Bab 1, 2, 3 Aufa Furaida - 203141113 Print Sempro

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA KELAS III MIM PK BLIMBING GATAK SUKOHARJO


TAHUN AJARAN 2023/2024

PROPOSAL

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

AUFA FURAIDA

NIM: 203141113

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN


MATEMATIKA
KELAS III MIM PK BLIMBING GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2023/2024

AUFA FURAIDA
NIM:203141113
Proposal ini ditulis untuk memenuhi persyaratan melakukan penyusunan Skripsi
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyetujui untuk diujikan pada Seminar Proposal

Nama Tanda Tangan Tanggal

Lihar Raudina Izzati, M.Pd.


NIP. 19921020 201903 2 026 ………………….. …………………….

Mengetahui
Koordinator Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Kustiarini, M.Pd.
NIP. 19900919 201903 2 026

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………………..i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………………………4
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………………...5
D. Rumusan Masalah …………………………………………………………...5
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………5
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………………..5
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………..7
A. Kajian Teori …………………………………………………………………7
1. Minat Belajar ……………………………………………………………7
2. Pembelajaran Matematika ……………………………………….……..20
B. Penelitian Terdahulu …………………………………………………..……26
C. Kerangka Berpikir …………………………………………….……….……33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….…..35
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….…….35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………….…..35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………….…...36
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….…...37
E. Uji Validitas …………………………………………………………....…..39
F. Teknik Analisis Data …………………………………………………….…40
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………....…44
LAMPIRAN ………………………………………………………………….…..48

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu…………………………….............................. 29
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian................................................................................ 36
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen …....................................................................... 38
Tabel 3. 3 Rubrik Skor ...................................................................................... 38
Tabel 3. 4 Kriteria Validitas Data...................................................................... 39
Tabel 3. 5 Kriteria Reliabilitas........................................................................... 40
Tabel 3. 6 Kategori Minat Belajar Siswa .......................................................... 43

iii
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2. 1 Kerangka Berpikir……………………………................................. 34

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data Trends in Internasional Mathematics dan Science
Study (TIMSS) yang terakhir pada 2015, menyatakan bahwa prestasi
matematika siswa Indonesia mendapatkan peringkat 46 dari 51 negara dengan
skor rata-rata 397. Indonesia masih berada di bawah rata-rata internasional
dengan skor rata-rata internasional sebesar 500 (Hadi: 2019, 563).
Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek) melaksanakan Asesmen Nasional (AN) pada
tahun 2021, secara keseluruhan tingkat literasi termasuk literasi numerasi siswa
di Provinsi Jawa Tengah mencapai kompetensi minimal (mampu), dengan skor
1,81 untuk siswa SD, 1,89 untuk siswa SMP, dan 1,96 untuk siswa SMA.
Literasi numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan angka dan data
dalam berbagai konteks, termasuk dalam pembelajaran matematika. (Ningsih
et al., 2022: 1939).
Menurut Siagian (2016: 60) matematika adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang memiliki peranan krusial dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, baik sebagai media bantu dalam penerapan-
penerapan bidang ilmu lain maupun pada bidang matematika itu sendiri.
Penguasaan materi matematika oleh siswa sebagai suatu keharusan yang tidak
mampu di tawar lagi pada penataan logika serta pengambilan keputusan pada
era persaingan yang kompetitif pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang
hanya berguna bagi keperluan ilmu itu sendiri, namun ilmu yang berguna untuk
sebagian besar ilmu-ilmu yang lain. Dengan makna lain bahwa matematika
memiliki peranan yang sangat esensial bagi ilmu yang lain, terutama dalam
ilmu sains dan teknologi.
Matematika menjadi ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi terbaru masa ini, karena matematika menjadi sarana dalam

1
2

pemecahan masalah kehidupan. Pentingnya matematika pada pembelajaran


mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi yang berfungsi
sebagai kemampuan berpikir secara nalar. Konsep-konsep pada matematika
abstrak tersusun berjenjang dan berurutan masih diharapkan pembuktian
spesifik, sehingga saat mempelajari matematika konsep sebelumnya harus
dikuasi sebab merupakan prasyarat untuk melanjutkan konsep berikutnya
(Suandito, 2017: 13).
Salah satu faktor yang dapat menunjang tercapainya efektivitas proses
belajar mengajar matematika adalah minat belajar siswa (Friantini & Winata
,2019: 7). Minat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Minat belajar siswa
merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena
tanpa adanya minat belajar siswa, proses pembelajaran tidak akan berlangsung
secara maksimal. Seperti pada penelitian Nurhasanah & Sobandi (2016)
diperoleh hasil bahwa minat belajar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan minat belajar siswa. Artinya
semakin baik minat belajar siswa akan berdampak pada hasil belajar siswa yang
semakin baik
Minat belajar muncul dalam diri siswa dengan adanya tanda seperti:
terwujudnya perhatian, perasaan suka dan adanya keterkaitan peserta didik
pada saat pembelajaran dengan menunjukkan antusiasme, partisipatisme serta
keaktifan (Fathurrahman & Sulistyorini, 2012). Minat belajar siswa merupakan
salah satu hal penting dalam kegiatan pembelajaran, adanya minat belajar
dalam diri siswa akan mendorong rasa ingin tahu siswa untuk terus belajar.
Berbanding terbalik dengan siswa yang tidak memiliki minat belajar pada
dirinya, siswa tersebut hanya akan menerima pelajaran tanpa ketekunan belajar
dengan rasa ingin tahu (Subekti et al., 2021: 419).
Sesuai uraian di atas, bahwa minat atau kemauan sangat penting untuk
mendukung tercapainya suatu keberhasilan (Friantini & Winata, 2019: 7).
Ketika seseorang yang dalam hatinya telah tumbuh semangat untuk belajar,
3

maka tidak akan terdapat kata putus harapan untuk selalu menimba ilmu Allah.
Allah telah menawarkan hasil dari apa yang sudah diusahakan oleh umatnya.
Firman Allah tentang minat belajar siswa terdapat dalam Al-Qur’an
surat al-Najm ayat 39-40 berbunyi:

)40(‫ف يَُرى‬
َ ‫َن َس ْعيَهُ َس ْو‬ ِ ‫وأَ ْن لَيس لِ ِْْلنْس‬
َّ ‫) َوأ‬39(‫ان إََِّّل َما َس َعى‬ َ َ ْ َ
Artinya: 39) dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya, (40) dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan
diperlihatkan (kepadanya). (Kemenag, 2019)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa jika seseorang mempunyai
keinginan atau pun rasa ingin memiliki harus didasari niat yang baik dari dalam
hati seperti keikhlasan atau pun diri seperti kesungguhan agar keinginan
tersebut didapatkan. Melalui ayat ini Allah Swt, berjanji akan memberikan
balasan sempurna kepada orang yang mau berusaha keras. Setiap usaha atau
ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat karna
Allah Swt.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 Agustus
2023 - 6 September 2023 di MIM PK Blimbing, masih terdapat siswa yang
tidak memperhatikan guru saat pembelajaran dimulai. Bahkan tak jarang siswa
terlihat sibuk sendiri dengan dunianya atau hanya sekedar diam tidak
memperhatikan apa yang guru sampaikan, padahal guru sudah berkompeten
dan terdapat fasilitas yang cukup memadai. Adapun saat guru menegur siswa
untuk lebih memperhatikan penjelasan guru, siswa terlihat cuek dan tetap sibuk
pada kegiatannya sendiri tanpa menghiraukan terguran guru. Tentu pada
keadaaan ini kreatifitas guru diuji untuk dapat lebih menarik perhatian siswa
agar dapat memperhatikan apa guru sampaikan saat pembelajaran. Guru harus
lebih kreatif agar siswa berkeinginan untuk memperhatikan dan tertarik pada
pembelajaran.
Didukung dengan wawancara dari guru matematika kelas III pada
tanggal 16 Oktober 2023, mengatakan bahwa masih terdapat minat belajar
matematika siswa yang kurang. Beberapa siswa terkadang masih sibuk sendiri
4

