Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI FILARIASIS

Aspek Klinis
Gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik sedangkan larva mikrofilaria kadang-kadang menimbulkan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult filariasis. Dalam perjalanan penyakit filariasis bermula dengan adenolimfangitis akuta berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem limfatik.
Perjalanan penyakit dapat dibagi ke dalam beberapa stadium :

1.

Masa prepaten Masa prepaten, masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia

berkisar antara 3-7 bulan. Hanya sebagian saja dari penduduk di daerah endemik yang menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik ini pun tidak semua kemudian menunjukkan gejala klinis. Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik amikrofi laremik dan asimtomatik mikrofilaremik. 2. Masa inkubasi Masa inkubasi, masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya gejala klinis berkisar antara 8-16 bulan. 3. Gejala klinik akut Gejala klinik akut disebabkan oleh pertumbuhan cacing dalam sistem limfatik dan penderita dapat menunjukkan gejala limfadenitis, dan limfangitis disertai demam tinggi, sakit kepala, menggigil, dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat amikrofi laremik maupun mikrofilaremik. Pada stadium ini mikrofilaria keluar di dalam darah. Filariasis bancrofti pembuluh limfe alat kelamin laki-laki sering terkena disusul funikulitis, epididimitis dan orchids. Adenolimfangitis inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam 315 hari dan serangan terjadi beberapa kali dalam setahun.

Filariasis brugia Limfadenitis paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras. Kadang-kadang disertai limfangitis retrograd. Pembuluh limfe menjadi keras dan nyeri dan sering terjadi limfedema pada pergelangan kaki dan kaki. Penderita tidak mampu bekerja selama beberapa hari. Serangan dapat terjadi 12x/tahun sampai beberapa kali perbulan. Kelenjar limfe yang terkena dapat menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan meninggalkan parut yang khas. 4. Gejala menahun Gejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan adenolimfangitis masih dapat terjadi. Gejala menahun ini menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas penderita serta membebani keluarganya. Filariasis bancrofti hidrokel paling banyak ditemukan. Di dalam cairan hidrokel ditemukan mikrofilaria. Limfedema dan elefantiasis terjadi di seluruh tungkai atas, tungkai bawah, skrotum, vulva atau buah dada, dan ukuran pembesaran di tungkai dapat 3 kali dari ukuran asalnya. Chyluria terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. Filariasis brugia elefantiasis terjadi di tungkai bawah di bawah lutut dan lengan bawah, sedang ukuran pembesaran ektremitas tidak lebih dari 2 kali ukuran asalnya.

Diagnosis
Cara yang terpenting untuk membuktikan adanya infeksi filaria yaitu dengan menemukan mikrofilaria dalam darah tepi atau dalam cairan jaringan lainnya.

Pemeriksaan Darah
Darah harus diambil pada waktu yang sesuai, tergantung pada periodisitas infeksi. Pada tipe periodik nokturna, darah biasanya diambil sekitar tengah malam dengan teknik: a. Sediaan basah

Dengan meletakkan setetes darah perifer pada sebuah kaca benda, ditutup dengan kaca tutup, dan diperiksa untuk mikrofilaria dengan pembesaran ringan. Parasit mudah dikenal karena besarnya dan pergerakannya. b. Sediaan darah tebal Dibuat sediaan pada kaca benda dengan jumlah darah 20-60 mm3, dibiarkan kering dan dipulas dengan pewarnaan hematosiklin, hemalum, atau Romanovsky. Giemsa salah satu pewarnaan Romanovsky, mempunyai keuntungan mewarnai sarung pada Brugia tapi tidak pada Wuchereria. c. Cara konsentrasi 1. Darah yang sudah dihancurkan dengan cara Knott disentrifus dengan memakai larutan formalin, dan sedimen diperiksa untuk menemukan mikrofilaria. 2. Teknik pemusingan mikrokapiler 9-10 mm darah dalam mikrokapiler dipusing selama 2-4 menit dengan kecepatan 1200 pusingan per menit memakai sentrifuse mikrohematokrit. Isi tabungnya kemudian diperiksa untuk mikrofilaria dengan pembesaran ringan. 3. Teknik kamar hitung Darah dicampur dengan aquades 10 kali volume darah dan diperiksa dengan kamar hitung. 4. Cara filtrasi dengan membran 1-10 ml darah disaring dengan saringan nukleopor (ukuran lubang 5 ) yang dipasang pada semprit hipodermik dengan adaptor Swinney.

Diagnosis Imunologi
Cara ini terutama untuk menemukan infeksi dalam: a. Masa tunas (inkubasi) b. Occult filariasis

c. Penilaian epidemiologi di lapangan

Cara yang paling banyak digunakan adalah : a. Tes hemaglutinasi pasif Antigen yang biasa dipakai dibuat dari cacing dewasa Dirofilaria limmitis atau Littosomoides carinii (filaria cotton rat ) b. Tes antibodi fluoresen Memakai mikrofilaria berbagai spesies termasuk Brugia yang dapat dipelihara pada hewan. c. ELISA Memakai antigen mikrofilaria dan cacing dewasa. d. Tes fiksasi komplemen dan imunodifusi Memakai beberapa macam antigen.
DAFTAR PUSTAKA Soedarto, 1991. Helmintologi Kedokteran. Cetakan I. EGC : Jakarta. Zaman, Viqar dan Loh Ah Keong. 1988. Parasitologi Kedokteran. Cetakan I. Binacipta : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai