Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian


a. Tempat
Pelaksanaan kegiatan ini adalah di RT 014/006, Kampung Kalapa Nunggal, Desa Kadu
Ronyok, Kec Cisata, Kab. Pandeglang-Banten.
b. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan dimulai dari tanggal 8 Mei 2024 s.d 15 Mei 2024.
Waktu
No Materi Metode
(Hari/Tanggal)
Perkenalan dan pengisian - Wawancara
1 Rabu, 8 Mei 2024
formulir - Formatif
Menyampaikan tujuan dan - Ceramah
2 Kamis, 9 Mei 2024
program pembinaan - Diskusi
Menentukan barang/produk
3 Jumat, 10 Mei 2024 - Diskusi
yang akan di buat
Memberikan materi tentang - Presentasi
4 Sabtu, 11 Mei 2024
barang/produk materi kegiatan
Menyiapkan alat dan bahan yang
- Kooperatif
5 Minggu, 12 Mei 2024 diperlukan dalam pembuatan
- Kolaborasi
barang/produk
Praktik pembuatan - Kooperatif
6 Senin, 13 Mei 2024
barang/produk - Kolaborasi
Proses pengemasan yang dapat - Kooperatif
7 Selasa, 14 Mei 2024
berdampak pada nilai ekonomis - Kolaborasi
- Observasi hasil
8 Rabu, 15 Mei 2024 Evaluasi kegiatan kegiatan
- penutup
c. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian dari kegiatan ini adalah warga binaan di RT 014/006, Kampung
Kalapa Nunggal, Desa Kadu Ronyok, Kec Cisata, Kab. Pandeglang-Banten. Adapun
peserta kegiatan adalah sebagai berikut :
Jenis Usia
No Nama Ket
Kelamin (Tahun)
1 Anisa Reina Putri Perempuan 15
2 Egis Amelia Perempuan 15
3 Irma Yanti Perempuan 15
4 Neng Nazla Pathya Perempuan 15
5 Putri Aisyah Sagipa Perempuan 15
6 Zakiatun Nisa Perempuan 15
7 Yuli Julianti Perempuan 15

2.2 Materi Pelatihan/Kegiatan


Kegiatan Melestarikan Kue Tradisional Bandros Khas Sunda ini memfokuskan materi
tentang makanan khas kue bandros, mulai dari sejarah kue bandros, cara membuat kue
bandros hingga potensi-potensi baik dari segi ekonomi maupun kesehatan dari makanan
khas daerah tersebut.

2.3 Sarana dan Prasarana


a. Sarana
1. Laptop
2. Proyektor
3. Speaker
4. Alat dan bahan Membuat Bandros Khas Sunda
b. Prasarana
Kediaman Bapak Ijen Dardari selaku Ketua RT 014/006, Kampung Kalapa Nunggal,
Desa Kadu ronyok, Kec Cisata, Kab. Pandeglang-Banten
2.4 Strategi Dan Deskripsi Jalannya Kegiatan
a. Strategi
Strategi yang digunakan adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif yang
menempatkan peserta kegiatan dalam kelompok-kelompok kecil. Tujuan
digunakannya strategi pembelajaran kooperatif adalah menumbuhkan rasa tanggung
jawab pada peserta pelatihan, memberikan peluang yang sama pada peserta kegiatan
dalam memahami materi dan mengembangkan keterampilan sosial peserta kegiatan.
Dalam Penyampaian materi kegiatan, penulis menyajikan dengan menggunakan
media Microsoft powerpoint interaktif agar menarik minat Masyarakat dalam
memperhatikan materi-materi yang di sampaikan dengan baik. Serta melakukan praktik
langsung agar memahami proses pembuatan bandros khas sunda tersebut.
b. Deskripsi Jalannya Kegiatan
kegiatan ini dimulai dengan menjelaskan latar belakang dilaksanaknnya
kegiatan ini adalah untuk melestarikan dan menghidupkan Kembali tradisi makanan
daerah khususnya bandros khas sunda yang sudah mulai terkikis zaman. Selanjutnya
dalam kegiatan ini juga diceritakan Sejarah singkat kue khas bandros ini agar para anak
muda milenial mengetahui bahawasanya makanan ini sudah ada sejak zaman dulu kala
yang patut kita jaga dan lestarikan.
Kemudia materi berlanjut dengan menyajikan cara pembuatan bandros khas
sunda ini yang sangat sederhana tapi memiliki banyak potensi-potensi tersembunyi.
Potensi bandros khas sunda ini memiliki potensi-potensi yang bagus dalam kemajuan
Masyarakat dalam sektor pariwisata, karena dengan dilestarikannya makanan-makanan
khas daerah akan menarik minat wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri yang
sedang tren pada masa ini adalah kearifan local yang unik dan menarik. Melihat potensi
yang baik tersebut warga khususnya kaum ibu dan pemuda antusias untuk belajar dan
mempraktekan cara membuat bandros khas sunda ini.
Setelah selesai menyerap materi yang telah disampaikan, penulis mengajak
warga untuk mencoba mempraktikan cara membuat bandros khas sunda ini. Penulis
mendemonstrasikan cara membuat bandros khas sunda ini, mulai dari menyiapkan
bahan-bahan yang akan digunakan. Setelah bahan-bahan tersedia, kemudia
mendemonstrasikan mengolah bahan-bahan tersebut menjadi adonan bandros yang
akan di masukan ke dalam cetakan yang telah disediakan. setelah dirasa matang lalu
adonan yang td di masak diangkat menggunakan alat khusus dan siap untuk di sajikan.
Warga mencoba mencicipi badros yang telah matang dan mereka senang dan antusias
ingin mencoba membuat sendiri bandros khas sunda tersebut.
Warga di bentuk secara kelompok untuk mencoba mempraktikan cara membuat
bandros khas sunda di damping oleh penulis yang di bantu oleh Bapak ijen Dardari
(Kertua RT). Warga sangat bersemangat dalam menyiapkan bahan, proses pengolahan
bahan menjadi andonan sampai proses pemasakan dan penyajian. Karena cara
pengelolaaan yang sederhana dan mudah warga berhasil membuat dengan baik bandros
khas sunda. Warga sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini menumbuhkan
kesadaran warga masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan makanan
khas daerah khususnya bandros khas sunda ini jangan sampai terlupakan dan hilang
terkikis zaman.

Anda mungkin juga menyukai