dan tidak aktif saat pembelajaran, ataupun siswa yang masih kurang berani
mengajukan pertanyaan. Rata-rata nilai matematika keseluruhan kelas III
adalah 75,2 dengan persentase sebanyak 52% nilai matematika siswa masih
dibawah KKM. Hasil belajar siswa dapat berpengaruh pada minat belajar siswa
terbukti pada penelitian dari Nureva & Mariyana (2019) diperoleh hasil bahwa
terdapat hubungan positif antara minat belajar dan hasil belajar. Sejalan dengan
Nuvera & Mariyana penelitian dari Rofiiqoh et al. (2020) diperoleh hasil bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dan hasil belajar.
Kurangnya minat mempelajari matematika dapat dikarenakan
matematika dianggap sebagai pelajaran yang tidak mudah dipahami dan sulit
dimengerti, menakutkan dan kurang menarik perhatian. Pelajaran matematika
menggunakan bilangan-bilangan untuk berhitung dan berkalkulasi. Terlalu
banyak menggunakan rumus-rumus yang harus dihafal dan harus banyak
latihan mengerjakan soal (Putri & Wanabuliandari, 2022: 31).
Tingkat keberhasilan belajar peserta didik sebagian besar tergantung
dari berapa besar minat yang dimiliki siswa. Minat siswa terhadap mata
pelajaran dapat dijadikan sebagai penentu untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai minat untuk giat dalam
belajar diharapkan akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Oleh karena
itu, dalam proses pembelajaran di sekolah hendaknya setiap siswa memiliki
minat yang tinggi terhadap pelajaran yang diikutinya, dalam hal ini pelajaran
matematika.
Bardasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Minat Belajar Pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas III MIM PK Blimbing Gatak Sukoharjo Tahun
Ajaran 2023/2024”.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
5

1. Kurangnya minat belajar siswa kelas III MIM PK Blimbing Gatak


Sukoharjo pada mata pelajaran matematika.
2. Belum optimalnya keaktifan siswa dalam pembelajaran.
3. Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan jika ada hal yang belum jelas.
4. Siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang tidak
mudah dipahami dan sulit dimengerti.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
batasan yang diteliti dalam penelitian ini hanya terfokus tentang minat belajar
pada pembelajaran matematika siswa kelas III MIM PK Blimbing Gatak
Sukoharjo Tahun Ajaran 2023/2024.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana minat belajar
siswa pada pembelajaran matematika kelas III MIM PK Blimbing Gatak
Sukoharjo tahun ajaran 2023/2024?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar
siswa pada pembelajaran matematika kelas III MIM PK Blimbing Gatak
Sukoharjo tahun ajaran 2023/2024.
F. Manfaat Penelitian.
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat praktis dan
teoritis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis.
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
masukan-masukan bagi penelitian selanjutnya yang serupa untuk meneliti
permasalahan terkhusus pada penelitian sejenis

2. Manfaat Praktis.
6

a. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman


langsung bagi peneliti, sehingga ketika menjadi seorang guru dapat
menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika
b. Bagi siswa, diharapkan dapat mendorong siswa untuk selalu
menumbuhkan minat belajar pada pembelajaran matematika.
c. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru tentang minat belajar
siswa sehingga guru dapat membatu siswa menumbuhkan minat belajar
pada pembelajaran matematika.
d. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya penelitian dapat menjadi
masukan, evaluasi bagi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam hal minat belajar siswa pada pembelajaran matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar

Menurut Slameto (Slameto, 2010: 180) minat adalah perasaan


lebih menyukai dan rasa keterhubungan terhadap sesuatu atau suatu
aktivitas, tanpa ada yang menyuruhnya. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan terhadap suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya.

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan dan semangat


atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2003: 133).
Sedangkan menurut Ormord (2008: 101) mengatakan minat persepsi
bahwa suatu aktivitas membangkitkan rasa ingin tahu dan minat,
biasanya disertai dengan keterlibatan kognitif dan efek positif.

Belajar adalah suatu kegiatan mental/psikologis yang


berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, sehingga
mengakibatkan sejumlah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai sikap. Perubahan ini relatif konstan dan permanen (Wingkel,
2004: 59). Sedangkan menurut Rohmah (2015: 172) belajar terjadi
melalui latihan dan pengalaman, artinya perubahan perilaku yang
disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi/ sensitivitas seseorang,
yang biasanya hanya berlangsung sementara, bukan merupakan hasil
belajar.

7
8

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang


untuk menimbulkan perubahan tingkah laku yang baru secara utuh
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Sehingga perubahan tingkah laku akan terwujud dalam
penguasaan pola lingkungan berupa keterampilan, kebiasaan, sikap,
pengetahuan, kecakapan dan sebagainya (Slameto, 2013: 2). Belajar
adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan
membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap baru (Khodijah, 2014:
50).

Minat belajar secara linguistik terdiri dari dua suku kata, yaitu:
minat dan belajar. Minat biasa diartikan sebagai keterlibatan perasaan
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan
dorongan sehingga seseorang dapat penuh perhatian dan sukarela
terlibat dalam kegiatan tersebut. Minat seseorang ditandai dengan
perasaan lebih menyukai sesuatu atau suatu kegiatan tanpa adanya
paksaan atau perintah dari orang lain, melainkan timbul dari suatu
keinginan yang ada dalam diri sendiri.

Minat merupakan sesuatu yang digunakan seseorang untuk


mengetahui jati dirinya dan menjadi landasan untuk memotivasi dan
mendorongnya melakukan sesuatu yang diinginkannya ketika ia diberi
kebebasan untuk melakukan sesuatu (Suseno, 2020: 7). Oleh karena itu,
minat merupakan suatu unsur psikologis yang ada pada diri manusia dan
timbul dari perasaan simpati, senang, ingin tahu, dan perasaan ingin
memiliki sesuatu.

Minat merupakan salah satu unsur penting bagi seseorang dalam


melakukan aktivitas sehari-hari, salah satunya adalah belajar. Belajar
mandiri merupakan kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan
melibatkan aspek fisik dan psikis. Aspek psikologis yang dibahas dalam
pembelajaran sangat beragam, seperti minat. Keberhasilan pelaksanaan
9

kegiatan pembelajaran dapat dicapai melalui terwujudnya peran dan


minat, terutama minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Ketertarikan atau minat untuk mengikuti kegiatan belajar ini disebut
juga dengan minat belajar. Ada banyak pendapat yang menjelaskan
tentang minat belajar. Menurut Syahpura ( 2020: 12) minat belajar
merupakan aspek psikologis seseorang yang diwujudkan dalam
berbagai gejala seperti: gairah, keinginan, semangat, perasaan lebih
memilih untuk melakukan proses perubahan perilaku melalui berbagai
aktivitas, termasuk pencarian pengetahuan dan pengalaman.

Minat belajar juga diartikan sebagai keinginan kuat siswa dalam


upaya memperoleh pengetahuan melalui kegiatan belajar dan
memahami materi yang disampaikan guru di sekolah (Hanafi, Adu, et
al., 2018: 156). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa
minat belajar adalah perhatian, simpati dan ketertarikan seseorang
terhadap proses pembelajaran yang dijalani, minat biasanya ditunjukkan
dalam bentuk semangat, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.

Minat belajar siswa berkaitan dengan minat dan kesukaannya


terhadap materi tertentu yang disebutkan dalam mata pelajaran yang
diajarkan, termasuk matematika. Matematika merupakan suatu disiplin
ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pemahaman
materi matematika dapat dijadikan landasan dalam menjalani bahkan
memecahkan permasalahan yang dihadapi seseorang. Kata matematika
berasal dari bahasa latin yaitu manthaneine atau mathemata yang berarti
belajar atau apa yang dipelajari. Sedangkan matematika dalam bahasa
Yunani berasal dari kata mathema yang berarti pengetahuan atau
pengetahuan. Matematika juga dikaitkan dengan kata mathein, yang
mirip dengan kata mathein/mathenein yang diartikan belajar atau
berpikir (Isro’atun et al., 2020: 1).
10

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat


belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam
beberapa gejala seperti gairah, keinginan, perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan
yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.

b. Klasifikasi Minat
Menurut Syahputra ( 2020: 16) terdapat 3 klasifikasi dari minat:
1) Aspek kognitif.

Minat pada aspek kognitif biasanya berkaitan dengan manfaat


dan kepuasan yang diterima seseorang dalam melakukan suatu
aktivitas. Sehingga seseorang yang berminat terhadap suatu
kegiatan dapat mengetahui manfaat apa saja yang diperolehnya
jika melakukan kegiatan tersebut. Sebagai siswa yang berminat
untuk belajar, maka siswa tersebut akan dapat mengetahui
manfaat yang akan diperoleh setelahnya.

