I. PENDAHULUAN
Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya, ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur, dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid state) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan, dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers & Blatt, 1982). Macam metamorfosa (Jackson, 1970) : 1. Metamorfosa isokimia (sistem tertutup); tidak melibatkan atau hanya sedikit melibatkan perubahan komposisi kimia batuan. 2. Metamorfosa allokimia (sistem terbuka); melibatkan perubahan komposisi kimia batuan secara nyata, tipe metamorfosa ini sering disebut metasomatisme.
Faktor penyebab terjadinya metamorfosa : perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas (Huang, 1962). Perubahan temperatur dapat terjadi karena pemanasan akibat intrusi magmatik dan perubahan gradien geothermal. Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi besarnya. Fluida aktif yang banyak berperan adalah air, karbondioksida, asam hidroklorik, dan hidrofluorik; umumnya bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membantu reaksi kimia dan penyetimbangan mekanis (Huang, 1962).
III. MINERALOGI
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf : 1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan metamorf, ex. kuarsa, feldspar, muskovit,dll. 2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan metamorf, ex. mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit,dll. 3. Mineral indeks batuan metamorf, ex. garnet, andalusit, kianit, silimanit,dll.
Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya metamorfosa pada fase padat (Ramberg, 1952 dalam Jackson, 1970) : 1. Secretionary growth 2. Concentionary growth 3. Replacement
Tekanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas mineral pada batuan metamorf (Huang, 1962), dikenal 2 golongan mineral : 1. Stress mineral tahan terhadap tekanan, ex. kloritoid, staurolit dan kyanit. 2. Antistress mineral tidak tahan terhadap tekanan tinggi sehingga tidak pernah ditemukan pada batuan yang terdeformasi kuat, ex. Andalusit, korderit, augit, dll.
a. b. c. d.
V.2.
Struktur Non Foliasi Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Hornfelsic/Granulose, batuannya disebut hornfels (batutanduk). Cataclastic, batuannya disebut cataclasite (kataklasit) Mylonitic, batuannya disebut mylonite (milonit) Phyllonitic, batuannya phyllonite (filonit)
a. b.
c. d.
2.
1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata. 2. Afanit, bila butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata
VI.3.
Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri. Subhedral, bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya. Idioblastik, bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral. Hypidioblastik, bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral Xenoblastik, bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.
Porfiroblastik, bila terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari mineral lainnya. Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts. Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil. Mortar texture, bila fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing). Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi. Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir. Batuan metamorf yang hanya mempunyai satu tekstur saja sering disebut bertekstur homeoblastik, sedangkan batuan yang mempunyai lebih dari satu tekstur disebut bertekstur heteroblastik.
Untuk keperluan ekonomis, seperti marmer yang dipergunakan untuk tegel, pelapis dinding, dll. Berbagai keperluan lain, seperti mika (muskovit) untuk pembuatan bahan elektronik, garnet untuk hiasan karena merupakan semi precious stone, dll. Proses metasomatisme dapat menghasilkan endapan mineral logam yang dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti hematit, magnetit, spinel, pirit, kalkopirit, galena, dll.