Anda di halaman 1dari 20

PNEUMONIA ASPIRASI PADA

ANAK DAN DEWASA


Disusun Oleh :
Putri Pratiwi R
Fatinah

PENDAHULUAN
Pneumonia adalah inflamasi yang
mengenai parenkim paru.
Salah satu definisi klasik menyatakan
bahwa pneumonia adalah penyakit
respiratorik yang ditandai dengan
batuk, sesak nafas, demam, ronki
basah halus, dengan gambaran
inflitrat pada foto polos dada.

PENDAHULUAN
Pneumonia
aspirasi
merupakan
peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius, dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat yang disebabkan oleh
aspirasi benda asing baik yang berasal
dari dalam tubuh maupun di luar tubuh
penderita.1

PENDAHULUAN
Aspirasi merupakan proses terbawanya bahan yang
ada di orofaring pada saat respirasi kesaluran napas
bawah dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim
paru.
Kerusakan yang terjadi tergantung jumlah dan jenis
bahan yang teraspirasi serta daya tahan tubuh.
Etiologi dari pneumonia aspirasi di klasifikasikan
berdasarkan tipe substansi yang menyebabkan
gejala-gejala terjadinnya pneumonia, yaitu chemical
pneumonia (CP), bacterial pneumonia (BP), lipoid
pneumonia (LO), aspirasi dari benda asing dan
aspirasi pneumonia karena tenggelam / near
drowning.1,2,5

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Pneumonia
aspirasi
didefinisikan
sebagai
pneumonia yang disebabkan oeh masuknya
benda asing baik padat maupun cair atau
terhirupnya asap/uap ke dalam saluran napas
bawah yang berasal dari bahan endogen
maupun eksogen.
Bahan endogen yaitu berupa inhalasi isi
orofaring atau lambung ke dalam larynx dan
saluran pernafasan bawah.
Bahan
eksogen
yaitu
berupa
makanan/
minuman, air tawar/asin, dan bahan lainnya
(tanah, lumpur,dll).
Nama lainnya yaitu Anaerobic pneumonia,
aspirasi
vomitus,
pneumonia
necrotizing,
pneumonitis aspirasi, pneumonitis kimia.

TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika pneumonia aspirasi yang terjadi pada
komunitas (PAK) adalah sebanyak 1200 per 100.000
penduduk per tahun, sedangkan pneumonia aspirasi
nosokomial (PAN) sebesar 800 pasien per 100.000
pasien rawat inap per tahun
PA lebih sering dijumpai pada pria daripada
perempuan, terutama usia anak atau lanjut. 1,3
Aspirasi pneumonia adalahpenyebab kematian paling
umum pada pasien dengan disfagia karena gangguan
neurologis

TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
Etiologi dari pneumonia aspirasi di klasifikasikan
berdasarkan tipe substansi yang menyebabkan
gejala-gejala terjadinnya pneumonia, yaitu: 1,2,5
1.
2.
3.
4.
5.

Aspirasi dari asam lambung atau chemical pneumonia (CP).


Aspirasi dari bakteri yang berasal dari oral dan daerah
faringealatau Bacterial pneumonia (BP).
Aspirasi dari minyak yaitu umumnya minyak sayur yang
dapat menyebabkan exogenous lipoid pneumonia (LO),
pneumonia ini jarang ditemukan.
Aspirasi dari benda asing yang menyebabkan gagal nafas
dan beberapa kasus dapat beralnjut menjadi bacterial
pneumonia.
Aspirasi pneumonia karena tenggelam yaitu near drowning.

TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
1. Pada chemical pneumonia (CP), kerusakan
paru terjadi ketika pH aspirasi cairan kurang
dari 2.5, contohnya akiibat aspirasi asam
lambung, air suling dan air garam.
2. pada bacterial pneumonia (BP), bakteri yang
terlibat dalam infeksi paru anaerob
merupakan flora normal di daerah oral
(terutama dicelah gingiva), dan menjadi
pathogen ketika ditemukan dalam
konsentrasi yang tinggi sekitar 10 12/g.