2) Aspek afektif

Aspek afektif seringkali dikaitkan dengan keadaan emosi


seseorang. Aspek afektif ini menunjukkan ketertarikan pada diri
seseorang yang biasanya tercermin dalam sikap ketika melakukan
suatu kegiatan. Minat belajar siswa yang baik akan mampu
menunjukkan perhatian, semangat, ketertarikan dan kenikmatan
dalam kegiatan belajar, sehingga siswa tampak antusias dan
mempunyai keinginan untuk berperan aktif di dalamnya.

3) Aspek psikomotorik

Aspek ini lebih menitikberatkan pada perilaku atau


implementasi sebagai tindak lanjut dari dua aspek sebelumnya.
Pada aspek prikomotorik ini, minat belajar siswa dapat dilihat dari
bagaimana mereka berperilaku selama kegiatan belajar, misalnya
11

seberapa besar usaha yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan


dan hasil belajar yang memuaskan. Hal ini terlihat dari upaya
siswa dalam memahami materi pelajaran dan dalam melaksanakan
tugas belajar yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan bentuk pernyataannya, Syahputra (2020: 18)


mengklasifikasikan minat menjadi 4 macam;

1) Expressed Interest.

Minat yang diungkapkan merupakan suatu bentuk minat yang


diungkapkan secara lisan untuk menunjukkan suka atau tidaknya
seseorang terhadap suatu kegiatan seperti belajar.

2) Manifest Interest.

Manifest interest merupakan suatu bentuk minat yang


dibuktikan dengan ikut sertanya seseorang dalam kegiatan
tertentu.

3) Tested Interest.

Jenis tested interest adalah minat yang diperoleh dari


keterampilan dan pengetahuan yang digunakan seseorang ketika
mengikuti suatu kegiatan.

4) Inventoried Interest.

Seseorang dengan tipe inventoried interest akan


mengungkapkan minatnya melalui daftar aktivitas yang sama
dengan apa yang diungkapkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat dapat


dinyatakan melalui lisan (Expressed Interest), keikutsertaan (Manifest
Interest) dan keterampilannya (Tested Interest).
12

c. Faktor yang Memperngaruhi Minat

Minat belajar merupakan perasaan simpati yang timbul dalam


diri siswa tanpa ada paksaan dari siapapun mengenai kegiatan yang
dipelajarinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
dibedakan menjadi tiga jenis menurut Syah (2003: 132), yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri


dan dapat mempengaruhi minat belajarnya. Faktor internal terdiri
dari dua aspek, yaitu:

a) Aspek fisiologis
Kondisi fisik dan ketegangan otot (tonus) yang
menunjukkan tingkat kebugaran jasmani siswa. Hal ini dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa.
b) Aspek psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek dalam diri siswa


yang terdiri dari kecerdasan, bakat siswa, sikap siswa, minat
siswa dan motivasi siswa.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar


diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajarnya.

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga,


masyarakat dan teman sekelas
13

b) Lingkungan non-sosial

Lingkungan non sosial terdiri dari gedung sekolah dan


letaknya, faktor kurikulum, waktu belajar, kondisi rumah
tempat tinggal, bahan pembelajaran.

3) Faktor pendekatan pembelajaran

Faktor pendekatan pembelajaran terdiri dari segala cara atau


strategi yang digunakan siswa untuk menunjang efektifitas dan
efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Menurut Kompri (2017: 143) faktor yang mempengaruhi minat


belajar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penjelasan
mengenai faktor internal dan eksternal tersebut adalah:

1) Faktor internal

Ada tiga faktor internal yang dapat mempengaruhi minat


belajar yaitu: faktor fisik, faktor psikis, dan faktor kelelahan.
Kondisi fisik, mental dan kelelahan dapat mempengaruhi minat
seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Ketiga faktor tersebut
mempunyai pengaruh yang besar terhadap minat siswa dalam
mempelajari suatu mata pelajaran. Untuk menjamin minat belajar
siswa selalu baik maka ketiga faktor tersebut harus selalu baik.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri


seseorang. Faktor yang paling dominan mempengaruhi minat
belajar siswa adalah guru, metode pengajaran, materi pembelajaran
dan media pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-


faktor yang mempengaruhi belajar seseorang dapat berasal dari dalam
14

diri (faktor internal) dan dari luar (faktor eksternal). Faktor internal
meliputi faktor fisik, psikis dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal
meliputi faktor guru, bahan ajar, metode, media, fasilitas dan tempat
sosial. Salah satu faktor eksternal yang erat kaitannya dengan minat
belajar siswa adalah guru yang mengajar. Dalam proses pembelajaran,
guru harus mampu membangun atau menumbuhkan minat belajar
siswa. Jika guru sudan menggunakan metode yang benar saat
pembelajaran, maka kemungkinan besar minat siswa akan tumbuh
dengan baik sehingga pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan
dan mudah.

d. Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru


untuk membangkitkan minat siswa (Djamarah, 2015: 191), sebagai
berikut: 1) Menunjukkan adanya kebutuhan dalam diri siswa. agar siswa
mau belajar tanpa paksaan; 2) Menghubungkan materi pembelajaran
yang ditawarkan dengan pengalaman yang dimiliki siswa, sehingga
siswa lebih mudah menerima bahan ajar guru; 3) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hal
ini dapat dilakukan oleh guru yang menyediakan lingkungan belajar
yang kreatif dan merangsang. 4) Menggunakan format dan teknik
pengajaran yang berbeda dalam konteks perbedaan individu antar siswa.

Hamruni (2009: 86) berpendapat mengenai cara meningkatkan


minat belajar siswa, antara lain:

1) Memiliki Komunikasi Terbuka

Melalui kegiatan pembelajaran, seorang guru harus mampu


membangun komunikasi yang baik dengan siswanya. Guru harus
mampu membangun hubungan yang baik dan mendorong siswa
untuk terbuka. Ketika siswa dapat terbuka dan lebih akrab dengan
15

gurunya, maka akan lebih mudah untuk mentransfer ilmu yang


diajarkan guru kepada siswanya.

2) Memberi Pengetahuan Baru

Untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru hendaknya


dapat merujuk siswa pada materi pengetahuan baru. Materi
pengetahuan baru akan menarik minat siswa karena mereka akan
merasa belum pernah mempelajarinya sebelumnya.

3) Mencontohkan Perilaku Baik

Guru merupakan sosok yang sangat penting dalam kegiatan


pembelajaran. Segala tingkah laku dan tindakannya menjadi teladan
bagi murid-muridnya. Baik buruknya perilaku guru tentu akan
ditiru oleh siswanya.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa


cara meningkatkan minat belajar adalah: 1) Guru berkomunikasi secara
terbuka dengan siswa. Melalui komunikasi terbuka, siswa dan guru
mempunyai hubungan yang erat. Dengan cara ini guru lebih mudah
mentransfer ilmu dan siswa menjadi sadar bahwa belajar merupakan
suatu kebutuhan yang sangat penting. 2) Memberikan pengetahuan
baru. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru harus mampu
mengarahkan siswa untuk mempelajari materi pengetahuan baru. Guru
harus mampu memvariasikan metode pengajaran agar tidak
membosankan. Dengan cara ini siswa akan lebih tertarik dengan
pelajaran tersebut karena mereka merasa tidak pernah mempelajarinya.
3) Memberikan contoh perilaku yang baik. Guru harus mampu
memberikan contoh kepada siswanya dalam berperilaku dan bertindak.
Karena baik buruknya perilaku guru pasti akan ditiru oleh siswanya. 4)
Mempunyai berbagai macam teknik mengajar yang digunakan saat
mengajar. Hal ini bermanfaat badi setiap invidu yang memiliki berbagai
16

macam sifat dan perilaku yang berbeda, dengan teknik mengajar yang
berbeda pada individu yang beerbeda pula akan mendorong
keberhasilan belajar. 5) Ciptakan lingkungan belajar. Lingkungan
belajar mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan belajar.
Menciptakan lingkungan yang kondusif membuat siswa merasa lebih
nyaman dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan cara
ini siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik.

e. Indikator Minat Belajar

Indikator minat yang dapat dikenal atau dapat dilihat melalui


proses belajar diantaranya adalah (Pasaribu & Hendri, 2017: 63):

1) Ketertarikan Untuk Belajar

Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka beliau


akan mempunyai perasaan ketertarikan terhadap belajar tersebut.
Siswa yang berminat terhadap bidang studi tertentu, maka dia akan
merasa tertarik dalam mempelajarinya. Siswa akan rajin belajar dan
terus mempelajari semua ilmu yg berkaitan dengan mata pelajaran
tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias tanpa
terdapat beban pada dirinya.

