 Senin, 13 Mei 2024 barang/produk - Kolaborasi Proses pengemasan yang dapat - Kooperatif 7 Selasa, 14 Mei 2024 berdampak pada nilai ekonomis - Kolaborasi - Observasi hasil 8 Rabu, 15 Mei 2024 Evaluasi kegiatan kegiatan - penutup c. Subjek Penelitian Subjek Penelitian dari kegiatan ini adalah warga binaan di RT 014/006, Kampung Kalapa Nunggal, Desa Kadu Ronyok, Kec Cisata, Kab. Pandeglang-Banten. Adapun peserta kegiatan adalah sebagai berikut : Jenis Usia No Nama Ket Kelamin (Tahun) 1 Anisa Reina Putri Perempuan 15 2 Egis Amelia Perempuan 15 3 Irma Yanti Perempuan 15 4 Neng Nazla Pathya Perempuan 15 5 Putri Aisyah Sagipa Perempuan 15 6 Zakiatun Nisa Perempuan 15 7 Yuli Julianti Perempuan 15
2.2 Materi Pelatihan/Kegiatan
Kegiatan Melestarikan Kue Tradisional Bandros Khas Sunda ini memfokuskan materi tentang makanan khas kue bandros, mulai dari sejarah kue bandros, cara membuat kue bandros hingga potensi-potensi baik dari segi ekonomi maupun kesehatan dari makanan khas daerah tersebut.
2.3 Sarana dan Prasarana
a. Sarana 1. Laptop 2. Proyektor 3. Speaker 4. Alat dan bahan Membuat Bandros Khas Sunda b. Prasarana Kediaman Bapak Ijen Dardari selaku Ketua RT 014/006, Kampung Kalapa Nunggal, Desa Kadu ronyok, Kec Cisata, Kab. Pandeglang-Banten 2.4 Strategi Dan Deskripsi Jalannya Kegiatan a. Strategi Strategi yang digunakan adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif yang menempatkan peserta kegiatan dalam kelompok-kelompok kecil. Tujuan digunakannya strategi pembelajaran kooperatif adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab pada peserta pelatihan, memberikan peluang yang sama pada peserta kegiatan dalam memahami materi dan mengembangkan keterampilan sosial peserta kegiatan. Dalam Penyampaian materi kegiatan, penulis menyajikan dengan menggunakan media Microsoft powerpoint interaktif agar menarik minat Masyarakat dalam memperhatikan materi-materi yang di sampaikan dengan baik. Serta melakukan praktik langsung agar memahami proses pembuatan bandros khas sunda tersebut. b. Deskripsi Jalannya Kegiatan kegiatan ini dimulai dengan menjelaskan latar belakang dilaksanaknnya kegiatan ini adalah untuk melestarikan dan menghidupkan Kembali tradisi makanan daerah khususnya bandros khas sunda yang sudah mulai terkikis zaman. Selanjutnya dalam kegiatan ini juga diceritakan Sejarah singkat kue khas bandros ini agar para anak muda milenial mengetahui bahawasanya makanan ini sudah ada sejak zaman dulu kala yang patut kita jaga dan lestarikan. Kemudia materi berlanjut dengan menyajikan cara pembuatan bandros khas sunda ini yang sangat sederhana tapi memiliki banyak potensi-potensi tersembunyi. Potensi bandros khas sunda ini memiliki potensi-potensi yang bagus dalam kemajuan Masyarakat dalam sektor pariwisata, karena dengan dilestarikannya makanan-makanan khas daerah akan menarik minat wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri yang sedang tren pada masa ini adalah kearifan local yang unik dan menarik. Melihat potensi yang baik tersebut warga khususnya kaum ibu dan pemuda antusias untuk belajar dan mempraktekan cara membuat bandros khas sunda ini. Setelah selesai menyerap materi yang telah disampaikan, penulis mengajak warga untuk mencoba mempraktikan cara membuat bandros khas sunda ini. Penulis mendemonstrasikan cara membuat bandros khas sunda ini, mulai dari menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Setelah bahan-bahan tersedia, kemudia mendemonstrasikan mengolah bahan-bahan tersebut menjadi adonan bandros yang akan di masukan ke dalam cetakan yang telah disediakan. setelah dirasa matang lalu adonan yang td di masak diangkat menggunakan alat khusus dan siap untuk di sajikan. Warga mencoba mencicipi badros yang telah matang dan mereka senang dan antusias ingin mencoba membuat sendiri bandros khas sunda tersebut. Warga di bentuk secara kelompok untuk mencoba mempraktikan cara membuat bandros khas sunda di damping oleh penulis yang di bantu oleh Bapak ijen Dardari (Kertua RT). Warga sangat bersemangat dalam menyiapkan bahan, proses pengolahan bahan menjadi andonan sampai proses pemasakan dan penyajian. Karena cara pengelolaaan yang sederhana dan mudah warga berhasil membuat dengan baik bandros khas sunda. Warga sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini menumbuhkan kesadaran warga masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan makanan khas daerah khususnya bandros khas sunda ini jangan sampai terlupakan dan hilang terkikis zaman.