TINJAUAN PUSTAKA
Pada lipoid pneumonia umumnya akibat efek
samping dari pemberian obat-obatan konstipasi
pada anak yang berminyak dan memiliki viskositas
tinggi sehingga menekan reflek batuk dan
memudahkan terjadinya aspirasi pada pasien
normal maupun pasien dengan gangguan menelan.
aspirasi akibat benda asing dapat menyebabkan
obstruksi jalan napas dari mulai glottis sampai
distal bronkus, banyak terdapat di segmen
posterior lobusj atas dan segmen superior lobus
bawah jika pasien dengan posisi terlentang. Apabila
posisinya berdiri, maka benda asing akan berada di
basal paru kanann, kerusakan primer paru dapat
terjadi akibat aspirasi benda asing tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
aspirasi akibat tenggelam (near drowning) ini
dibagi menjadi dua yaitu:
1. dry drowning
2. wet drownin

Pada dry drowning tidak terjadi aspirasi air laut/


tawar ke paru (dry lung) dan kematian disebabkan
oleh laringospasme pada saat air dingin masuk ke
daerah laring, dalam hal ini 10 15% umumnya
terjadi iritasi mekanik akibat air juga.
Sedangkan pada wet drowning terdapat air yang
masuk ke dalam paru sehingga paru-paru menjadi
basah (wet lung) dan umumnya 85 - 90% terjadi
gangguan pada paru akibat efek cairan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi yang mempengaruhi pneumonia aspirasi antara lain:

Kesadaran yang berkurang, merupakan hasil yang berbahaya


dari refleks batuk dan penutupan glottis.
Disfagia dari gangguan syaraf
Gangguan pada system gastrointestinal, seperti penyakit
esophageal, pembedahan yang melibatkan saluran atas atau
esophagus, dan aliran lambung.
Mekanisme gangguan penutupan glottis atau sfingter jantung
karena trakeotomi, endotracheal intubations (ET), bronkoskopi,
endoskopi atas dan nasogastric feeding (NGT)
Anestesi faringeal dan kondisi yang bermacam-macam seperti
muntahan yang diperpanjang, volume saluran cerna yang lebar,
gastrostomi dan posisi terlentang.
Lain-lain: fistula trakeo-esofageal, pneumonia yang berhubungan
dengan ventilator, penyakit periodontal dan trakeotomi.
pasien dengan stroke atau penyakit kritis yang membutuhkan
perawatan, kurangnya kebersihan gigi khususnya pada orang tua
atau pasien yang kondisinya lemah dapat menimbulkan koloni
organisme patogenik dalam mulut yang secara potensial bisa
menyebabkan
bertambahnya
jumlah
bakteri.Hal
ini
meningkatkan faktor resiko terjadinya pneumonia aspirasi.

TINJAUAN PUSTAKA
DAYA TAHAN TRAKTUS RESPIRATORIUS

Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah


sangat efisien untuk mencegahinfeksi dan terdiri dari: 3
Susunan anatomis rongga hidung
Jaringan limfoid di nasoorofaring
Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus
respiratorius dan sekret yangdikeluarkan oleh set epitel
tersebut.
Refleks batuk
Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret
yang terinfeksi.
Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe
regional.
Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral
terutama dari imunoglobulin A(IgA). 5

PATOFISIOLOGI
Terdapat 3 faktor determinan yang berperan dalam
pneumonia
aspirasi,
yaitu
sifat
material
yang
teraspirasi,volume aspirasi, serta faktor defensif host. 2
Perubahan
patologis
meliputi
kerusakan
epitel,pembentukan
mukus
dan
akhirnya
terjadi
penyumbatan bronkus. Selanjutnya terjadi infiltrasi sel
radang peribronkial (peribronkiolitis) dan terjadi infeksi baik
pada jaringan interstisial, duktus alveolaris maupun
dinding alveolus, dapat pula disertai pembentukan
membran hialin dan perdarahan intra alveolar. Gangguan
paru dapat berupa restriksi, difusi dan perfusi. 2
Pneumonia aspirasi mengarah kepada konsekuensi
patologis akibat sekret orofaringeal,nanah, atau isi lambung
yang masuk ke saluran napas bagian bawah.