2) Perhatian dalam Belajar


Perhatian adalah konsentrasi atau kegiatan jiwa seseorang
terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan
mengesampingkan hal lain. Jadi, siswa akan mempunyai perhatian
pada belajar, jiwa serta pikirannya terfokus menggunakan apa yang
dipelajarinya.
3) Kesadaran.

Kesadaran adalah suatu usaha atau pendorong yang


dilakukan secara sadar buat melakukan tindakan belajar serta
17

mewujudkan sikap yang terarah demi pencapaian tujuan yang


dibutuhkan dalam situasi belajar yang interaktif.

4) Pengetahuan (Kognitif)

Selain berasal perasaan suka dan perhatian, untuk


mengetahui berminat atau tidaknya seorang siswa terhadap suatu
pelajaran bisa dipandang dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa
yang berminat terhadap suatu pelajaran maka dia akan mempunyai
pengetahuan yang luas tentang pelajaran tertentu sehingga akhirnya
kualitas belajarnya pun meningkat, yang akhirnya akan bisa
mendorong peserta didik buat memperoleh indeks prestasi yang
tinggi dalam belajar

Sedangkan menurut Safari (2003: 65) terdapat 4 indikator minat


belajar, yaitu:

1) Perasaan senang

Seseorang siswa yang mempunyai perasaan senang atau


suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tadi akan terus
mempelajari mata peajaran yang disenanginya. tidak terdapat
perasaan terpaksa di diri peserta didik buat menelaah bidang tadi.
Adanya perasaan suka, peserta didik akan mempelajari ilmu tadi
dengan waktu yang lebih usang dibandingkan menggunakan
mempeljari mata pelajaran yang tidak disenangi.

2) Ketertarikan siswa

Ketertarikan berhubungan dengan daya gerak yang


mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik di orang, benda,
aktivitas atau bisa berupa pengalaman afektif. Ketertarikan dapat
terwujud dari kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung.
18

3) Perhatian siswa

Perhatian adalah konsentrasi terhadap sesuatu yang sedang


diamati. Adanya perhatian, siswa akan mengesampingkan yang lain
daripada yang sedang diamatinya. siswa yang mempunyai minat
pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek
tadi.

4) Keterlibatan siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang


mengakibatkan orang tersebut senang serta tertarik buat melakukan
atau mengerjakan aktivitas berasal objek tadi. peserta didik yang
tertarik menggunakan suatu pembelajaran, dengan sendirinya
mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan suka hati tanpa
adanya suatu paksaan.

Kompri (2017: 141–142) juga berpendapat bahwa indikator


minat belajar terdapat 4 yaitu:

1) Perasaan senang
Seseorang siswa yang mempunyai perasaan senang atau
suka terhadap suatu pelajaran, maka dia akan terus menyelidiki
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pelajaran tersebut. Tidak terdapat
perasaan terpaksa untuk mendalami bidang tersebut.
2) Perhatian dalam Belajar

Perhatian pula menjadi salah satu indikator minat belajar.


Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan
hal lain yang tidak berhubungan. Seseorang yang mempunyai minat
belajar pada suatu objek maka dengan sendirinya akan
memperhatikan objek tersebut.
19

3) Bahan Pelajaran dan Perilaku Guru yang Menarik.

Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran sebab


faktor minat belajarnya sendiri. Terdapat siswa yang ingin
mengembangkan minat belajarnya terhadap suatu bidang mata
pelajaran karena pengaruh dari guru, teman sekelas dan bahan
pelajaran yang menarik.

4) Manfaat serta Fungsi Mata Pelajaran

Manfaat serta fungsi pelajaran pula merupakan salah satu


indikator minat belajar. sebab setiap pelajaran memiliki manfaat
serta kegunaannya.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan mengenai


indikator minat belajar, indikator minat yang digunakan adalah
indikator milik Safari (2003: 65) yaitu:

1) Perasaan senang

Tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar pada diri siswa,
jika seorang siswa tadi memiliki perasaan senang terhadap suatu
pembelajaran tertentu.

2) Keterlibatan siswa

Yang menyebabkan orang senang serta tertarik untuk


mengerjakan obyek atau melakukan kegiatan bergantung pada
ketertarikan seseorang akan suatu objek tersebut.

3) Ketertarikan

Berkaitan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan


pada sesuatu benda, orang atau aktivitas.
20

4) Perhatian peserta didik

Dua hal yang diklaim sama pada penggunaan sehari-hari


yaitu minat serta perhatian. Konsentrasi siswa terhadap pengamatan
serta pengertian, menggunakan mengesampingkan yang lain
disebut menjadi perhatian peserta didik. Jika seorang peserta didik
memperhatikan suatu objek atau kegiatan, berarti siswa tersebut
mempunyai minat pada obyek atau kegiatan itu

2. Pembelajaran Matematika
a. Pembelajaran.

Menurut Fahrurrazi (2018: 86) pembelajaran merupakan


perpaduan dua kegiatan belajar serta mengajar. Suatu perubahan dalam
kepribadian sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap
kebiasaan disebut dengan belajar. Belajar di hakikatnya artinya suatu
usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil
pengalaman interaksi dengan lingkungannya. Belajar menjadi suatu
upaya untuk menguasai sesuatu yang baru.

Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20


Tahun 2003, pembelajaran diartikan menjadi proses interaksi siswa
dengan guru serta sumber belajar di suatu lingkungan belajar. Sesuai
pengertian tersebut, pembelajaran artinya bantuan yang diberikan
pendidik supaya terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan, kemahiran, serta watak, dan pembentukan perilaku dan
keyakinan pada siswa. dengan kata lain, pembelajaran merupakan
proses membantu siswa agar bisa belajar dengan baik.

Dalam pembelajaran segala aktivitas berpengaruh langsung


terhadap proses belajar siswa, dan interaksi siswa yang tidak dibatasi
oleh kehadiran guru secara fisik lahiriah, akan tetapi siswa dapat
berinteraksi dan belajar melalui media cetak, elektronika, serta media
21

kaca dan televisi dan radio. pada suatu definisi, pembelajaran


dikatakan upaya siswa pada bentuk kegiatan menentukan,
menetapkan, dan menyebarkan metode dan taktik optimal untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan. Suatu pembelajaran tidak
hanya merupakan stimulus awal saja, tetapi gugusan aneka macam
jenis stimulus eksternal serta internal yang mengakibatkan aktivitas
serta memengaruhi sejumlah proses belajar yang tidak selaras. Sistem
pembelajaran merupakan pengelolaan sumber dan mekanisme yang
dapat menaikkan belajar peserta didik (Hamzah & Muslihrarini, 2014:
42).

b. Matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang terdapat pada


semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
universitas. Bahkan matematika secara formal diajarkan di taman
kanak-kanak. Istilah matematika berasal dari bahasa Latin manthanein
atau mathema yang berarti 'belajar atau sesuatu yang dipelajari',
sedangkan matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde yang
semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2016: 184).

Menurut Soedjadi ( 2000: 11) berpendapat berbagai macam


pengertian atau wawasan matematika yang berbeda-beda, yaitu: 1)
Matematika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang eksak
dan tersusun secara sistematis; 2) Matematika adalah pengetahuan
tentang angka dan perhitungan; 3) Matematika adalah pengetahuan
tentang penalaran logis dan berhubungan dengan angka; 4)
Matematika adalah pengetahuan tentang fakta dan permasalahan
kuantitatif tentang ruang dan bentuk; 5) Matematika adalah
pengetahuan tentang struktur logis; 6) Matematika adalah ilmu tentang
aturan-aturan yang ketat. Sedangkan menurut Susanto (2016: 185)
Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
22

kemampuan berpikir, dapat digunakan untuk memecahkan masalah


dalam kehidupan sehari-hari, dan matematika digunakan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa


matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang bilangan. Matematika dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Keberadaan matematika mempengaruhi ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia.

c. Hakikat Pembelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika adalah ratunya ilmu dan pelayan


ilmu. Hal ini berarti matematika artinya perangkat yang diperlukan
dalam suatu aktivitas terutama bidang sains serta sosial. Matematika
dapat melayani ilmu-ilmu lain karena rumus, aksioma dan contoh
pembuktian yg dimiliki bisa membantu ilmu-ilmu tersebut. Maka dari
itu, matematika sangat berperan penting pada dunia pendidikan dan
kegiatan di pada masyarakat (Andri et al., 2017: 416).

Pada proses pembelajaran matematika, baik guru juga peserta


didik bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ini akan mencapai yang akan terjadi yang
aporisma bila pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang
efektif artinya pembelajaran yg mampu melibatkan seluruh siswa secara
aktif (Susanto:186).

