Anda di halaman 1dari 11

Rica A.

Kinthan
 Bahasa Arab  Al Mayyitah
 Pengertiannya  yang mati tanpa disembelih

 Sedangkan menurut pengertian para ulama syari’at,


Al Mayyitah (bangkai) 

hewan yang mati tanpa sembelihan syar’i, dengan cara mati
sendiri tanpa sebab campur tangan manusia.

Dan terkadang dengan sebab perbuatan manusia, jika
dilakukan tidak sesuai dengan cara penyembelihan yang
diperbolehkan
 Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang
mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya.
 Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh,
dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat
ditentukan -setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke
dalam tubuh manusia yang kemudian akan berubah menjadi darah dan
daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.
 Karenanya Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:

ُ‫ت ِم َن ا ْل َح َر ِام فَالنَّا ُر أَ ْولَى لَه‬


َ َ‫أَ ُّي َما لَ ْح ٍم نَب‬

 “Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih
pantas untuknya”.
1) karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut
memang sudah haram.

seperti: bangkai, darah, babi, anjing, khamar, dan selainnya.
2) karena suatu sebab yang tidak berhubungan dengan dzatnya.
 asal makanannya adalah halal, akan tetapi dia menjadi
haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan
makanan tersebut.

Misalnya: makanan dari hasil mencuri, upah perzinahan, sesajen
perdukunan, makanan yang disuguhkan dalam acara-acara yang
bid’ah, dan lain sebagainya.
 Firman Allah: 
 “Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah” [Al Baqarah :173]
 “Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain
Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya” [Al Maidah : 3] 
 “Artinya : Katakanlah:”Tiadalah aku peroleh dalam wahyu
yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi
orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena
sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang disembelih atas
nama selain Allah”. [Al An'am :145]
 Adapun di dalam Sunnah Rasululloh, adalah hadits
Ibnu Abas Radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata. 
 “Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendapati seekor bangkai kambing yang diberikan
dari shodaqah untuk Maula (bekas budak) milik
Maimunah lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “Mengapa tidak kalian manfaatkan
kulitnya?”. Mereka menjawab. “ Ini adalah bangkai”.
Beliau bersabda : “Yang diharamkan hanyalah
memakannya” [Muttafaqun 'Alaihi]
 Ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari kategori
bangkai, yaitu belalang, ikan dan sebagainya dari macam binatang
yang hidup di dalam air.
 Rasulullah S.A.W. ketika ditanya tentang masalah air laut, beliau
menjawab:

“Laut itu airnya suci dan bangkainya halal.” (Riwayat Ahmad dan
ahli sunnah).

Dan firman Allah yang mengatakan: “Dihalalkan bagi kamu
binatang buruan laut dan makanannya.” (al-Maidah. 96)
 Juga sabda Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam 

“Artinya : Dihalalkan bagi kalian dua bangkai dan dua darah. Adapun dua
bangkai tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut
adalah hati (lever) dan limpa”
 Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW ketika ditanya tentang laut,
beliau menjawab,

 Artinya : “Air laut adalah suci dan halal bangkainya.” (HR. Al-
Tarmidzi, dia berkata,:Hadits Shahih”)

 Dalam hadits ini, kenapa Rasulullah SAW menghalalkan bangkai


ikan dan mengharamkan hewan-hewan yang lain?
 Para ahli menjawab pertanyaan ini bahwa ikan memiliki
keistimewaan yang Allah letakkan padanya. Yaitu apabila ikan
ditangkap dan keluar dari laut, lalu mati, niscaya darah-darahnya
akan terkumpul di jakun, seolah-olah disembelih.
 Ini adalah salah satu dari tanda kenabian beliau SAW, dan bahwa
beliau tidak berbicara dengan hawa nafsu.
 Dan sabda Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang berbunyi. 
 “Artinya : Seseorang bertanya kepada Rasulullah searaya
berkata : “Wahai Rasululloh! Kami mengarungi lautan dan
hanya membawa sedikit air. Apabila kami berwudhu dengannya
(air itu), maka kami kehausan. Apakah kami boleh berwudhu
dengan air laut?” Rasululloh Shallallahu ‘alaihi was allam
menjawab
 : “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya” [HR Sunan Al
Arba'ah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dan dishohihkan Al
Albani dalam Al Irwa' no.9 dan Silsilah Al Ahadits Al Shohihah
no. 480]

Anda mungkin juga menyukai