PATOFISIOLOGI
Aspirasi mikroorganisme patologik yang berkoloni pada orofaring
adalah cara infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang paling
sering dan menyebabkan pneumonia bakteri.
Pneumonia anaerobik disebabkan oleh aspirasi sekret orofaringeal
yang terdiri dari mikroorganisme anaerob seperti Bacteroides,
Fusobacterium,Peptococcus,
dan
Peptostreptococcus
yang
merupakan spesies yang paling sering ditemukan diantara pasienpasien dengan kebersihan gigi yang buruk.
Awitan gejala biasanya terjadi secara perlahan-lahan selama 1
hingga 2 minggu, dengan demam, penurunan berat badan,
anemia, leukositosis, dispnea, dan batuk disertai produksi sputum
berbau busuk.
Abses-abses paru yang terbentuk pada parenkim paru dapat
rusak, dan empiema dapat timbul seperti mikroba-mikroba yang
berjalan ke permukaan pleura.
Kebanyakan abses-abses tersebut terbentuk pada paru kanan
bagian posterior dan segmen basilar bronkopulmonal akibat gaya
gravitasi karena banyak cabang yang langsung menuju cabang
bronkus utama kanan.2

PATOFISIOLOGI
Aspirasi isi lambung dalam jumlah besar juga dikenal
dengan Mendelson syndrome, yang bisa menyebabkan
pernafasan akut dalam waktu 1 jam.Kadar asam dan isi
lambung menghasilkan pembakaran kimia pada cabang
tracheobronchial yang terlibat dalam aspirasi. 2
Ada dua persyaratan untuk menghasilkan pneumonia
aspirasi:
1.
2.

Membahayakan bagi pertahanan biasa yang melindungi


saluran bawah, termasuk penutupan glottis, reflek
batuk, dan mekanisme pembukaan.
Sebuah inolukrum mengganggu saluran bawah dengan
sifat toksiknya langsung, stimulasi proses peradangan
dari bakteri inolukrum yang cukup atau penghambatan
karena volume zat atau zat partikelnya yang cukup.

Gambar 4. Alveoli yang terisi oleh aspirasi makanan. 7

MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis dapat berupa bronkopneumonia,
pneumonia
lobar,
pneumonia
nekrotikans,atau abses paru dan dapat diikuti
terjadinya empiema.
Pasien sering dijumpai batuk dan sesak napas
sesudah makan atau minum, selain itu juga
demam, wheezing, ronki basah, hipoksia,
takikardia, leukositosis, dan gagal nafas.
Pada hipoksemia berat sering terjadi akibat
rendahnya tekanan parsial arteri dan
penurunan dari komplians paru.

MANIFESTASI KLINIS
Aspirasi pneumonia dapat terjadi akut atau kronis tergantung
dari onset waktu, sifat dari substansi aspirasi, dan respon host
seseorang.
Pada infeksi anaerob bisa memberikan gambaran akut seperti
pneumonia pneumokokus berupa sesak napas pada saat
istirahat, sianosis.
Umumnya pasien datang 1-2 minggu sesudah aspirasi, dengan
keluhan demam mengigil, nyeri pleuritik, batuk, dan dahak
purulen berbau ( pada 50% kasus).
Kemudian bisa ditemukan nyeri perut, anoreksia, dan
penurunan berat badan, bersuara saat napas (mengi),takikardi,
merasa pusing atau kebingungan, merasa marah atau
cemas.1,2,5
Pada neonatus, gejala yang sering ditemukan yaitu gejala tidak
khas berupa serangan apnea, sianosis, merintih, napas cuping
hidung, takipnea, letargi, muntah, tidak mau minum, takikardi
atau bradikarid. Dapat dilihat retraksi subkosta dan demam.
Pada bayi BBLR seringkali hipotermi

Anda mungkin juga menyukai