Ruang lingkup pembelajaran matematika yang dipelajari di


sekolah diubahsuaikan dengan kompetensi yang wajib di capai siswa.
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibakukan dan wajib ditunjukkan siswa menjadi hasil
belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci pada
23

kompetensi dasar, indikator, dan materi utama untuk setiap aspeknya.


Pengorganisasian dan pengelompokkan materi pada aspek tersebut di
dasarkan dari kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di capai
(Nasaruddin, 2013: 65).

d. Karakteristik Pembelajaran Matematika

Menurut Soedjadi (2000: 13) ada enam ciri-ciri khusus


matematika, yaitu: 1) Memiliki objek kajian yang bersifat abstrak; 2)
Berlandas pada kesepakatan; 3) Memiliki pola pikir deduktif, 4)
Menggunakan simbol-simbol yang tidak mempunyai makna; 5)
Memperhatikan semesta percakapan; 6) Konsisten di seluruh sistem.
Berikut penjelasan masing-masing fiturnya, yaitu:

1) Memberikan objek kajian yang abstrak

Objek dasar yang dipelajari dalam matematika bersifat


abstrak dan sering disebut objek mental. Objek-objek tersebut
adalah objek pemikiran. Objek dasar tersebut meliputi: fakta,
konsep, operasi atau hubungan, dan prinsip. Pola dan struktur
matematika dapat disusun melalui objek-objek dasar tersebut.

2) Berlandaskan pada kesepakatan


Kesepakatan merupakan landasan yang sangat penting.
Kesepakatan yang paling mendasar adalah aksioma dan konsep
primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari berputar-putar
dalam pembuktian. Sementara itu, konsep-konsep primitif
diperlukan untuk menghindari berputar-putar dengan definisi.
3) Memiliki pola pikir deduktif

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai


pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam
matematika dapat diterima kebenarannya apabila terbuktikan secara
deduktif.
24

4) Memiliki simbol-simbol yang tidak mempunyai makna.

Dalam matematika jelas banyak sekali simbol-simbol yang


digunakan, baik yang berbentuk huruf maupun bukan huruf
sekumpulan simbol dalam matematika. Model matematika dapat
berupa persamaan, pertidaksamaan dan bentuk geometri tertentu.

5) Memperhatikan semesta percakapan

Semesta percakapan adalah ruang lingkup pembicaraan.


Benar atau salahnya, ada atau tidaknya solusi suatu model
matematika, sangat ditentukan oleh alam semesta di mana model
tersebut dibahas.

6) Konsisten di seluruh sistem.

Ada banyak sistem dalam matematika. Ada sistem yang


saling terkait satu sama lain, namun ada juga sistem yang terlihat
independen satu sama lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri


matematika tidak hanya bilangan, lambang, dan huruf, tetapi juga
mempunyai objek pemikiran, didasarkan pada kesepakatan, mempunyai
konsistensi dalam sistem, dapat dibuktikan secara deduktif dan diterima
kebenarannya.

e. Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu yang dapat dijadikan landasan bagi


perkembangan teknologi modern. Matematika memegang peranan
penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dapat memajukan pemikiran
manusia. Menurut Ibrahim dan Suparni ( 2012: 36) Tujuan pendidikan
matematika dari sekolah dasar sampai sekolah menengah adalah agar
siswa mempunyai keterampilan sebagai berikut:
25

1) Memahami konsep matematika

Matematika bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar


konsep dan menerapkan konsep atau algoritma secara fleksibel,
tepat, efisien dan akurat dalam menyelesaikan masalah.

2) Penalaran tentang pola dan sifat

Melakukan manipulasi matematika ketika membuat


generalisasi, mengumpulkan bukti, atau menjelaskan ide dan
pernyataan matematika.

3) Pemecahan masalah, meliputi kemampuan memahami masalah dan


merancang strategi penyelesaiannya.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas situasi atau permasalahan.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
menyelesaikan masalah.

Menurut Soedjadji (2000: 43) garis-garis besar program


pengajaran matematika memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan
awam diberikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan umum ialah:

1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan


keadaan pada pada kehidupan dan global yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, amanah, efektif dan efisien.
2) Mempersiapkan siswa supaya bisa menggunakan Matematika dan
pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari serta dalam
menyelidiki banyak sekali ilmu pengetahuan.
26

Sedangkan tujuan spesifik mata pelajaran matematika diberikan


buat pendidikan dasar ialah:

1) Menumbuhkan serta menyebarkan ketrampilan berhitung


(menggunakan bilangan) menjadi alat atau media dalam kehidupan
sehari- hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa melalui kegiatan matematika.
3) Menyebarkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal belajar
lebih lanjut di sekolah lanjutan tingkat pertama.

Berdasarkan pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa tujuan dari mata


pelajaran matematika merupakan mempersiapkan siswa dalam memahami
konsep, pola, dan model pada menuntaskan masalah pada pembelajaran
matematika dalam kehidupan sehari- hari. Pada pembelajaran matematika
seorang guru seharusnya bisa membangun syarat serta situasi pembelajaran
yang membuat siswa aktif dalam menerapkan, menyebarkan, ataupun
memvariasi konsep, pola, dan model yg dimiliki. Tujuannya adalah untuk
mempermudah dalam memecahkan suatu masalah pada pembelajaran
matematika yang dihadapi. Semakin luas serta kompleks pengetahuan wacana
ide atau gagasan matematika yg dimiliki, maka semakin bermanfaat dalam
menuntaskan problem yang dihadapi.

B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Friantini & Winata (2019) dengan judul
penelitian “Analisis Minat Belajar pada Pembelajaran Matematika”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskrispsikan minat
belajar siswa kelas X IIS SMA Negeri 1 Jelimpo tahun ajaran 2018/2019
pada Kabupaten Landak. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Subjek penelitian ini ialah peserta didik kelas X IIS yg terdiri asal
2 kelas yg berjumlah 76 siswa yg ditentukan menggunakan metode
sampling jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata jawaban secara
27

menyeluruh yaitu 58%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa


kelas X IIS memiliki minat belajar pada pembelajaran matematika. Bila
berdasarkan gender, siswa kelas X IIS SMA Negeri 1 Jelimpo berjenis
kelamin laki-laki memperoleh persentase rata-rata jawaban secara
keseluruhan sebesar 55% dan siswa berjenis kelamin perempuan
memperoleh persentase rata-rata jawaban secara keseluruhan sebanyak
62%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa laki-laki dan wanita
mempunyai minat belajar di pembelajaran matematika. Jika dibandingkan
antara persentase rata-rata minat belajar peserta didik wanita lebih besar
daripada siswa laki-laki (62% > 55%). Maka dapat disimpulkan bahwa
minat belajar peserta didik wanita lebih baik daripada minat belajar peserta
didik laki-laki di pembelajaran matematika di kelas X IIS SMA Negeri 1
Jelimpo.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dores et al. (2019) menggunakan judul
penelitian “Analisis Minat Belajar Matematika siswa Kelas IV SDN 4
Sirang Setambang Tahun Pelajaran 2018/2019”. Latar belakang penelitian
ini merupakan rendahnya yang akan terjadi belajar matematika di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 4 Sirang Setambang. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti, salah satu penyebabnya adalah rendahnya minat
belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minat belajar
siswa pada mata pelajaran matematika, untuk membahas faktor-faktor
pendukung serta penghambat minat belajar peserta didik dan untuk
mengungkapkan upaya-upaya yang dilakukan pengajar dalam mengatasi
faktor penghambat minat belajar tersebut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu naratif dengan memakai pendekatan kualitatif. Subjek
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 17 orang. alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas IV SDN NO 4 Sirang Setambang berada pada kategori baik
28

menggunakan rata-rata hasil observasi sebanyak 68,24%. Faktor


pendukung minat belajar siswa adalah motivasi belajar siswa, adanya
arahan serta dorongan belajar yang diberikan oleh pengajar, lingkungan
belajar yang tenang, serta perlengkapan belajar yang lengkap. Faktor
penghambat minat belajar siswa yaitu kondisi kelas yang ramai, siswa
mempunyai kesibukan sendiri ketika guru membahas materi dan siswa yang
tidak mempunyai kesiapan belajar dalam perlengkapan belajarnya tidak
lengkap. Upaya yang dilakukan pengajar buat mengatasi faktor penghambat
minat belajar merupakan guru menyampaikan motivasi pada siswa ketika
pelajaran akan dimulai serta arahan dan dorongan di ketika pembelajaran
sedang berlangsung.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Sari (2020) dengan judul penelitian “Analisis
Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika di SD Negeri 37
Kaur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa pada
pembelajaran matematika di SD Negeri 37 Kaur. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Adapun pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan
dokumentasi. Sementara dalam menganalisis data peneliti menggunakan
teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah minat
ditinjau dari keseluruhan indikator yang mempengaruhi berada pada
kategori berminat. Dengan persentase siswa yang sangat berminat ada 4
orang (16,7 %), siswa yang berminat ada 9 orang (37,5 %), siswa yang
cukup berminat ada 11 orang (45,8 %), siswa yang kurang berminat dan
tidak berminat tidak ada (0 %). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa di SD Negeri 37 Kaur memiliki minat belajar pada pembelajaran
matematika.
4. Penelitian ini dilakukan oleh Sumarni (2020) dengan judul “Analisis Minat
Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Secara Daring Di Kelas
V Sd Semester Genap”. Penelitian ini berlatar belakang dengan adanya
pandemik Covid-19 yang mengakibatkan perubahan dalam pelaksanaan
29

pembelajaran di sekolah yaitu dengan melaksanakan pembelajaran secara


daring. Dalam hal ini guru, siswa dan orang tua kerap kali mengalami
berbagai hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran daring, termasuk
timbulnya rasa jenuh, lelah, cemas dan kurang semangat pada siswa.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, mengenai faktor intrinsik yang
dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, salah satunya yaitu minat belajar
siswa. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan gambaran
proses pembelajaran matematika dengan pembelajaran daring dan minat
belajar matematika secara daring di sekolah dasar. Metode penelitian yang
digunakan yaitu penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan
teknik pengumpulan data berupa kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka
untuk siswa melalui Google Form dan wawancara non-struktural.
Penelitian melibatkan wali kelas dan siswa kelas V di SDIT Insan Teladan
Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Berdasarkan data yang
diperoleh, dari 24 siswa, terdapat 4 siswa yang memiliki skor interpretasi
sangat tinggi yaitu 81% dan 82%, terdapat 18 siswa dengan skor interpretasi
tinggi yaitu dengan skor diantara 61% - 80% dan siswa lainnya memperoleh
skor sedang. Sedangkan untuk proses pembelajaran matematika secara
daring di SDIT Insan Teladan sudah berjalan dengan baik dan guru mampu
mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika.
5. Penelitian ini dilakukan oleh Chaerunnisa & Bernard (2021) dengan judul
penelitian “Analisis Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran
Matematika Dengan Menggunakan Media Scratch”. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis minat siswa sekolah dasar dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan media scratch. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian sebanyak 15 siswa SD di Cimahi tahun pelajaran 2020-2021.
Instrumen yang digunakan adalah pemberian angket skala minat belajar
siswa, uji tes dan wawancara. Scratch adalah bahasa pemrograman yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam bentuk permainan,
30

kuis, animasi dan lainnya. Dilihat dari hasil data angket skala minat belajar
siswa memiliki persentase 73,25. Seluruh hasil data dalam penelitian ini
diolah menggunakan Microsoft Excel dengan mencari rata-rata setiap
indikator minat belajar. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa minat
belajar siswa Sekolah Dasar pada pembelajaran matematika dengan
menggunakan media scratch termasuk ke dalam kategori kuat
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Persamaan Perbedaan
1. Rizki Analisis Minat Penelitian ini juga Perbedaan penelitian
Nurhana Belajar pada melakukan diatas dengan penelitian
Friantini dan Pembelajaran analisis minat yang dilakukan penulis
Rahmat Matematika belajar pada adalah dari segi jenis
Winata pembelajaran penelitian, penelitian
matematika terdahulu
menggunakan kualitatif
deskriptif sedangkan
penelitian ini
menggunakan
kuantitatif deskriptif.
Perbedaan instrument,
penelitian terdahulu
menggunakan data
(wawancara)
sedangkan penelitian
ini menggunakan
angket. Perbedaan
subjek, penelitian
terdahulu pada kelas X
sedangkan penelitian
ini pada kelas III
2. Olenggius Analisis Minat penelitian ini Dari hasil penelitian
Jiran Dores Belajar sama-sama tersebut menunjukkan
Matematika menganalisis perbedaan jenis
31

siswa Kelas IV minat belajar pada penelitian, penelitian


SDN 4 Sirang pembelajaran terdahulu
Setambang matematika dan menggunakan kualitatif
Tahun Pelajaran persamaan pada sedangkan penelitian
2018/2019 subjek siswa SD. ini kuantitatif.
Perbedaan instrument,
penelitian terdahulu
menggunakan data
wawancara sedangkan
penelitian ini
menggunakan angket.
Perbedaan kelas subjek,
penelitian terdahulu
pada kelas IV
sedangkan penelitian
ini pada kelas III
3. Ela Winda Analisis Minat Penelitian ini juga Perbedaan penelitian
Sari Belajar Siswa melakukan diatas dengan penelitian
Pada analisis minat yang dilakukan penulis
Pembelajaran belajar pada adalah dari segi objek
Matematika di pembelajaran adalah SD Negeri 37
SD Negeri 37 matematika, Kaur sedangkan
Kaur persamaan jenis penelitian ini adalah
penelitian yaitu kelas III
kuantitatif
deskriptif,
persamaan
instrumen yaitu
angket serta
persamaan subjek
siswa SD
4. Nani Sumarni Analisis Minat Penelitian ini juga Perbedaan penelitian
Belajar Siswa melakukan pada kelas subjek,
Terhadap analisis minat penelitian terdahulu
Pembelajaran belajar pada pada kelas V sedangkan
32

Matematika pembelajaran penelitian ini pada kelas


Secara Daring matematika, III. Perbedaan proses
Di Kelas V Sd persamaan jenis pembelajaran,
Semester Genap penelitian yaitu penelitian terdahulu
kuantitatif pembelajaran daring
deskriptif, sedangkan penelitian
persamaan ini luring. Perbedaan
intrumen yaitu penyebaran angket,
angket, persamaan penelitian terdahulu
subjek siswa SD menggunakan g-form
sedangkan penelitian
ini disebarkan langsung
pada siswa.
5. Nabila Aulia Analisis Minat Penelitian ini juga Penelitian ini meneliti
Chaerunnisa, Belajar Siswa melakukan minat belajar
Martin Sekolah Dasar analisis minat matematika dengan
Bernard Pada belajar pada media scratch
Pembelajaran pembelajaran sedangkan penelitian
Matematika matematika, ini hanya meneliti
Dengan persamaan subjek minat belajar
Menggunakan siswa SD matematika. Perbedaan
Media Scratch jenis penelitian,
penelitian terdahulu
menggunakan kualitatif
sedangkan penelitian
ini menggunakan
kuantitatif. Perbedaan
instrumen, penelitian
terdahulu
menggunakan data
wawancara sedangkan
penelitian ini
menggunakan angket.
Perbedaan kelas subjek,
penelitian terdahulu
33

pada satu sekolah


sedangkan penelitian
ini pada kelas III.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka akan dilakukan analisis pada minat belajar matematika.
Dilakukannya analisis ini untuk mengevaluasi permasalahan yang ada.
Permasalahan yang terkait dengan kurangnya minat belajar pada pembelajaran
matematika. Dalam analisis ini juga dapat melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa pada pembelajaran matematika di SD.
Alternatif atau cara lain yang dipergunakan dalam memecahkan
masalah tersebut merupakan dengan menganalisis kembali minat belajar siswa
pada pembelajaran matematika demi tercapainya pembelajaran yang
diperlukan. Analisis dilakukan sebab cocok digunakan dalam menaikkan minat
belajar siswa serta mengevaluasi pembelajaran matematika di sekolah.
Secara skematis, kerangka berpikir dalam penelitian ini akan
digambarkan sebagai berikut:
34

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Pentingnya/ Urgensi Minat Belajar:

Minat Belajar dapat mendorong rasa


ingin tahu siswa untuk terus belajar,
sehingga minat belajar dapat
berpengaruh pada hasil belajar

Minat Belajar Matematika Siswa


Rendah:

1. Tedapat siswa yang tak


memeperhatikan
2. Terdapat siswa yang sibuk sendiri
saat pembelajaran
3. Siswa kurang berani mengajukan
pertanyaan

Indikator Minat:

1. Perasaan Senang
2. Perhatian Siswa
3. Ketertarikan Siswa
4. Keterlibatan Siswa

Minat Belajar Siswa Pada


Pembelajaran Matematika Kelas III
MIM PK Gatak Sukoharjo

Tingkatan/ Kategori Minat


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini. Metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel disebut dengan penelitian kuantitatif. Variabel-variabel
ini diukur sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik. Sedangkan metode yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian
yang ditujukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan
atau fenomena-fenomena apa adanya.
Tujuan pemilihan jenis penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran secara detail mengenai minat belajar siswa pada pembelajaran
matematika kelas III di MIM PK Blimbing Gatak Sukoharjo.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di MIM PK Blimbing, Kecamatan Gatak,


Kabupaten Sukoharjo dengan pertimbangan di sekolah tersebut minat
belajar siswa masih rendah terlihat dari siswa yang tidak memperhatikan
saat guru mengajar.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan secara bertahap yang dimulai pada


bulan Oktober 2022 sampai bulan Maret 2023.

35
36

Tabel 3. 1
Waktu Penelitian

No. Kegiatan Bulan


2023 2024
Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Observasi Pra Penelitian
2. Penyusunan Instrumen
3. Uji Coba Instrumen
4. Pengambilan Data
5. Analisis Data
6. Penyajian Data
7. Penyusunan Laporan

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2013: 80). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di MIM PK Blimbing Gatak
Sukoharjo yang berjumlah 31 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 81). Berdasarkan masalah yang akan
diteliti, penarikan sampel pada penelitian ini akan menggunakan teknik
sampling jenuh. Teknik ini digunakan karena pupolasi yang ada pada kelas
III MIM PK Blimbing Gatak Sukoharjo hanya 31. Sampling Jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
37

sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil
(Sugiyono, 2013: 85).

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling penting dalam
sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh
atau mendapatkan data (Sugiyono, 2019: 224). Teknik pengumpulan data
yang diperlukan dalam penelitian ini, maka memerlukan metode sebagai
berikut:
a. Angket

Angket adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan


menggunakan cara memberikan atau membagi daftar pertanyaan atau
peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab atau ditanggapi.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila
peneliti paham dengan pasti variabel yang akan diukur dengan harapan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Sugiyono, 2019:
219).

Dalam penelitian ini, peneliti membuat beberapa kuesioner yang


berisi sejumlah pernyataan untuk dijawab oleh peserta didik yang isinya
tentang minat belajar matematika siswa MIM PK Blimbing Gatak
Sukoharjo.

Kisi-kisi angket minat belajar matematika


38

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Minat Belajar

No Indikator Jumlah Pernyataan


Pernyataan Positif Negatif
1. Perasaan senang siswa dalam 8 1, 4, 8, 11, 14,
mengikuti pembelajaran 22 21,30

2. Perhatian siswa terhadap 7 2, 10, 12, 16, 20


pembelajaran 23, 29

3. Ketertarikan siswa terhadap 8 6, 7, 9, 17, 19,


pembelajaran 24 25, 28

4. Keterlibatan siswa terhadap 7 3, 5, 26 13, 15,


pembelajaran 18, 27

Jumlah 30

Berdasarkan kisi-kisi tersebut maka akan disusun lembar angket


minat belajar siswa dengan menggunakan skala likert dengan 4
kemungkinan jawaban. Angket ini terdiri dari 30 pernyataan.
Pernyataan tersebut dibagi menjadi 15 pernyataan positif dan 15
pernyataan negative dengan rubrik sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rubrik Skor

No Alternatif Jawaban Nilai

Positif negatif

1. SS = Sangat Setuju 4 1

2. S = Setuju 3 2

3. TS = Tidak Setuju 2 3

4. STS = Sangat Tidak Setuju 1 4


39

b. Dokumen

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung


dari tempat penelitian (Sudaryono, 2016: 90). Dalam penelitian ini,
metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai latar
belakang sekolah, jumlah siswa, dan daftar nama siswa di MIM PK
Blimbing Gatak Sukoharjo.

E. Teknik Validitas
1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk


mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2019: 193).

Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan dalam


kuesioner dapat menjawab dan mengungkap sesuatu yang sedang diukur
dengan tepat dan akurat. Dalam penelitian ini menggunakan validitas oleh
pakar ahli atau orang yang berpengalaman atau disebut expert judgment.
Validitas Ahli meliputi:

a. Validasi isi, adalah instrumen yang berbentuk test yang sering


digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan
mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Dalam
penelitian ini validitas isi digunakan untuk memastikan seluruh aspek
minat belajar telah tercakup pada angket. Kriteria validasi isi meliputi
kesesuaian dan konsistensi isi, format, kelogisan pernyataan angket
dengan indikator yang diukur. Pengujian validitas isi dilakukan oleh
validator ahli (Sugiyono, 2013: 125).
b. Validitas konstruk, dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsuItasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya
40

tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli akan memberikan


pendapat apakah instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada
perbaikan, dan mungkin dirombak total (Sugiyono, 2013: 125).

Pakar ahli atau orang yang berpengalaman diminta memberikan


tanggapan, rekomendasi, dan evaluasi mengenai instrumen penelitian. Jika
pakar ahli setuju bahwa instrumen penelitian dapat mengukur hasil dengan
tepat dan akurat, maka instrument penelitian dinyatakan valid.

F. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul dengan lengkap maka langkah


selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Dalam penelitian ini, teknik analisis
data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah bagian
dari statistik yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menentukan nilai-nilai
statistik dan pembuatan diagram atau grafik mengenai suatu hal agar mudah
dibaca dan dipahami. Statistik deskriptif digunakan hanya untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil peneltian tanpa melakukan
generalisasi/inferensi (Sugiyono, 2019: 206). Jadi penelitian ini hanya
menyebutkan, memaparkan dan mendeskripsikan secara obyektif data yang
diperoleh tanpa bertujuan menguji hipotesis.

Setelah angket tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran


matematika terkumpul dengan lengkap. Langkah selanjutnya adalah
menganalisa data perihal minat belajar peserta didik pada pembelajaran
matematika, dilakukan dengan memakai bentuk skoring, untuk memilih
skoring seluruh pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai setiap jawaban
menjadi berikut:
41

No Alternatif Jawaban Nilai

Positif negatif

1. SS = Sangat Setuju 4 1

2. S = Setuju 3 2

3. TS = Tidak Setuju 2 3

4. STS = Sangat Tidak Setuju 1 4

(Sari, 2020)

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui tinggi


rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika di MIM PK
Blimbing Gatak Sukoharjo yaitu statistik deskriptif dengan persentase. Analisis
deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian digunakan untuk
menentukan harga rata-rata hitung (Mean), Modus (Mo), Median (Me), dan
simpangan baku (SD) menurut (Gunawan, 2015) dengan rumus sebagai
berikut:

1. Mean
Mean (rata-rata) adalah nilai rata-rata dari data-data yang ada,
disimbolkan dengan µ (baca miu) atau (baca: X bar.

Dengan rumus:

𝛴𝑥
𝑀𝑒 =
𝑛

Keterangan:

Me = Mean

𝛴𝑥 = Jumlah semua nilai data

𝑛 = Jumlah data
42

2. Median
Median adalah nilai tengah dari data yang ada setelah diurutkan.
Dalam penelitian ini, jumlah datanya genap, maka mediannya adalah
hasil bagi jumlah dua data yang ada di tengah. Rumus dari median yaitu:

𝑋𝑛 +1
Md= 2

Keterangan:

Md = Median

𝑋𝑛 = Data ke-n

3. Modus

Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam sebuah data.

Rumus dari modus yaitu:

𝑀𝑜 = nilai yang frekuensinya paling tinggi


4. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah simpangan baku dari sebuah data yang telah
disusun dalam tabel distribusi atau tergolong. Standar deviasi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝛴(𝑥−𝑥̅ )2
SD = √ 𝑛

Keterangan:

SD = Standar deviasi

𝑥 = Nilai Tengah

𝑥̅ = Nilai rata-rata (mean)

n = Jumlah data
5. Kategorisasi.
43

Kategorisasi adalah proses dan hasil pengelompokan benda, ide,

atau pengalaman manusia ke dalam kategori yang berbeda. Kategori

adalah suatu kelas atau kelompok yang mempunyai ciri-ciri umum atau

arti tertentu. Kategorisasi membantu kita mengenali, membedakan, dan

memahami dunia di sekitar kita (KBBI, 2016)

Untuk mengidentifikasi kecenderungan rata-rata tiap variabel

digunakan rerata (M) ideal dan simpangan baku ideal (SD) tiap variabel

dimana:

M = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SD = (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)

Kecenderungan tiap-tiap variabel digolongkan menjadi 5 (lima)

kategori, yaitu:

Tabel 3.6
Kategori Minat Belajar

Kategori Rumus

Sangat Tinggi X ≥ M + 1,5 SD

Tinggi M + 0,5 SD < X < M + 1,5 SD

Sedang M - 0,5 SD < X < M + 0,5 SD

Rendah M - 1,5 SD < X < M - 0,5 SD

Sangat Rendah X ≤ M - 1,5 SD

(Azwar, 1999)
DAFTAR PUSTAKA

Andri, Zagir, Z., & Dores, O. J. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
rendahnya Prestasi belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di SD Negeri
04 Bati Tahun Pelajaran 2016/2017. Pendidikan Dasar, 3.

Azwar, S. 1999. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajae.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. “KBBI.” Kbbi.Web.Id. 2016.


https://kbbi.web.id/kategorisasi.

Chaerunnisa, Nabila Aulia, & Martin Bernard. 2021. “Analisis Minat Belajar Siswa
Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media
Scratch.” Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 6, 2.
https://doi.org/10.22460/jpmi.v4i6.1577-1584.

Djamarah, S. B. (2015). Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Dores, Olenggius, Fatkhan Huda, & Rusita Riana. 2019. “Analisis Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri 4 Sirang Setambang Tahun
Pelajaran 2018/2019.” J-Pimat : Jurnal Pendidikan Matematika 1 (May): 38–
48. https://doi.org/10.31932/j-pimat.v1i1.408.

Fahrurrazi. (2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. Aceh: Jurnal At-Tafkir.11.

Fathurrahman, & Sulistyorini. 2012. Belajar Dan Pembelajaran: Meningkatkan Mutu


Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Bengkulu: Teras.

Gunawan, Muhammad Ali. 2015. Statistik Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi


Dan Sosial. Yogyakarta: Parama Publishing.

Hadi, Syamsul. 2019. “(Trends In International Mathematics And Science Study).”

Hamruni. (2009). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.


Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Hamzah, A., & Muslihrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran


Matematika. Jakarta: Rajawali.

Hanafi, H., Adu, L., & Muzakkir, H. (2018). Profesionalisme Guru dalam Mengelola
Kegiatan Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Deepublish.

Ibrahim, & Suparni. (2012). Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Teras.

44
45

Isro’atun, I., Hanifah, N., Maulana, M., & Suhaebar, I. (2020). Pembelajaran
Matematika dan Sains secara Integrative melalui Situation-Based Learning.
Sumedang: UPI Sumedang Press.

Kemenag. 2019. Al-Qur’an. Bandung: Penerbit Jabal.

Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rajawali Press.

Kompri. (2017). Belajar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: Media


Akademi.

Nasaruddin. (2013). Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajran Matematika Di


Sekolah. Sulawesi Selatan: Al-Khawarizmi. 2.

Ningsih, Sestia, Ida Bagus Kade Gunayasa, & Nurul Kemala Dewi. 2022. “Pengaruh
Literasi Numerasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III
SDN Lingkok Lima Tahun Ajaran 2021/2022.” Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan 7 (3c): 1938–43. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3c.881.

Nureva, Nureva, & Susi Mariyana. 2019. “Hubungan Antara Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Sdn 3 Jatimulyo.” Jurnal Pajar (Pendidikan
dan Pengajaran) 3 (6): 1322. https://doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7895.

Nurhasanah, Siti, & A. Sobandi. 2016. “Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa (Learning Interest as Determinant Student Learning Outcomes).”
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran 1.

Ormord, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan (membantu siswa tumbuh dan


berkembang) (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.

Pasaribu, D. S., & Hendri, M. (2017). Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada
Materi Listrik Dinamis Di Kelas X Sman 10 Muaro Jambi. Jambi: Edufisika.
02(01).

Putri, Risky Mandala, & Savitri Wanabuliandari. 2022. “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kurangnya Minat Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Mi
Tarbiyatul Islamiyah Didesa Winong.”

Rofiiqoh, Hanaan, Tri Saptuti Susiani, & Ratna Hidayah. 2020. “Hubungan Minat
Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdn Se-Kecamatan
Kutoarjo Tahun Ajaran 2019/2020.” Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah
Kependidikan 8 (3). https://doi.org/10.20961/jkc.v8i3.45524

Rohmah, N. (2015). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.


46

Safari. (2003). Indikator Minat Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sari, Ela Winda. 2020. Analisis Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika
Di Sd Negeri 37 Kaur. Bengkulu.

Siagian, Muhammad Daud. 2016. “Kemampuan Koneksi Matematik Dalam


Pembelajaran Matematika.” Journal Of Mathematics Education And Science 2:
60. Journal of Mathematics Education and Science

Slameto, A. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Slameto, A. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suandito, Billy. 2017. Bukti Informal Dalam Pembelajaran Matematika. Al-Jabar:


Jurnal Pendidikan Matematika 8 (1): 13–24.
https://doi.org/10.24042/ajpm.v8i1.1160.

Subekti, Muhammad Rian, Agusta Kurniati, & Teodora Firda. 2021. “Analisis Minat
Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 25 Gurung Peningkah Kayan Hilir
Tahun 2020/2021.” J-PiMat : Jurnal Pendidikan Matematika 3 (2): 417–26.
https://doi.org/10.31932/j-pimat.v3i2.1376

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RnD. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,


R&d Dan Penelitian Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Sumarni, Nani. 2020. “Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 2020.”

Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media.

Suseno, M. (2020). Mengukur Minat Profesi Guru Instrumen dan Teknik Validasi.
Jakarta Timur: UNJ Press.

Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.


47

Syahputra, E. (2020). Snowball Throwing Tingkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar.
Sukabumi: Haura Publishing.

Wingkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.


48

L
A
M
P
I
R
A
N
49

Instrumen Penelitian

Angket Minat Belajar


Nama Siswa :
Kelas :

Petunjuk
1. Tulislah nama dan kelas di tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai

dengan masing-masing pernyataan

3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya

4. Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih

5. Keterangan: SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak

Setuju.

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Saya merasa senang ketika jam
pelajaran matematika dimulai

2 Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh


saat guru menjelaskan

3 Saya akan bertanya pada guru jika ada materi


matematika yang belum saya pahami

4 Saya merasa senang ketika belajar matematika karena


pelajaran matematika menantang bagi saya

5 Saya berani mengerjakan soal di depan kelas


50

6 Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang


diberikan guru kepada saya dengan sungguh-
sungguh
7 Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi
kelas maupun diskusi kelompok

8 Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti


pembelajaran matematika

9 Saya mau untuk mengerjakan soal di depan dan


menjelaskan ke teman yang lain

10 Saya peduli kepada teman lain yang mengalami


kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan
guru
11 Saya malas untuk megikuti pelajaran matematika
karena materinya sulit untuk dipahami

12 Saya mengobrol dengan teman ketika guru


menjelaskan materi matematika

13 Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi


matematika yang belum saya pahami

14 Saya merasa bosan saat mengikuti pelajaran


matematika

15 Saya lebih sering melamun ketika mengikuti


pembelajaran matematika

16 Apabila guru memberikan tugas, saya


mengerjakannya dengan menyalin tugas teman saya
17 Saat diskusi kelas atau diskusi kelompok saya lebih
suka diam dan tidak terlihat dalam diskusi

18 Saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran


matematika karena pelajarannya sulit dan terdapat
banyak rumus
51

19 Ketika guru meminta siswa mengerjakan soal di


papan tulis, saya lebih memilih diam walaupun saya
mengetahui langkah penyelesaian dari soal tersebut

20 Saya acuh tak acuh dengan teman lain yang kesulitan


dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru

21 Matematika membuat saya dalam kesulitan

22 Saya mengerjakan tugas matematika dengan senang


hati

23 Saya tidak berbicara sendiri ketika guru menjelaskan

24 Saya ingin mencatat dan memahami materi yang


dituliskan guru matematika di depan kelas

25 Saya merasa ngantuk ketika guru matematika


menjelaskan materi

26 Saya menanggapi setiap pertanyaan dari guru


matematika

27 Saya malu menyampaikan pendapat saya ketika


pelajaran matematika

28 Saya merasa bosan dengan pelaharan matematika

29 Saya menegur teman yang berbincang ketika


pelajaran matematika

30 Saya merasa pelajaran matematika adalah sebuah


beban

Anda mungkin juga menyukai